Iklan atas - New

Langkah-Langkah Investigasi Wabah


Langkah-Langkah Investigasi Wabah
            Langkah-langkah melakukan investigasi wabah dilakukan dengan menggunakan pendekatan yang sistematik menurut Rajab (2009), yang terdiri dari:
1.      Persiapan Investigasi Lapangan
Hal-hal yang harus diperhatikan pada langkah ini yaitu:
a.       Persiapan dapat dikelompokkan dalam 3 kategori yaitu investigasi, administrasi, dan konsultasi.
b.      Dibutuhkan pengetahuan perlengkapan dan alat yang sesuai prosedur administrasi.
c.       Peran masing-masing petugas yang terjun.
2.      Pemastian Adanya Wabah
Dalam penentuan apakah ada wabah, perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a.       Dengan membandingkan jumlah yang ada saat itu dengan jumlah beberapa minggu atau bulan sebelumnya.
b.      Menentukan apakah jumlah kasus yng ada sudah ada melampaui jumlah yang diharapkan
c.       Sumber informasi bervariasi bergantung pada situasinya
1)      Catatan hasil surveilans
2)      Catatan keluar dari rumah sakit, statistik kematian, register, dll.
3)      Bila data lokal tidak ada, dapat digunakan rate dari wilayah didekatnya atau data nasional.
4)      Boleh juga dilaksanakan survei di masyarakat menentukan kondidi enyakit yang biasanya ada.
d.      Pseudo-epidemik
1)      Perubahan cara pencatatan dan pelaporan penderita
2)      Adanya cara dianogsis baru
3)      Bertambahnya kesadaran penduduk untuk berobat
4)      Adanya penyakit lain dengan gejala yang serupa
5)      Bertambahnya jumlah penduduk yang rentan
3.      Pemastian Diagnosa
Hal yang perlu diperhatikan:
a.       Untuk memastikan bahwa masalah telah diagnosis hal yang patut.
b.      Untuk menyingkirkan kesalahan laboratorium yang menyebabkan peningkatan kasus yang dilaporkansemua temuan klinis harus disimpulkan dalam ditribusi frekuensi
c.       Kunjungan terhadap satu atau dua penderitaan
4.      Pembuatan Defini Kasus
Pembuatan definisi kasus adalah seperangkat criteria untuk menentukan apakah seseorang harus dapat diklasifikasikan sakit atau tidak. Kriteria klinis dibatasi oleh waktu, tempat, dan orang. Penyelidikan sering membagi kasus menjadi pasti (compirmed), mungkin (probable), meragukan (possible), sensivitasdan spefsifitas.
5.      Penemuan dan penghitungan Kasus
Metoda untuk menemukan kasus yang harus sesuai dengan penyakit dan kejadian yang diteliti di fasilitas kesehatan yang mampu memberikan diagnosis. Informasi berikut ini dikumpulakan dari setiap kasus :
a.       Data identifikasi ( nama, alamat, nomor telepon )
b.       Data demografi ( umur, jenis kelamin, ras, dan pekerjaan )
c.       Data klinis
d.      Faktor risiko, yang harus dibuat khusus untuk tiap penyakit
e.       Informasi pelapor untuk mendapatkan informasi tambahan atau member umpan balik
6.      Epidemologi Deskriptif
a.       Gambaran waktu berdasarkan waktu
Perjalanan wabah berdasarkan waktu digamabarkan dengan grafik histogram yang berbentuk kurva epidemic, gambaran ini membantu :
1)      Member informasi samapai dimana proses wabah itu dan bagaimana kemungkinan kelanjutannya
2)      Memperkirakan kapan pemaparan terjadi dan memusatkan penyelidikan pada periode tersebut, bila telah diketahui penyakit dan masa inkubasinya.
3)      Menarik kesimpulan tentang pola kejadian, dengan demikian mengetahui apakah bersumber tunggal, ditularkan dari orang ke orang, atau campuran keduanya
Kemungkinan periode pemaparan dapat dilakukan dengan :
1)      Mencari masa inkubasi terpanjang, terpendek, dan rata-rata
2)      Menentukan puncak wabah atau kasus mediannya, dan menghitung mundur satu masa inkubasi rata-rata
3)      Dari kasus paling awal kejadian wabah, dihitung mundur masa inkubasi terpendek
Masa inkubasi penyakit adalah waktu antara masuknya agens penyakit sampai timbulnya gejala pertama. Informasi tentang masa inkubasi bermanfaat billa penyakit belum diketahui sehingga mempersempit diagnosis diferensial dam memperikan periode pemaparan. Cara menghitung median masa inkubasi :
1)      Susunan teratur ( array) berdasarkan waktu kejadiannya
2)      Buat frekuensi kumulatifnya
3)      Tentukan posisi kasus paling tengah
4)      Tentukan kelas median
5)      Median masa inkubasiditentukan dengan menghitung jarak antara waktu pemaparan dan kasus median
b.      Gambaran wabah berdasarkan tempat
Gambaran wabah berdasarkan tempat menggunakan gambaran grafik berbentuk Spot map. Grafik ini menunjukkan kejadian dengan titik/symbol tempat tertentu yang menggambarkan distribusi geografi suatu kejadian menurut golongan atau jenis kejadian namun mengabaikan populasi.
c.       Gambaran wabah berdasarkan ciri orang
Variable orang dalam epidemiologi adalah karakteristik individu yang ada hubungannya dengan keterpajanan atau kerentanan terhadapa suatu penyakit.Misalnya karakteristik inang ( umur, jenis kelamin, ras/suku, status kesehatan) atau berdasarkan pemaparan ( pekerjaan, penggunaan obat-obatan)
7.      Pembuatan Hipotesis
Dalam pembuatan suatu hipotesis suatu wabah, hendaknya petugas memformulasikan hipotesis meliputi sumber agens penyakit, cara penularan, dan pemaparan yang mengakibatkan sakit.
a.       Mempertimbangkan apa yang diketahui tentang penyakit itu:
1)      Apa reservoir utama agen penyakitnya?
2)      Bagaimana cara penularannya?
3)      Bahan apa yang biasanya menjadi alat penularan?
4)      Apa saja faktor yang meningkatkan risiko tertular?
b.      Wawancara dengan beberapa penderita
c.       Dalam penyelidikan sulit menghasilkan sedikit petunjuk, penyelidikan mengumpulkan beberapa penderita untuk mencarri persamaan pemaparan
d.      Penyelidikan kadang melakukan kunjungan rumah untuk menemukan petunjuk
e.       Wawancara dengan petugas setempat
f.       Epidemologi deskriptif sering menghasilkan hipotesis
8.      Penilaian Hipotesis
Hipotesis dapat dinilai dengan cara dibawah ini:
a.       Membandingkan hipotesis dengan fakta yang ada
b.      Analisis epidemologi untuk kuantitatif hubungan dan menyelidiki peran kebetulan
c.       Uji kemaknaan statistik, kai kaudrat, kunci dari epidemologi analitik adalah adanya kelompok pembanding, sehingga dapat diukur antara pemaparan dan penyakit dan diuji hipotesis tentang hubungan sebab-akibat.
9.      Perbaikan Hipotesis dan Penelitian Tambahan
Dalam hal ini penelitian tambahan akan mengikuti hal dibawah ini
a.       Penelitian Epidemiologi ( epidemiologi analitik )
b.      Penelitian Laboratorium ( pemeriksaan serum ) dan Lingkungan (pemeriksaan tempat pembuangan tinja)
10.  Pengendalian dan Pencegahan
Pengendalian seharusnya dilaksanakan secepat mungkin upaya penanggulangan  biasanya hanya dapat diterapkan setelah sumber wabah diketahui Pada umumnya, upaya pengendalian diarahkan pada mata rantai yang terlemah dalam penularan penyakit. Upaya pengendalian mungkin diarahkan pada agen penyakit, sumbernya, atau reservoirnya.
11.  Penyampaian Hasil Penyelidikan
Penyampaian hasil dapat dilakukan dengan dua cara pertama Laporan lisan pada pejabat setempat dilakukan di hadapan pejabat setempat dan mereka yang bertugas mengadakan pengendalian dan pencegahan dan yang kedua laporan tertulis.Penyamapin penyelidikan diantaranya:
a.       Laporan harus jelas, meyakinkan, disertai rekomendasi yang tepat dan beralasan
b.      ampaikan hal-hal yang sudah dikerjakan secara ilmiah; kesimpulan dan saran harus dapat dipertahankan secara ilmiah
c.       Laporan lisan harus dilengkapi dengan laporan tertulis, bentuknya sesuai dengan tulisan ilmiah (pendahuluan, latar belakang, metodologi, hasil, diskusi, kesimpulan, dan saran)
d.      Merupakan cetak biru untuk mengambil tindakan
e.       Merupakan catatan dari pekerjaan, dokumen dari isu legal, dan merupakan bahan rujukan apabila terjadi hal yang sama di masa datang .


Posting Komentar

0 Komentar