ISSUE
LINGKUNGAN
Issue kesehatan lingkungan sudah mulai dibicarakan
sejak konferensi PBB pada tanggal 15 Juni 1972 yang membahas tentang
Lingkungan Hidup di Stockholm, Swedia. Di Indonesia, masalah kesehatan
lingkungan hidup dimulai sejak diselenggarakannya seminar tentang pengelolaan
lingkungan hidup dan pembangunan nasional oleh Universitas Pajajaran Bandung
pada tanggal 15 Mei 1972.
Permasalahan lingkungan dipengaruhi oleh faktor pesatnya
laju pertumbuhan penduduk sehingga menimbulkan tantangan dan perlu diatasi dengan
pembangunan dan industrialisasi. Walaupun industrialisasi mempercepat
persediaan segala kebutuhan manusia namun tetap memberikan dampak
negatif yaitu pencemaran lingkungan yang dirasakan oleh manusia
sekitarnya.
1. Issue
Lingkungan Lokal
Saat ini masalah lingkungan cukup sering
diperbincangkan. Sebagaimana telah diketahui bersama bahwa lapisan ozon kini
semakin menipis. Dengan terus menipisnya lapisan itu, sangat dikhawatirkan bila
lapisan ini tidak ada atau menghilang sama sekali dari alam semesta ini. Tanpa
lapisan ozon sangat banyak akibat negatif yang akan menimpa makhluk hidup di
muka bumi ini, antara lain: penyakit-penyakit akan menyebar secara menjadi-jadi,
cuaca tidak menentu, pemanasan global, bahkan hilangnya suatu daerah karena
akan mencairnya es yang ada di kutub Utara dan Selatan. Jagat raya hanya
tinggal menunggu masa kehancurannya saja. Memang banyak cara yang harus dipilih
untuk mengatasi masalah ini. Para ilmuwan memberikan berbagai masukan untuk
mengatasi masalah ini sesuai dengan latar belakang keilmuannya. Para sastrawan
pun tak ketinggalan untuk berperan serta dalam menanggulangi masalah yang telah
santer belakangan ini.
Contoh: Penyebab dan Dampak Lingkungan
Lokal.
a. Kekeringan:
kekeringan adalah kekurangan air yang terjadi akibat sumber air tidak dapat
menyediakan kebutuhan air bagi manusia dan makhluk hidup yang lainnya. Dampak:
menyebabkan gangguan kesehatan, keterancaman pangan.
b. Banjir:
merupakan fenomena alam ketika sungai tidak dapat menampung limpahan air hujan
karena proses influasi mengalami penurunan. Itu semua dapat terjadi karena hijauan
penahan air larian berkurang. Dampak: gangguan kesehatan, penyakit kulit, aktivitas
manusia terhambat, penurunan produktivitas pangan, dll.
c. Longsor:
adalah terkikisnya daratan oleh air larian karena penahan air berkurang. Dampaknya:
terjadi kerusakan tempat tinggal, ladang, sawah, mengganggu perekonomian dan
kegiatan transportasi
d. Erosi
pantai: terkikisnya lahan daratan pantai akibat gelombang air laut. Dampak: menyebabkan
kerusakan tempat tinggal dan hilangnya potensi ekonomi seperti kegiatan
pariwisata.
e. Instrusi
Air Laut: air laut (asin) mengisi ruang bawah tanah telah banyak digunakan oleh
manusia dan tidak adanya tahanan instrusi air laut seperti kawasan mangrove. Dampaknya:
terjadinya kekurangan stok air tawar, dan mengganggu kesehatan.
2. Issue
Lingkungan Nasional
Tanam Untuk
Kehidupan adalah satu komunitas yang punya perhatian untuk isu-isu lingkungan.
Tujuan utama digelar acara ini adalah sebagai ajang pendidikan dan hiburan untuk
membuka opini masyarakat agar peduli lingkungan bermaksud mengajak masyarakat untuk
berpartisipasi dalam menjaga dan merawat lingkungan mereka sendiri. Acara ini sendiri
juga jadi wadah kolaborasi seni budaya lokal, nasional, dan internasional dalam
mengekspresikan kepedulian mereka terhadap lingkungan, mempromosikan seni
budaya serta pariwisata Salatiga, dan memperluas jaringan kerjasama antara
komunitas seni dan lingkungan dari Australia dan Indonesia. Anak-anak juga ikut
berpartisipasi pada acara ini Anak-anak lebih mudah diajak untuk peduli
lingkungan daripada orang dewasa. Apabila sejak kecil mereka telah terbiasa
untuk mencintai lingkungan, maka kebiasaan ini akan berlanjut sampai mereka
dewasa nanti. Kegiatan tentang lingkungan seperti ini harusnya lebih sering
dilakukan karena bagus untuk menyadarkan masyarakat tentang pentingnya
pelestarian lingkungan.Contoh Penyebab dan Dampak Lingkungan Nasional
a. Kebakaran
Hutan: Proses kebakaran hutan dapat terjadi dengan alami atau ulah manusia,
kebakaran oleh manusia biasanya karena bermaksud pembukaan lahan untuk
perkebunan. Dampaknya: memberi kontribusi CO2 di udara, hilangnya keanekaragaman
hayati, asap yang dihasilkan dapat mengganggu kesehatan dan asapnya bisa
berdampak ke negara lain. Tidak hanya pada lokal namun ke Negara tetangga pun
juga terkena.
b. Pencemaran
minyak lepas pantai: hasil ekploitasi minyak bumi diangkut oleh kapal tanker ke
tempat pengolahan minyak bumi. Pencemaran minyak lepas pantai diakibatkan oleh
sistem penampungan yang bocor atau kapal tenggelam yang menyebabkan lepasnya
minyak ke perairan. Dampak : mengakibatkan limbah tersebut dapat tersebar
tergantung gelombang air laut. Dapat berdampak ke beberapa negara, akibatnya
tertutupnya lapisan permukaan laut yang menyebabkan penetrasi matahari berkurang
menyebabkan fotosintesis terganggu, pengikatan oksigen, dan dapat menyebabkan
kematian organisme laut.
3. Issue
Lingkungan Global
Sebelumnya orang
menduga masalah lingkungan global lebih banyak dipengaruhi faktor alam, seperti
iklim, yang mencakup temperatur, curah hujan, kelembaban, tekanan udara dll.
Belakangan orang mulai menyadari bahwa aktivitas manusia pun mempengaruhi iklim
dan lingkungan secara signifikan. Ambilah contoh penebangan hutan, mempengaruhi
perubahan suhu dan curah hujan secara lokal. Ketika area hutan yang hilang
semakin luas, maka akibat yang ditimbulkan bukan lagi lokal tapi sudah berskala
regional. Kenapa hutan ditebang? Tentu saja ada motivasi-motivasi manusia yang
membuat mereka menebang hutan, misalnya motivasi ekonomi. Untuk skala negara, Negara
membutuhkan devisa untuk menjalankan roda pembangunan. Karena industri negara
belum mapan dan kuat, maka yang bisa diekspor untuk menambah devisa adalah
menjual kayu. Modal dan keahlian yang dibutuhkan untuk menebang pohon relatif
kecil dan sederhana, bukan? Menjadi masalah global yang mempengaruhi lingkungan
juga misalnya pertumbuhan penduduk dunia yang amat pesat. Pertumbuhan penduduk
memiliki arti pertumbuhan kawasan urban dan juga kebutuhan tambahan produksi
pangan. Belum lagi ada peningkatan kebutuhan energi. Pada masing-masing
kebutuhan ini ada implikasi pada lingkungan.
Coba kita perhatikan contoh dari
kebutuhan lahan urban dan lahan pertanian. Pemenuhan kebutuhan ini akan meminta
konversi lahan hutan. Semakin lama daerah-daerah resapan air makin berkurang,
akibatnya terjadi krisis air tanah. Di sisi lain di beberapa kawasan berkemiringan
cukup tajam menjadi rawan longsor, karena pepohonan yang tadinya menyangga
sistem kekuatan tanah semakin berkurang. Kemudian karena resapan air ke tanah
berkurang, terjadilah over-flow pada air permukaan. Ketika kondisi ini
beresonansi dengan sistem drainase yang buruk di perkotaan terjadilah banjir.
Banjir akan membawa berbagai penderitaan. Masalah langsungnya misalnya korban
jiwa dan harta. Masalah tidak langsungnya misalnya mewabahnya berbagai
penyakit, seperti malaria, demam berdarah, muntaber dll. Sekarang kita beralih
ke masalah eksploitasi energi. Saat ini Indonesia misalnya masih sangat
bergantung pada sumber energi minyak bumi. Ini yang menjelaskan betapa hebohnya
merintah dan masyarakat akibat masalah minyak.
Pemerintah
bingung menutupi anggaran belanja negara, karena besarnya pengeluaran untuk
impor minyak. Masyarakat bingung sebab kenaikan harga minyak memiliki efek berantai
pada kenaikan harga barang-barang di lapangan. Yang ingin saya tekankan di sini
adalah bahwa penggunaan minyak dari sisi lingkungan, dan lebih spesifiknya sisi
komposisi udara di atmosfir, berarti peningkatan gas carbon dioxida (CO2). Gas
ini, bersama lima jenis gas lain diketahui menjadi penyebab terjadinya efek
pemanasan global (global warming).
Diperkirakan
diantara tahun 1990-2100 akan terjadi kenaikan rata-rata suhu global sekitar
1,4 sampai 5,8 derajat celsius. Akibatnya akan terjadi kenaikan rata-rata
permukaan air laut disebabkan mencairnya gunung-gunung es di kutub. Banyak
kawasan di dunia akan terendam air laut, akan terjadi perubahan iklim global,
hujan dan banjir akan meningkat, wabah beberapa penyakit akan meningkat,
produksi tumbuhan pangan pun terganggu sehingga berpengaruh bagi kelangsungan
hidup manusia.
Para peneliti dan
ilmuwan yang bergerak di bidang lingkungan sudah sangat ngeri membayangkan
bencana besar yang akan melanda umat manusia. Yang jadi masalah, kesadaran akan
permasalahan lingkungan ini belum merata di tengah umat manusia. Ini akan lebih
jelas lagi kalau melihat tingkat kesadaran masyakat di negara berkembang. Jangankan
masyarakat umum, di kalangan pemimpin pun kesadaran masalah lingkungan Ini masih
belum merata. Di tengah kondisi di atas dimulailah prakarsa-prakarsa
pro-lingkungan pada tingkat global. Kyoto Protokol adalah konvensi yang masih
cukup hangat dan masih akan diberlakukan secara efektif mulai tahun 2007. Isi
utama Protokol ini adalah upaya pengurangan emisi enam gas yang mengakibatkan
kenaikan suhu global. Pada tahun 2008- 2012 akan diadakan pengukuran sistematis
balance pengeluaran dan penyerapan gas-gas ini pada semua negara yang telah
menandatangani Protokol ini.
0 Komentar