Iklan atas - New

Laporan Praktikum Biologi Pengamatan Sel Hidup dan Sel Mati -kesmas untad 2015

Laporan Praktikum Biologi pengamatan sel hidup dan sel mati -kesmas untad 2015

 BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
            Fisiologi tumbuhan merupakan ilmu yang mempelajari tentang proses, fungsi, dan aktifitas suatu organisme dalam menjaga dan mengatur kehidupannya. Seperti halnya cabang ilmu biologi lain, fisiologi tumbuhan juga mempelajari proses kehidupan yang sering mirip atau identik pada banyak organisme. Fisiologi tumbuhan sebenarnya merupakan terapan dari fisika dan kimia modern untuk memahami tumbuhan.karena itu kemajuan fisiologi tumbuhan hampir seluruhnya bergantung pada kemajuan bidang fisika dan kimia. Kini teknologi ilmu fisika terapan menyumbangkan peratan untuk membantu penelitian bidang fisiologi tumbuhan serta pengetahuan dasar yang dipakai untuk menafsirkan berbagai hasilnya (Campbell, 2000).
            Dalam mempelajari fisiologi tumbuhan,yang paling mendasar perlu di pelajari adalah ilmu tentang sel. Tumbuhan termasuk organisme miltiseluler yang terdiri dari berbagai jenis sel terspesialisasi yang bekerja sama melakukan fungsinya. Sel tumbuhan meliputi berbagai organel seperti dinding sel, sitoplasma,membrane plasma, reticulum endoplasma, badan golgi, vakula, badan mikro, sferosom, rangka sel dan nucleus. Masing-masing organel memiliki struktur dan fungsi yang berbeda. Dan dalam tumbuhan itu terdapat sel hidup dan sel mati sel hidup adalah sel yang masih menunjukkan aktifitas kehidupan yang di tunjukkan dengan adanya bagian-bagian protoplas dalam sel atau dengan adanya hasil metabolisme yang berupa bahan ergastik, sedangkan sel mati hanya berupa ruang kosong yang dibatasi oleh dinding sel (Yustia.A, 2007).       
          Berdasarkan pemaparan diatas itulah yang melatar belakangi dilakukannya praktikum Melihat dan Mengamati Sel Hidup dan Sel Mati.

1.2  Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum Pengamatan Bentuk Serta Bagian Sel Hidup dan Sel Mati yaitu:
      1.      Untuk melihat dan mengamati beberapa macam bentuk sel.
      2.      Untuk melihat dan mengamati bagian-bagian sel hidup dan sel mati.
1.3  Manfaat
Adapun manfaat dari praktikum Pengamatan Bentuk Serta Bagian Sel Hidup dan Sel Mati yaitu:
1.3.1 Manfaat Umum
         Untuk mengamati bagian sel pada tumbuhan apakah sel mati atau sel hidup.
1.3.2 Manfaat Bagi Kesehatan Masyarakat
Untuk mengamati bagian sel dan juga mengamati sel yang bagus dan sel yang cocok untuk tanaman obat tradisional.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sejarah
          Penemuan mikroskop oleh Antonie Van Leeuwenhoek telah banyak membantu para ahli dalam kegiatan penelitiannya. Robert Hooke seorang ilmuan inggris pada pertengahan abad xvii, dengan memanfaatkan mikroskop, berhasil seorang pertama yang melihat adanya ruang ruang kecil yang di batasi dinding-dinding pada irisan jaringan tumbuhan. Ruang-ruang kecil ini dinamakan cella (sel). Dengan penemuan sel oleh Robert Hooke para ahli mulai tertarik, apalagi setelah diketahui bahwa kegiatan yang epenting dari sel tidak hanya dinding sel selulosa yang dilihat Robert Hooke tetapi meliputi isi sel tersebut (Gul, 2007).
         Dua abad kemudian, yaitu pada permulaan abad XIX, Johannes Parkinye memperkenalkan istilah “protoplasma” untuk cairan yang terdapat dalam sel hidup. Pada tahun yang sama, Matthias Schleiden seorang ahli botani dan Theodor Schwann ahli zoologi merumuskan suatu generalisasi yang kemudian berkembang menjadi “teori sel”, bahwa sel adalah unit struktural dan fungsuonal dari semua organism, unit dasar yang mempunyai semua cirri khas makhluk hidup (Gul, 2007).
          Suatu penegasan lagi ditemukan oleh Rudolf Vichrow yang mengatakan Omnis cellula-celllula yang artinya bahwa semua sel berasal dari sel pula. Dengan demikian, sel merupakan unit pertumbuhan pada mahluk hidup sehinnga, menurut Agust Weismann, nenek moyang mahluk hidup dapat ditelusuri (Gul, 2007).
                 Beberapa ahli telah mencoba menyelidiki tentang struktur dan fungsi sel, dan kemudian muncullah beberapa teori tentang sel. Sejarah diytemukannya teori tentang sel diawali penemuan mikroskop yang menjadi sarana untuk mempermudah untuk melihat struktur sel (Psasaja, 2009).
      Menurut Psasaja (2009) berbagai penelitian ahli biologi antara lain sebagai berikut:
1.      Robert Hook (1635-1703)
Ia mencoba meliahat struktur sel pada sayatan gabus di bawah mikroskop. Dari hasil pengamatannya diketahui terlihat rongga-rongga yang dibatasi oleh dinding-dinding tebal. Jika dilihat secara keseluruhan, strukturnya mirip sarang lebah. Satuan terkecil dari rongga tersebut dinamakan sel.
2.      Schleiden (1804-1881) dan T.Scheann (1810-1882)
Mereka mengamati sel-sel hewan dan tumbuhan. Schleiden mengadakan penelitian terhadap tumbuhan.setelah mengamati tubuh tumbuhan, ia menemukan bahwa banyak sel yang menyusun tubuh tumbuhan. Akhirnya ia menyimpulkan bahwa satuan terkecil dari tumbuhan adalah sel. Schwann melakukan penelitian terhadap hewan. Ternyata dalam pengamatannya tersebut ia melihat bahwa tubuh hewah juag tersusun dari banyak sel. Selanjutnya ia menyimpulkan bahwa satuan terkecil dari tubuh hewan adalah sel.
3.      Robert Brown
Pada tahun 1831, brown mengamati struktur sel pada jaringan tanaman anggrek dan melihat benda kecil tang terapung-apung dalam sel yang kemudian diberi nama inti sel selalu terdapat dalam sel hidup dan kehadiran inti sel itu sangat penting. Yaitu untuk mengatur segala proses yang terjadi di dalam sel.
4.      Felix Durjadin dan Johannes Purkinye
Pada tahun 1835, setelah mengamati struktur sel, Felix Durjadin dan Johannes Purkinye melihat ada cairan dalam sel , kemudian cairan itu diberinya nama protoplasma
5.      Max Schultze (1825-18740)
Ia menegaskan bahwa protoplasma marupakan dasar-dasar fisik kehidupan. Protoplasma merupakan tempat terjadinya proses hidup. Dari pendapat beberapa ahli biologi tersebut akhirnya melahirkan beberapa teori sel antara lain:
a)      Sel merupakan unit struktural makhluk hidup
b)      Sel merupakan unit fungsional makhluk hidup
c)      Sel merupakan unit reproduksi makhluk hidup
d)     Sel merupakan unit hereditas
      Beberapa teori sel itu menunjukkan betapa pentingnya peranan sel karena hampir semua proses kehidupan dan kegiatan makhluk hidup dipengaruhi oleh sel.     
2.2 Pengertian Sel
             Adapun pengertian Sel adalah struktural terkecil dan fungsional dari suatu mahluk hidup yang secara independen mampu melakukan metabolisme, reproduksi dan kegiatan kehidupan lainnya yang menunjang kelansungan hidup sel itu sendiri. Ssuatu sel dikatakan hidup apabila sel tersebut menunjukkan cirri-ciri kehidupan antara lain, melakukan aktifitas metabolism, mampu beradaptasi dengan lingkungannya, peka terhadap ransang, dan cirri hidup lainnya. Suatu sel hidup harus memiliki protoplas, yaitu bagian sel yang ada di bagian dalam dinding sel. Protoplas di bedakan atas komponen protoplasma dan non protoplasma. Komponen protoplasma yaitu terdiri atas membrane sel, inti sel, dan stoplasma (terdiri dari organel-organel hidup). Komponen non protoplasma dapat pula disebut sebagai benda agrestik (Subandi, 2008).
2.3 Sel Hidup Dan Sel Mati
            Adapun sel hidup dan sel mati yaitu:
      2.3.1 Sel Hidup
      Suatu sel dikatakan hidup apabila sel tersebut masih menunjukkan ciri-ciri kehidupan antara lain melakukan aktifitas metabolism, maupun beradaptasi dengan lingkungannya, peka terhadap ransang, dan cirri hidup lainnya. Suatu sel hidup harus memiliki protoplas, yaitu bagian sel yang ada di bagian dalam dinding sel. Protoplas dibedakan atas komponen protoplasma dan non protoplasma. Komponen protoplasma yaitu terdiri dari membrane sel, inti sel, dan sitoplasma (terdiri dari organel-organel hidup). Komponen non protoplasma dapat pula disebut sebagai benda ergastik. Benda argestik adalah bahan non protoplasma, baik organik maupun anorganik, sebagi hasil metabolism yang beerfungsi untuk pertahanan, pemeliharaan struktur sel, dan juga sebagai penyimpanan cadangan makanan, terletak di bagian sitoplasma, dinding sel, maupun di vakula. Dalam sel benda ergestik dapat berupa karbohidrat (amilum), protein (aleuron dan gluten), lipid (lilin,kutin, dan subarin), dan Kristal (Kristal ca-oksalat dan silika (Subandi, 2008).  
      2.3.2 Sel Mati
              Pada sel mati tidak dijumpai adanya organel-organel, di dalam sel hanya berupa ruangan kosong saja. Sel mati sendiri asalnya dari sel hidup. Sel menjadi mati disebabkan berbagai factor, misalnya factor genetic maupun factor lingkungan (Gul, 2007)

BAB III
METODOLOGI
3.1 Waktu dan Tempat 
             Adapun waktu dan tempat pada praktikum Bentuk Serta Bagian Sel Hidup dan Sel Mati yaitu:                                                                                                                             Hari/Tanggal         : Sabtu, 21 November 2015                                                                                   Waktu            : Pukul 09.00-11.00 WITA                                                                                 Tempat                    : Laboratorium Terpadu FKIK Universitas Tadulako
3.2 Alat Dan Bahan
           Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum Bentuk Serta Bagian Sel Hidup dan Sel mati yaitu:
3.2.1 Alat
         1.  Mikroskop
         2.  Silet
         3.  Pipet tets
         4.  Kaca objek
         5.  Deck glass
         6.  Pinset
 3.2.2 Bahan
          1.  Kapuk randu                             (Ceiba pentandra)
          2.  Kapas                                        (Gossypium herbaceum)
          3.  Empelur batang ubi kayu           (Manihot utilissima)
          4.  Daun hidrilla                             (Hidrillah verticilata)
          5.  Umbi batang kentang                (Solanum tuberosum)
          6.  Tangkai tanaman jarak              (Ricinuscommis)
          7.  Umbi lapis bawang merah         (Allium cepa)
          8.  Batang bayam berduri               (Amarantehus spinosus)
IV Prosedur Kerja
1.      Mengambil satu helai rambut kapuk randu dan kapas. Meletakkan di atas gelas benda, meneteskan aquades sebanyak 1 tetes kemudian ditutup menggunakan gelas penutup. Mengusahakan agar tidak terbentuk gelembung.
2.      Membuat penampang melintang batang empelur ubu kayu, mengiris tangkai tanaman jarak, dan batang bayam setipis mungkin. Selanjutnya meletakkan diatas benda dan di tetesi aquades, Kemudian tutup menggunakan gelas penutup.
3.      Mengambil selembar daun hidrilla yang masih segar, Meletakkan diatas gelas benda kemudian meneteskan aquades sebanyak 1 tets dan menutup menggunakan kaca penutup.
4.      Mengambil selaput dari umbi lapis bawang merah dengan menggunakan jarum preparat atau pinset. Selanjutnya meletakkan di atas gelas benda dan tutup menggunakan kaca penutup.
5.      Membelah umbi kentang, kemudian tusuk tusuk menggunakan jarum preparat, Mengoleskan air tetesan kentang pada permikaaan gelas benda, Kemudian di tutup menggunakan kaca penutup.
6.      Mengamati di bawah mikroskop semua bahan hasil preparat yang telah di buat. Kemudian menggambarkan preparat sesuai yang di lihat dan di lengkapi dengan keterangan yang lengkap

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
4.2 Pembahasan
                Sel adalah structural terkecil dan fungsional dari suatu mahluk hidup yang secara independen mampu melakukan metabolism, reproduksi dan kegiatan kehidupan lainnya yang menunjang kelansungan hidup sel itu sendiri. Suatu sel dikatakan hidup apabila sel tersebut masih menunjukkan ciri-ciri kehidupan antara lain melakukan aktifitas metabolisme, mampu beradaptasi dengan perubahan lingkungannya, dan cirri hidup lainnya (Gul, 2007).
         Pada percobaan kali ini, pertama-tama kami mengambil kapuk randu dan kapas. Lalu diletakkan di atas gelas benda dengan mentesesi satu adau dua tetes, dan menutup dengan gelas penutup agar tidak terjadi gelembung udara. Proses kedua membuat penampang melintang empelur ubi kayu, tangkai tanaman jarak, dan batang bayam dengan setipis mungkin. Selanjutnya meletakkan diatas gelas benda dan menetesi aquades, lalu menutup dengan gelas penutup. Proses ketiga mengambil selembar daun hidrilla yang masih segar, meletakkan di atas gelas benda, lalu di tetesi dengan aquades. Proses keempat mengambil selaput dalam dari umbi lapis bawang merah dengan menggunakan jarum preparat atau pinset. Kemudian, meletakkan di dalam gelas benda dan menetesi aquades satu atau dua tetes. Proses kelima membelah umbi kentang dan menusuk-nusuk dengan jarum preparat, air tetesan dioleskan pada gelas benda dan mentusuk tusuk denngan jarum preparat, air tetesan dioleskan pada gelas benda, lalu meletakkan preparat di gelas benda, dan menetesi aquades. Setelah membuat semua preparat amati preparat yang telah dibuat di bawah mikroskop dan foto gambar yang ada dalam mikroskop
          Kemudian kami menemukan perbedaan perbedaan preparat yang telah di amati. Pada serat kapas, sel kapas berbentuk memanjang seperti pita. Sel tersebut memiliki puntiran (torsi) di beberapa bagian, dan tidak memiliki organel organel dalam selnya sehingga sel kapas merupakan sel mati. Torsi adalah perpotongan antara dinding sel yang berupa percanangan. Sel tersebut termasuk jenis sel sklerenkin, yang  berfungsi jaringan penguat pada tumbuhan. Hasil pengamatan ini sesuai dengan literatur. Pada serat kapuk randu, sel kapuk randu seperti halnya sel kapar berbentuk memanjang, perbedaannya pada sel kapuk tidak terdapat torsi, sehingga sel kapas hanya berupa lumen (rongga sel) yang dibatasi oleh dinding sel dengan lingkungan luar. Lumen adalah merupakan rongga dalam dinding sel yang biasa yang disebut ruang sel. Bagian ini merupakan bagian sel sehingga kehilangan protoplasma, sehingga serat kapas di sebut sel mati. Hasil pengamatan ini sesuai dengan literature. Pada empelur ubi kayu, sel penyusun empelur berbentuk segi enam dan memiliki ruang antar sel yang besar. Sel tersebut bersifat mat karena berupa ruang kosong. Sel empelur tersebut berasal dari jaringan parenkin yang sudah mati. Sel hidrilla berbentuk segi empat beraturan yang tersusun seperti batu bata. Memiliki sebuah inti sel yang terletah di tengah sel. Hasil pengamatan ini sesuai dengan literatur. Pada daun jarak, sel-sel penyusun tangkai daun jarak berbentuk segi enam (heksagonal), kadang di temukan sel berbentuk segi lima. Di dalamnya terdapat kristak ca oksalat yang berbentuk bintang, yang menunjukkan bahwa sel tersebut adalh sel hidup. Hasil pengamata ini sesuai dengan literatur. Mungkin dikarenakan pada saat mengamati, kurang teliti dalam mengamati preparat dan juga air yang di teteskan terlalu banyak. Terdapat jaringan pengangkut. Dan juga batang bayam berduri mempunyai bercak-bercak, bercak-bercak tersebut adalah amilum yang terdapat di batang bayam berduri. Hasil pengamatan sesuai dengan literatur.   

BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
      Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari percobaan ini yaitu:
1.Sel hidup adalah sel yang masih menunjukkan aktifitas kehidupan yang di tunjukkan dengan adanya bagian-bagian protoplas dalam sel atau dengan adanya hasil metabolisme yang berupa bahan ergastik, sedangkan sel mati hanya berupa ruang kosong yang dibatasi oleh dinding sel.
2. Sel hidup antara lainpada tangkat tanaman jatak, umbi bawang merah, daun hydrilla, dan kentang sedangkan sel mati terdapat pada serat kapuk, kapas, dan empelur ubi kayu.
3. Benda-benda ergastik pada sel antara lain amilum pada kentang yang berfungsi sebagai cadangan makanan dan Kristal ca-oksalat.
5.2 Saran
      5.2.1 Saran Untuk Asisten
               Adapun saran untuk asisten yaitu:
1.      Sebaiknya jangan makan dan minum saat berada di dalam lab.
2.      Sebainya menggukan jas lab karna itu adalah aturan dalam lab.   
      5.2.2 Saran Untuk Praktikum Selanjutnya
               Adapun saran untuk praktukum selanjutnya yaitu:
1.       Sebaiknya bahan dipersiapkan jauh jauh hari sebelum praktikum.
2.      Sebaiknya teliti dalam memilih bahan yang akan digunakan karna biasanya yang diamati bukan sejenis jamur


DAFTAR PUSTAKA
BUKU   :
Campbell, Nail A.2000.Biologi.Jakarta.Erlangga
Gul, Sema.2007. DNA dan sel.Jakarta.Yudhistira
Psasaja,Yenni,2009.Biologi.Jakarta.Salemba Teknika
Subandi.2008.Biologi Sel.Jakarta.Erlangga
JURNAL:
    Yustia.A.zakaria,Dkk.2007.UJI AKTIFITAS SITOTOSKIK EKSTRAK KARANG LUNAK sarcophyton glaucum (QUOY & GAIMARD) TERHADAP SEL LESTARI TUMUR Hela. Vol.2 no.1. ISSN 1907-9133.Pascasarjana Bioteknologi.diakses tanggal 2-11-2015. Pukul 13:35 WITA
Tutik siswanti,Dkk.2003.The Effect of zedoary (Curcuma Zedoaria Rosc) Spermatogenesis and quality of sperms of Mus Musculus L.vol.5.no.1 ISSN 1411-321X.Jurusan Biologi Fakultas MIPA Universitas Sebelas Maret Surakarta. Diakses tanggal 2-11-2015. Pukul 15:00 WITA


Posting Komentar

5 Komentar