PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Fisiologi tumbuhan merupakan ilmu
yang mempelajari tentang proses, fungsi, dan aktifitas suatu organisme dalam
menjaga dan mengatur kehidupannya. Seperti halnya cabang ilmu biologi lain,
fisiologi tumbuhan juga mempelajari proses kehidupan yang sering mirip atau
identik pada banyak organisme. Fisiologi tumbuhan sebenarnya merupakan terapan
dari fisika dan kimia modern untuk memahami tumbuhan.karena itu kemajuan
fisiologi tumbuhan hampir seluruhnya bergantung pada kemajuan bidang fisika dan
kimia. Kini teknologi ilmu fisika terapan menyumbangkan peratan untuk membantu
penelitian bidang fisiologi tumbuhan serta pengetahuan dasar yang dipakai untuk
menafsirkan berbagai hasilnya (Campbell, 2000).
Dalam mempelajari fisiologi
tumbuhan,yang paling mendasar perlu di pelajari adalah ilmu tentang sel.
Tumbuhan termasuk organisme miltiseluler yang terdiri dari berbagai jenis sel
terspesialisasi yang bekerja sama melakukan fungsinya. Sel tumbuhan meliputi
berbagai organel seperti dinding sel, sitoplasma,membrane plasma, reticulum
endoplasma, badan golgi, vakula, badan mikro, sferosom, rangka sel dan nucleus.
Masing-masing organel memiliki struktur dan fungsi yang berbeda. Dan dalam
tumbuhan itu terdapat sel hidup dan sel mati sel hidup adalah sel yang masih
menunjukkan aktifitas kehidupan yang di tunjukkan dengan adanya bagian-bagian
protoplas dalam sel atau dengan adanya hasil metabolisme yang berupa bahan
ergastik, sedangkan sel mati hanya berupa ruang kosong yang dibatasi oleh
dinding sel (Yustia.A, 2007).
Berdasarkan pemaparan diatas itulah
yang melatar belakangi dilakukannya praktikum Melihat dan Mengamati Sel Hidup
dan Sel Mati.
1.2 Tujuan
Adapun
tujuan dari praktikum Pengamatan Bentuk Serta Bagian Sel Hidup dan Sel Mati
yaitu:
1.
Untuk melihat dan mengamati beberapa
macam bentuk sel.
2.
Untuk melihat dan mengamati
bagian-bagian sel hidup dan sel mati.
1.3 Manfaat
Adapun
manfaat dari praktikum Pengamatan Bentuk Serta Bagian Sel Hidup dan Sel Mati
yaitu:
1.3.1
Manfaat Umum
Untuk mengamati
bagian sel pada tumbuhan apakah sel mati atau sel hidup.
1.3.2
Manfaat Bagi Kesehatan Masyarakat
Untuk
mengamati bagian sel dan juga mengamati sel yang bagus dan sel yang cocok untuk
tanaman obat tradisional.
BAB II
TINJAUAN
PUSTAKA
2.1
Sejarah
Penemuan mikroskop oleh
Antonie Van Leeuwenhoek telah banyak membantu para ahli dalam kegiatan
penelitiannya. Robert Hooke seorang ilmuan inggris pada pertengahan abad xvii,
dengan memanfaatkan mikroskop, berhasil seorang pertama yang melihat adanya
ruang ruang kecil yang di batasi dinding-dinding pada irisan jaringan tumbuhan.
Ruang-ruang kecil ini dinamakan cella (sel). Dengan penemuan sel oleh Robert
Hooke para ahli mulai tertarik, apalagi setelah diketahui bahwa kegiatan yang
epenting dari sel tidak hanya dinding sel selulosa yang dilihat Robert Hooke tetapi
meliputi isi sel tersebut (Gul, 2007).
Dua
abad kemudian, yaitu pada permulaan abad XIX, Johannes Parkinye memperkenalkan
istilah “protoplasma” untuk cairan yang terdapat dalam sel hidup. Pada tahun
yang sama, Matthias Schleiden seorang ahli botani dan Theodor Schwann ahli
zoologi merumuskan suatu generalisasi yang kemudian berkembang menjadi “teori
sel”, bahwa sel adalah unit struktural dan fungsuonal dari semua organism, unit
dasar yang mempunyai semua cirri khas makhluk hidup (Gul, 2007).
Suatu penegasan lagi ditemukan oleh Rudolf
Vichrow yang mengatakan Omnis
cellula-celllula
yang artinya bahwa semua sel berasal dari sel pula. Dengan
demikian, sel merupakan unit pertumbuhan pada mahluk hidup sehinnga, menurut
Agust Weismann, nenek moyang mahluk hidup dapat ditelusuri (Gul, 2007).
Beberapa ahli telah mencoba
menyelidiki tentang struktur dan fungsi sel, dan kemudian muncullah beberapa
teori tentang sel. Sejarah diytemukannya teori tentang sel diawali penemuan
mikroskop yang menjadi sarana untuk mempermudah untuk melihat struktur sel
(Psasaja, 2009).
Menurut Psasaja (2009) berbagai penelitian
ahli biologi antara lain sebagai berikut:
1. Robert
Hook (1635-1703)
Ia
mencoba meliahat struktur sel pada sayatan gabus di bawah mikroskop. Dari hasil
pengamatannya diketahui terlihat rongga-rongga yang dibatasi oleh
dinding-dinding tebal. Jika dilihat secara keseluruhan, strukturnya mirip sarang
lebah. Satuan terkecil dari rongga tersebut dinamakan sel.
2. Schleiden
(1804-1881) dan T.Scheann (1810-1882)
Mereka
mengamati sel-sel hewan dan tumbuhan. Schleiden mengadakan penelitian terhadap
tumbuhan.setelah mengamati tubuh tumbuhan, ia menemukan bahwa banyak sel yang menyusun
tubuh tumbuhan. Akhirnya ia menyimpulkan bahwa satuan terkecil dari tumbuhan
adalah sel. Schwann melakukan penelitian terhadap hewan. Ternyata dalam
pengamatannya tersebut ia melihat bahwa tubuh hewah juag tersusun dari banyak
sel. Selanjutnya ia menyimpulkan bahwa satuan terkecil dari tubuh hewan adalah
sel.
3. Robert
Brown
Pada
tahun 1831, brown mengamati struktur sel pada jaringan tanaman anggrek dan
melihat benda kecil tang terapung-apung dalam sel yang kemudian diberi nama
inti sel selalu terdapat dalam sel hidup dan kehadiran inti sel itu sangat
penting. Yaitu untuk mengatur segala proses yang terjadi di dalam sel.
4. Felix
Durjadin dan Johannes Purkinye
Pada
tahun 1835, setelah mengamati struktur sel, Felix Durjadin dan Johannes Purkinye
melihat ada cairan dalam sel , kemudian cairan itu diberinya nama protoplasma
5. Max
Schultze (1825-18740)
Ia
menegaskan bahwa protoplasma marupakan dasar-dasar fisik kehidupan. Protoplasma
merupakan tempat terjadinya proses hidup. Dari pendapat beberapa ahli biologi
tersebut akhirnya melahirkan beberapa teori sel antara lain:
a) Sel
merupakan unit struktural makhluk hidup
b) Sel
merupakan unit fungsional makhluk hidup
c) Sel
merupakan unit reproduksi makhluk hidup
d) Sel
merupakan unit hereditas
Beberapa
teori sel itu menunjukkan betapa pentingnya peranan sel karena hampir semua
proses kehidupan dan kegiatan makhluk hidup dipengaruhi oleh sel.
2.2
Pengertian Sel
Adapun pengertian Sel
adalah struktural terkecil dan fungsional dari suatu mahluk hidup yang secara
independen mampu melakukan metabolisme, reproduksi dan kegiatan kehidupan
lainnya yang menunjang kelansungan hidup sel itu sendiri. Ssuatu sel dikatakan
hidup apabila sel tersebut menunjukkan cirri-ciri kehidupan antara lain,
melakukan aktifitas metabolism, mampu beradaptasi dengan lingkungannya, peka
terhadap ransang, dan cirri hidup lainnya. Suatu sel hidup harus memiliki
protoplas, yaitu bagian sel yang ada di bagian dalam dinding sel. Protoplas di
bedakan atas komponen protoplasma dan non protoplasma. Komponen protoplasma
yaitu terdiri atas membrane sel, inti sel, dan stoplasma (terdiri dari
organel-organel hidup). Komponen non protoplasma dapat pula disebut sebagai
benda agrestik (Subandi, 2008).
2.3
Sel Hidup Dan Sel Mati
Adapun sel hidup dan sel mati yaitu:
2.3.1 Sel Hidup
Suatu sel dikatakan
hidup apabila sel tersebut masih menunjukkan ciri-ciri kehidupan antara lain
melakukan aktifitas metabolism, maupun beradaptasi dengan lingkungannya, peka
terhadap ransang, dan cirri hidup lainnya. Suatu sel hidup harus memiliki
protoplas, yaitu bagian sel yang ada di bagian dalam dinding sel. Protoplas
dibedakan atas komponen protoplasma dan non protoplasma. Komponen protoplasma
yaitu terdiri dari membrane sel, inti sel, dan sitoplasma (terdiri dari
organel-organel hidup). Komponen non protoplasma dapat pula disebut sebagai
benda ergastik. Benda argestik adalah bahan non protoplasma, baik organik
maupun anorganik, sebagi hasil metabolism yang beerfungsi untuk pertahanan,
pemeliharaan struktur sel, dan juga sebagai penyimpanan cadangan makanan,
terletak di bagian sitoplasma, dinding sel, maupun di vakula. Dalam sel benda
ergestik dapat berupa karbohidrat (amilum), protein (aleuron dan gluten), lipid
(lilin,kutin, dan subarin), dan Kristal (Kristal ca-oksalat dan silika
(Subandi, 2008).
2.3.2 Sel Mati
Pada
sel mati tidak dijumpai adanya organel-organel, di dalam sel hanya berupa
ruangan kosong saja. Sel mati sendiri asalnya dari sel hidup. Sel menjadi mati
disebabkan berbagai factor, misalnya factor genetic maupun factor lingkungan
(Gul, 2007)
BAB III
METODOLOGI
3.1
Waktu dan Tempat
Adapun
waktu dan tempat pada praktikum Bentuk Serta Bagian Sel Hidup dan Sel Mati
yaitu:
Hari/Tanggal : Sabtu, 21
November 2015
Waktu : Pukul 09.00-11.00 WITA
Tempat :
Laboratorium Terpadu FKIK Universitas Tadulako
3.2
Alat Dan Bahan
Adapun alat dan bahan
yang digunakan dalam praktikum Bentuk Serta Bagian Sel Hidup dan Sel mati
yaitu:
3.2.1
Alat
1. Mikroskop
2.
Silet
3.
Pipet tets
4.
Kaca objek
5.
Deck glass
6.
Pinset
3.2.2
Bahan
1. Kapuk randu (Ceiba pentandra)
2.
Kapas (Gossypium herbaceum)
3.
Empelur batang ubi kayu
(Manihot
utilissima)
4.
Daun hidrilla (Hidrillah verticilata)
5.
Umbi batang kentang
(Solanum tuberosum)
6.
Tangkai tanaman jarak (Ricinuscommis)
7.
Umbi lapis bawang merah (Allium
cepa)
8.
Batang bayam berduri
(Amarantehus spinosus)
IV
Prosedur Kerja
1. Mengambil
satu helai rambut kapuk randu dan kapas. Meletakkan di atas gelas benda,
meneteskan aquades sebanyak 1 tetes kemudian ditutup menggunakan gelas penutup.
Mengusahakan agar tidak terbentuk gelembung.
2. Membuat
penampang melintang batang empelur ubu kayu, mengiris tangkai tanaman jarak,
dan batang bayam setipis mungkin. Selanjutnya meletakkan diatas benda dan di
tetesi aquades, Kemudian tutup menggunakan gelas penutup.
3. Mengambil
selembar daun hidrilla yang masih segar, Meletakkan diatas gelas benda kemudian
meneteskan aquades sebanyak 1 tets dan menutup menggunakan kaca penutup.
4. Mengambil
selaput dari umbi lapis bawang merah dengan menggunakan jarum preparat atau
pinset. Selanjutnya meletakkan di atas gelas benda dan tutup menggunakan kaca
penutup.
5. Membelah
umbi kentang, kemudian tusuk tusuk menggunakan jarum preparat, Mengoleskan air
tetesan kentang pada permikaaan gelas benda, Kemudian di tutup menggunakan kaca
penutup.
6. Mengamati
di bawah mikroskop semua bahan hasil preparat yang telah di buat. Kemudian
menggambarkan preparat sesuai yang di lihat dan di lengkapi dengan keterangan
yang lengkap
BAB
IV
HASIL
DAN PEMBAHASAN
4.1
Hasil
4.2
Pembahasan
Sel adalah structural terkecil dan
fungsional dari suatu mahluk hidup yang secara independen mampu melakukan
metabolism, reproduksi dan kegiatan kehidupan lainnya yang menunjang
kelansungan hidup sel itu sendiri. Suatu sel dikatakan hidup apabila sel
tersebut masih menunjukkan ciri-ciri kehidupan antara lain melakukan aktifitas
metabolisme, mampu beradaptasi dengan perubahan lingkungannya, dan cirri hidup
lainnya (Gul, 2007).
Pada
percobaan kali ini, pertama-tama kami mengambil kapuk randu dan kapas. Lalu
diletakkan di atas gelas benda dengan mentesesi satu adau dua tetes, dan
menutup dengan gelas penutup agar tidak terjadi gelembung udara. Proses kedua
membuat penampang melintang empelur ubi kayu, tangkai tanaman jarak, dan batang
bayam dengan setipis mungkin. Selanjutnya meletakkan diatas gelas benda dan
menetesi aquades, lalu menutup dengan gelas penutup. Proses ketiga mengambil
selembar daun hidrilla yang masih segar, meletakkan di atas gelas benda, lalu
di tetesi dengan aquades. Proses keempat mengambil selaput dalam dari umbi
lapis bawang merah dengan menggunakan jarum preparat atau pinset. Kemudian,
meletakkan di dalam gelas benda dan menetesi aquades satu atau dua tetes.
Proses kelima membelah umbi kentang dan menusuk-nusuk dengan jarum preparat,
air tetesan dioleskan pada gelas benda dan mentusuk tusuk denngan jarum
preparat, air tetesan dioleskan pada gelas benda, lalu meletakkan preparat di
gelas benda, dan menetesi aquades. Setelah membuat semua preparat amati
preparat yang telah dibuat di bawah mikroskop dan foto gambar yang ada dalam
mikroskop
Kemudian kami menemukan perbedaan perbedaan
preparat yang telah di amati. Pada serat kapas, sel kapas berbentuk memanjang
seperti pita. Sel tersebut memiliki puntiran (torsi) di beberapa bagian, dan
tidak memiliki organel organel dalam selnya sehingga sel kapas merupakan sel
mati. Torsi adalah perpotongan antara dinding sel yang berupa percanangan. Sel
tersebut termasuk jenis sel sklerenkin, yang
berfungsi jaringan penguat pada tumbuhan. Hasil pengamatan ini sesuai
dengan literatur. Pada serat kapuk randu, sel kapuk randu seperti halnya sel
kapar berbentuk memanjang, perbedaannya pada sel kapuk tidak terdapat torsi,
sehingga sel kapas hanya berupa lumen (rongga sel) yang dibatasi oleh dinding
sel dengan lingkungan luar. Lumen adalah merupakan rongga dalam dinding sel
yang biasa yang disebut ruang sel. Bagian ini merupakan bagian sel sehingga
kehilangan protoplasma, sehingga serat kapas di sebut sel mati. Hasil
pengamatan ini sesuai dengan literature. Pada empelur ubi kayu, sel penyusun
empelur berbentuk segi enam dan memiliki ruang antar sel yang besar. Sel
tersebut bersifat mat karena berupa ruang kosong. Sel empelur tersebut berasal
dari jaringan parenkin yang sudah mati. Sel hidrilla berbentuk segi empat
beraturan yang tersusun seperti batu bata. Memiliki sebuah inti sel yang
terletah di tengah sel. Hasil pengamatan ini sesuai dengan literatur. Pada daun
jarak, sel-sel penyusun tangkai daun jarak berbentuk segi enam (heksagonal),
kadang di temukan sel berbentuk segi lima. Di dalamnya terdapat kristak ca
oksalat yang berbentuk bintang, yang menunjukkan bahwa sel tersebut adalh sel
hidup. Hasil pengamata ini sesuai dengan literatur. Mungkin dikarenakan pada
saat mengamati, kurang teliti dalam mengamati preparat dan juga air yang di
teteskan terlalu banyak. Terdapat jaringan pengangkut. Dan juga batang bayam
berduri mempunyai bercak-bercak, bercak-bercak tersebut adalah amilum yang
terdapat di batang bayam berduri. Hasil pengamatan sesuai dengan literatur.
BAB
V
PENUTUP
5.1
Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang
dapat diambil dari percobaan ini yaitu:
1.Sel
hidup adalah sel yang masih menunjukkan aktifitas kehidupan yang di tunjukkan dengan
adanya bagian-bagian protoplas dalam sel atau dengan adanya hasil metabolisme
yang berupa bahan ergastik, sedangkan sel mati hanya berupa ruang kosong yang
dibatasi oleh dinding sel.
2. Sel
hidup antara lainpada tangkat tanaman jatak, umbi bawang merah, daun hydrilla,
dan kentang sedangkan sel mati terdapat pada serat kapuk, kapas, dan empelur
ubi kayu.
3. Benda-benda
ergastik pada sel antara lain amilum pada kentang yang berfungsi sebagai
cadangan makanan dan Kristal ca-oksalat.
5.2
Saran
5.2.1 Saran Untuk Asisten
Adapun
saran untuk asisten yaitu:
1. Sebaiknya
jangan makan dan minum saat berada di dalam lab.
2. Sebainya
menggukan jas lab karna itu adalah aturan dalam lab.
5.2.2 Saran Untuk Praktikum Selanjutnya
Adapun
saran untuk praktukum selanjutnya yaitu:
1. Sebaiknya bahan dipersiapkan jauh jauh hari
sebelum praktikum.
2. Sebaiknya
teliti dalam memilih bahan yang akan digunakan karna biasanya yang diamati
bukan sejenis jamur
DAFTAR PUSTAKA
BUKU :
Campbell, Nail A.2000.Biologi.Jakarta.Erlangga
Gul, Sema.2007. DNA dan sel.Jakarta.Yudhistira
Psasaja,Yenni,2009.Biologi.Jakarta.Salemba Teknika
Subandi.2008.Biologi Sel.Jakarta.Erlangga
JURNAL:
Yustia.A.zakaria,Dkk.2007.UJI AKTIFITAS SITOTOSKIK EKSTRAK KARANG
LUNAK sarcophyton glaucum (QUOY & GAIMARD) TERHADAP SEL LESTARI TUMUR Hela.
Vol.2 no.1. ISSN 1907-9133.Pascasarjana Bioteknologi.diakses tanggal 2-11-2015.
Pukul 13:35 WITA
Tutik siswanti,Dkk.2003.The Effect of zedoary (Curcuma Zedoaria Rosc) Spermatogenesis and
quality of sperms of Mus Musculus L.vol.5.no.1 ISSN 1411-321X.Jurusan
Biologi Fakultas MIPA Universitas Sebelas Maret Surakarta. Diakses tanggal
2-11-2015. Pukul 15:00 WITA
5 Komentar
termikasih infonya, sangat bermanfaat
BalasHapuspohon kelapa wulung
bibit kelapa wulung
jual bibit kelapa wulung
bibit kelapa pandanwangi
bibit kelapa hijau wulung
bibit palem merah
bibit pisang cavendish
jual bibit strawberry
Iya sama sama
Hapusmaksiih kaak,,,, sangat bermanfaat
BalasHapuskaak:)
Iya sama sama jangan lupa tinggalkan email intuk mendapatkan postingan postingan selanjutnya
Hapusmari gabung bersama kami di Aj0QQ*c0M
BalasHapusBONUS CASHBACK 0.3% setiap senin
BONUS REFERAL 20% seumur hidup.