SINOPSIS
RENCANA PENELITIAN
Analisis Penentuan Tarif Rasional
Berbasis Unit Satuan (Unit Cost), Ability To Pay (ATP) Dan Willingnes To Pay (WTP) Di Instalasi
Rawat Inap Rumah Sakit Umum Anutapura Provinsi Sulawesi Tengah
OLEH
NAMA : Hadi Ashari
NIM : N 201 15 059
PEMINATAN : ADMINISTRASI KEBIJAKAN KESEHATAN
PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2018
Judul Sinopsis
|
Analisis Penentuan
Tarif
Rasional Berbasis Unit Satuan (Unit Cost),
Ability To Pay (ATP) Dan Willingnes To Pay (WTP) Di Instalasi
Rawat Inap Rumah Sakit Umum Anutapura Provinsi
Sulawesi Tengah
|
Nama Mahasiswa
|
Hadi Ashari
|
NIM
|
N 201 15 059
|
Peminatan
|
Administrasi Kebijakan Kesehatan
|
Nama Calon Pembimbing
|
1. Muh.
Ryman Napirah, S.KM., M.Kes
|
2. Bertin
Ayu Wandira, S.KM., M.Kes
|
|
Bidang Calon Pembimbing
|
Administrasi Kebijakan Kesehatan
|
A. Latar Belakang
Pembangunan kesehatan adalah upaya yang
dilaksanakan oleh semua komponen bangsa yang bertujuan untuk meningkatkan
kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar
peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud
(Putra,
Arifin, Nurhayani, & Amir, 2013)
Menurut WHO (2010), rata-rata pengeluaran
untuk pelayanan kesehatan berkisar antara 5 hingga 10 % dari pendapatan per
kapita untuk pembiayaan pelayanan
kesehatan, sedangkan masyarakat yang paling miskin dapat membelanjakan
sepertiga pendapatannya. Bahkan WHO juga mensinyalir 100 juta penduduk dunia
dapat menjadi miskin akibat membiayai pelayanan kesehatannya, dan 150 juta
penduduk dunia menghadapi kesulitan untuk membayar pelayanan kesehatan. Belanja
kesehatan seperti ini merupakan belanja kesehatan katastropik karena melebihi
kapasitas membayar (capacity to pay) rumah tangga, oleh karena itu peran
negara sangat dibutuhkan untuk memberikan pelayanan kesehatan secara merata dan
adil. (Rahayuningrum,
Tamtomo, & Suryono, 2017).
Pembiayaan kesehatan di Indonesia masih
menghadapi permasalahan yang harus segera ditangani, masalah utama yang tengah
dihadapi oleh sistem pelayanan adalah sumber daya yang semakin lama semakin
sulit mengejar kebutuhan pelayanan. Kontribusi masyarakat dan swasta bagi
pembiayaan cukup besar. Pada tahun 1990 sekitar 70 % pembiayaan kesehatan
berasal dari masyarakat dan swasta, sedangkan pemerintah hanya 30 %. Peran
pemerintah kemudian meningkat menjadi 40 %
pada tahun 1999 namun pada tahun 2000 menurun tajam menjadi 23,7%.
Alokasi anggaran kesehatan oleh
pemerintah yang bersumber dari APBN dan APBD di Indonesia masih sangat rendah.
Oleh karena itu berdasarkan hasil
keputusan TAP MPR/VI/2002 merekomendasikan agar alokasi pembiayaan
kesehatan negara secara bertahap menjadi 15% dari APBN/APBD(Adisasmito,2010).
Masalah
penetapan tarif sering menjadi titik konflik antar masyarakat dan perusahaan.
Di satu pihak masyarakat menghendaki tarif pada tingkat yang paling rendah
sesuai kemampuan dengan pelayanan yang memuaskan sebaliknya pihak perusahaan
menghendaki tarif yang tinggi yang dapat menghasilkan laba yang memuaskan (Intiasari
& Kurniawan, 2011).
Unit cost adalah penghitungan yang didasarkan pada
biaya–biaya yang yang dikeluarkan secara nyata dalam rangka pelayanan kepada
masyarakat. Struktur tarif yang dapat dipakai untuk mengatasi keterbatasan
subsidi dan harga pasaran yang berlaku adalah dengan pendekatan unit cost.
Biaya satuan (unit cost) sangat penting artinya karena merupakan salah
satu dasar dalam menentukan tarif pelayanan disamping faktor kemampuan dan
kemauan membayar dari masyarakat. (Intiasari
& Kurniawan, 2011).
Dengan
mengetahui biaya satuan, kemampuan dan kemauan membayar masyarakat terhadap
pelayanan kesehatan, maka rumah sakit dapat meningkatkan upaya pemerataan
dengan mengatur besaran subsidi dan sasaran yang akan mendapatkan subsidi. Bila
kelompok pengguna terdapat kelompok relatif mampu, rumah sakit dapat mencoba
mengembangkan mekanisme subsidi silang. Peningkatan pendapatan dari kelompok
pengguna yang mampu (kelas VIP) dapat dimanfaatkan untuk subsidi silang
kelompok yang tidak mampu (kelas III), karena tarif kelas VIP dapat dinaikkan
sebagai upaya dalam meningkatkan profit rumah sakit tanpa mengabaikan fungsi
sosio ekonomi rumah sakit
(Rianti,
Wibowo, & Hadiyanto, 2013)
Rumah Sakit Umum Anutapura merupakan salah satu rumah sakit swasta tertinggi di Sulawesi Tengah. Sebagai rumah
sakit swasta yang mencitrakan pelayanan terhadap
masyarakat umum, persaingan dengan rumah sakit - rumah sakit pemerintah yang juga cukup digemari masyarakat, dan
sering ditemukan keluhan dari pasien karena kemahalan tariff biaya berobat di rumah sakit
swasta (Hadijah,
2016).
B.
Rumusan Masalah
Dengan memperhatikan latar belakang bagaimana
penentuan tarif pelayanan kesehatan khususnya di Instalasi Rawat Inap Rumah
Sakit Undata Provinsi Sulawesi Tengah berbasis Unit Cost serta Kemampuan membayar (Ability To Pay) dan Kemauan membayar (Willingnes To Pay) pasien
pada Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Undata?
C.
Tujuan
1. Tujuan Umum
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis tarif jasa rawat
inap menggunakan unit cost berbasis Ability To Pay (ATP), Willingnes To
Pay (WTP) di instalasi rawat inap RS Anutapura Provinsi Sulawesi Tengah.
2.
Tujuan Khusus
a.
Untuk menentukan tarif jasa rawat Inap kelas VIP berbasis unit cost,
ability to pay dan willingness to pay
b.
Untuk menentukan tarif jasa rawat inap Kelas I berbasis Unit cost,
Ability to pay dan Willingness To Pay
c.
Untuk menentukan Tariff jasa rawat Inap Kelas II berbasis Unit Cost,
Abilitry To Pay dan Willingness To Pay
d.
Untuk menentukan tariff jasa rawat inap Kelas III berbasis Unit Cost, Ability
To Pay dan Willingness To Pay.
D.
Manfaat
1. Manfaat Teoritis
Menambah wawasan ilmu pengetahuan terutama
dibidang ekonomi kesehatan khususnya dalam penentuan tarif jasa rawat inap
dengan Unit Cost berbasis Ability To Pay dan Willingness To
Pay
2. Manfaat Praktisi
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi
landasan bagi praktisi kesehatan untuk menghitung tarif rawat inap dengan
menggunakan konsep Unit Cost berbasis
Ability To Pay dan Willingnes To Pay, serta menjadi
masukkan direktur Rumah sakit dalam meningkatkan kualitas pelayanan rumah
sakit.
E.
Daftar
Pustaka
Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan 2014: Panduan praktis sistem rujukan
berjenjang: BPJS Kesehatan.
Hartini, dkk. 2016. Analisis Pelayanan Rujukan Pasien Bpjs Di Rsud
ChatibQuzwain Kabupaten Sarolangun Provinsi Jambi. JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT
(e-Journal) Volume 4, Nomor 4, Oktober 2016 (ISSN: 2356-3346) http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm.
Kemenkes RI 2014 : Buku Pegangan Sosialisasi
Jaminan Kesehatan Nasional Dalam Sistem Jaminan Sosial Nasional, Jilid 1:
Kementrian Kesehatan RI
Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia. Peta Jalan Menuju Jaminan Kesehatan Nasional Tahun 2012-2019. Jakarta. 2012.
Primasari,
Karleanne Lony. 2015. Analisis Sistem
Rujukan Jaminan Kesehatan Nasional RSUD. Dr. Adjidarmo Kabupaten Leba. Jurnal
Administrasi Kebijakan Kesehatan. Vol.1 No.2.
Zuhrawardi, 2007.
Analisis Pelaksanaan Rujukan Rawat Jalan Tingkat Pertama Peserta Wajib PT Askes
pada Puskesmas Mibo, Puskesmas Baiturahman di Kota Banda Aceh Tahun 2007. Tahun
2007. Tesis Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.
0 Komentar