MAKALAH
Oleh
:
(kelompok
2)
IRNAWATI KUSBIN N 201 16 026
I MADE ARINADA WAHYUNI N 201 16 176
PUTRI YULIANINGSIH N 201 16 191
LUSTIAWATI N 201
16 156
MOHAMMAD SAHRUL N 201 16 166
FAKULTAS
KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS
TADULAKO
2017
DAFTAR ISI
HALAMAN
JUDUL
HALAMAN PEGESAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR
ISI
I.
PENDAHULUAN
A. Latar
belakang..............................................................................................1
B. Rumusan
masalah..........................................................................................3
C. Tujuan
...........................................................................................................3
II.
PEMBAHASAN
A. Pengertian
kesehatan Ibu dan anak…………………………………..……5
B. Prinsip dan Tujuan Program Kesehatan Ibu Dan
Anak.…………….…….6
C. Kegiatan Dalam Program Kesehatan Ibu dan Anak……………………....6
D. Sistem Kesiagaan di Bidang Kesehatan Ibu dan
Anak...............................7
E. Manajemen Kegiatan Kesehatan Ibu dan
Anak.........................................9
F.
Peranan dan Tugas Tenaga Kesehatan Masyarakat Terhadap Kesehatan Ibu dan
Anak..............................................................................................10
III. PENUTUP
A.
Kesimpulan................................................................................................13
B. Saran.........................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Ilmu kesehatan masyarakat adalah suatu ilmu seni
yang bertujuan untuk mencegah timbulnya penyakit, memperpanjang umur,
meningkatkan kesehatan, melalui usaha-usaha kesehatan masyarakat.
Setiap wanita harus memikirkan kesehatannya
apakah dia merencanakan kehamilan. Salah satu alasannya adalah bahwa sekitar
setengah dari seluruh kehamilan yang tidak direncanakan. Kehamilan yang tidak
direncanakan berisiko lebih besar dari kelahiran
prematur dan berat
lahir rendah bayi. Alasan lain adalah
bahwa, meskipun kemajuan penting dalam perawatan kedokteran dan kehamilan,
sekitar 1 dari 8 bayi lahir terlalu dini. Para peneliti sedang mencoba untuk
mencari tahu mengapa dan bagaimana mencegah kelahiran prematur. Tetapi para
ahli setuju bahwa wanita perlu lebih sehat sebelum hamil. Dengan mengambil
tindakan terhadap masalah kesehatan dan risiko sebelum kehamilan, Anda dapat
mencegah masalah yang mungkin mempengaruhi Anda atau bayi Anda nanti.
Surveilens merupakan kegiatan pemantauan
yang dilakukan secara terus-menerus untuk mendapatkan informasi yang cepat dan
akurat (valid). Dalam kaitan dengan program Kesehatan Ibu Anak-Kesehatan
Reproduksi, surveilens sangat besar manfaatnya untuk menyediakan data mengenai
kesehatan ibu dan anak serta kesehatan reproduksi yang lain secara cepat dan
akurat guna menyusun program yang sesuai dengan permasalahan di lapangan.
Ketepatan dan keberhasilan suatu program sangat bergantung pada ketersediaan
data dan informasi yang valid serta reliabel. Dengan adanya informasi
yang cepat dan akurat, maka Dinas Kesehatan atau para pengambil kebijakan (stake
holder) dapat segera merespon kejadian dengan membuat program-program yang
tepat dan sesuai dengan permasalahan di lapangan. Kurangnya data dan
informasi yang cepat dan akurat, menyebabkan program-program yang dibuat oleh
Dinas Kesehatan menjadi serba terlambat. Hal tersebut mengakibatkan
permasalahan kesehatan dimasyarakat tidak teratasi, bahkan telah muncul
permasalahan yang baru.
Surveilans kesehatan masyarakat adalah
aktifitas secara sistematis tentang pengumpulan, analisis, interpretasi, dan
diseminasi data berkaitan dengan kejadian masalah kesehatan dalam rangka
tindakan kesehatan masyarakat untuk menurunkan kejadian morbiditas dan
mortalitas serta meningkatkan derajat kesehatan. Data yang diseminasikan dengan
sistem surveilans kesehatan masyarakat dapat dipakai sebagai acuan dalam
melakukan tindakan secara cepat, merencanakan program dan evaluasi, serta
merumuskan hipotesis penelitian. Sistem surveilans kesehatan masyarakat telah
dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan kesehatan masyarakat.
Sementara, sistem informasi kesehatan masyarakat memasukkan berbagai sumber
data yang esensial untuk pelaksanaan kesehatan masyarakat dan seringkali
dipakai untuk surveilans. Sistem tersebut bervariasi dari sistem pengumpulan
data yang sederhana (simple) sampai pemanfaatan sistem
elektronik dalam berbagai format.
Kesehatan ibu dan anak (KIA) di tanah
air selalu menjadi masalah pelik yang keadaannya tak kunjung membaik.
Peningkatan kualitas pelayanan kesehatan ibu dan anak tersebut diyakini
memerlukan kondisi sosial politik, hukum dan budaya yang kondusif. Berdasarkan
Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007 angka kematian ibu
di Indonesia masih berada pada angka 228 per 100.000 kelahiran hidup. Kendati
berbagai upaya perbaikan serta penanganan telah dilakukan, namun disadari masih
diperlukan berbagai dukungan tadi. Program KIA bertujuan untuk meningkatkan
derajat kesehatan khususnya kesehatan ibu dan anak secara optimal. Salah satu
unsur penting untuk mendukung tujuan tersebut adalah ketersediaan data dan
informasi yang sangat berguna dalam perencanaan, implementasi, monitoring,
serta evaluasi hasil pelayanan kesehatan. Sebagian besar Program kesehatan ibu
dan anak di institusi kesehatan belum didukung oleh sistem informasi yang
memadai baik dari sisi pencatatan, pengolahan, dan analisis serta interpretasi
dan pelaporan.
Kegiatan surveilans atau pemantauan
kejadian sakit maupun kematian ibu dan anak sudah dilakukan di semua propinsi
serta kabupaten di seluruh Indonesia. Namun pelaksanaannya masih jauh dari
harapan untuk mampu menyediakan data yang akurat, cepat dan lengkap. Seringkali
stake holder terlambat dalam mendapatkan informasi tentang kejadian
sakit dan kematian, bahkan seringkali datanya tidak lengkap, sehingga laporan
yang diberikan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten atau Propinsi kebanyakan
merupakan hasil estimasi dari kondisi masa lalu. Kondisi seperti ini
terjadi sebagai akibat minimnya tenaga yang memahami arti pentingnya surveilans
dan kurangnya kemampuan (skill) dalam menjalankan sistem surveilans
yang benar. Kegiatan surveilans yang dilaksanakan tidak memperhatikan
prinsip-prinsip surveilans.
Kesehatan ibu dan anak merupakan harapan masa
depan bagi semua orang. Dari dahulu hingga sekarang ini masalah kesehatan ibu
dan anak masih kurang diperhatikan yang dipengaruhi oleh beberapa faktor
tertentu, situasi, dan kondisinya. Masalah kesehatan ibu dan anak merupakan
masalah yang perlu perhatian lebih karena masalah itu merupakan masalah yang
mempengaruhi generasi muda yang akan terbentuk.
B.
Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud kesehatan ibu dan anak?
2. Bagaimana prinsip dan tujuan program kesehatan ibu dan anak?
3. Bagaimana Kegiatan dalam program kesehatan ibu dan anak?
4. Bagaimana sistem kesiagaan di bidang kesehatan ibu dan anak?
5. Bagaiamana manajemen kegiatan kesehatan ibu dan anak?
6. Bagaiamana peranan dan tugas tenaga
kesehatan masyarakat terhadap kesehatan ibu dan anak?
C.
Tujuan
1.
Untuk mengetahui kesehatan ibu dan anak
2.
Untuk mengetahui prinsip dan tujuan program kesehatan ibu dan anak
3.
Untuk mengetahui kegiatan dalam program kesehatan ibu dan anak
4.
Untuk mengetahui sistem kesiagaan di bidang kesehatan ibu dan anak
5.
Untuk mengetahui manajemen kegiatan kesehatan ibu dan anak
6.
Untuk mengetahui peranan dan tugas tenaga kesehatan masyarakat terhadap
kesehatan ibu dan anak
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kesehatan Ibu dan Anak
Upaya kesehatan Ibu dan Anak adalah upaya di
bidang kesehatan yang menyangkut pelayanan dan pemeliharaan ibu hamil, ibu
bersalin, ibu menyusui, bayi dan anak balita serta anak prasekolah.
Pemberdayaan masyarakat bidang KIA merupakan
upaya memfasilitasi masyarakat untuk membangun sistem kesiagaan masyarakat
dalam upaya mengatasi situasi gawat darurat dari aspek non klinis terkait
kehamilan dan persalinan. Sistem kesiagaan merupakan sistem tolong-menolong,
yang dibentuk dari, oleh, dan untuk masyarakat, dalam hal penggunaan alat
transportasi/komunikasi (telepon genggam,telepon rumah), pendanaan, pendonor
darah, pencatatan-pemantauan, dan informasi KB.
Dalam pengertian ini tercakup pula pendidikan
kesehatan kepada masyarakat, pemuka masyarakat, serta menambah keterampilan
para dukun bayi serta pembinaan kesehatan akan dilakukan di taman kanak-kanak.
Menurut Asfryati (2003:27), keluarga
berarti nuclear family yaitu yang terdiri dari ayah, ibu dan anak.
Ayah dan ibu dalam melaksanakan tanggung jawab sebagai orang tua dan mampu
memenuhi tugas sebagai pendidik. Oleh sebab itu keluarga mempunyai peranan yang
besar dalam mempengaruhi kehidupan seorang anak, terutama pada tahap awal
maupun tahap-tahap kritisnya, dan yang paling berperan sebagai pendidik
anak-anaknya adalah ibu. Peran seorang ibu dalam keluarga terutama anak adalah
mendidik dan menjaga anak-anaknya dari usia bayi sehingga dewasa, karena anak
tidak jauh dari pengamatan orang tua terutaa ibunya.
Menurut Zulfili (1986:9), peranan ibu terhadap
anak adalah sebagai pembimbing kehidupan di dunia ini. Ibu sangat berperan
dalam kehidupan buah hatinya di saat anaknya masih bayi hingga dewasa, bahkan
sampai anak yang sudah dilepas tanggung jawabnya atau menikah dengan orang lain
seorang ibu tetap berperan dalam kehidupan anaknya.
B.
Prinsip dan Tujuan Program Kesehatan Ibu dan Anak
Prinsip pengelolaan Program KIA adalah
memantapkan dan peningkatan jangkauan serta mutu pelayanan KIA secara
efektif dan efisien.Tujuan umum program Kesehatan Ibu dan anak (KIA) adalah
tercapainya kemampuan hidup sehat melalui peningkatan derajat kesehatan
yang optimal, bagi ibu dan keluarganya untuk menuju Norma Keluarga Kecil
Bahagia Sejahtera (NKKBS) serta meningkatnya derajat kesehatan anak untuk
menjamin proses tumbuh kembang optimal yang merupakan landasan
bagi peningkatan kualitas manusia seutuhnya.
Sedangkan
tujuan khusus program KIA adalah :
1. Meningkatnya
kemampuan ibu (pengetahuan , sikap dan perilaku), dalam mengatasi kesehatan
diri dan keluarganya dengan menggunakan teknologi tepat guna dalam upaya
pembinaan kesehatan keluarga,paguyuban 10 keluarga, Posyandu dan sebagainya
2. Meningkatnya upaya pembinaan kesehatan
balita dan anak prasekolah secara mandiri di dalam lingkungan keluarga,
paguyuban 10 keluarga, Posyandu, dan Karang Balita serta di sekolah Taman
Kanak-Kanak atau TK
3. Meningkatnya jangkauan pelayanan
kesehatan bayi, anak balita, ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, dan ibu
meneteki
4. Meningkatnya
mutu pelayanan kesehatan ibu hamil, ibu bersalin, nifas, ibu meneteki, bayi dan
anak balita
5. Meningkatnya kemampuan dan peran serta
masyarakat , keluarga dan seluruh anggotanya untuk mengatasi masalah
kesehatan ibu, balita, anak prasekolah, terutama melalui peningkatan peran
ibu dan keluarganya
C.
Kegiatan Dalam Program Kesehatan Ibu dan Anak
Ada beberapa kegiatan dalam program kesehatan ibu dan anak, diantaranya :
1. Pemeliharaan kesehatan ibu hamil dan menyusui
serta bayi, anak balita, dan anak prasekolah.
2. Deteksi dini faktor resiko ibu hamil.
3. Pemantauan
tumbuh kembang balita.
4. Imunisasi Tetanus Toxoid dua kali pada
ibu hamil serta BCG, DPT tiga kali, Polio tiga kali, dan campak satu kali pada
bayi
5. Penyuluhan kesehatan meliputi berbagai
aspek dalam mencapai tujuan program KIA
6. Pengobatan bagi ibu, bayi, anak balita,
dan anak prasekolah untuk macam-macam penyakit ringan
7. Kunjungan rumah untuk mencari ibu dan anak
yang memerlukan pemeliharaan serta bayi-bayi yang lahir ditolong oleh dukun
selama periode neonatal (0-30 hari)
8. Pengawasan dan bimbingan kepada taman
kanak-kanak dan para dukun bayi serta kader-kader kesehatan
D.
Sistem Kesiagaan di Bidang Kesehatan Ibu dan Anak
Sistem
kesiagaan di bidang kesehatan ibu dan anak, terdiri atas 5, yaitu
1.
Sistem pencatatan-pemantauan
2.
Sistem
transportasi-komunikasi
3.
Sistem pendanaan
4.
Sistem pendonor darah
5.
Sistem informasi KB
Proses Pemberdayaan Masyarakat bidang KIA ini
tidak hanya proses memfasilitasi masyarakat dalam pembentukan sistem kesiagaan
itu saja, tetapi juga merupakan proses fasilitasi yang terkait dengan upaya
perubahan perilaku, yaitu:
1.
Upaya mobilisasi social untuk
menyiagakan masyarakat saat situasi gawat darurat, khususnya untuk mambantu ibu
hamil saat bersalin.
2.
Upaya untuk meningkatkan
partisipasi masyarakat dalam menurunkan angka kematian maternal.
3.
Upaya untuk menggunakan sumber
daya yang dimiliki oleh masyarakat dalam menolong perempuan saat hamil dan
persalinan.
4.
Upaya untuk menciptakan
perubahan perilaku sehingga persalinan dibantu oleh tenaga kesehatan
profesional.
5.
Merupakan proses pemberdayaan
masyarakat sehingga mereka mampu mengatasi masalah mereka sendiri.
6.
Upaya untuk melibatkan
laki-laki dalam mengatasi maslah kesehatan maternal.
7.
Upaya untuk melibatkan semua
pemangku kepentingan (stakeholders) dalam mengatasi masalah kesehatan.
Karena itu
Pemberdayaan Masyarakat bidang KIA ini berpijak pada konsep-konsep berikut ini :
1.
Revitalisasi praktek-praktek
kebersamaan sosial dan nilai-nilai tolong menolong, untuk perempuan saat hamil
dan bersalin.
2.
Merubah pandangan: persalinan
adalah urusan semua pihak, tidak hanya urusan perempuan.
3.
Merubah pandangan: masalah
kesehatan tidak hanya tanggung jawab pemerintah tetapi merupakan masalah dan
tanggunjawab masyarakat.
4.
Melibatan semua pemangku
kepentingan (stakeholders) di masyarakat.
5.
Menggunakan pendekatan
partisipatif
6. Melakukan aksi dan advokasi.
Didalam
konteks pembentukan sistem kesiagaan, pertama-tama masyarakat perlu
untuk memahami dan menganalisa kondisi kesehatan mereka saat ini, seperti
kondisi kesehatan ibu, kesehatan bayi baru lahir, kesehatan bayi, pelayanan
kesehatan, dan berbagai hubungan, dan kekuasaan yang mempengaruhi kondisi
tersebut agar mereka mampu untuk melakukan aksi guna memperbaiki kondisi
tersebut berdasarkan analisa mereka tentang potensi yang mereka miliki. Untuk
memfasilitasi mereka agar berpikir, menganalisa dan melakukan aksi, proses
fasilitasi dan warga yang berperan melakukan fasilitasi sangat diperlukan.
Selain itu, warga yang berperan memfasilitasi masyarakatnya membutuhkan
pemahaman tidak hanya tentang konsep Pemberdayaan Masyarakat bidang KIA tetapi juga membutuhkan pengetahuan dan
keterampilan penggunaan metode dan alat-alat partisipatif. Jadi, pendekatan
yang diaplikasikan dalam Pemberdayaan Masyarakat bidang KIA ini akan menentukan
proses dan kegiatan berikutnya dalam keseluruhan proses Pemberdayaan Masyarakat
bidang KIA ini.
E. Manajemen
Kegiatan Kesehatan Ibu dan Anak
Pemantauan kegiatan KIA dilaksanakan melalui
Pemantauan Wilayah setempat-KIA (PWS-KIA) dengan batasan. Pemamtauan Wilayah
Setempat KIA adalah alat untuk pengelolaaan kegiatan KIA serta alat untuk
motivasi dan komunikasi kepada sector lain yang terikat dan dipergunakan untuk
pemamtauan program KIA secara teknis maupun non teknis. Melalui PWS-KIA
dikembangkan indikator-indikator pemantauan teknis dan non teknis, yaitu:
1. Indikator Pemantauan Teknis
Indikator ini digunakan oleh
para pengelola program dalam lingkungan kesehatan yang terdiri dari :
a.
Indikator Akses
b.
Indikator Cakupan Ibu Hamil
c.
Indikator Cakupan Persalinan
oleh Tenaga Kesehatan
d.
Indicator penjaringan Dini
Faktor Resiko oleh Masyarakat
e.
Indikator Penjaringan Faktor
resiko oleh Tenaga Kesehatan
f.
Indicator Neonatal
2. Indikator Pemamtauan Non teknis
Indikator
ini dimasksudnya untuk motivasi dan komunikasi kemajuan maupun masalah
operasional kegiatan KIA kepada para penguasa di wilayah, sehingga di mengerti
dan mendapatkan bantuan sesuai keperluan. Indikator-indikator ini dipergunakan
dalam berbagai tingkat administradi, yaitu :
a. Indikator pemerataan pelayanan KIA
Untuk ini
dipilih AKSES (jangkauan) dalam pemamtauan secara teknis memodifikasinya
menjadi indicator pemerataan pelayanan yang lebih dimengerti oleh para penguasa
wilayah.
b. Indikator efektivitas pelayanan KIA
Untuk ini
dipilih cakupan (coverage) dalam pemamtauan secara teknnis dengan
memodifikasinya menjadi indicator efektivitas program yang lebih dimengerti
oleh para penguasa wilayah.
Kedua
indicator tersebut harus secara rutin dijabarkan per bulan, perdesa serta
dipergunakan dalam pertemuan-pertemuan lintas sektoral untuk menunjukkan
desa-desamana yang masih ketinggalan.
Pemantauan
secara lintas sektoral ini harus diikuti dengan suatu tindak lanjut yang jelas
dari para penguasa wilayah perihal : peningkatan penggerakan masyarakat serta
penggalian sumber daya setempat yang diperlukan.
F. Peranan
dan Tugas Tenaga Kesehatan Masyarakat Terhadap Kesehatan Ibu dan Anak
Tenaga kesehatan harus mampu mengajak,
memotivasi dan memberdayakan masyarakat, mampu melibatkan kerja sama lintas
sektoral, mampu mengelola sistem pelayanan kesehatan yang efisien dan efektif,
mampu menjadi pemimpin, pelopor, pembinaan dan teladan hidup sehat.
Dalam upaya kesehatan program yang
diperlukan adalah program kesehatan yang lebih “efektif” yaitu program
kesehatan yang mempunyai model-model pembinaan kesehatan (Health Development
Model) sebagai paradigma pembangunan kesehatan yang diharapkan mampu menjawab
tantangan sekaligus memenuhi program upaya kesehatan. Model ini menekankan pada
upaya kesehatan dan mempunyai ciri-ciri, antara lain :
1. Mempersiapkan bahan baku sumber daya manusia yang berkualitas untuk 20-25
tahun mendatang
2. Meningkatkan produktivitas sumber daya manusia yang ada
3. Melindungi masyarakat luas dari pencemaran melalui upaya
promotif-preventif-protektif dengan pendekatan pro-aktif
4. Memberi pelayanan kesehatan dasar bagi yang sakit
5. Promosi kesehatan yang memungkinkan penduduk mencapai potensi kesehatannya
secara penuh (peningkatan vitalitas) penduduk yang tidak sakit (85%) agar lebih
tahan terhadap penyakit.
6. Pencegahan penyakit melalui imunisasi : bumil (ibu hamil), bayi, anak, dan
juga melindungi masyarakat dari pencemaran.
7. Pencegahan, pengendalian, penanggulangan pencemaran lingkungan serta
perlindungan masyarakat terhadap pengaruh lingkungan buruk (melalui perubahan
perilaku)
8. Penggerakan peran serta masyarakat.
9. Penciptaan lingkungan yang memungkinkan masyarakat dapat hidup dan bekerja
secara sehat.
10. Pendekatan multi sektor dan inter disipliner.
11. Pengembangan kebijakan yang dapat memberi perlindungan pada kepentingan
kesehatan masyarakat luas (tidak merokok di tempat umum).
12. Penyelenggaraan pelayanan kesehatan dasar bagi yang sakit.
Peran dan
tugas tenaga kesehatan masyarakat, antara lain :
1.
Mengumpulkan, mengolah data
dan informasi, menginventarisasi permasalahan, serta melaksanakan pemecahan
permasalahan yang berkaitan dengan pelayanan kesehatan masyarakat.
2.
Merencanakan, melaksanakan,
mengendalikan, mengevaluasi, dan melaporkan kegiatan Puskesmas.
3.
Menyiapkan bahan kebijakan,
bimbingan dan pembinaan, serta petunjuk teknis sesuai bidang tugasnya.
4.
Melaksanakan upaya kesehatan
masyarakat.
5.
Melaksanakan upaya kesehatan
perorangan.
6.
Melaksanakan pelayanan upaya
kesehatan/kesejahteraan ibu dan anak, Keluarga Berencana, perbaikan gizi,
perawatan kesehatan masyarakat, pencegah dan pemberantasan penyakit, pembinaan
kesehatan lingkungan, penyuluhan kesehatan masyarakat, usaha kesehatan sekolah,
kesehatan olahraga, pengobatan termasuk pelayanan darurat karena kecelakaan,
kesehatan gigi dan mulut, laboratorium sederhana, upaya kesehatan kerja,
kesehatan usia lanjut, upaya kesehatan jiwa, kesehatan mata, dan kesehatan
khusus lainnya, serta pembinaan pengobatan tradisional;.
7.
Melaksanakan pembinaan upaya
kesehatan, peran serta masyarakat, koordinasi upaya kesehatan, sarana pelayanan
kesehatan, pelaksanaan rujukan medik, pembantuan sarana dan pembinaan teknis
kepada Puskesmas Pembantu, unit pelayanan kesehatan swasta, serta kader
pembangunan kesehatan.
8.
Melaksanakan pengembangan
upaya kesehatan dalam hal pengembangan kader pembangunan di bidang kesehatan
dan pengembangan kegiatan swadaya masyarakat di wilayah kerjanya.
9.
Melaksanakan pencatatan dan
pelaporan dalam rangka sistem informasi kesehatan.
10. Melaksanakan ketatausahaan dan urusan rumah tangga UPT.
11. Melaksanakan analisis dan pengembangan kinerja UPTD.
12. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas.
Perubahan paradigma kesehatan yang kini lebih menekankan pada upaya
promotif-preventif dibandingkan dengan upaya kuratif dan rehabilitatif
diharapkan merupakan titik balik kebijakan Depkes dalam menangani kesehatan
penduduk yang berarti program kesehatan yang menitikberatkan pada pembinaan
kesehatan bangsa bukan sekedar penyembuhan penyakit. Upaya kesehatan di masa
datang harus mampu menciptakan dan menghasilkan SDM Indonesia yang sehat
produktif sehingga obsesi upaya kesehatan harus dapat mengantarkan setiap
penduduk memiliki status kesehatan yang cukup. Melalui kesadaran yang leih
tinggi pada pentingnya pelayanan kesehatan yang bersifat promotif dan
preventif.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
1.
Upaya kesehatan Ibu dan Anak
adalah upaya di bidang kesehatan yang menyangkut pelayanan dan
pemeliharaan ibu hamil, ibu bersalin, ibu menyusui, bayi dan anak balita serta
anak prasekolah.
2.
Prinsip pengelolaan Program
KIA adalah memantapkan dan peningkatan jangkauan serta mutu pelayanan KIA
secara efektif dan efisien. Tujuan program Kesehatan Ibu dan anak (KIA) adalah
tercapainya kemampuan hidup sehat melalui peningkatan derajat kesehatan
yang optimal, bagi ibu dan keluarganya untuk menuju Norma Keluarga Kecil
Bahagia Sejahtera (NKKBS) serta meningkatnya derajat kesehatan anak untuk
menjamin proses tumbuh kembang optimal yang merupakan landasan
bagi peningkatan kualitas manusia seutuhnya.
3.
Ada beberapa kegiatan dalam
program kesehatan ibu dan anak, diantaranya, pemeliharaan kesehatan ibu hamil
dan menyusui serta bayi, anak balita, dan anak prasekolah, deteksi dini faktor
resiko ibu hamil, pemantauan tumbuh kembang balita, dan sebagainya
4.
Sistem kesiagaan di bidang
kesehatan ibu dan anak, terdiri atas 5, yaitu : sistem pencatatan-pemantauan,
sistem transportasi-komunikasi, sistem pendanaan, sistem pendonor darah, sistem
informasi KB
5.
Manajemen kegiatan KIA
dilaksanakan melalui Pemantauan Wilayah setempat-KIA (PWS-KIA)
6.
Peran dan tugas tenaga
kesehatan masyarakat, antara lain mengumpulkan, mengolah data dan informasi,
menginventarisasi permasalahan, serta melaksanakan pemecahan permasalahan yang
berkaitan dengan pelayanan kesehatan masyarakat, merencanakan, melaksanakan,
mengendalikan, mengevaluasi, dan melaporkan kegiatan Puskesmas, menyiapkan
bahan kebijakan, bimbingan dan pembinaan, serta petunjuk teknis sesuai bidang
tugasnya, melaksanakan upaya kesehatan masyarakat, melaksanakan upaya kesehatan
perorangan, dan lain-lain.
B. Saran
Semoga
dengan adanya makalah ini, dapat menjadi acuan dalam melakukan peningkatan
kesehatan pada Ibu dan Anak, dan lebih mengutamakan upaya promotif-preventif
dibandingkan kuratif.
DAFTAR
PUSTAKA
Alfina,
Nabila. 2014. “Makalah Ilmu Kesehatan Masyarakat (Pemeliharaan Kesehatan
Pada Ibu)”.
Noviastuti 2003, “Advokasi, Kemitraan Dan Pemberdayaan Masyarakat Untuk
Mendukung Upaya-Upaya Kesehatan Ibu Dan Anak”.
Stefani,Delfi
Lucy. 2013. “Kesehatan Ibu dan Anak”. Online.
Vharozma. “Ilmu
Kesehatan Masyarakat”.
Wiguna,
Candra. 2014. “Upaya Peningkatan Kesehatan Masyarakat”.
0 Komentar