*#FAEDAH TABLIGH AKBAR*
--------------------------------------------------
_( Catatan Ta'lim yang disampaikan *Ust. Salman Mahmud Hafidzahulloh* di masjid Syekh Yusuf Gowa, Kamis 25 April 2019 )_
--------------------------------------------------
_( Catatan Ta'lim yang disampaikan *Ust. Salman Mahmud Hafidzahulloh* di masjid Syekh Yusuf Gowa, Kamis 25 April 2019 )_
بِسْـمِ اللّهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ
*CUKUPLAH KEMATIAN SEBAGAI PEMBERI PERINGATAN*
Firman Allah Ta'ala
لَتَرْكَبُنَّ طَبَقًا عَنْ طَبَقٍ
_sesungguhnya kamu melalui tingkat demi tingkat (dalam kehidupan)_
(QS Al-Insyiqaq : 19)
(QS Al-Insyiqaq : 19)
Ketahuilah...
*Sungguh* kita manusia sedang menjalani fase demi fase dalam kehidupan.
*Sungguh* kita telah melangkah setapak demi setapak untuk menuju ke kampung halaman yang sesungguhnya.
*Sungguh* orang yang sadar bahwa dirinya dalam perjalanan panjang maka akan senantiasa menyiapkan bekal dalam perjalannya.
*Sungguh* kita manusia sedang menjalani fase demi fase dalam kehidupan.
*Sungguh* kita telah melangkah setapak demi setapak untuk menuju ke kampung halaman yang sesungguhnya.
*Sungguh* orang yang sadar bahwa dirinya dalam perjalanan panjang maka akan senantiasa menyiapkan bekal dalam perjalannya.
Dari Ibnu 'Umar Radhiyallahu anhuma, ia berkata,
َ أَخَذَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِمَنْكِبِي فَقَالَ كُنْ فِي الدُّنْيَا كَأَنَّكَ غَرِيبٌ أَوْ عَابِرُ سَبِيلٍ [وَعُدَّ نَفْسَكَ مِنْ أَهْلِ الْقُبُوْرِ] وَكَانَ ابْنُ عُمَرَ يَقُولُ إِذَا أَمْسَيْتَ فَلَا تَنْتَظِرْ الصَّبَاحَ وَإِذَا أَصْبَحْتَ فَلَا تَنْتَظِرْ الْمَسَاءَ وَخُذْ مِنْ صِحَّتِكَ لِمَرَضِكَ وَمِنْ حَيَاتِكَ لِمَوْتِكَ
_“Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam memegang kedua pundakku, lalu bersabda, ‘Jadilah engkau di dunia ini seakan-akan sebagai orang asing atau seorang musafir’ [dan persiapkan dirimu termasuk orang yang akan menjadi penghuni kubur (pasti akan mati)].”_
Abdullah Ibnu 'Umar Radhiyallahu anhuma ketika di peringatkan akan hakikat kehidupan maka Beliau menambahkan kalimat :
_“Jika engkau berada di sore hari, janganlah menunggu pagi hari. Dan jika engkau berada di pagi hari, janganlah menunggu sore hari.Pergunakanlah waktu sehatmu sebelum sakitmu dan hidupmu sebelum matimu.”_
( Hadits ini shahih, diriwayatkan oleh al-Bukhâri, no. 6416 )
( Hadits ini shahih, diriwayatkan oleh al-Bukhâri, no. 6416 )
*Sadarlah...*
Jangan tunggu waktu karena hakikatnya waktu itu terus berjalan dan berlalu,
Jangan tunggu waktu karena hakikatnya waktu itu terus berjalan dan berlalu,
*Perhatikanlah...*
waktu itu apakah di gunakan untuk bekal kebaikan atau malah berlalu begitu saja dengan kelalaian demi kelalaian.
waktu itu apakah di gunakan untuk bekal kebaikan atau malah berlalu begitu saja dengan kelalaian demi kelalaian.
Perjalanan di dunia ini akan berakhir dan akan di lanjutkan dengan perjalanan yang jauh lebih panjang, tapi yang menjadi penentu adalah fase ketika kita masih hidup.
Allah Ta’ala berfirman,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ
_“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”_
(QS. Al Hasyr: 18).
(QS. Al Hasyr: 18).
Karena *hakikat orang yang cerdas* adalah mereka orang yang senantiasa mempersiapkan bekal di dunia untuk mempersiapkan diri untuk menghadapi Malaikatul Maut dan demi kebahagian diakhirat kelak.
Allah Ta’ala berfirman,
Allah Ta’ala berfirman,
وَتَزَوَّدُوا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَى
_“Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa.”_
(QS. Al-Baqarah: 197)
(QS. Al-Baqarah: 197)
*Sadarlah....*
Hari demi hari yang dilewati hakikatnya adalah penentu dalam menghadapi hari saat kematian menjelang dan hari setelah kematian
Hari demi hari yang dilewati hakikatnya adalah penentu dalam menghadapi hari saat kematian menjelang dan hari setelah kematian
Bekal dalam menghadapai hari itu (ketika Malaikatul Maut datang mencabut nyawa) bukanlah dari harta,materi dan jabatan atau kekuasaan
*Tapi bekal itu adalah* berbagai kekuatan yang di butuhkan untuk menghadapi kematian. Itulah kekuatan keimanan ketaqwaan dan kekuatan amal shleh.
*Tapi bekal itu adalah* berbagai kekuatan yang di butuhkan untuk menghadapi kematian. Itulah kekuatan keimanan ketaqwaan dan kekuatan amal shleh.
*Ketahuilah...*
Kita ini tidak akan mampu menyiapkan bekal tsb (dari kekuatan keimanan, ketaqwaan dan amalan sholeh) *jika* kita senantiasa tidak mengingat akan kematian tsb, lalai bahwa kita pasti akan meninggalkan kehidupan ini, lalai bahwa kehidupan ini hanya sementara, lalai bahwa segala kesenangan di dunia ini pasti akan berakhir dan akan kita tinggalkan , serta lalai bahwa kita pasti berjumpa dengan Allah Ta'ala dan akan mempertanggungjawabkan semua amalan di dunia.
Kita ini tidak akan mampu menyiapkan bekal tsb (dari kekuatan keimanan, ketaqwaan dan amalan sholeh) *jika* kita senantiasa tidak mengingat akan kematian tsb, lalai bahwa kita pasti akan meninggalkan kehidupan ini, lalai bahwa kehidupan ini hanya sementara, lalai bahwa segala kesenangan di dunia ini pasti akan berakhir dan akan kita tinggalkan , serta lalai bahwa kita pasti berjumpa dengan Allah Ta'ala dan akan mempertanggungjawabkan semua amalan di dunia.
*Oleh karenanya..*
Senantiasa Ingatlah penghancur segala kenikmatan dunia (mengingat kematian) sehingga akan melahirkan ilmu akan perlunya persiapan menghadapai hari tsb.
Senantiasa Ingatlah penghancur segala kenikmatan dunia (mengingat kematian) sehingga akan melahirkan ilmu akan perlunya persiapan menghadapai hari tsb.
Orang yang senantiasa mengingat Kematian, *maka akan* membuat dirinya semangat beramal, gentar untuk bermaksiat, saat lapang maka tidak akan lalai dalam kelapangannya, jika dalam kesempitan hidup maka dirinya akan tetap akan merasakan lapang karena apapun kesempitannya maka dia yakin bahwa kesempitan itu pasti akan berakhir, dan dibalik kesempitan itu ada pahala yang disiapkan Allah Ta'ala ketika dirinya mampu bersabar.
*Beberapa keadaan orang yang diingatkan tentang kematian (kejadian diakhirat)*
*-. Tidak mau mendengarkan, berpaling dari peringatan tsb.*
Inilah orang yang lalai dalam kehidupan dunianya. Orang ini akan memiliki angan-angan yang panjang, dia sangka bahwa apa yang apa dia raih di dunia ini adalah hakikat keberhasilan, serta persangkaan mereka bahwa dirinya akan hidup kekal dan dalam kenikmatan.
Firman Allâh Azza wa Jalla :
Inilah orang yang lalai dalam kehidupan dunianya. Orang ini akan memiliki angan-angan yang panjang, dia sangka bahwa apa yang apa dia raih di dunia ini adalah hakikat keberhasilan, serta persangkaan mereka bahwa dirinya akan hidup kekal dan dalam kenikmatan.
Firman Allâh Azza wa Jalla :
يَحْسَبُ أَنَّ مَالَهُ أَخْلَدَهُ
_Dia mengira bahwa hartanya itu dapat mengkekalkannya._
(QS Al Humazah:3)
(QS Al Humazah:3)
*-. Akan timbul tasa takut dan khawatirnya dalam hatinya.*
Yaitu khawatir ketika Allah Ta'ala akan mencabut nyawanya padahal dosanya belum diampuni, dan dirinya belumlah mengganti kejelekan yang telah dilakukan dengan kebaikan.
*Mereka inilah Orang yang pernah bergelimang dengan dosa tapi telah bertaubat.*
Yaitu khawatir ketika Allah Ta'ala akan mencabut nyawanya padahal dosanya belum diampuni, dan dirinya belumlah mengganti kejelekan yang telah dilakukan dengan kebaikan.
*Mereka inilah Orang yang pernah bergelimang dengan dosa tapi telah bertaubat.*
*-. Akan Timbul kegembiraan dalam hatinya.*
Dirinya rindu untuk berjumpa dengan Allah Ta'ala, yaitu rindubkepada Rabb yang selama ini dia sembah, dia takuti. Mereka inilah orang yang menetap keimanan dalam hatinya. Orang yang telah mempersiapkan bekal menghadapi kematian dan merasa siap untuk berjumpa dengan Allah Ta'ala, siap menjawab pertanyaan Allah Ta'ala, dan siap mengarungi kehidupan setelah kematian tsb.
*Dan mereka inilah keadaan para sahabat Nabi Shallallahu 'Alaihi Wassalam dan Para wali Allah Ta'ala.*
Dirinya rindu untuk berjumpa dengan Allah Ta'ala, yaitu rindubkepada Rabb yang selama ini dia sembah, dia takuti. Mereka inilah orang yang menetap keimanan dalam hatinya. Orang yang telah mempersiapkan bekal menghadapi kematian dan merasa siap untuk berjumpa dengan Allah Ta'ala, siap menjawab pertanyaan Allah Ta'ala, dan siap mengarungi kehidupan setelah kematian tsb.
*Dan mereka inilah keadaan para sahabat Nabi Shallallahu 'Alaihi Wassalam dan Para wali Allah Ta'ala.*
Dengan mengingat kematian maka akan memberi motivasi untuk seseorang terus beramal dan mempersiapkan diri dan rindu untuk kembali kepada Allah Ta'ala
Kisah Mu'adz Bin Jabal Radhiyallahu Anhu
Ketika berada sakratul maut, beliau berkata Sambil menatap lurus ke langit, ia bermunajat kepada Allah,
_"Ya Allah, sesungguhnya selama ini aku merasa takut kepada-Mu, tetapi hari ini aku amat berharap kepada-Mu. Ya Allah, Engkau mengetahui, aku tidaklah mencintai dunia untuk mengalirkan air sungai atau menanam pepohonan, tapi hanyalah untuk berteduh saat terik membakar, hanya untuk menguatkan di saat-saat yang gawat, hanya untuk menambah ilmu, keimanan, dan ketaatan."_
Lalu ia mengulurkan tangan kanannya seolah hendak bersalaman dengan maut. Sesaat sebelum akhirnya ia tak sadarkan diri, ia berkata,
_"Selamat datang, hai Maut. kekasih datang pada orang yang haus akan diri-Nya."_ Seketika Mu'adz pun berangkat menghadap Allah Ta'ala
Ketika berada sakratul maut, beliau berkata Sambil menatap lurus ke langit, ia bermunajat kepada Allah,
_"Ya Allah, sesungguhnya selama ini aku merasa takut kepada-Mu, tetapi hari ini aku amat berharap kepada-Mu. Ya Allah, Engkau mengetahui, aku tidaklah mencintai dunia untuk mengalirkan air sungai atau menanam pepohonan, tapi hanyalah untuk berteduh saat terik membakar, hanya untuk menguatkan di saat-saat yang gawat, hanya untuk menambah ilmu, keimanan, dan ketaatan."_
Lalu ia mengulurkan tangan kanannya seolah hendak bersalaman dengan maut. Sesaat sebelum akhirnya ia tak sadarkan diri, ia berkata,
_"Selamat datang, hai Maut. kekasih datang pada orang yang haus akan diri-Nya."_ Seketika Mu'adz pun berangkat menghadap Allah Ta'ala
*Sungguh kematian merupakan perkara pasti dan akan menimpa manusia.*
*SEBAB MANUSIA LALAI MENGINGAT KEMATIAN*
Firman Allah Ta'ala
يَا أَيُّهَا الْإِنْسَانُ مَا غَرَّكَ بِرَبِّكَ الْكَرِيمِ
_Hai manusia, apakah yang telah memperdayakan kamu (berbuat durhaka) terhadap Tuhanmu Yang Maha Pemurah._
(QS Al Infitar : 6)
(QS Al Infitar : 6)
Itulah kesibukan dunia, kesenangan dunia dan angan-angan panjang yang tak bertepi. Inilah yang melalaikan kita dari mengingat hari yang tidak bermanfaat kecuali hati yang selamat
Allah Azza Wa Jalla berfirman:
Allah Azza Wa Jalla berfirman:
يَوْمَ لَا يَنْفَعُ مَالٌ وَلَا بَنُونَ . إِلَّا مَنْ أَتَى اللَّهَ بِقَلْبٍ سَلِيمٍ
” pada hari (kiamat) saat harta dan anak-anak tidak bermanfaat. Kecuali orang yang menghadap Allah dengan *hati yang selamat* (Q.S asy-Syu’araa’ ayat 88-89)
*Sadarlah..*
-. Bahwa Kita akan meninggalkan segalanya di dunia ini
-. Bahwa Kita akan meninggalkan segalanya di dunia ini
-. Bahwa Kita akan mengalami perpisahan dengan anak istri, harta benda, pangkat, jabatan dan seluruh perhiasan dunia lainnya
-. Bahwa setiap yang ada dalam kehidupan ini pasti akan sirna (kecuali apa yang di kehendaki Allah Ta'ala)
Firman Allah Ta'ala
كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ
كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ
_“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati.”_ (QS. Ali Imran: 185).
وَقَدِمْنَا إِلَىٰ مَا عَمِلُوا مِنْ عَمَلٍ فَجَعَلْنَاهُ هَبَاءً مَنْثُورًا
Dan kami hadapi segala amal yang mereka kerjakan, lalu kami jadikan amal itu (bagaikan) debu yang berterbangan.
(QS Al-Furqan 23)
(QS Al-Furqan 23)
كُلُّ مَنْ عَلَيْهَا فَانٍ
_Semua yang ada di bumi itu akan binasa._
(QS Ar Rahman 26)
*Wahai pemuda..*
Jangan terlena di masa mudamu, betapa banyak pemuda yang lebih dahulu menghadapi kematian padahal disisinya masih banyak orang yang telah beruban
(QS Ar Rahman 26)
*Wahai pemuda..*
Jangan terlena di masa mudamu, betapa banyak pemuda yang lebih dahulu menghadapi kematian padahal disisinya masih banyak orang yang telah beruban
*Wahai orang kaya..*
jangan terlena dengan kekayaanmu, betapa banyak orang kaya yang telah menghadapi kematian padahal disisi mereka banyak orang miskin
jangan terlena dengan kekayaanmu, betapa banyak orang kaya yang telah menghadapi kematian padahal disisi mereka banyak orang miskin
*Wahai orang yang memliki kekuasaan, kekuatan...*
Jangan terlena dengan kekuatan dan kekuasaan yang kamu miliki
Betapa banyak orang yang kuat menghadapi kematian, padahal disisi mereka banyak orang-orang lemah.
Jangan terlena dengan kekuatan dan kekuasaan yang kamu miliki
Betapa banyak orang yang kuat menghadapi kematian, padahal disisi mereka banyak orang-orang lemah.
*Sadarlah...*
√. Bahwa Apakah ada yang bisa kita andalkan di kehidupan ini, dari kekuatan, kekayaan , kekuasaan untuk bisa menghadapi malaikat maut yang telah datang untuk mencabut nyawa kita....?
Sungguh TIDAK ADA
√. Bahwa Apakah ada yang bisa kita andalkan di kehidupan ini, dari kekuatan, kekayaan , kekuasaan untuk bisa menghadapi malaikat maut yang telah datang untuk mencabut nyawa kita....?
Sungguh TIDAK ADA
√. Bahwa Kematian (Malaikatul Maut) itu tidak pernah takut pada raja, dan tidak pula memiliki belas kasihan pada orang paling lemah sekalipun, bahkan sekalipun terhadap anak-anak yang akan meninggalkan orang tuanya. Ketika datang waktunya yang di perintahkan maka Malaikatul Maut akan melaksanakan tugasnya
Firman Allah Ta'ala
فَإِذَا جَاءَ أَجَلُهُمْ لَا يَسْتَأْخِرُونَ سَاعَةً ۖ وَلَا يَسْتَقْدِمُونَ
_Maka apabila telah tiba waktunya (yang ditentukan) bagi mereka, tidaklah mereka dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak (pula) mendahulukannya._
(QS An Nahl 61)
(QS An Nahl 61)
إِذَا بَلَغَتِ التَّرَاقِيَ {26} وَقِيلَ مَنْ رَاقٍ {27} وَظَنَّ أَنَّهُ الْفِرَاقُ {28} وَالْتَفَّتِ السَّاقُ بِالسَّاقِ {29} إِلَى رَبِّكَ يَوْمَئِذٍ الْمَسَاقُ
_“Sekali-kali jangan. Apabila nafas (seseorang) telah (mendesak) sampai kerongkongan. Dan dikatakan (kepadanya): “Siapakah yang dapat menyembuhkan”. Dan dia yakin bahwa sesungguhnya itulah waktu perpisahan. Dan bertaut betis (kiri) dengan betis (kanan). Dan kepada Rabbmulah pada hari itu kamu dihalau”._
[Al Qiyamah: 26-30]
[Al Qiyamah: 26-30]
*Perhatikan ayat diatas..*
Inilah keadaan orang yang sakarat (menghadapi Malaikatul Maut), bagaimana kepedihan, sakit penderitaan melanda orang yang sedang sakarat,
Inilah keadaan orang yang sakarat (menghadapi Malaikatul Maut), bagaimana kepedihan, sakit penderitaan melanda orang yang sedang sakarat,
Saat ruh sudah di kerongkongan, mulut terkunci, lisan menjadi kaku, nafas tersendak, mata melihat keatas seakan melihat ruh yang akan keluar.
Apakah ada dari makanan dan minuman (dari kenikmatan dunia) yang bisa mengobati kesusahannya ketika itu....?
Apakah Kesedihan keluarga disisinya akan memberikannya sedikit faedah (kebaikan) saat itu....???
*Sungguh...*
Tak satupun yang bermanfaat baginya saat itu kecuali bekal yang telah di persiapannya ketika hidup berupa amalan sholeh, keimanan dan ketaqwaan
Tak satupun yang bermanfaat baginya saat itu kecuali bekal yang telah di persiapannya ketika hidup berupa amalan sholeh, keimanan dan ketaqwaan
Jangan pernah merasa BISA menghadapi sakarat. Ini peristiwa yang sangat mengerikan yang PASTI akan di hadapi hamba dalam kehidupan ini.
(Penyair arab berkata kematian itu ibarat sebuah pintu yang seluruh manusia akan memasukinya-Pen)
(Penyair arab berkata kematian itu ibarat sebuah pintu yang seluruh manusia akan memasukinya-Pen)
Dan Inilah Peristiwa yang akan menghancurkan segala kelezatan yang pernah dirasakan dalam kehidupan dunia
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَكْثِرُوا ذِكْرَ هَاذِمِ اللَّذَّاتِ يَعْنِي الْمَوْتَ
_Perbanyaklah mengingat pemutus kenikmatan, yaitu kematian._
[HR Ibnu Majah, no. 4.258; Tirmidzi; Nasai; Ahmad].
[HR Ibnu Majah, no. 4.258; Tirmidzi; Nasai; Ahmad].
*Hisablah diri kalian...*
*Apakah kita telah banyak mengingat Kematian ini.*
-. Apakah Pernah saat sholat, kita merasa bahwa sholat itu adalah sholat yang terakhir, *yang dengannya kita akan berusaha untuk khusyuk.*
*Apakah kita telah banyak mengingat Kematian ini.*
-. Apakah Pernah saat sholat, kita merasa bahwa sholat itu adalah sholat yang terakhir, *yang dengannya kita akan berusaha untuk khusyuk.*
-. Apakah Pernah kita merasa jika Ramadhan yang akan datang adalah Ramadhan kita yang terakhir, *yang dengannya kita semakin semangat dan bersungguh-sungguh dalam menegakkan ibadah di dalamnya.*
-. Apakah Pernah kita merasa saat keluar dari rumah, ini adalah saat terakhir kita melihat anak dan isteri kita, *yang dengannya kita semakin bertaqwa dan khawatir melakukan kejelekan dalam perjalanan itu.*
*Inilah sebabnya kenapa kita bergampangan berbuat maksiat, bergampangan (malas) dalam melakukan ibadah, yaitu karena tidak pernah mengingat Kengerian Sakarat dan selalu panjang angan-angan akan hidup lama*
Tidak ada seorang pun yang tau kapan dan dinegeri mana dia meninggal, karena itu rahasia Allah Ta'ala. Dan Setiap orang itu takut berjumpa dengan kematian
Firman Allah Ta'ala
وَجَآءَتْ سَكْرَةُ الْمَوْتِ بِالْحَقِّ ذَلِكَ مَا كُنتَ مِنْهُ تَحِيدُ
_Dan datanglah sakaratul maut yang sebenar-benarnya. Itulah yang kamu selalu lari dari padanya._
[QS Qaaf:19].
[QS Qaaf:19].
قُلْ إِنَّ الْمَوْتَ الَّذِي تَفِرُّونَ مِنْهُ فَإِنَّهُ مُلاَقِيكُمْ ثُمَّ تُرَدُّونَ إِلَى عَالِمِ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ فَيُنَبِّئُكُم بِمَا كُنتُمْ تَعْمَلُونَ
_Katakanlah: “Sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya, maka sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan”._
[QS Al Jumu’ah:8].
[QS Al Jumu’ah:8].
*Sadarlah...*
Sungguh kematian itu datang tiba-tiba, dan tidak akan ditunda waktunya.
Sungguh kematian itu datang tiba-tiba, dan tidak akan ditunda waktunya.
*KISAH PARA NABI MENGHADAPI SAKARAT*
Kisah Malaikatul Maut menemui Nabi Daud Alaihis Salam
Imam Ahmad meriwayatkan dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam bersabda, "Nabi Daud memiliki kecemburuan yang besar. Jika dia pergi pintu-pintu rumahnya dikunci. Tidak seorang pun yang datang kepada keluarganya sampai dia pulang. Suatu hari dia keluar dan rumahnya dikunci. Maka datanglah istrinya untuk meneliti rumah, ternyata ada
seorang laki-laki yang berdiri di tengah rumah. Dia berkata kepada orang-orang yang ada di rumah, "Dari mana orang ini masuk, ke dalam rumah padahal ia terkunci? Demi Allah, kamu akan ditangkap oleh Daud."
Daud pulang sementara laki-laki itu tetap berdiri di tengah rumah. Daud bertanya, "Siapa kamu?" Orang itu menjawab, "Aku adalah orang yang tidak takut kepada raja, tidak ada sesuatu pun yang menolak aku." Daud berkata, "Demi Allah, kamu adalah Malaikat maut. Selamat datang kepada perintah Allah." Maka Daud berlari kecil di tempat nyawanya dicabut. Ketika urusan Daud telah selesai, matahari pun terbit.
Sulaiman berkata kepada burung, "Naungilah Daud." Maka ia menaunginya sehingga bumi menjadi gelap bagi keduanya. Sulaiman berkata kepadanya, "Tariklah sayapmu satu per satu." Abu Hurairah berkata bahwa Rasulullah menunjukkan bagaimana burung itu melakukannya. Dan Rasul Allah (Daud) diambil, sementara pada hari itu yang lebih dominan memberi
naungan adalah elang yang bersayap lebar."
seorang laki-laki yang berdiri di tengah rumah. Dia berkata kepada orang-orang yang ada di rumah, "Dari mana orang ini masuk, ke dalam rumah padahal ia terkunci? Demi Allah, kamu akan ditangkap oleh Daud."
Daud pulang sementara laki-laki itu tetap berdiri di tengah rumah. Daud bertanya, "Siapa kamu?" Orang itu menjawab, "Aku adalah orang yang tidak takut kepada raja, tidak ada sesuatu pun yang menolak aku." Daud berkata, "Demi Allah, kamu adalah Malaikat maut. Selamat datang kepada perintah Allah." Maka Daud berlari kecil di tempat nyawanya dicabut. Ketika urusan Daud telah selesai, matahari pun terbit.
Sulaiman berkata kepada burung, "Naungilah Daud." Maka ia menaunginya sehingga bumi menjadi gelap bagi keduanya. Sulaiman berkata kepadanya, "Tariklah sayapmu satu per satu." Abu Hurairah berkata bahwa Rasulullah menunjukkan bagaimana burung itu melakukannya. Dan Rasul Allah (Daud) diambil, sementara pada hari itu yang lebih dominan memberi
naungan adalah elang yang bersayap lebar."
Hadis ini diriwayatkan oleh Imam Ahmad dalam Musnad- nya (2/419), disebutkan oleh Haitsami dalam Majma'uz Zawaid (8/207), kemudian dia berkata tentang takhrij-nya, "Diriwayatkan oleh Ahmad, dalam Sanad-nya terdapat Al-Muthallib bin Abdullah bin Hanthab. Dia dinyatakan tsiqah oleh Abu Zur'ah dan lainnya, dan sisa rawinya adalah rawi hadis shahih."
*Lihatlah...*
Jika Nabi Daud 'Alaihis Salam saja yang seorang Raja (memiliki kekuasaan dan kekuatan) dengan istana yang megah dan kokoh dan penjagaan para bala tentaranya, tapi hal ini tidak mampu menghalangi datangnya Malaikatul Maut mencabut ruh Nabi Daud 'Alaihis Salam.
Jika Nabi Daud 'Alaihis Salam saja yang seorang Raja (memiliki kekuasaan dan kekuatan) dengan istana yang megah dan kokoh dan penjagaan para bala tentaranya, tapi hal ini tidak mampu menghalangi datangnya Malaikatul Maut mencabut ruh Nabi Daud 'Alaihis Salam.
Ini keadaan Nabi Daud 'Alaihis Salam, terus bagaimana lagi dengan keadaan kita yang lemah. Lalu kenapa kita terus menerus lalai dalam mempersiapkan bekal saat berjumpa dengan Malaikatul Maut
Jika ada yang pantas untuk hidup kekal maka Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam orangnya, sebab Beliaulah orang yang menunjuki manusia pada jalan kebenaran. Tapi apa kata Allah Ta'ala
Allah Ta'ala berfirman:
Allah Ta'ala berfirman:
إِنَّكَ مَيِّتٌ وَإِنَّهُم مَّيِّتُونَ
_Sesungguhnya engkau (Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam) akan mati dan sesungguhnya mereka akan mati (pula)._
[QS Az Zumar:30].
[QS Az Zumar:30].
Tidak ada manusia yang kekal di dunia ini.
وَمَا جَعَلْنَا لِبَشَرٍ مِّن قَبْلِكَ الْخُلْدَ أَفَإِنْ مِّتَّ فَهُمُ الْخَالِدُونَ كُلُّ نَفْسٍ ذَآئِقَةُ الْمَوْتِ وَنَبْلُوكُم بِالشَّرِّ وَالْخَيْرِ فِتْنَةً وَإِلَيْنَا تُرْجَعُونَ }
_Kami tidak menjadikan hidup abadi bagi seorang manusiapun sebelum kamu (Muhammad), maka jikalau kamu mati, apakah mereka akan kekal? Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan._
[QS Al Anbiya:34-35].
[QS Al Anbiya:34-35].
Adapun apa yang dialami
Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam,berupa rasa sakit dalam proses sakaratul maut dapat kita lihat lewat beberapa riwayat yang shohih, seperti dari sahabatAnas bin Malik rodhiallohu ‘anhu, ia berkata,
Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam,berupa rasa sakit dalam proses sakaratul maut dapat kita lihat lewat beberapa riwayat yang shohih, seperti dari sahabatAnas bin Malik rodhiallohu ‘anhu, ia berkata,
لَمَّا ثَقُلَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ جَعَلَ يَتَغَشَّاهُ فَقَالَتْ فَاطِمَةُ عَلَيْهَا السَّلَام واكرْبَ أَبَاهُ فَقَالَ لَهَا لَيْسَ عَلَى أَبِيكِ كَرْبٌ بَعْدَ اليَوْمِ
_“Tatkala kondisi Nabi makin memburuk, Fathimah berkata: “Alangkah berat penderitaanmu ayahku”. Beliau menjawab: “Tidak ada penderitaan atas ayahmu setelah hari ini”._
[HR Bukhari 4446]
[HR Bukhari 4446]
Inilah Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam, manusia terbaik dan termulia, tapi tetap mengalami sakit dan penderitaan saat sakarat.
Dan bagaimana lagi dengan kondisi kita... *MASIHKAH kita merasa aman...??*
Dan bagaimana lagi dengan kondisi kita... *MASIHKAH kita merasa aman...??*
*KISAH SAHABAT MENGHADAPI SAKARAT*
Perhatikan kisah 'Umar bin Khattab Radhiallahu 'Anhu, Sahabat yang telah di jamin masuk syurga
Dikenal sebagai orang yang kuat fisiknya dan memiliki kekuasaan sebagai khalifah (amirul mu'minin). Saat Beliau Radhiallahu 'Anhu memimpin shalat berjamaah di masjid, Beliau ditikam dari belakang oleh seorang yahudi dan membuat penyakit dan penderitaan pada diri Beliau yang mengantarkannya pada kematian.
Saat Beliau Radhiallahu 'Anhu merasa akan berjumpa dengan Malaikatul Maut, beliau berkata dan memerintahkan pada umar
Wahai putraku, pergilah pada ummul mukminin, katakan pada beliau bahwa 'umar dan jangan katakan amirul mukminin karena setelah hari ini saya bukan lagi Amirul mukminin, katakan umar minta izin untuk dikubur bersama 2 sahabatnya, Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam dan Abu Bakr As Siddiq Radhiyallahu Anhu
Saat Beliau Radhiallahu 'Anhu merasa akan berjumpa dengan Malaikatul Maut, beliau berkata dan memerintahkan pada umar
Wahai putraku, pergilah pada ummul mukminin, katakan pada beliau bahwa 'umar dan jangan katakan amirul mukminin karena setelah hari ini saya bukan lagi Amirul mukminin, katakan umar minta izin untuk dikubur bersama 2 sahabatnya, Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam dan Abu Bakr As Siddiq Radhiyallahu Anhu
*Dalam kisah Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu*
Pada saat menjelang wafatnya beliau menangis. Lalu ditanya kenapa beliau menangis. Beloau menjawab :
_Perjalanan menuju akhirat itu sangatlah panjang dan berat,tapi perbekalanku hanya sedikit._
Pada saat menjelang wafatnya beliau menangis. Lalu ditanya kenapa beliau menangis. Beloau menjawab :
_Perjalanan menuju akhirat itu sangatlah panjang dan berat,tapi perbekalanku hanya sedikit._
Jadi beliau takut kalau bekalnya tidak cukup. Bukankah jika seseorang akan melakukan perjalanan yang panjang dan berat memerlukan bekal yang banyak.
Inilah contoh keadaan orang shaleh yang telah dijamin masuk Syurga ketika menghadapi Malaikatul Maut. TIDAK pernah merasa aman dari Sakaratul Maut
*KISAH PARA IMAM KETIKA MENGHADAPI SAKARAT*
*Lihatlah keadaan Harun Ar Rasyid Rahimahulloh*
Saat di timpa penyakit yang keras, saat dirinya merasa kehidupannya tidak lama lagi, Beliau memerintahkan pengawalnya untuk menggali kuburan untuknya, lalu Beliau meminta di bawa ke kekuburan yang telah di gali itu. Saat Beliau Rahimahulloh melihat kuburan tsb, maka Beliau menangis sejadi-jadinya lalu berkata :
_Wahai Allah Dzat yang tidak akan sirna kekuasaan_Nya, berikanlah kasih sayang_Mupada orang yang akan sirna kekuasaannya._
Beliau Rahimahullah sadar bahwa itu adalah hari terakhir sebelum berjumpa dengan Allah Ta'ala
Saat di timpa penyakit yang keras, saat dirinya merasa kehidupannya tidak lama lagi, Beliau memerintahkan pengawalnya untuk menggali kuburan untuknya, lalu Beliau meminta di bawa ke kekuburan yang telah di gali itu. Saat Beliau Rahimahulloh melihat kuburan tsb, maka Beliau menangis sejadi-jadinya lalu berkata :
_Wahai Allah Dzat yang tidak akan sirna kekuasaan_Nya, berikanlah kasih sayang_Mupada orang yang akan sirna kekuasaannya._
Beliau Rahimahullah sadar bahwa itu adalah hari terakhir sebelum berjumpa dengan Allah Ta'ala
*Kisah Imam Asy syafii Rahimahulloh*
Al Mazini bercerita:
Aku menemui Imam asy Syafi’i rahimahullah saat ia sakit menjelang kematiannya.
Aku bertanya, ”Bagaimana keadaanmu?”
Ia menjawab, ”Aku akan meninggalkan dunia, berpisah dengan saudara-saudaraku, meneguk gelas kematian, berjumpa dengan buruknya amal, dan kembali kepada Allah. Aku tidak tahu apakah ruhku akan kembali ke surga sehingga layak kuberi ucapan selamat ataukah ke neraka sehingga aku pantas berbelasungkawa kepadanya.”
Ia lalu menangis dan bersenandung:
_Saat hatiku sesat dan jalanku sempit hanya asa pada ampunanMulah tanggaku, Dosaku tampak demikian besar namun AmpunanMu, ya Allah, jauh lebih besar. Engkau senantiasa mengampuni dosa serta berbaik hati dan memberi maghfirah serta anugerah. Andai bukan karenaMu, tidak seorangpun hamba selamat dari Iblis, Bagaimana tidak, hamba pilihanmu, Adam, pernah disesatkannya._
[Gubahan Imam Syafi’i dalam Diwan, h.78. Lihat Shifatush Shafwah II, h.258]
Al Mazini bercerita:
Aku menemui Imam asy Syafi’i rahimahullah saat ia sakit menjelang kematiannya.
Aku bertanya, ”Bagaimana keadaanmu?”
Ia menjawab, ”Aku akan meninggalkan dunia, berpisah dengan saudara-saudaraku, meneguk gelas kematian, berjumpa dengan buruknya amal, dan kembali kepada Allah. Aku tidak tahu apakah ruhku akan kembali ke surga sehingga layak kuberi ucapan selamat ataukah ke neraka sehingga aku pantas berbelasungkawa kepadanya.”
Ia lalu menangis dan bersenandung:
_Saat hatiku sesat dan jalanku sempit hanya asa pada ampunanMulah tanggaku, Dosaku tampak demikian besar namun AmpunanMu, ya Allah, jauh lebih besar. Engkau senantiasa mengampuni dosa serta berbaik hati dan memberi maghfirah serta anugerah. Andai bukan karenaMu, tidak seorangpun hamba selamat dari Iblis, Bagaimana tidak, hamba pilihanmu, Adam, pernah disesatkannya._
[Gubahan Imam Syafi’i dalam Diwan, h.78. Lihat Shifatush Shafwah II, h.258]
Seorang ulama yang terkenal zuhud, diambang kematian beliau menangis dan beliau di tanya apa sebab engkau menangis , beliau berkata saya Tangisi malamku yang saya tinggalkan untuk bermunajah kepada Allah Ta'ala, hari-hari yang ada yang saya tidak berpuasa.
*HISABLAH DIRI INI*
✓. Akankah Malaikatul Maut akan memberi belas kasihannya pada kita, atau apakah ada jaminan bahwa Allah Ta'ala telah mengampuni dosa kita....?
Sungguh Tidak ada jaminan bagi diri kita.
Sungguh Tidak ada jaminan bagi diri kita.
✓. Persiapkan segalanya di hari takkala keluarga dan harta tidak lagi bermanfaat, hari ketika orang yang asaling mengasihi saling bermusuhan, hari ketika orang tua tidak lagi menghiraukan anaknya. Di hari takkala semua orang berjalan menuju Allah Ta'ala.
✓. Apakah ada jaminan bahwa esok hari kita masih di beri kesempatan untuk hidup dan di beri kesempatan untuk bisa beramal.
✓. Apakah ada jaminan, setelah kita meninggal akan ada keluarga yang akan mendoakan kita, meminta ampun untuk dosa kita. Padahal kita sangat butuh Doa itu.
*SUNGGUH TIDAK ADA JAMINAN*
*SUNGGUH TIDAK ADA JAMINAN*
Semoga Allah Ta'ala menurunkan Rahmat_Nya pada kita dan mewariskan keturunan yang senantiasa akan mendoakan kita kelak setelah kita meninggal. Amiin...
=========================
_Wallahu 'alam_
_Wallahu 'alam_
Dari Abu Bakrah , Nabi shallallahu 'alaihi wasallam
... لِيُبَلِّغ الشَّاهِدُ مِنْكُمْ الْغَائِبَ...
... لِيُبَلِّغ الشَّاهِدُ مِنْكُمْ الْغَائِبَ...
_...(Maka) Hendaklah yg hadir menyampaikan kepada yg tak hadir..._
(HR. Bukhari; 102)
(HR. Bukhari; 102)
Abdullah
____________________________________
*WAG AS SUNNAH MAKASSAR*
*WAG AS SUNNAH MAKASSAR*
0 Komentar