Pengertian
Survey
Konsumsi MakananYaitu mempelajari/menelaah jumlah makanan yang dikonsumsi
masuk ke dalam tubuh dan membandingkan dengan baku kecukupan,
sehingga diketahui kecukupan gizi yang dipenuhi.
Survei konsumsi makanan bertujuan untuk mengetahui konsumsi
makanan
seseorang atau
kelompok orang, baik secara kualitatif maupun secara kuantitatif . Metode yang bersifat kualitatif untuk
mengetahui frekuensi makan, frekuensi konsumsi menurut jenis bahanmakanan dan
menggali informasi tentang kebiasaan makan serta cara-cara memperoleh bahan
makanan tersebut
Metode Pengukuran Konsumsi
Makanan
1 . Metode kualitatif
a .
Metode
frekuensi makanan (food frequency)
b .
Metode riwayat
makan (dietary history)
c .
Metode
pendaftaran makanan (food list)
d .
Metode telepon.
2. Metode
kuantitatif
a . Metode recall 24 jam
b . Perkiraan Makanan (estimated food
record)
c . Penimbangan makanan (food weighing)
d . Metode food acount
e .
Metode inventaris (inventori method)
f . Pencatatan (hosehold food record)
Metode Kualitatif
Metode yang
bersifat kualitatif biasanya untuk mengetahui frekuensi makan, frekuensi
konsumsi menurut jenis bahan makanan dan menggali informasi tentang kebiasaan
makan (food habits) serta cara-cara memperoleh bahan makanan tersebut.
a.
Metode
frekuensi makanan (food frequency)
Metode frekuensi makanan adalah untu-k
memperoleh data tentang frekuensi konsumsi sejumlah bahan makanan atau makanan
jadi selama periode tertentu seperti hari, minggu, bulan atau tahun.
Disini
dibahas mengenai frekwensi makan misalnya berapa kali anak makan makanan pokok
(makanan hewani, nabati, sayur-sayuran, buah-buahan) dan lain-lainya dalam
sehari. Yang di gunakan adalah skala pengukuran rasio.
Selain itu dengan metode frekuensi
makanan dapat memperoleh gambaran pola konsumsi bahan makanan secara
kualitatif, tapi karena periode pengamatannya lebih lama dan dapat membedakan
individu berdasarkan ranking tingkat konsumsi zat gizi, maka cara ini paling
sering digunakan dalam penelitian epidemiologi gizi.
Kuesioner frekuensi makanan memuat
tentang daftar bahan makanan atau makanan dan frekuensi penggunaan makanan
tersebut pada periode tertentu. Contoh kuesioner food frequency dapat dilihat
pada Lampiran 10.
Bahan makanan
yang ada dalam daftar kuesioner tersebut adalah yang dikonsumsi dalam
frekuensi yang cukup sering oleh responden.
1. 1 Langkah-langkah Metode frekuensi
makanan
Responden
diminta untuk memberi tanda pada daftar makanan yang tersedia pada kuesioner
mengenai frekuensi penggunaannya dan ukuran porsinya.
Langkah-langkah
Metode frekuensi makanan, Supariasa (2001):
1 . Responden
diminta untuk memberi tanda pada daftar yang tersedia pada kuesioner mengenai
frekuensi penggunaannya dan ukuran porsinya.
2 . Lakukan
rekapitulasi tentang frekuensi penggunaan jenis-jenis bahan makanan terutama
bahan makanan yang merupakan sumber-sumber zat gizi tertentu selama periode
tertentu pula.
1. 2 Kelebihan Metode Frekuensi Makanan (Food
Frequency)
Menurut
Supariasa (2001), Metode Frekuensi Makanan mempunyai beberapa kelebihan, antara
lain:
1 .
Relatif murah
dan sederhana
2 .
Dapat dilakukan
sendiri oleh responden
3 .
Tidak
membutuhkan latihan khusus
4 .
Dapat membantu
untuk menjelaskan hubungan antara penyakit dan kebiasaan makan
1. 3
Kekurangan
Metode Frekuensi Makanan (Food Frequency)
Menurut Supariasa (2001), Metode Frekuensi Makanan juga
mempunyai beberapa kekurangan, antara lain:
1 .
Tidak dapat
untuk menghitung intake zat gizi sehari
2 .
Sulit
mengembangkan kuesioner pengumpulan data
3 .
Cukup
menjemukan bagi pewawancara
4 .
Perlu percobaan
pendahuluan untuk menentukan jenis bahan makanan yang akan masuk dalam daftar
kuesioner
5 .
Responden harus
jujur dan mempunyai motivasi tinggi.
b. Metode riwayat makan (dietary
history)
Metode ini bersifat kualitatif ‘karena
memberikan gambaran pola konsumsi berdasarkan pengamatan dalam w aktu yang
cukup lama (bisa 1 minggu, 1 bulan, 1 tahun). Burke (1947) menyatakan bahwa
metode ini terdiri dari tiga komponen, yaitu:
1. Komponen
pertama adalah wawancara (termasuk recall 24 jam), yang mengumgulkan
data tentang apa saja yang dimakan responden selama 24 jam terakhir.
2. Komponen kedua
adalah tentang frekuensi penggunaan dari sejumlah bahan makanan dengan
memberikan daftar (check list) yang sudah disiapkan, untuk mengecek
kebenaran dari recall 24 jmn tadi.
3. Komponen ketiga
adalah pencatatan konsumsi selama 2-3 hari sebagai cek Wang.
Contoh kuesioner metode dietary history dapat di
lihat pada lampiran 9
2.1 Langkah-langkah metode riwayat makan:
1. Petugas menanyakan kepada responden
tentang pola kebiasaan makannya. Variasi makan pada hari-hari khusus
seperti hari libur, dalam keadaan sakit dan sebagainya juga dicatat.
Termasuk jenis
makanan,
frekuensi penggunaan, ukuran porsi dalam URT serta cara memasaknya (direbus,
digoreng, dipanggang dan sebagainya).
2.
Lakukan
pengecekan terhadap data yang diperoleh dengan cara mengajukan
pertanyaan untuk kebenaran data tersebut.
Hal yang perlu mendapat perhatian dalam pengumpulan data
adalah keadaan musim-musim tertentu dan hari-hari istimewa seperti hari pasar,
awal bulan, hari raya dan sebagainya. Gambaran konsumsi pada hari-hari tersebut
hams dikumpulkan.
2.2 Kelebihan
metode riwayat makan
1. Dapat
memberikan gambaran konsumsi pada periode yang panjang secara kualitatif dan
kuantitatif.
2. Biaya relatif
murah.
3. Dapat digunakan
di klinik gizi untuk membantu mengatasi masalah kesehatan yang berhubungan
dengan diet pasien.
2.3 Kekurangan metode riwayat makan
1. Terlalu
membebani pihak pengumpul data dan responden.
2. Sangat sensitif
dan membutuhkan pengumpul data yang sangat terlatih.
3. Tidak cocok
dipakai untuk survei-survei besar.
Data yang dikumpulkan lebih bersifat kualitatif. Biasanya hanya
difokuskan pada makanan khusus, sedangkan variasi makanan sehari-hari tidak
diketahui.
a.
Metode
pendaftaran makanan (food list)
Metode
pendaftaran ini dilakukan dengan menanyakan dan mencatat seluruh bahan makanan
yang digunakan keluarga selama periode survei dilakukan (biasanya 1-7 hart).
Pencatatan dilakukan berdasarkan jumlah bahan makanan yang dibeli, harga dan
nilai pembeliannya, termasuk makanan yang dimakan anggota keluarga diluar
rumah. Jadi data yang diperoleh merupakan taksiran/perkiraan dart responden.
Metode ini tidak memperhitungkan bahan makanan yang terbuang, rusak atau
diberikan pada binatang piaraan.
Jumlah bahan
makanan diperkirakan dengan ukuran berat atau URT. Selain itu dapat
dipergunakan alat bantu seperti food model atau contoh lainnya (gambargambar,
contoh bahan makanan aslinya dan sebagainya) untuk membantu daya ingat
responden.
Pengumpulan
data dilakukan dengan cara wawancara yang dibantu dengan formulir yang telah
disiapkan, yaitu kuesioner terstruktur yang memuat daftar bahan makanan utama
yang digunakan keluarga. Karena data yang diperoleh merupakan taksiran atau
perkiraan maka data yang diperoleh kurang teliti.
3.1 Langkah-langkah
metode pendaftaran makanan
· Catat semua jenis bahan makanan atau
makanan yang masuk ke rumah tangga
· dalam URT berdasarkan jawaban dart
responden selama periode survei.
·
Catat jumlah makanan yang dikonsumsi
masing-masing anggota keluarga baik
· dirumah maupun diluar rumah,
· Jumlahkan semua bahan makanan yang
diperoleh.
· Catat umur dan jenis kelamin anggota
keluarga yang ikut makan.
· Hitung rata-rata perkiraan konsumsi
bahan makanan sehari untuk keluarga.
· Bila ingin mengetahui perkiraan konsumsi per kapita,
dibagi dengan jumlah anggota keluarga.
3.2 Kelebihan
metode pendaftaran
§ Relati f murah, karena hanya membutuhkan waktu yang
singkat.
3.3 Kekurangan
metode pendaftaran
· Hasil yang diperoleh kurang teliti
karena berdasarkan estimasi/perkiraan
· Sangat subyektif, tergantung kejujuran
dari responden.
· Sangat bergantung pada daya ingat
responden.
a.
Metode Telepon
Dewasa ini
survei konsumsi dengan metode telepon semakin banyak digunakan terutama untuk
daerah perkotaan dimana sarana komunikasi telepon sudah cukup tersedia. Untuk
negara berkembang metode ini belum banyak dipergunakan karena membutuhkan biaya
yang cukup mahal untuk jasa telepon.
4.1 Langkah-langkah
metode telepon
· Petugas melakukan wawancara terhadap
responden melalui telpon tentang persediaan makanan yang dikonsumsi keluarga
selama periode survei
· Hitung persediaan makanan keluarga
berdasarkan hasil wawancara melalui telepon tersebut
· Tentukan pola konsumsi keluarga.
4.2 Kelebihan
metode telepon
·
Relatif cepat,
karena tidak harus mengunjungi responden
·
Dapat mencakup
responden lebih banyak
4.3 Kekurangan metode telepon
· Biaya relatif mahal untuk rekening
telpon
· Sulit dilakukan untuk daerah yang belum
mempunyai jaringan telpon
· Dapat menyebabkan terjadinya kesalahan
interpretasi dari hasil informasi yang diberikan responden
· Sangat tergantung pada kejujuran dan motivasi serta
kemampuan responden untuk menyampaikan makanan keluarganya.
- Pengukuran Kuantitatif
Metode secara
kuantitatif dimaksudkan untuk mengetahui jumlah makanan yang dikonsumsi
sehingga dapat dihitung konsumsi zat gizi dengan menggunakan Daftar Komposisi
Bahan Makanan (DKBM) atau daftar lain yang diperlukan seperti Daftar Ukuran
Rumah Tangga (URT), Daftar Konversi Mentah-Masak (DKMM) dan Daftar PenyeraPan
Minyak.
a.
Metode recall 24 jam
Metode recall makanan merupakan tehnik yang paling sering
digunakan baik secara klinis maupun
penelitian. Metode ini mengharuskan pelaku mengingat semua makanan
dan jumlahnya sebaik mungkin dalam waktu tertentu ketika tanya jawab berlangsung
Pengingatan sering dilakukan untuk 1 -3 hari.
Pada dasarnya metode ini dilakukan dengan mencatat jenis
dan jumlah bahanmakanan yang dikonsumsi pada masa lalu (Suharjo,et al, 1987). Wawancara
dilakukansedalam mungkin agar responden dapat mengungkapkan jenis bahan makanan yangdikonsumsinya
beberapa hari yang lalu. Agar wawancara berlangsung sistematika yang baik,maka
terlebih dahulu perlu disiapkan kuesioner (daftar pertanyaan).
Kuesioner tersebutmengarahkan wawancara menurut urutan
waktu makan dan pengelompokkan bahan makanan(Riyadi,1995 ).
1.1 Kuantitas pangan direcall
meliputi semua makanan dan minuman yangdikonsumsi
termasuk suplemen vitamin dan mineral (Gibson,1990).
1.2 Langkah-langkah
metode Recall
Nutrition
Berikut ini merupakan langkah-langkah dalam melakukan
Recall Nutrition:
1. Petugas atau pewawancara menanyakan
kembali dan mencatat semua makanan atauminuman
yang dikonsumsi responden dalam ukuran rumah tangga (URT) selama kurunwaktu 24 jam, 48 jam hingga 3 hari yang lalu tergantung
pada tujuan survey konsumsi makanan, kemudian petugas melakukan konversi dari
Ukuran Rumah Tangga (URT) seperti potong, ikat, gelas, piring dan
alat atau ukuran lain yang biasa digunakan di rumahtangga ke dalam ukuran berat
(gram). Daftar URT digunakan dalam menaksirkan jumlah bahan makanan, bila
ingin mengkonversi dari URT kedalam ukuran berat (gram)dan ukuran volume (liter ).Pada umumnya
URT untuk setiap daerah dan rumah tangga berbeda-beda, oleh karena itu
sebelum menggunakan daftar URT perlu dilakukan koreksisesuai dengan URT yang
digunakan. Terutama untuk ukuran-
ukuran potong, buah, butir,iris, bungkus, biji, batang, ikat dan
lain-lainnya, sehingga informasi dan pencatatan harusdilengkapi dengan besar
dan kecil ukuran bahan makanan atau makanan tersebut MenurutSusanto (1987)
untuk memudahkan dalam mengingat kembali jumlah makanan yangdikonsumsi setiap
orang maka diperlukan bantuan contoh bahan makanan (food models) yang telah
dibakukan beratnya.
2. Menganalisis bahan makanan ke dalam zat
gizi dengan menggunakan Daftar KomposisiBahan Makanan (DKBM). DKBM adalah
daftar yang memuat susunan kandungan zat-zatgizi berbagai jenis bahan makanan
atau makanan. Zat gizi tersebut meliputi energi, protein,lemak, karbohidrat,
beberapa mineral penting (kalsium, besi, dan vitamin, (Vitamin A,Vitamin B,
Niasin dan Vitamin C).
3. Membandingkan dengan Daftar Kecukupan
Gizi yang Dianjurkan
(DKGA)atau
AngkaKecukupan Gizi (AKG ) untuk Indonesia. Untuk
menilai tingkat konsumsi makanan diperoleh suatu standar kecukupan
yangdianjurkan atau Recomended Dietary Allowance (RDA ) untuk populasi yang diteliti. Untuk Indonesia, Angka Kecukupan Gizi (AKG) yang digunakan saat ini
secara nasional adalahWidya Karya Nasional Pangan dan Gizi VI tahun 1998
(Supariasa, 2001). Dasar penyajianAngka Kecukupan Gizi (AKG):
a. Kelompok umur
b. Jenis kelamin
c. Tinggi badan
d. Berat badan
e. Aktivitas
f. Kondisi khusus (hamil dan menyusui)
Berhubung AKG yang tersedia bukan menggambarkan AKG
individu, tetapigolongan umur, jenis kelamin, tinggi badan dan berat badan
standar. Menurut DarwinKaryadi dan Muhilal (1996 ) dalam Supariasa (2001), untuk menentukan AKG individudapat
dilakukan dengan
meletakkan koreksi terhadap BB nyata
individu/perorangantersebut dengan BB standar
Menurut Hasil Widya Karya Pangan dan Gizi tahun 2004,
Angka Kecukupan Gizi(AKG).
untuk
perorangan/individu diperoleh dari perbandingan antara konsumsi zat gizidengan
keadaan gizi seseorang
Caranya yaitu dengan membandingkan
pencapaian konsumsizat gizi individu tersebut terhadap AKG. Menurut Depkes RI
(1990). bahwa klasifikasi tingkat konsumsi makanan di bagimenjadi empat dengan
cut of points sebagai berikut:
· Baik : 100% AKGy
· Sedang : 80± 99 % AKGy
· Kurang : 70 ± 80% AKGy
· Defisit : < 70%
1.3 Kelebihan dan
Kekurangan Recall
Nutrition
K
kelebihan dari metode Recall
Nutrition adalah :Mudah melaksanakannya serta tidak terlalu membebani responden
Biaya relatif murah, karena tidak memerlukan peralatan khusus dan tempat yang
luas untuk wawancara Cepat, sehingga dapat mencakup banyak responden. Dapat
digunakan untuk responden yang buta huruf Dapat memberikan gmbaran nyata
yang benar-benar dikonsumsi individu sehinggadapat dihitung intake zat gizi
sehari. Sedangkan kekurangannya adalah sebagai berikut :
Ketepatannya sangat tergantung pada daya ingat responden
Oleh karena itu responden harus mempunyai daya ingat yang baik, sehingga metode
ini tidak cocok tidak cocok dilakukan
pada anak usia di bawah 7 tahun, orang tua berusia di atas 70 tahun dan orangyang hilang ingatan atau
orang yang pelupa. The flat slope syndrome, yaitu kecenderungan bagi
responden yang kurus untuk melaporkan konsumsinya lebih banyak (over
estimate)
dan bagi responden yanggemuk
cenderung melaporkan lebih sedikit (under estimate). Membutuhkan tenaga
atau petugas yang terlatih dan terampil dalam menggunakanalat-alat bantu URT
dan ketetapan alat bantu yang dipakai menurut kebiasaan masyarkat
Pewawancara harus dilatih untuk
dapat secara tepat menanyakan apa-apayang dimakan oleh responden, dan
mengenal cara-cara pengolahan makanan serta pola pangan daerah yang akan
diteliti secara umum. Responden harus diberi motivasi dan penjelasan tentang
tujuan dari penelitian. Untuk pada saat
panen, hari pasar, hari akhir pecan, pada saat melakukan upacara-upacara
keagamaan, selamatan dan lain-lain.
1.4 Kesalahan
Pengukuran Dalam Penilaian Diet
Kesalahan sistematik dan kesalahan acak bisa terjadi
selama pengukuran konsumsimakanan dan asupan gizi. Tingkat dari kesalahan ini
bisa berubah dengan penggunaanmetode dan populasi serta studi gizi. Tipe dari
kesalahan pengukuran dapat diminimalkanoleh mutu menggabungkan prosedur control
pada waktu proses pengukuran.
1.5 Sumber dari
Kesalahan Pengukuran
Banyak penyebab dari kesalahan ini dalam rumah tangga dan
individu dengan metode surveikonsumsi makanan. Kesalahan utama akan dijelaskan
pada bagian ini
:
1.
Nonrespondent Bias/Bias Nonresponden
dalam survey makanan memberikan hasil,sebaliknya sampel
acak dari subjek tidak mewakili populasi studi.
2. Respondent
Bias/Bias Responden
diakibatkan oleh kelebihan laporan sistematik
ataukelemahan laporan dari konsumsi makanan
3. Interviewer Bias/Kesalahan Pewawancara
bisa terjadi jika ada perbandingan
pertanyaandiantara para pewawancara untuk informasi yang merubah tingkat atau
catatan jawabandari subjek tidak benar.
4.
Respondent Memory Lapse/Terbatasnya Daya Ingat Responden bisa mengakibatkankesalahan
yang tidak disengaja sehingga perlu tambahan memori untuk mengingat kembali
5.
Incorrect Estimate of Protein Size/Kesalahan
perkiraan ukuran porsi dapat terjadi dariresponden yang gagal
mengukur dengan akurat jumlah dari konsumsi makanan ataukurang paham
³rata-rata´ ukuran porsi
6.
Supplement
Kause/Pemakaian Suplemen
bisa menghilangkan catatan makanan ataumengingat
kembali atau kesalahan dalam kalkulasi asupan gizi
7.
Coding Error/Kesalahan Pengkodean
dapat terjadi ketika perkiraan ukuran porsi
telahdikonversi dari ukuran rumah tangga ke ukuran gram dan ketika makanan
memakai kode(eg ,2% susu adalah kode untuk keseluruhan susu).
8.
Mistakes in the Holding of Mixed Disease/Kesalahan dalam
Perlakuan Menggabungkan Hidangan mengakibatkan kesalahan perkiraan dari
kandungan gizi per gram dan juga
kesalahan dalam penilaian kelompok makanan tertentu.
1.6 Penilaian dan
Kontrol dari Kesalahan Pengukuran
Kesalahan pengukuran acak dan kesalahan
pengukuran sistematik dapatdiminimalkan dengan menggabungkan bermacam
mutu-prosedur kontrol ke dalamsetiap tingkatan dari metode penilaian makanan
karena itu bisa dilakukan pelatihan danlatihan kerja untuk pewawancara dan
pembaca kode, standardisasi dari teknik wawancara dan kuisioner, pretest dari
kuisioner, dan administrasi dari studi pilot utamauntuk survey. Setiap
prosedur dalam penilaian makanan harus
sering dicek untuk menjamin pemenuhan dengan standardisasi umum
Kesalahan acak tidak seperti kesalahan
sistematik, dapat diminimalkan denganmenambah jumlah observasi. Sebaliknya,
kesalahan sistematik bisa berkelompok dengan hanya beberapa responden (eg,
obes atau subjek tua),wawancara khusus ataumakanan pasti (e,g., alkohol).
Urusan tentang akibat dari kesalahan
pengukuran sedang perkiraan risiko relatif untuk penyakit telah terus meningkat
untuk penggunaan daristudi kalibrasi untuk mengukur kesalahan pengukuran
sistematik. Penilaian dari peniruan dan validitas dari penggunaan metode
makanan perlu sekali, khususnya untuk palang-perbandingan negara dan
surveilans gizi (Buzzard dan Sievert,1994).
1.7 Hasil
Model/Contoh Makanan dan Ukuran Rumah Tangga
Telah digunakan dalam beberapa survey nasional konsumsi
makanan
membandingkan ukuran porsi melaporkan ketelitian dari 2 dimensional (2-D) modelmakanan
dan sebuah range dari ukuran 3-D,
sekarang digunakan sebagai sebuah dalamkomponen dietary dari NHANES. 2-D
model makanan adalah 32 riwayat setiap ukurangambaran dari tempat rumah tangga
(gelas, mugs, mangkuk), bentuk (gundukan danlebarnya),dan
model geometric (lingkaran, sebuah kabellistrik,danketebalan batang). Ukuran 3-D membantu mengukur cangkir, sendok, dan
sebuah penggaris. Secarakeseluruhan, kedua 2-D dan 3-D relative membantu
menuntun membangkitkanestimasi yang baik dari jumlah makanan, walaupun dalam
study ini, memperolehestimasi lebih akurat pada rata-rata dengan 2-D dari
petunjuk 3-D, special untuk gundukan makanan. Investigator lain mempunyai laporan bahwa gambar 2-D adalahsama efektif
model 3-D (Pietinen et al.,1988;
Posner dkk .,1992).
1.8 Estimasi Ukuran
Porsi untuk daging
Estimasi
ukuran porsi untuk daging adalah terutama sukar oleh karena
bentuk yangluar biasa dari ukuran bagian dari daging. Tentu saja, dalam study
oleh Weber dkk (1997), kesalahan dalam estimasi dari ukuran daging (steak)
sampai 80% yangditemukan. Godwin dkk (2001). Memiliki penyelidikan/penelitian
penggunaan darivariasi penentuan estimasi ukuran porsi (seperti kantong, papan
taraf, penggaris,diagram dan ukuran jaringan).
Sumber besar dari kesalahan mencatat untuk estimasidari
ketebalan dari pada panjang atau lebar, perlengkapan untuk perceptual factor.
Kesalahan estimasi ukuran porsi (30%-73,2%), dilaporkan untuk estimasi ukuran
porsidari daging utuh dengan lebih dari satu dimensi luar biasa (seperi tulang
rusuk),terlepas dari pertolongan ukuran digunakan untuk estimasi ukuran porsi.
Oleh karenaketidakakuratan itu rekomendasi penelitian penggunaan penetapan
standar berat berdasarkan pada kategori ukuran porsi (i.e.,kecil, median,
dan besar) untuk estimasiukuran luar biasa bagian dari daging sebagai tulang
rusuk. Untuk bagian, lebih sering,ukuran daging, sebuah garisan akan digunakan
untuk estimasi panjang dan lebar, bersama dengan makanan spesifik,
menstandarisasikan ukuran dari ketebalan.
Untuk hubungan tipe sosis, digunakan dari sebuah
diagram sosis sebagai pengganti darisebuah garisan/batasan, adalah yang
terkomendasikan (Godwin e., 2001).
Penelitianmembandingkan ketelitian dari bantuan pengukuran porsi dalam
mengontrol testlingkungan yang sangat wajib. Nelson dan Haraldsdottir (1998a, b)
memberikan detaildalam bentuk dari banyak study, dengan
referensi particular untuk penggunaan gambar untuk mengukur ukuran porsi.
Penggunaan dalam studi tersebut membantu
dalammemperkenalkan kedua makanan yang tidak dapat diukur kebenarannya dan
populasisubkelompok buat siapa yang
menggunakan gambar 2-D atau gambar yang tepat.
Dalam kondisi untuk melatih pewawancara, beberapa
study memiliki penelitianapakah itu berguna untuk deretan responden untuk
penggunaan penentuan pengukuran porsi sepersi pada hasil model makanan
atau ukuran rumah tangga.
Pada umumnya, pembahasan penggunaan pelatihan
kelompok pendek untuk responden menggunakancontoh/model makanan atau ukuran
rumah tangga harus dianjurkan
Pembahasan pelatihan
mempertinggi kecakapan dari kedua anak dan dewasa untuk estimasi
ukuran porsi makanan yang akurat, walaupun untuk anak-anak, mungkin
diperlukanmenggunakan sebuah kombinasi dari contoh/model makan dan gambar
ukuran makanan mungkin adalah baik (Howat dkk.,1994).
1.9 Cara agar hasil Recall Nutrition tetap valid
Karena keberhasilan metode recall ini sangat ditentukan
oleh daya ingat respondendan kesungguhan serta kesabaran dari pewawancara, maka
untuk dapat mengingatkanmutu data recall dilakukan selama beberapa kali pada
hari yang berbeda (tidak berturut-turut), tergantung dari variasi menu keluarga
dari hari ke hari. Validasi Data Hasil Pengukuran Konsumsi Makanan
1.Validasi dan Akurasi
Kesalahan dari hasil pengukuran
konsumsi makanan dapat bersumber dari validitasatau akurasi dari metode yang
digunakan. Validitas atau
akurasi adalah derajatkemampuan suatu
metode dapat mengukur apa yang seharusnya diukur.
Untuk menentukan tingkat validitas dari
suatu metode pengukuran konsumsimakanan, masih sulit dilakukan. Hal ini
disebabkan oleh karena tidak adanya suatumetode baku (gold standard) yang dapat
mengukur konsumsi yang sebenarnya dariresponden.
Oleh karena itu, pengujian validitas suatu metode dilakukan dengan
membandingkanhasil pengukuran suatu metode dengan hasil metode lain yang
diketahui lebih baik.
Contohnya menggunakan alat bantu gambar dan food model Dalam memilih
metode pembanding, presisi dan akurasi metode tersebut harus lebihtinggi dari metode yang diuji. Selain itu
kedua metode yang sedang diuji tersebut (yangdiuji dan pembanding) haruslah
menguji parameter yang sama dalam kerangka waktuyang sama pula
2. Presisi atau ReabilitasPresisi
(tingkat kepercayaan/reabilitas)
Presisi/ReabilitasPresisi
(tingkat kepercayaan/reabilitas) adalah kemampuan suatu metode dapatmemberikan hasil yang
relatif sama bila digunakan pada waktu yang berbeda. Presisi ditentukan oleh
kesalahan dalam pengukuran dan perbedaan konsumsi dari individu diantara kedua
pengukuran (true daily variation).
Jika
kesalahan
pengukuran dapat ditekan semaksimal mungkin, maka tingkat presisi terutama
ditentukan oleh perbedaan konsumsi sesungguhnya pada kedua pengukuran,
jadi hasil pengukuran yang berbeda tersebut bukanlah disebabkan olehmetodenya
yang tidak dipercaya.
Dalam pengukuran konsumsi makanan untuk sekelompok
masyarakat, perbedaanantara dua pengukuran dapat disebabkan oleh dua faktor,
yaitu
·
Berbedanya
konsusmsi antara anggota kelompok (variasi antaraindividu/responden).
·
Berbedanya
konsumsi dari hari kehari pada setiap anggota kelompok (variasiintra
individu/responden).
Jadi perbedaan antara individu dan intra individu ini
dalam survei diet harusdibedakan dan dihitung.
Tingkat presisi suatu metode dalam survey konsumsi
ditentukan oleh beberapahal, antara lain :
§ Lama waktu pengamatan yang digunakan
§ Macam populasi yang diteliti
§ Zat gizi yang
ingin diketahui
§ Alat yang dipakai
untuk mengukur harus sesuai tingkat ketelitiannya
§ Varians antara dan intra responden
b. Perkiraan
Makanan (estimated food record)
Metode ini
disebut juga food records atau diary records, yang digunakan
untuk mencatat jumlah yang dikonsumsi. Pada metode ini responden diminta untuk
mencatat semua yang is makan dan minum setiap kali sebelum makan dalam Ukuran
Rumah Tangga (URT) atau menimbang dalam ukuran berat (gram) dalam periode
tertentu (2-4 hari berturut-turut), termasuk cara persiapan dan pengolahan
makanan tersebut.
2.1 Langkah-langkah
pelaksanaan food record:
· Responden
mencatat makanan yang dikonsumsi dalam URT atau gram (nama masakan, cara
persiapan dan pemasakan bahan makanan).
· Petugas
memperkirakan/estimasi URT ke dalam ukuran berat (gram) untuk bahan makanan
yang dikonsumsi tadi.
· Menganalisis
bahan makanan ke dalam zat gizi dengan DKBM.
· Membandingkan
dengan AKG.
Metode ini dapat memberikan informasi konsumsi yang
mendekati sebenarnya (true intake) tentang jumlah energi dan zat gizi yang
dikonsumsi oleh individu.
2.2 Kelebihan metode estimated food records:
· Metode ini
relatif murah dan cepat.
· Dapat
menjangkau sampel dalam jumlah besar.
· Dapat diketahui
konsumsi zat gizi sehari.
· Hasilnya
relatif lebih akurat
2.3 Kekurangan metode estimated food records:
· Metode ini
terlalu membebani responden, sehingga sering menyebabkan responden merubah
kebiasaan makanannya.
· Tidak cocok
untuk responden yang buta huruf.
Sangat
tergantung pada kejujuran dan kemampuan responden dalam mencatat dan
memperkirakan jumlah konsumsi.
c.
Penimbangan makanan (food weighing)
Pada metode
penimbangan makanan, responden atau petugas menimbang dan mencatat seluruh
makanan yang dikonsumsi responden selama 1 hari.
Penimbangan
makanan ini biasanya berlangsung beberapa hari tergantung dari tujuan, dana
penelitian dan tenaga yang tersedia. Contoh kuesioner penimbangan makanan dapat
dilihat pada Lampiran .
3.1 Langkah-langkah pelaksanaan penimbangan makanan:
·
Petugas/responden
menimbang dan mencatat bahan makanan/makanan yang dikonsumsi dalam gram.
·
Jumlah bahan
makanan yang dikonsumsi sehari, kemudian dianalisis dengan menggunakan DKBM
atau DKGJ (Daftar Komposisi Gizi Jajanan).
·
Membandingkan
hasilnya dengan Kecukupan Gizi yang Dianjurkan (AKG). Perlu diperhatikan disini
adalah, bila terdapat sisa makanan setelah makan maka perlu juga ditimbang sisa
tersebut untuk mengetahui jumlah sesungguhnya makanan yang dikonsumsi.
3.2 Kelebihan
metode penimbangan:
· Data yang diperoleh lebih
akurat/teliti.
3.3 Kekurangan
metode penimbangan:
· Memerlukan waktu dan cukup mahal karena perlu peralatan.
· Bila penimbangan dilakukan dalam periode yang cukup lama,
maka responden dapat merubah kebiasaan makan mereka.
· Tenaga pengumpul data harus terlatih dan trampil.
· Memerlukan kerjasama yang baik dengan responden.
d.
Metode food account
Metode
pencatatan dilakukan dengan cara keluarga mencatat setiap hari semua makanan
yang dibeli, diterima dari orang lain ataupun dari hasil produksi sendiri.
Jumlah makanan dicatat dalam URT, termasuk harga eceran bahan makanan tersebut.
Cara ini tidak memperhitungkan makanan cadangan yang ada di rumah tangga dan
juga tidak memperhatikan makanan dan minuman yang dikonsumsi di luar rumah dan
rusak, terbuang/tersisa atau diberikan pada binatang piaraan. Lamanya
pencatatan umumnya tujuh, hari (Gibson, 1990). Pencatatan dilakukan pada
formulir tertentu yang telah dipersiapkan.
4.1 Langkah-langkah
pencatatan (food account)
Keluarga mencatat
seluruh makanan yang masuk ke rumah yang berasal dari berbagai sumber tiap hari
dalam URT (ukuran rumah tangga) atau satuan ukuran volume atau berat.
· Jumlahkan masing-masing jenis bahan
makanan tersebut dan konversikan kedalam ukuran berat setiap hari.
· Hitung rata-rata perkiraan penggunaan
bahan makanan setiap hari.
4.2 Kelebihan
metode pencatatan (food account):
· Cepat dan relatif murah.
· Dapat diketahui tingkat ketersediaan
bahan makanan keluarga pada periode tertentu
· Dapat diketahui daya beli keluarga
terhadap bahan makanan
· Dapat menjangkau responden lebih
banyak.
4.3 Kekurangan
metode pencatatan (food account):
· Kurang teliti, sehingga tidak dapat menggambarkan tingkat
konsumsi rumah tangga.
· Sangat tergantung pada kejujuran responden untuk
melaporkan/mencatat makanan dalam keluarga.
e. Metode
inventaris (inventori method)
Metode
inventaris ini juga sering disebut log book method. Prinsipnya dengan
caranya menghitung/mengukur semua persediaan makanan di rumah tangga (berat dan
jenisnya) mulai dari awal sampai akhir survei. Semua makanan yang diterima,
dibeli dan dari produksi sendiri dicatat dan dihitung/ditimbang setiap hari
selama periode pengumpulan data (biasanya sekitar satu minggu). Semua makanan
yang terbuang, tersisa dan busuk selama penyimpanan dan diberikan pada orang
lain atau binatang peliharaan juga diperhitungkan. Pencatatan dapat dilakukan
oleh petugas atau responden yang sudah mampu/telah dilatih dan tidak buta huruf
(Gibson, 1990).
5.1 Langkah metode
inventaris
· Catat dan
timbang/ukur semua jenis bahan makanan yang ada di rumah pada hari pertama
survei.
· Catat dan ukur
semua jenis bahan makanan yang diperoleh (dibeli, dari kebun, pemberian orang
lain dan makan di luar rumah) keluarga selama hari survei.
· Catat dan ukur
semua bahan makanan yang diberikan kepada orang lain, rusak, terbuang dan
sebagainya selama hari survei.
· Catat dan ukur
semua jenis bahan makanan yang ada di rumah pada hari terakhir survei.
· Hitung berat
bersih dari tiap-tiap bahan makanan yang digunakan keluarga selama periode
survei
· Catat pula
jumlah anggota keluarga dan umur masing-masing yang ikut makan
· Hitung
rata-rata perkiraan konsumsi keluarga atau konsumsi perkapita dengan membagi
konsumsi keluarga dengan jumlah anggota keluarga.
Peralatan yang diperlukan dalam metode inventaris antara
lain:
· Kuesioner
· Peralatan atau alat timbang.
· Ukuran rumah tangga.
Kelebihan dari metode inventaris:
· Hasil yang diperoleh lebih akurat, karena memperhitungkan
adanya sisa dari makanan, terbuang dan rusak selama survei dilakukan.
Kekurangan metode inventaris:
· Petugas hams terlatih dalam menggunakan alat ukur dan
formulir pencatatan.
· Tidak cocok untuk responden yang buta huruf, bila
pencatatan dilakukan oleh responden.
Memerlukan
peralatan sehingga biaya relatif lebih mahal.
· Memerlukan
waktu yang relatif lama
f.
Pencatatan (hosehold food record)
Pengukuran
dengan metode household food record ini dilakukan sedikitnya dalam
periode satu minggu oleh responden sendiri. Dilaksanakan dengan menimbang
atau mengukur
dengan URT seluruh makanan yang ada di rumah, termasuk cara pengolahannya.
Biasanya tidak memperhitungkan
sisa makanan yang terbuang dan dimakan oleh binatang piaraan. Metode ini
dianjurkan untuk tempat/daerah, dimana tidak banyak variasi penggunaan bahan
makanan dalam keluarga dan masyarakatnya sudah bisa membaca dan menulis.
5.2 Langkah-langkah
metode household food record
· Responden mencatat dan menimbang/mengukur semua makanan
yang dibeli dan diterima oleh keluarga selama penelitian (biasanya satu minggu)
· Mencatat dan menimbang/mengukur semua makanan yang
dimakan keluarga, termasuk sisa dan makanan yang dimakan oleh tamu.
· mencatat makanan yang dimakin anggota keluarga di luar
rumah.
· Hitung rata-rata konsumsi keluarga atau konsumsi
perkapita.
5.3 Kelebihan metode household food record
· Hasil yang diperoleh lebih akurat, bila dilakukan dengan
menimbang makanan a Dapat dihitung intake zat gizi keluarga.
5.4 Kekurangan
metode household food record:
· Terlalu membebani responden.
· Memerlukan biaya cukup mahal, karena responden harus
dikunjungi lebih sering.
· Memerlukan waktu yang cukup lama.
· Tidak cocok until responden yang buta huruf.
3.Metode Kualitatif dan Kuantitatif
Beberapa metode
pengukuran bahkan dapat menghasilkan data yang bersifat kualitatif maupun
kuantitatif.Atau metode penggabungan antara data kualitatif dan kuantitatif
dengan menggunakan
metode recall 24 jam
dan metode riwayat makan (dietary history)seperti yang sudah dijelaskan
diatas.
0 Komentar