Iklan atas - New

Analisis Pembiayaan Kesehatan Bersumber Pemerintah


Analisis Pembiayaan Kesehatan Bersumber
Pemerintah di Kabupaten Bogor
Kabupaten Bogor merupaka salah satu daerah otonom di Propinsi Jawa Barat yang menjadi penyangga Ibukota Negara Indonesia. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Bogor pada tahun 2003, 2004, 2005 mengalami peningkatan masing-masing  67,87, 68,10,68,41. Pencapaian derajat kesehatan dilihat dari AngkaHarapan Hidup pada tahun yang sama masing-masing 66,87, 66,94, 66,99. Angka Kematian Bayi (AKB) 43, 55per 1000 kelahiran hidup yang merupakan angka Bodebek (Bogor Depok, Bekasi), Angka Kematian Balita (AKABA) mengacu pada AKABA Jawa Barat tahun 2003sebesar 49/1000 kelahiran hidup, Angka Kematian Ibu(AKI) Kabupaten Bogor tahun 2002 sebesar 309 per 100.000 kelahiran hidup, Penyebab kematian masihdidominasi TBC,  Pola penyakit terbanyak penyakit Infeksi saluran pernafasan. Status Gizi balita dengan kondisi gizi buruk, gizi sedang masih berfluktuasi dari tahun ke tahun. Pencapaian Pembangunan Kesehatan di Kabupaten Bogor dilihat dari gambaran derajat kesehatan diatas tidak lepas dari kesadaran pemerintah membiayai bidang kesehatan. Alokasi anggaran bidang kesehatan dilihat dari Dokumen Anggaran Satuan Kerja (DASK) peruba-han pada tahun 2003 sampai dengan 2005 terlihat, anggaran di bidang kesehatan dari tahun 2003-2005 mengalami peningkatan. Dari jajaran instansi lingkungan pemerintah di Kabupaten Bogor, Dinas Kesehatan, BRSD Ciawi, BRSD mendapat alokasi anggaran yang besar dari APBD Kabupaten, hal ini dapat dilihat dari skala alokasi anggaran tahun 2003 dengan menduduki urutan ke 4 dengan proporsi 8,14 % terhadap APBD Kabupaten Bogor. Pembangunan bidang kesehatan di Kabupaten Bogor selain mendapat alokasi anggaran dari APBD Kabupaten, mendapat tambahan luncuran dana dari APBD provinsi, APBN dan BLN.
Untuk menyelenggarakan pelayanan kesehatan selain luncuran yang beru-pa uang dari berbagai sumber, ada juga yang berbentuk barang, biasanya untuk kegiatan yang mempunyai eksternalitas tinggi misalnya obat untuk tbc, obat untuk kusta dan vaksin untuk imunisasi. Jika dilihat dari alokasi anggaran yang meningkat tiap tahun, ternyata derajat kesehatan hanya mampu bergeser sedikit dari tahun ke tahun, hal ini menjadi pertanyaan sebenarnya alokasi anggaran berpihak kemana. Apakah pada era desentralisasi komitmen Pemerintah Kabupaten Bogor disertai konsistensi pada pencapaian derajat kese- hatan atau menjadi kenyataan bahwa peningkatan pembiayaan kesehatan tidak menyentuh pada pelayanan langsung kepada masyarakat. Pembiayaan bidang kesehatan yang dikelola oleh Dinas Kesehatan, BRSD Ciawi, BRSD Cibinong merupakan hal yang menarik untuk diteliti per-tama dari mana sumber-sumber pembiayaan kesehatan diperoleh, kedua berapa besar pembiayaan diperoleh, ketiga bagaimana alokasi dan proporsi anggaran, keempat seberapa besar realisasinya dan kelima bagaimanan tergantung dari besarnya pendapatan.
Sumber pendapatan daerah terbesar adalah dana berimbangan sebesar Rp. 681.102.720.000 (81,86%) pada tahun 2003, sebesar Rp. 747.099.302.000 (80,92%) pada tahun 2004 dan sebesar Rp. 835.872.243.000 (80,69%) pada tahun 2005. Urutan kedua adalah Pendapatan Asli Daerah sebesar Rp. 142.756.041.000 (17,16%) pada tahun 2003, sebesar Rp. 155.818.029.000 (16,66%) pada tahun 2004 dan sebesar Rp. 194.224.904.000 (18,61) pada tahun 2005. Urutan Ketiga adalah lain-lain pendapatan yang sah sebesar Rp. 8.190.340.000 (0,98%) pada tahun 2003, Rp. 20.392.060.000 (2,21%) pada tahun 2004 dan Rp.13.548.896.000 (1,30%) pada tahun 2005. Sumber-sumber pembiayaan bidang kesehatan selain diperoleh dari APBD Kabupaten di peroleh juga dari APBD Propinsi, APBN, PLN (PHP II) dan BLN. komposisi sumber pembiayaan bidang kesehatan ter besar didanai oleh APBD Kabupaten, yaitu sebesar Rp. 74.511.834.194 (93,17%) pada tahun 2003, sebesar Rp. 84.663,274.171 (76,40%) pada tahun 2004, sebesar Rp. 110.664.277.175 (86,50%) pada tahun 2005. Sumber pembiayaan terkecil bersumber dari APBD Propinsi yang terjadi pada tahun 2005 sebesar Rp. 234,116.000 (0.18%) Pembiayaan Bidang  Kesehatan Pembiayaan Bidang Kesehatan di Kabupaten Bogor dikelolah oleh tiga instansi kesehatan, yang meliputi Dinas Kesehatan, BRSD Ciawi dan BRSD Cibinong. Proporsi pembiayaan bidang kesehatan paling besar pada tiga tahun anggaran adalah yang dikelola oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor. Besar anggaran pembiayaan kesehatan yang dikelola oleh Dinas Kesehatan bersumber APBD Kabupaten Bogor, karena anggaran puskesmas dan Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) dengan anggaran kesehatan kantor dinas masih bersatu serta cakupan luas kegiatan yang dilaksanakan Dinas Kesehatan. Pada penelitian ini dirinci besar dana yang dialokasikan untuk Dinas Kesehatan sebagai instasi pelaksana manajemen dan pembina bidang kesehatan serta alokasi pembiayaan yang diperoleh puskesmas untuk melaksanakan fungsinya sebagai ujung tombak pelaksana fungsional di lapangan. Pada era sentralisasi, Departemen Kesehatan diwakili oleh kantor Departemen Kesehatan tetapi pada era otonomi, Dinas Kesehatan Kabupaten merupakan penanggung jawab upaya kesehatan masyarakat tingkat kedua.3 Ini berarti bahwa Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor merupakan penyelenggara kegiatan kesehatan, promotif, preventif dan kuratif, dengan mendaya gunakan ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan spesialistik, yang ditujukan kepada masyarakat.
Rumah Sakit (RS) merupakan penyelenggara upaya kesehatan perorangan tingkat kedua,3 yang berarti bahwa kegiatan kesehatan oleh RS lebih ditujukan kepada perorangan. Bidang kesehatan merupakan dinas yang berkontribusi pada retribusi daerah. Proporsi retribusi pelayanan kesehatan terhadap pendapatan retribusi dae cenderung meningkat. Hasil penelitian ini menggambarkan bahwa kenaikan retribusi pelayanan kesehatan tahun 2003 - 2005 disertai kenaikan anggaran yang mungkin dipengaruhi oleh surat edaran Menteri Dalam Negeri nomor 903/249/SJ yang memuat pokok-pokok kebijakan penyusunan APBD dalam rangka menjabarkan arah kebijakan umum APBD ke dalam program dan kegiatan. Prioritas pembangunan/rehabilitasi pukesmas, pustu dan polindes, mengadakan sarana dan prasarana penunjang kesehatan untuk meningkatkan mutu dan jangkauan pelayanan kesehatan dasar dan rujukan, terutama bagi keluarga miskin. Besaran anggaran gaji pegawai negeri sipil dari tahun 2003-2005 cenderung meningkat, tetapi proporsinya cenderung menurun, kemungkinan terjadi efisiensi pada pengalokasian gaji pegawai negeri sipil.
Berdasar pada bidang kewenangan menggambarkan bahwa pada tahun 2003 belanja terbesar adalah bidang administrasi umum dan pemerintahan sebesar Rp.365.644.613.000 (39,96%), pada tahun 2004 sebesar Rp.388.457.204.000 (37,24%) dan tahun 2005 sebesar Rp.347.360.602.000 (30,09). Kedua bidang pendidikan dan kebudayaan pada tahun 2003 sebesar Rp.310.953.229.000 (33,98%), pada tahun 2004 sebesar Rp.329.436.707.000 (34,58%) dan pada tahun 2005 sebesar Rp. 364.825.819.000 (31,60%). Ketiga bidang pekerjaan umum sebesar Rp. 102.343.663.000 (11,18%), pada tahun 2004 sebesar Rp. 159.286.950.000 (15,27) dan pada tahun 2005 sebesar Rp. 226.429.814.000 (19,1%). Keempat bidang kesehatan sebesar Rp. 74.511.834.000 (8,24%) pada tahun 2003,  Rp. 84.663.274.000 (8,12%) pada tahun 2004 dan Rp.110.644.277.000 (9,58%) pada 2005. Pembiayaan kesehatan di Kabupaten Bogor yang dikelola oleh Dinas Kesehatan, Badan Rumah Sakit Daerah Cibinong dan Badan Rumah Sakit Daerah Ciawi, terhadap jumlah anggaran bidang kesehatan, selama tahun 2003 sd 2005 didominasi oleh Dinas Kesehatan. Hal ini terlihat dari proporsi di Dinas Kesehatan tahun 2003 sebesar Rp. 52.972.722.000 (71,09%), tahun 2004 sebesar Rp. 47.874.902.000 (56.55%) dan tahun 2005 Rp. 57.544.206.000 (52,01%). Rumah Sakit Cibinong tahun 2003 Rp. 12.962.656.000 (17,40%), tahun 2004 Rp 22.662.799.000 (26.77%) dan tahun 2005 Rp.31.453.954.000 (28.43%). Rumah Sakit Ciawi tahun 2003 Rp. 8.576.456.000 (11.51%), tahun 2004 Rp 14.125.573.000 (16,68

(Sumber: Rahmaniawati, NA, 2007. Analisis Pembiayaan Kesehatan Bersumber Pemerintah di Kabupaten Bogor (http://jurnalkesmas.ui.ac.id/index.php/kesmas /article/download/283/283). Diakses pada 13 Desember 2015. Pukul 15.00 WITA)


Posting Komentar

0 Komentar