Iklan atas - New

Perubahan perilaku dan pendidikan kesehatan


Perubahan perilaku dan pendidikan kesehatan

           
Perilaku merupakan faktor terbesar kedua setelah faktor lingkungan yang mempengaruhi kesehatan indifidu, kelompok, atau masyarakat. Oleh sebab itu, dalam rangka membina dan meningkatkan kesehatan masyarakat, intervensi atau upaya yang ditunjukkan kepada faktor perilaku ini sangat strategis. Interfensi terhadap faktor perilaku secara garis besar dapat dilakukan melalui dua upaya yang saling bertentangan. Masing-masing upaya tersebut mempunyai kelebihn dan kekurangan upaya tersebuut dilakukan melalui:
  1.      Paksaan (coertion)
Upaya agar masyarakat mengubah perilaku atau atau mengadopsi perilaku kesehatan dengn cara cara tekanan, paksaan. Upaya ini bisa secara tidak lansung dalam bentuk undang-undang atau peraturan-peraturan, intruksi-intruksi, dan secara lansung melalui tekanan tekanan, sanksi-sanksi dan sebagainya. Pendekatan atau cara ini biasanya menimbulkan dampak yang lebih cepat terhadap perubahan perilaku. Tetapi pada umumnya perubahan perilaku baru ini tidak lenggang, karena perubahan perilaku yang dihasilkan dengan cara ini tidak didasari oleh pengertian dan kesadaran yang tinggi terhadap tujuan tersebut dilaksanakan.
  2.      Pendidikan (education)
Upaya agar masyarakat berperilaku atau  mengadopsi perilaku kesehatan dengan cara persuasi, bujukan, imbauan, ajakan, memberikan informasi, memberikan kesadaran, dan sebagainya, melalui kegiatan pendidikan atau disebut promosi kesehatan. memeng dampak yang timbul dari cara ini terhadap perubahan perilaku masyarakat, akan memekan waktu lama dibandingkan dengan paksaan. Namun demikian jika perilaku tersebuut berhasil diadopsi masyarakat maka akan langgeng, bahkan selama hidup dilakukan.
Dalam rangka membina dan meningkatkan perilaku masyarakat, tampaknya pendekatan edukasi lebih tepat dibandingkan dengan pendekatan pekasaan. Dapat disimpulkan pendidikan atau promosi kesehatan adalah suatu bentuk intervensi atau upaya yang ditujukan kepada perilaku agar perilaku tersebut kondusif untuk kesehatan. dengan kata lain promosi kesehatan mengupayakan agar perilaku individu, kelompok atau masyarakat mempunyai pengaruh positif terhadap pemeliharaan dan peningkatan kesehatan. agar upaya dan interfensi tersebut efektif, maka sebelum interfensi perlu dilakukan diagnosis atau analisis terhadap masalah perilaku tersebut. Konsep umum yang digunakan untuk mendiagnosis perilaku adalah konsep Lawrence green (1980). Menurut green perilaku di pengaruhi oleh tiga faktor utama yaitu
a.       Faktor predisposisi (predisposing factor)
Faktor ini mencakup pengetahuan dan sikap mayarakat terhadap kesehatan, tradisi dan kepercayaan masyarakat terhadap dengan hal-hal yang berkaitan dengan kesehatan, system nilai yang dianut masyarakat, tingkat pendidikan, tingkat sosial ekonomi dan sebagainya.
b.      Faktor pemungkin (enabling factor)
Faktor ini mencakup ketersediaan saran dan prasarana atau fasilitas kesehatan bagi masyarakat misalnya : air bersih, tempat pembungan sampah, tempat pembungan tinja, ketersediaan makanan yang bergiziz, dan sebagainya. Termasuk juga fasilitas pelayanan kesehatan seperti puskesmas, rumah sakit, posyandu, polindes, poliklinik, pos obat desa, dokter atau bidan praktik swasta, dan sebagainya. Untuk berperilaku sehat masyarakat memerlukan sarana dan prasarana pendukung
c.       Faktor penguat (reinforcing factor)
Faktor ini meliputi faktor sikap dan perilaku tokoh masyarakat, tokoh agama, sikap dan perilaku para petugas termasuk petugas kesehatan. termasuk juga disini undang-undang, peraturan-peraturan, baik dari pusat maupun pemerintah daerah, yang terkait dengan kesehatan


Posting Komentar

1 Komentar