Iklan atas - New

Pendekatan atau Sumber Data Surveilans Kesehatan Masyarak


Berdasarkan pendekatan sumber data surveilans dapat dibagi menjadi dua jenis:
1.    Surveilans pasif;
Surveilans pasif memantau penyakit secara pasif, dengan menggunakan data penyakit yang harus dilaporkan (reportable diseases) yang tersedia di fasilitas pelayanan kesehatan. Kelebihan surveilans pasif, relatif murah dan mudah untuk dilakukan. Negara-negara anggota WHO diwajibkan melaporkan sejumlah penyakit infeksi yang harus dilaporkan, sehingga dengan surveilans pasif dapat dilakukan analisis perbandingan penyakit internasional. Kekurangan surveilans pasif adalah kurang sensitif dalam mendeteksi kecenderungan penyakit. Data yang dihasilkan cenderung under-reported, karena tidak semua kasus datang ke fasilitas pelayanan kesehatan formal. Selain itu, tingkat pelaporan dan kelengkapan laporan biasanya rendah, karena waktupetugas terbagi dengan tanggungjawab utama memberikan pelayanan kesehatan di fasilitas kesehatan masing-masing. Untuk mengatasi problem tersebut, instrumen pelaporan perlu dibuat sederhana dan ringkas.
2.    Surveilans aktif
Surveilans aktif menggunakan petugas khusus surveilans untuk kunjungan berkala ke lapangan, desa-desa, tempat praktik pribadi dokter dan tenaga medis lainnya, puskesmas, klinik, dan rumah sakit, dengan tujuan mengidentifikasi kasus baru penyakit atau kematian, disebut penemuan kasus (case finding), dan konfirmasi laporan kasus indeks. Kelebihan surveilans aktif, lebih akurat daripada surveilans pasif, sebab dilakukan oleh petugas yang memang dipekerjakan untuk menjalankan tanggungjawab itu. Selain itu, surveilans aktif dapat mengidentifikasi outbreak lokal. Kelemahan surveilans aktif, lebih mahal dan lebih sulituntuk dilakukan daripada surveilans pasif Sistem surveilans dapat diperluas pada level komunitas, disebut community surveilance. Dalam community surveilance, informasi dikumpulkan langsung dari komunitas oleh kader kesehatan, sehingga memerlukan pelatihan diagnosis kasus bagi kader kesehatan. Definisi kasus yang sensitif dapat membantu para kader kesehatan mengenali dan merujuk kasus mungkin (probable cases) ke fasilitas kesehatan tingkat pertama. Petugas kesehatan di tingkat lebih tinggi dilatih menggunakan definsi kasus lebih spesifik, yang memerlukan konfirmasi laboratorium. Community surveilans mengurangi kemungkinan negatif palsu (JHU, 2006).
Sumber data dalam survelans epidemiologi menurut kemenkes RI no. 1116/menkes/sk/VIII/2003:
1.        Data kesakitan yang dapat diperoleh dari unit pelayanan kesehatan dan masyarakat.
2.        Data kematian yang dapat diperoleh dari unit pelayanan  kesehatan serta laporan kantor pemerintah dan masyarakat.
3.        Data demografi yang dapat diperoleh dari unit ststistik kependudukan dan masyarakat.
4.        Data geografi yang dapat di peroleh dari unit unit meteorologi dan geofisika.
5.        Data laboratorium yang dapat di peroleh dari unit pelayanan kesehatan dan masyarakat.
6.        Data kondisi lingkungan.
7.        Laporan wabah.
8.        Laporan penyelidikan wabah/KLB.
9.        Laporan hasil penyelidikan kasus perorangan.
10.    Studi epidemiologi dan hasil penelitian lainnya.
11.    Data hewan dan vektor sumber penularan penyakit yang dapat diperoleh dari unit pelayanan kesehatan dan masyarakat.
12.    Laporan kondisi pangan.

Posting Komentar

0 Komentar