Visi
dan misi promosi kesehatan
Promosi kesehatan harus mempunyai
visi yang jelas. Yang dimaksud “visi” dalam konteks ini adalah apa yang
diinginkan oleh promosi kesehatan sebagai penunjang program-program kesehatan
yang lain. Visi umum promosi kesehatan tidak lepas dari undang Undang-Undang
kesehatan No.36/2009, maupun WHO, yakni meningkatkan kemampuan masyarakat untuk
memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan, naik fisik, mental, dan
sosialnya sehingga produktif secara ekonomi maupun sosial. Promosi kesehatan di
semua program kesehatan, baik pemberantasan penyakit menular, sanitasi
lingkungan, gizi masyarakat, palayanan kesehatan, maupun program kesehatan
lainnya bermuara pada kemampuan pemeluraan dan peningkatan kesehatan, baik
kesehatan indifidu, kelompok, maupun masyarakat.
Untuk mencapai visi tersebut, perlu
upaya-upaya yang harus dilakukan, dan inilah yang dimaksut “misi”. Jadi yang
dimaksut misi pendidikan kesehatan adalah upaya yang harus dilakukan untuk
mencapai misi tersebut. Misi promosi kesehatan secara umum dirumuskan menjadi
tiga butir.
1. Advokat
(advocate)
Melakukan
kegiatan advokasi terhadap para pengambil keputusan di berbagi program dan
sector yang terkait dengan kesehatan. melakukan advokasi berarti melakukan
upaya-upaya agar para pembuat keputusan atau penentu kebijakan tersebut
mempercayai dan meyakini bahwa program kesehatan yang ditawarkan perlu didukung
melalui kebijakan-kebijakan atau keputusan-keputusan politik
2. Menjembatani
(mediate)
Menjadi
jembatan dan menjalin kemitraan dengan berbagai program dan sector yang terkait
dengan kesehatan. dalam melakukan program-program kesehatan perlu kerja sama
dengan program lain di lingkungan kesehatan, mapun sector lain yang terkait.
Oleh sebab itu, dalam mewujudkan kerja sama atau kemitraan ini peran promosi
kesehatan di perlukan
3. Memapukan
(enable)
Memberiakan
kemampuan atau keterampilan kepada masyarakat agar mereka mampu memelihara dan
meningkatkan kesehatan mereka sendiri secara mandiri. Hal ini berarti kepada
masyarakat diberikan kemampuan atau keterampilan agar mereka mandiri di biadang
kesehatan, termasuk memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka. Misalnya
pendidikan dan pelatihan dalam rangka meningkatkan keterampilan cara-cara
bertani, berternak, bertanam obat-obatan tradisional, koperasi dan sebagainya
dalam rangka meningkatkan pendapatan keluarga. Selanjutnya dengan ekonomi
keluraga yang meningkat, maka kemampuan dalam pemeliharaan dan peningkatan
kesehatan keluarga juga meningkat
0 Komentar