Iklan atas - New

Laporan PBL hasil dan pembahasan kesmas UNTAD 2015


BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan pendataan, observasi dan penentuan prioritas masalah pada PBL I, diperoleh kesimpulan bahwa masalah Gizi, Kesehatan Ibu dan Anak serta merokok merupakan masalah utama yang perlu di Intervensi.
Pada PBL II telah dilaksanakan beberapa kegiatan-kegiatan baik intervensi fisik berupa pembuatan dan pembagian leaflet gizi seimbang, Inisiasi Menyusu Dini (IMD), dan posyandu. Selain itu, dilakukan pula kegiatan intervensi non fisik seperti penyuluhan gizi seimbang, IMD, serta pentingnya posyandu. Kemudian pada PBL III ini akan dilakukan evaluasi perkembanga hasil intervensi yang telah dilakukan.
A.    Evaluasi Intervensi Fisik
1.      Pembuatan dan Pembagian Leaflet Mengenai Gizi Seimbang
Tabel 3.1
Gambaran Hasil Evaluasi Pada Intervensi Fisik Pembuatan dan Pembagian Leaflet Mengenai Gizi Seimbang di Desa Loli Pesua Tahun 2018

Intervensi
Target
Realisasi
Jumlah
%
Biaya
Jumlah
%
Biaya
Pembuatan dan Pembagian Leaflet Gizi Seimbang
73
80
Rp. 225.000
73
100
Rp. 146.000

Pada intervensi ini, pembuatan dan penyebaran leaflet dilakukan oleh 10 orang mahasiswa PBL II yang berada di Desa Loli Pesua. Alat dan bahan yang digunakan dalam pembuatan leaflet gizi seimbang berupa print, kertas leaflet, dan tinta yang bersumber dari mahasiswa dan pembelian dari dana PBL yang ada. Dana yang digunakan untuk pembuatan leaflet gizi seimbang yaitu sebesar Rp. 146.000.
Pembuatan leaflet dilakukan pada taggal 17 Januari 2018, sedangkan penyebarannya dimulai pada hari Senin, 22 Januari 2018 sampai pada tanggal 24 Januari 2018. Penyebaran leaflet ini dilakukan sekaligus bersama intervensi penyuluhan gizi dengan tujuan untuk menambah informasi bagi masyarakat. Output yang didapatkan dari intervensi ini yaitu tersebarnya 73 leaflet gizi seimbang untuk WUS yang ada di Desa Loli Pesua.
2.      Pembuatan dan Pembagian Leaflet Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dan MP-ASI
Tabel 3.2
Gambaran Hasil Evaluasi Pada Intervensi Fisik Pembuatan dan Pembagian Leaflet Mengenai Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dan MP-ASI di Desa Loli Pesua Tahun 2018

Intervensi
Target
Realisasi
Jumlah
%
Biaya
Jumlah
%
Biaya
Pembuatan dan Pembagian Leaflet Menyusu Dini (IMD) dan MP-ASI
11
100
Rp. 33.000
11
100
Rp. 22.000

Pada intervensi ini, pembuatan dan penyebaran leaflet dilakukan oleh 10 orang mahasiswa PBL II yang berada di Desa Loli Pesua. Alat dan bahan yang digunakan dalam pembuatan leaflet inisiasi menyusu dini dan MP-ASI berupa print, kertas leaflet, dan tinta yang bersumber dari mahasiswa dan pembelian dari dana PBL yang ada. Dana yang digunakan untuk pembuatan leaflet inisiasi menyusu dini dan MP-ASI yaitu sebesar Rp. 22.000.
Pembuatan leaflet dilakukan pada taggal 18 Januari 2018, sedangkan penyebarannya dimulai pada hari Senin, 22 Januari 2018 sampai pada tanggal 24 Januari 2018. Penyebaran leaflet ini dilakukan sekaligus bersama intervensi penyuluhan inisiasi menyusu dini dengan tujuan untuk menambah informasi bagi masyarakat sehingga masyarakat mengetahui manfaat / pentingnya melakukan inisiasi menyusu dini. Output yang didapatkan dari intervensi ini yaitu tersebarnya 11 leaflet inisisasi menyusu dini untuk ibu hamil  yang ada di Desa Loli Pesua.
3.      Pembuatan dan Pembagian Leaflet Pentingnya Posyandu
Tabel 3.3
Gambaran Hasil Evaluasi Pada Intervensi Fisik Pembuatan dan Pembagian Leaflet Mengenai Posyandu di Desa Loli Pesua Tahun 2018

Intervensi
Target
Realisasi
Jumlah
%
Biaya
Jumlah
%
Biaya
Pembuatan dan Pembagian Leaflet Posyandu
31
80
Rp. 93.000
31
100
Rp.62.000

Pada intervensi ini, pembuatan dan penyebaran leaflet dilakukan oleh 10 orang mahasiswa PBL II yang berada di Desa Loli Pesua. Alat dan bahan yang digunakan dalam pembuatan leaflet posyandu berupa print, kertas leaflet, dan tinta yang bersumber dari mahasiswa dan pembelian dari dana PBL yang ada. Dana yang digunakan untuk pembuatan leaflet posyandu yaitu sebesar Rp. 62.000.
Pembuatan leaflet dilakukan pada taggal 19 Januari 2018, sedangkan penyebarannya dimulai pada hari Senin, 22 Januari 2018 sampai pada tanggal 24 Januari 2018. Penyebaran leaflet ini dilakukan sekaligus bersama intervensi penyuluhan posyandu dengan tujuan agar masyarakat Desa Loli Pesua mengetahui pentingnya untuk datang ke posyandu. Output yang didapatkan dari intervensi ini yaitu tersebarnya 31 leaflet  posyandu untuk ibu yang memiliki balita yang ada di Desa Loli Pesua.

B.     Evaluasi Intervensi Non Fisik
1.      Penyuluhan Mengenai Gizi Seimbang
Tabel 3.4
Gambaran Hasil Evaluasi Pada Intervensi Non Fisik
Penyuluhan Mengenai Gizi Seimbang di Desa Loli Pesua Tahun 2018

Intervensi
Target
Realisasi
Frekuensi
Peserta
Biaya
Frekuensi
Peserta
Biaya
Penyuluhan Mengenai Gizi Seimbang
1x
73 PUS
Rp. 365.000
1x
73 PUS
Rp. 365.000
Pada intervensi ini, penyuluhan dilakukan oleh 10 mahasiswa. Alat dan Bahan yang digunakan dalam penyuluhan adalah kuesioner, leaflet, dan  alat peraga. Dana yang digunakan kurang lebih Rp. 365.000 yang digunakan untuk menyediakan konsumsi saat penyuluhan berlangsung.
Penyuluhan gizi seimbang dilakukan pada hari Jumat, 19 Januari 2018 sampai pada hari Selasa, 23 Januari 2018. Penyuluhan ini dilakukan secara door to door, sebelum dan sesudah kegiatan penyuluhan responden diberikan pre dan post test. Adapun output dari intervensi ini adalah sebagai berikut:









Tabel 3.5
Gambaran Output Pada Intervensi Non Fisik
Penyuluhan Mengenai Gizi Seimbang di Desa Loli Pesua Tahun 2018

DUSUN
Sebelum Intervensi
Setelah Intervensi

TOTAL
Mengetahui
Tidak Mengetahui
Mengetahui
Tidak Mengetahui
1 PANTAVU
N
32
118
71
79
150
%
26%
74%
47,3%
52,7%
40,3%
2 TANEGGA
N
32
94
78
48
126
%
25,3%
74,7%
61,9%
38,1%
33,9%
3 LAMBORI
N
19
77
45
51
96
%
19,7%
80,3%
46,9%
53,1%
25,8%
Total
N
83
289
194
178
372
%
22,4%
77,6
52,2%
47,8%
100%
Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa terdapat peningkatan pengetahuan responden setelah dilakukan kegiatan intervensi non fisik pada masing-masing dusun, yaitu dari 22,4% masyarakat yang mengetahui gizi seimbang meningkat menjadi 47,8%.
2.      Penyuluhan Mengenai IMD dan MP-ASI
Tabel 3.6
Gambaran Hasil Evaluasi Pada Intervensi Non Fisik
Penyuluhan Mengenai IMD dan MP-ASI di Desa Loli Pesua
Tahun 2018

Intervensi
Target
Realisasi
Frekuensi
Peserta
Biaya
Frekuensi
Peserta
Biaya
Penyuluhan Mengenai IMD dan MP-ASI
1x
11 Ibu Hamil
Rp. 55.000
1x
11 Ibu Hamil
Rp. 6000
Pada intervensi ini, penyuluhan dilakukan oleh 10 mahasiswa PBL III. Alat dan Bahan yang digunakan dalam penyuluhan adalah kuesioner, dan leaflet. Dana yang digunakan kurang lebih Rp. 6.000 yang digunakan untuk menyediakan kuesioner pada saat penyuluhan.
Penyuluhan mengenai Inisiasi Menyusu Dini dilakukan secara door to door pada hari Jumat, 19 Januari 2018 sampai pada hari Selasa, 23 Januari 2018. Sebelum dan sesudah kegiatan penyuluhan  responden diberikan pre dan post test. Adapun output dari intervensi ini adalah sebagai berikut:
Tabel 3.7
Gambaran Output Pada Intervensi Non Fisik
Penyuluhan Mengenai IMD dan MP-ASI di Desa Loli Pesua
Tahun 2018

DUSUN
Sebelum Intervensi
Setelah Intervensi

TOTAL
Mengetahui
Tidak Mengetahui
Mengetahui
Tidak Mengetahui
1 PANTAVU
N
7
16
10
13
23
%
30,4%
69,6%
43,5%
56,5%
37,1%
2 TANEGGA
N
6
14
8
12
20
%
30%
70%
12,9%
19,4%
32,2%
3 LAMBORI
N
2
17
11
8
19
%
10,5%
89,5%
57,9%
42,1%
30,6%
Total
N
15
47
29
33
372
%
24,2%
75,8%
46,9%
53,2%
100%
Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa terjadi peningkatan pengetahuan sebelum dan setelah dilakukan intervensi non fisik, yaitu dari 24,2% masyarakat yang mengetahui IMD dan MP-ASI meningkat menjadi 46,9%.





3.      Penyuluhan Mengenai Posyandu
Tabel 3.8
Gambaran Hasil Evaluasi Pada Intervensi Non Fisik
Penyuluhan Mengenai Pentingnya Posyandu di Desa Loli Pesua
Tahun 2018

Intervensi
Target
Realisasi
Frekuensi
Peserta
Biaya
Frekuensi
Peserta
Biaya
Penyuluhan Mengenai Pentingnya Posyandu
1x
 31 Pus yang memiliki Balita
Rp. 93.000
1x
11 Ibu Hamil
Rp. 10.000
Pada intervensi ini, penyuluhan dilakukan oleh 10 mahasiswa PBL III. Alat dan Bahan yang digunakan dalam penyuluhan adalah kuesioner, dan leaflet. Dana yang digunakan kurang lebih Rp. 10.000 yang digunakan untuk menyediakan kuesioner pada saat penyuluhan.
Penyuluhan mengenai pentingnya ke posyandu dilakukan secara door to door pada hari Jumat, 19 Januari 2018 sampai pada hari Selasa, 23 Januari 2018. Sebelum dan sesudah kegiatan penyuluhan  responden diberikan pre dan post test. Adapun output dari intervensi ini adalah sebagai berikut:











Tabel 3.9
Gambaran Output Pada Intervensi Non Fisik
Penyuluhan Mengenai Pentingnya Posyandu di Desa Loli Pesua
DUSUN
Sebelum Intervensi
Setelah Intervensi

TOTAL
Mengetahui
Tidak Mengetahui
Mengetahui
Tidak Mengetahui
1 PANTAVU
N
15
24
28
11
39
%
38,4%
61,6%
71,8%
28,2%
32%
2 TANEGGA
N
10
47
37
20
20
%
17,5%
82,5%
64,9%
35,1%
46,7%
3 LAMBORI
N
12
14
16
10
26
%
46,2%
53,8%
61,5%
38,5%
21,3%
Total
N
37
85
81
41
122
%
30,3%
69,7%
66,4%
33,6%
100%
Tahun 2018
Berdasarkan tabel 3.9 dapat diketahui bahwa setelah dilakukan intervensi non fisik pada PBL II terjadi peningkatan pengetahuan pada responden, yaitu dari 30,3% yang mengetahui pentingnya posyandu, meningkat menjadi 66,4% setelah dilakukan evaluasi.












A.      Pembahasan
1.    Evaluasi Intervensi Fisik
Berdasarkan data pada PBL I telah disetujui bahwa rendahnya pengetahuan gizi masyarakat, pengetahuan IMD dan MP-ASI serta partisipasi masyarakat untuk datang ke posyandu menjadi prioritas masalah di Desa Loli Pesua. Dengan demikian pembuatan dan penyebaran leaflet menjadi intervensi fisik yang akan dilakukan. Pada Plan of Action ditargetkan tersebarnya 73 eksampler leaflet gizi seimbang pada PUS, 11 eksampler leaflet IMD dan MP-ASI, dan 31 eksampler leaflet pentingnya posyandu. Pembuatan dan penyebaran ketiga jenis leaflet ini dilakukan oleh mahasiswa PBL. Pembuatan leaflet ini dilakukan pada 17 Januari 2018 sampai pada tanggal 19 Januari 2018, kemudian penyebarannya dilakukan dalam 3 hari berturut-turut yaitu dari tanggal 22 Januari 2018 sampai pada tanggal 24 Januari 2018.
 Pada PBL III, yang tujuannya melakukan evaluasi terhadap intervensi yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa sebelumnya yang menjadi indikator keberhasilan program ini adalah terbuat dan tersebarnya masing-masing leaflet sesuai dengan target yang telah ditentukan. Berdasarkan hasil evaluasi diketahui bahwa semua leaflet terbuat dan tersebar seperti yang diharapkan, sehingga indikator keberhasilan dari intervensi ini dapat dikatakan tercapai.
2.    Evaluasi Intervensi Non fisik
a)        Penyuluhan Gizi Seimbang
Masyarakat yang berada di Desa Loli Pesua sebagian besar tidak mengetahui arti gizi seimbang dengan persentase  75,8%. Masyarakat Desa Loli Pesua kurang mengkonsumsi makanan beragam, kurangnya pengetahuan mengenai penggunaan garam yang tepat, serta cara mencuci sayuran yang benar. Hal ini menjadi latar belakang diadakannya penyuluhan tentang gizi seimbang pada PBL II, berdasarkan Plan of Action ditargetkan bahwa sasaran penyuluhan sebanyak 19,6 % atau sekitar 73 PUS di Desa Loli Pesua. Pemilihan PUS sebagai sasaran dilakukan dengan harapan terjadi peningkatan pengetahuan kemudian diterapkan di dalam kehidupan rumah tangga sehari-hari sehingga derajat kesehatan gizi dapat meningkat. Penyuluhan ini dilakukan dengan metode door to door sehingga sasaran pada penyuluhan ini tercapai seluruhnya. Metode ini sangat mendukung peningkatan pengetahuan masyarakat, hal ini sejalan dengan teori Slamet (2005), yang menyatakan bahwa metode door to door mampu menimbulkan parisipasi masyarakat yang lebih aktif, pembahasan menjadi lebih speifik, responden akan merasa lebih diperhatikan sehingga akan memicu umpan balik yang positif.
Berdasarkan tabel 3.5 di atas menunjukkan bahwa pengetahuan awal responden yang mengetahui gizi seimbang pada PBL I yaitu sebesar 22,4%, namun setalah dilakukan evaluasi mengenai intervensi non fisik yang telah dilakukan pada PBL II, ditemukan bahwa terjadi peningkatan pengetahuan masyarakat mengenai gizi seimbang sebesar 25,4%,  sehingga menjadi 47,8%. Pada PBL III, evaluasi dilakukan dengan menanyakan pertanyaan yang sama pada sasaran yang berkaitan dengan gizi seimbang. Target pada Plan of action adalah sebesar 19,6% masyarakat meningkat pengetahuannya. Dengan ini dapat dikatakan bahwa intervensi yang dilakukan berhasil.
b)   Penyuluhan Inisiasi Menyusu Dini dan MP-ASI
Inisiasi Menyusu Dini (IMD) merupakan keadaan dimana bayi lahir normal diletakkan di perut ibu segera setelah lahir setidaknya 1 jam atau 50 menit. Inisiasi menyusu dini sangat penting dalam mendukung keberhasilan ASI ekslusif. Selain itu masih banyak masyarakat Desa Loli Pesua yang kurang memperhatikan makanan Pendamping Asi untuk bayinya. Dari hasil skoring pada PBL 1 sebagian besar masyarakat tidak mengetahui pentingnya inisiasi menyusu dini serta pentingnya memperhatikan MP-ASI dengan persentase 75,8 %. Hal ini karena sebagaian responden yang ditemukan dilapangan begitu tertutup dengan tenaga kesehatan sehingga sulit untuk diberikan penyuluhan. Berdasarkan pertimbangan di atas maka metode yang tepat untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat adalah metode door to door. Sasaran pada penyuluhan ini adalah ibu hamil dan ibu yang belum lama melahirkan.
Berdasarkan tabel 3.7 di atas menunjukkan bahwa pengetahuan awal responden yang mengetahui IMD dan MP-ASI pada PBL 1 sebesar 24,2%%, namun setelah dilakukan evaluasi pada PBL II, ditemukan bahwa terjadi peningkatan pengetahuan masyarakat mengenai IMD dan MP-ASI sebesar 22,7% sehingga menjadi 46,9%. Pada PBL III, evaluasi dilakukan dengan menanyakan pertanyaan yang sama pada sasaran yang berkaitan dengan IMD dan MP-ASI. Target pada Plan of action adalah sebesar 17,7% masyarakat meningkat pengetahuannya. Dengan ini dapat dikatakan bahwa intervensi yang dilakukan berhasil.
c)    Penyuluhan Mengenai Pentingnya Posyandu
Berdasarkan hasil temuan masalah kesehatan pada PBL 1, sebanyak 78,8% responden Desa Loli Pesua tidak pernah megikuti kegiatan posyandu. Sebagian besar responden berpendapat bahwa anak mereka sudah sehat dan kuat tanpa mengikuti kegiatan posyandu seperti imunisasi. Beberapa responden juga mengatakan bahwa jika maka anak mereka akan sakit. Ini menunjukkan bahwa sebagian responden masih acuh tak acuh dalam hal mengikuti kegiatan posyandu. Beberapa responden beralasan tidak mengikuti kegiatan posyandu karena memiliki kesibukan dirumah, seperti memasak dan harus bekerja.
Kegiatan posyandu memudahkan masyarakat untuk mengetahui atau memeriksakan kesehatan terutama ibu hamil dan anak balita. Keaktifan keluarga pada setiap kegiatan posyandu tentu akan berpengaruh pada keadaan status gizi anak balitanya, karena salah satu tujuan posyandu adalah memantau peningkatan status gizi masyarakat anak balita dan ibu hamil. Hal ini menjadi latar belakang diadakannya penyuluhan tentang posyandu pada PBL II berdasarkan Plan of Action ditargetkan bahwa sasaran penyuluhan posyandu ini adalah PUS yang memiliki balita sebanyak 25% atau sekitar 31 PUS yang memiliki balita di Desa Loli Pesua.
Berdasarkan tabel 3.9 di atas menunjukkan bahwa responden yang mengetahui pada PBL 1 sebesar 30,3%, setelah dilakukan evaluasi pada PBL II, ditemukan bahwa terjadi peningkatan pengetahuan masyarakat mengenai posyandu sebesar 36,3% sehingga menjadi 66,4 %. Pada PBL III, evaluasi dilakukan dengan menanyakan pertanyaan yang sama pada sasaran yang berkaitan dengan posyandu. Target pada Plan of action adalah sebesar 25,40% masyarakat meningkat pengetahuannya. Dengan ini dapat dikatakan bahwa intervensi yang dilakukan berhasil.



Posting Komentar

0 Komentar