Iklan atas - New

Analisis Biaya Satuan Penerapan Tarif Rumah Sakit Wirabuana Palu


Penerapan Tarif Rumah Sakit Wirabuana Palu
Analisis Biaya Satuan”


Dosen Pengampu: Muh. Ryman Napirah, S.KM., M.Kes

Disusun Oleh
Kelompok III:
Citra Okta Bangun                (N 201 16 047)
Siti Ardiyanti                                    (N 201 16 048)
Oktiza Dwi Rianti                 (N 201 16 051)
Saskia Kurniati                      (N 201 16 055)
Nur Fajriah Humairah           (N 201 16 056)
Christian Sepriadi                  (N 201 16 065)
Travenia Fiolika                     (N 201 16 069)

PEMINATAN ADMINISTRASI DAN KEBIJAKAN KESEHATAN
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS TADULAKO
2019
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas segala rahmat-Nya makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa juga kami mengucapkan banyak terimakasih kepada bapak Muh. Ryman Napirah S.KM., M.Kes selaku dosen pengampu yang telah membantu dan membimbing kami, dan atas bantuan dari pihak lain yang telah membantu dengan memberikan sumbangan pemikirannya.
Besar harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca tentang Penerapan Tarif di Rumah Sakit Wirabuana Palu dan untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari para pembaca demi kemajuan dari makalah ini.

Palu, 21 April 2019

                                                                                               Kelompok III 





                                                          DAFTAR ISI                           
KATA PENGANTAR................................................................................................. i
DAFTAR ISI............................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................... 1
                      A.        Latar Belakang.......................................................................................... 1
                       B.        Rumusan Masalah...................................................................................... 4
                       C.        Tujuan........................................................................................................ 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................................ 5
                      A.        Pengertian Analisis Biaya ......................................................................... 5
                       B.        Pengertian Biaya........................................................................................ 5
                       C.        Jenis-jenis Biaya........................................................................................ 5
                      D.        Prinsip Dasar Analisis Biaya Rumah Sakit................................................ 7
                       E.         Manfaat Analisi Biaya............................................................................... 8
                       F.         Langkah-langkah Analisis Biaya............................................................... 9
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN................................................................. 11
BAB IV PENUTUP.................................................................................................. 12
                    A.           Kesimpulan............................................................................................. 12
                    B.           Saran........................................................................................................ 12
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................... 13
DOKUMENTASI..................................................................................................... 14






BAB I
PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang
Rumah sakit dilihat dari segi pengelolaannya dapat dibagi menjadi dua yaitu, rumah sakit publik dan rumah sakit privat. Rumah sakit publik dikelola oleh Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, dan badan hukum yang bersifat nirlaba. Rumah sakit publik yang dikelola Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah diselenggarakan berdasarkan pengelolaan Badan Layanan Umum atau Badan Layanan Umum Daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Sedangkan, Rumah Sakit privat dikelola oleh badan hukum dengan tujuan profit yang berbentuk Perseroan Terbatas atau Persero.
Secara kebijakan, anggaran kesehatan di 3 Indonesia selama 40 tahun tidak pernah lebih dari 3 persen dan jumlah ini masih di bawah anggaran untuk BBM dan listrik yang mencapai 6 kali lipatnya. Sebenarnya anggaran untuk pembiayaan kesehatan di Indonesia antara harapan dan kenyataan karena selama 50 tahun terakhir tidak melebihi angka 4,0% (sekitar 3,0% - 4,0%), Sedangkan WHO menganjurkan minimal 5,0% dari dana anggaran pendapatan dan belanja negara (Suryaman dkk, 2013).
Rumah sakit sebagai penyelenggara layanan kesehatan dituntut untuk menyediakan pelayanan kesehatan yang bermutu dan adil bagi masyarakat. Dalam penentuan tarif layanan, penting untuk menghitung secara akurat berapa biaya satuan yang dibutuhkan untuk menghasilkan layanan tersebut (Aurelia dan Pujianti, 2015).
Rumah sakit memiliki tiga pengembangan yang diadopsi agar rumah sakit tetap memiliki keuntungan kompetitif dibandingkan penyedia layanan jasa kesehatan lain, yakni meningkatkan cost-effectiveness tanpa mengurangi kualitas layanan, memiliki aliran data dan informasi yang membantu dalam pengoptimalan sumber daya, serta menciptakan pilihan baru dalam peningkatan kualitas layanan (Yereli 2009 dalam Baikole dkk 2017).
Selama ini, dalam menentukan harga pokok rumah sakit hanya menggunakan sistem biaya tradisional yang penentuan harga pokoknya tidak lagi mencerminkan aktivitas yang spesifik karena banyaknya kategori biaya yang bersifat tidak langsung dan cenderung fixed. Di samping itu, biaya produk yang dihasilkan memberikan informasi biaya produksi yang terdistorsi yaitu under costing atau over costing. Distorsi tersebut mengakibatkan kesalahan pengambilan keputusan dalam hal harga produk dan kelangsungan organisasi (Saputri 2012 dalam Baikole dkk 2017).
Tingkat pemulihan biaya layanan pun dapat dihitung untuk mengetahui apakah layanan tersebut merugikan atau menguntungkan bagi rumah sakit. Masalah biaya pelayanan merupakan hal yang sangat penting sehingga mendorong seluruh elemen yang berkepentingan, untuk menghitung secara riil berapa biaya pelayanan yang dibutuhkan (Aurelia dan Pujianti, 2015).
Biaya pelayanan kesehatan akan semakin meningkat terus menerus. Rumah sakit sebagai penyelenggara kesehatan mempunyai beban tersendiri untuk bisa memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu dan adil bagi masyarakat. Hal ini mendorong seluruh elemen, baik pihak rumah sakit maupun stakeholder untuk menghitung secara riil berapa biaya pelayanan yang dibutuhkan sehingga bisa menjadi alat advokasi dalam pembiayaan pelayanan kesehatan.
Untuk mendapatkan berapa besarnya biaya pelayanan secara riil diperlukan analisis biaya. Analisis biaya merupakan salah satu kegiatan dalam sistem akuntansi yang bertujuan untuk mengevaluasi perubahan suatu biaya terhadap perubahan suatu pendapatan. Informasi dari analisis biaya dapat digunakan oleh para manajer sebagai alat untuk perencanaan (planning) dan pengendalian (controlling) serta membantu pengambilan keputusan di masa depan.
Analisis biaya pelayanan kesehatan di rumah sakit harus diketahui pimpinan rumah sakit dalam rangka mendapatkan informasi tentang total biaya rumah sakit, sumber pembiayaan serta komponennya, mendapatkan informasi tentang biaya satuan layanan kesehatan rumah sakit. Dengan pengetahuan tentang analisis biaya, pimpinan rumah sakit dapat mengetahui pusat-pusat biaya yang ada di rumah sakit, sehingga pimpinan rumah sakit dapat mengidentifikasi pusat biaya yang mengalami defisit sehingga dapat dilakukan tindakan preventif atau tindakan intervensi. Analisis biaya juga dapat dipergunakan pimpinan rumah sakit sebagai dasar pengukuran kinerja, penyusunan anggaran dan subsidi
Perhitungan unit cost menjadi sesuatu yang urgent untuk dibuat sehingga pengambilan keputusan yang diambil mempunyai dasar yang kuat. Prinsip keadilan, efisiensi, dan kualitas pelayanan kesehatan mempunyai implikasi rumah sakit harus mampu dalam pengelolaan biaya secara komperehensif. Analisis biaya melalui perhitungan biaya per unit ini (unit cost) dapat dipergunakan rumah sakit sebagai dasar pengukuran kinerja, sebagai dasar penyusunan anggaran rumah sakit sebagai dasar penyusunan anggaran dan subsidi, alat negosiasi pembiayaan kepada stakeholder terkait dan dapat pula dijadikan acuan dalam mengusulkan tarif pelayanan rumah sakit yang baru dan terjangkau masyarakat.
Rumah Sakit TK IV 07.07.01 Wirabuana Palu merupakan salah satu rumah sakit pemerintah. Rumah sakit yang telah beroperasi selama 35 tahun ini menjalin kerjasama dengan beberapa instansi yang ada dikota Palu dalam hal pelayanan kesehatan diantaranya, Dinas Kesehatan Kota Palu, Dinas Kesehatan Propinsi Sulawesi Tengah, BPJS, Jasa Raharja, dan beberapa mitra kerja yang lainnya. Sarana pelayanan yang ada di Rumah Sakit Wirabuana terdiri dari pelayanan rawat inap, UGD, poliklinik, HCU serta pelayanan penunjang medis lainnya.
Berdasarkan hasil interview pada salah satu petugas rumah sakit, rumah sakit ini telah melakukan analisis biaya satuan. Hal inilah yang melatarbelakangi pembuatan makalah ini yaitu untuk mengetahui bagaimana  penerapan analisis biaya satuan untuk penetapan tarif di Rumah Sakit Wirabuana.
B.       Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari latar belakang di atas, yaitu:
1.         Bagaimana penerapan tarif di Rumah Sakit Wirabuana Palu?
2.         Atas dasar apa Rumah Sakit Wirabuana Palu menetapkan penetapan tarifnya ?
3.         Apakah Rumah Sakit Wirabuana Palu pernah melakukan analisis biaya satuan untuk menetapkan tarif ?
4.         Apa alasan Rumah Sakit Wirabuana Palu melakukan analisis biaya satuan ?
5.         Apa kelebihan menggunakan analisis biaya satuan ?
C.      Tujuan
Adapun tujuan dari makalah penerapan tarif di Rumah Sakit Wirabuana Palu, yaitu:
1.         Untuk mengetahui penetapan tarif di Rumah Sakit Wirabuana,
2.         Untuk mengetahui dasar dari penetapan tarif di Rumah Sakit Wirabuana,
3.         Untuk mengetahui apakah Rumah Sakit Wirabuana pernah melakukan analisis biaya satuan,
4.         Untuk mengetahui alasan Rumah Sakit Wirabuana melakukan analisis biaya satuan,
5.         Untuk mengetahui kelebihan dari melakukan analisis biaya satuan


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.       Pengertian Analisis Biaya
Analisis biaya adalah suatu proses mengumpulkan dan mengelompokkan data keuangan rumah sakit untuk memperoleh dan menghitung biaya output jasa pelayanan rumah sakit. Secara khusus tujuan kegiatan analisis biaya adalah mendapatkan gambaran mengenai unit atau badian yang merupakan pusat biaya (Cost Center), Pusat pendapatan (Revenue Center), dan gambaran mengenai biaya investasi, biaya operasional biaya pemeliharaan pendapatan rumah sakit serta biaya satuan pelatanan rumah sakit (Armanto, 2012).
B.       Pengertian Biaya
Biaya berkaitan dengan semua tipe organisasi baik organisasi bisnis, nonbisnis, manufaktur, dagang dan jasa. Biaya memengaruhi secara langsung terhadap tingkat keuntungan perusahaan karena dalam setiap aktivitas usaha tidak akan terlepas dari pengorbanan yang dikeluarkan untuk mencapai tujuan usaha.
Menurut (Armanto, 2012) definisi dari biaya dalah sebagai:“ An exchange rate, expenses or sacrifices made to ensure the acquisition ofbenefits “ Berdasarkan pengertian di atas dapat dikatakan bahwa biaya merupakan pengorbanan yang dilakukan baik dalam bentuk arus keluar atau pengurangan aktiva atau adanya kewajiban guna memperoleh manfaat. Artinya apabila pengorbanan  itu  tidak    menghasilkan  manfaat,  maka  hal  tersebut    merupakan kerugian yang harus ditanggung oleh perusahaan.
C.       Jenis-jenis Biaya
Untuk keperluan analisis, biaya dapat dikelompokkan menurut beberapa kriteria menurut (Ahmad dkk, 2012), yaitu:
1.         Pembagian biaya berdasarkan pengaruhnya pada skala produksi
a)        Biaya tetap (fixed cost = FC), yaitu biaya yang nilainya secara relatif tidak dipengaruhi oleh besaranya jumlah produksi (output). Biaya ini harus tetap dikeluarkan walaupun tidak ada pelayanan. Contoh FC adalah nilai dari gedung yang digunakan, nilai dari peralatan (besar) kedokteran, ataupun nilai tanah. Nilai gedung dimasukan dalam FC sebab biaya gedung yang digunakan tidak berubah baik ketika pelayanannya meningkat maupun menurun. Demikian pula dengan alat kedokteran. Biaya stetoskop relatif tetap, baik untuk memeriksa dua pasien maupun sepuluh pasien. Artinya biaya untuk memeriksa dengan suatu alat pada dua pasien sama dengan biaya untuk memeriksa sepuluh pasien. Dengan demikian biaya alat adalah tetap dan tidak berubah meskipun jumlah pasien yang dilayani berubah.
b)        Biaya variabel (variable cost = VC), adalah biaya yang nilainya dipengaruhi oleh banyaknya output. Contoh yang termasuk dalam VC adalah biaya obat, biaya makan, biaya alat tulis kantor, biaya pemeliharaan, biaya obat dan makanan dimasukan dalam VC karena jumlah biaya tersebut secara langsung dipengaruhi oleh banyaknya pelayanan yang diberikan. Biaya obat dan makanan untuk melayani dua pasien akan berbeda dengan biaya obat dan makanan untuk melayani sepuluh pasien. Dengan demikian besarnya biaya obat atau makanan akan selalu berpengaruh secara langsung oleh banyaknya pasien yang dilayani.
c)        Total cost adalah jumlah dari fixed cost ditambah variabel cost yang dihitung dalam persamaan TC = FC + VC
2.         Pembagian biaya berdasarkan lama penggunaannya
a)        Biaya Investasi, adalah biaya yang masa kegunaannya dapat berlangsung untuk waktu yang relatif lama. Biasanya waktu untuk biaya investasi ditetapkan lebih dari satu tahun. Batas satu tahun ditetapkan atas dasar kebiasaan merencanakan dan merealisasi anggaran untuk jangka waktu satu tahun. Biaya investasi ini biasanya berhubungan dengan pembangunan atau pengembangan infrastruktur fisik dan kapasitas produksi (alat produksi). Contoh yang termasuk dalam biaya investasi antara lain biaya pembangunan gedung, biaya pembelian mobil, biaya pembelian peralatan besar dan sebagainya.
D.       Prinsip Dasar Analisis Biaya Rumah Sakit
Beberapa prinsip dasar dalam melakukan analisis biaya menurut (Fakhnin dkk, 2010), yaitu :
1.         Analisis biaya dilakukan untuk biaya yang dikeluarkan dalam kurun waktu satu tahun  anggaran
2.         Melakukan pemetaan biaya klasifikasi biaya dan lokasi biaya
3.         Melakukan penyederhanaan semua biaya dari berbagai sumber menjadi biaya operasional dan biaya investasi
4.         Biaya operasional yaitu biaya yang dikeluarkan berdifat berulang-ulang misalnya setiap bulan
5.         Biaya investasi biasanya tidak berulang dan berlangsung setahun atau lebih misalnya biaya pembelian alat-alat medis, pembangunan gedung
6.         Untuk menghitung biaya asli pada masing-masing pusat biaya harus memperhatikan unsur biaya yang dibutuhkan oleh pusat biaya tersebut. Pusat biaya adalah unit kerja yang memerlukan biaya untuk menjalankan misi yang diembannya. Di rumah sakit pada dasarnya adalah pusat biaya (Cost Center) baik yang menghasilkan (Pusat Pendapatan) maupun yang tidak menghasilkan pendapatan (Pusat Pengeluaran). Unit yang menghasilkan pendapatan disebut pusat biaya produksi (Revenue Center) dan yang tidak menghasilkan pendapatan disebut pusat biaya penunjang.
7.         Untuk menghitung biaya satuan (Unit Cost) unit pelayanan tertentu, seperti rawat inap yang dihasilkan dipusat biaya produksi. Semua biaya yang terpakai di pusat biaya penunjang perlu didistribusikan kepusat biaya produksi.
8.         Dalam rangka pendistribusian biaya (dari pusat biaya penunjang kepusat biaya produksi) harus diperhatikan data dasar alokasi yang sebaiknya dilakukan.
E.       Manfaat Analisis Biaya
1.         Diperolehnya jumlah biaya (total cost) dari satu unit produksi rumah sakit dan biaya satuan  (unit cost) dari tiap-tiap output rumah sakit. Informasi ini diperlukan untuk alokasi dana dan perencanaan rumah sakit.
2.         Menentukan tarif dari berbagai jenis pelayanan rumah sakit tergantung dari tujuan dan  jenis rumah sakit, maka tarif disusun dapat juga bervariasi. Pada umumnya rumah sakit dapat dibagi atas 3 jenis yaitu rumah sakit yang bersifat mencari keuntungan (Profit motive oriented) daimana tarifnya adalah unit cost ditambah keuntungan, yang kedua rumah sakit yang profitnya untuk investasi atau mengganti barang¬barang  yang aus dimana tarifnya sama dengan unit cost dan investasi pengembangan (dengan catatan pada perhitungan unit cost telah dihitungkan biaya penghapusan), yang ketiga adalah rumah sakit nirlaba (not for profit) dimana biaya investasi dapat didistribusi dari pemerintah atau pemilik rumah sakit bersangkutan dimana biaya investasi sama dengan unit cost pada perhitungan unit cost tidak diperhitungkan penghapusan) (Faknin dkk, 2010).
3.         Peningkatan efesiensi
 Dengan analisis biaya maka dapat diidentifikasi pusat-pusat biaya (cost centers) yang strategis dalam rangka upaya efisiensi rumah sakit.
4.         Analisis rugi – laba
Analisis biaya dapat dilakukan bersama-sama dengan perkiraan pendapatan (revenue)  rumah sakit.
5.         Secara mikro
          Analisis biaya dapat dimanfaatkan oleh direktur rumah sakit sebagai bahan pertimbangan atau negosiasi dengan pembayaran pihak ketiga misalnya Asuransi Kesehatan (PT.Askes, PT. Jamsostek dan asuransi lainnya) sebagai alat untuk mengawasi dan mengendalikan biaya secara periodik sebagai laporan rumah sakit pada pemegam saham atau pemilik.
F.        Langkah-langkah Analisis Biaya
Berikut langkah-langkah yang harus dilakukan dalam pengimplementasikan Analisis  biaya Menurut (Jeina, 2013), yaitu:
1.         Langkah pertama
Melakukan identifikasi sumber biaya yang didalpat oleh rumah sakit untuk   melaksanakan kegiatannya. Untuk itu diperlukan adanya rincian setiap adanya biaya yang dikeluarkan
2.         Langkah kedua
Melakukan identifikasi pusat-pusat biaya (cost centers) yang terdapat dalam rumah sakit yaitu setiap unit struktural maupun fungsional dalam rumah sakit yang memerlukan biaya dalam melaksanakan kegiatannya. Umumnya pusat-pusat biaya ini  dapat dikelompokkan dalam dua jenis yakni.
a)        Pusat biaya pemasukan/produksi (revenue producing cost centers) yaitu unit yang langsung memberikan pelayanan kepada pasien atau dapat dikatakan unit yang dapat mengklaim langsung output pasien, contoh unit rawat inap
b)        Pusat biaya pengeluaran/produksi (non revenue producing centers) yaitu unit yang keberadaannya menunjang unti produksi, contoh instalasi gizi, apotek, bagian keuangan
3.         Langkah ketiga
Menghitung besarnya biaya asli dari tiap-tiap unit penunjang dan produksi yang diuraikan menurut jenis biaya (investasi dan operasional) dan komponen-komponennya. Komponen biaya investasi antara lain biaya gedung, peralatan medis dan non medis. Komponen biaya oprasional antara lain, honorarium, obat, alat tulis   medis (kasa, kapas dll). Biaya ash setiap unit penunjang dan produksi ini adalah semua  biaya yang telah digunakan untuk waktu tertentu, biasanya satu tahun. Untuk menghitung biaya investasi dalam setahun termasuk biaya penyusutan, dalam hal ini mengdunakan metode Annualized Invesment Cost (AIC)
4.         Langkah keempat
          Setelah hasil dari langkah ketiga diperoleh, maka langkah selanjutnya yaitu   memindahkan biaya asli setiap unit penunjang kesetiap unit produksi yang terkait. Hal ini disebut dengan mengalokasikan biaya karena pada dasarnya unit penunjang akan memindahkan biaya asli yang secara berbeda jumlahnya ke unit-unit produksi terkait, maka tidak akan ada lagi biaya yang tersisa disatu unit penunjang.





BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil wawancara yang kami lakukan pada salah satu staff, di Rumah Sakit Wirabuana penetapan tarif yang digunakan yaitu penetapan tarif yang sudah menggunakan analisis biaya satuan. Di Rumah Sakit tersebut penetapan tarifnya di buat dan dirancang oleh Kepala Rumah Sakit (Karumkit). Dan penetapan tarif yang digunakan tersebut setiap pergantian Karumkit akan diubah atau tetap menggunakan penetapan tarif yang diterapkan oleh Karumkit sebelumnya. Penetapan tarif di Rumah Sakit Wirabuana berbasis penetapan tarif B, yang hanya menghitung tarif per tindakannya.
Penetapan tarif tersebut di Rumah Sakit Wirabuana diadakan atas dasar untuk mempermudah proses administrasi dan pembayaran di Rumah Sakit tersebut, sehingga petugas pelayanan tidak repot untuk mengetahui jumlah yang harus dibayar oleh pasien karena sudah ada tarif yang ditetapkan.
Staff Rumah Sakit Wirabuana bagian keuangan yang kami wawancarai, mengatakan bahwa Rumah Sakit tersebut sudah pernah melakukan analisis biaya satuan, sehingga dari analisis biaya satuan tersebut mereka kemudian mengetahui tarif yang harus di bayar oleh setiap pasien per tindakannya.
Rumah Sakit Wirabuana mempunyai beberapa alasan mengapa mengunakan analisis biaya, alasan yang diutarakan yaitu mempermudah petugas pelayanan kesehatan untuk melihat total yang harus dibayar oleh pasien ketika hendak meninggalkan Rumah Sakit. Alasan lainnnya yait mempermudah petugas kesehatan untuk menyatukan rekapan pembiayaan dari setiap pasien yang dirawat atau datang berobat di Rumah Sakit Wirabuana. Alasan diatas sekaligus menjadi kelebihan dari penggunaan analisis biaya di Rumah Sakit Wirabuana. Sehingga mempermudah sistem informasi terutama bagian keuangannya di Rumah Sakit tersebut.



BAB IV
PENUTUP
A.       Kesimpulan
Penetapan tarif yang digunakan Rumah Sakit Wirabuana yaitu penetapan tarif yang sudah menggunakan analisis biaya satuan. Di Rumah Sakit tersebut penetapan tarifnya di buat dan dirancang oleh Kepala Rumah Sakit (Karumkit). Penetapan tarif di Rumah Sakit Wirabuana berbasis penetapan tarif B, yang hanya menghitung tarif per tindakannya. Penetapan tarif tersebut di Rumah Sakit Wirabuana diadakan atas dasar untuk mempermudah proses administrasi dan pembayaran di Rumah Sakit tersebut, sehingga petugas pelayanan tidak repot untuk mengetahui jumlah yang harus dibayar oleh pasien karena sudah ada tarif yang ditetapkan.
B.       Saran
Penetapan tarif di rumah sakit merupakan sesuatu yang bersifat sangat penting, karena berhubungan langsung dengan pembiayaan di rumah sakit tersebut. Setiap rumah sakit seharusnya sudah menerapkan hal ini, dan untuk Rumah Sakit Wirabuana sebaiknya lebih meningkatkan penetapan tarifnya misalnya dengan melakukan analisis biaya secara berkala (dengan orang yang professional dalam hal analisis biaya) agar harga yang ditetapkan pun sesuai.


DAFTAR PUSTAKA
Armanto Witjaksono. 2012. Akuntansi Biaya. Yogyakarta: Graha Ilmu

Aurelia A. Pujiyanti Eka, 2015. “Biaya Satuan dan Pemulihan Biaya (Cost Recovery Rate) Layanan Pasien Acute Coronary Syndrome dengan Rawat Inap di Rumah Sakit X Tahun 2015”, Jurnal Ekonomi Kesehatan Indonesia, Vol. 1 No.3, Hal 132-137.

Baikole Ulfa S. dkk, 2017, “Analisis Biaya Satuan (Unit Cost) Tindakan Sectio Caesarea Dengan Metode Activity Based Costing (Abc) System Di Rumah Sakit Umum Dewi Sartika Kendari Tahun 2017”, Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kesehatan Masyarakat”. Vol. 2 No. 7, Hal 1-10, ISSN 2502-731X.
F. Ahmad dan Abdullah Wasillah. 2012. Akuntansi Biaya. Edisi 3. Jakarta: Salemba Empat.
Fakhni Armen,   dan Viviyanti Azwar. 2010.  Dasar-dasar Manajemen Keuangan Rumah Sakit. Yogyakarta: Gosyen Publishing
Jeina Ivone Kula. 2013. Metode Penetapan Biaya Rawat Inap Pada BLU RSUP Prof. Dr.R.D.Kandou Manado. Jurnal EMBA . Vol.1. Hal 795.
Suryaman R. dkk, 2013. “Analisis Biaya Satuan (Unit Cost) Perjenis Tindakan Berdasarkan Relative Value Unit (Rvu) Pada Bagian Persalinan Rsud Ajjapange Kabupaten Soppeng Tahun 2011”, Jurnal AKK, Vol. 2 No. 1,  Hal 35-41.


DOKUMENTASI
 
(Foto bersama staff pembiayaan Rumah Sakit Wirabuana)


Posting Komentar

0 Komentar