Cara perpindahan cairan tubuh
Perpindahan cairan dan elektrolit
tubuh terjadi dalam tiga fase yaitu :
1. Fase I :
Plasma darah pindah dari seluruh tubuh ke dalam sistem
sirkulasi, dan nutrisi dan oksigen diambil dari paru-paru dan tractus
gastrointestinal.
2. Fase II :
Cairan interstitial dengan komponennya pindah dari
darah kapiler dan sel
3. Fase III :
Cairan dan substansi yang ada di dalamnya berpindah
dari cairan interstitial masuk ke dalam sel.Pembuluh darah kapiler dan membran
sel yang merupakan membrane semipermiabel mampu memfilter tidak semua substansi
dan komponen dalam cairan tubuh ikut berpindah.
Metode perpindahan dari cairan dan
elektrolit tubuh dengan cara :
Setiap kompartmen dipisahkan oleh
barier atau membran yang membatasi mereka. Setiap zat yang akan pindah harus
dapat menembus barier atau membran tersebut. Bila substansi zat tersebut dapat
melalui membran, maka membran tersebut permeabel terhadap zat tersebut. Jika
tidak dapat menembusnya, maka membran tersebut tidak permeabel untuk substansi
tersebut.Membran disebut semipermeable (permeabel selektif) bila beberapa
partikel dapat melaluinya tetapi partikel lain tidak dapat
menembusnya.Perpindahan substansi melalui membran ada yang secara aktif atau
pasif. Transport aktif membutuhkan energi, sedangkan transport pasif tidak
membutuhkan energi.
a). Difusi.
Merupakan bercampurnya
molekul-molekul dalam cairan, gas, atau zat padat secara bebas dan acak. Proses
difusi dapat terjadi bila dua zat bercampur dalam sel membrane. Dalam tubuh,
proses difusi air, elektrolit dan zat-zat lain terjadi melalui membrane kapiler
yang permeable.kecepatan proses difusi bervariasi, bergantung pada factor
ukuran molekul, konsentrasi cairan dan temperature cairan. Zat dengan molekul
yang besar akan bergerak lambat dibanding molekul kecil. Molekul kecil akan
lebih mudah berpindah dari larutan dengan konsentrasi tinggi ke larutan dengan
konsentrasi rendah. Larutan dengan konsentrasi yang tinggi akan mempercepat
pergerakan molekul, sehingga proses difusi berjalan lebih cepat.
b). Osmosis.
Proses perpindahan zat ke larutan
lain melalui membrane semipermeabel biasanya terjadi dari larutan dengan
konsentrasi yang kurang pekat ke larutan dengan konsentrasi lebih pekat. Solute
adalah zat pelarut, sedang solven adalah larutannya. Air merupakan solven,
sedang garam adalah solute. Proses osmosis penting dalam mengatur keseimbangan
cairan ekstra dan intra.
Osmolaritas adalah cara untuk
mengukur kepekatan larutan dengan menggunakan satuan nol. Natrium dalam NaCl
berperan penting mengatur keseimbangan cairan dalam tubuh. Apabila terdapat
tiga jenis larutan garam dengan kepekatan berbeda dan didalamnya dimasukkan sel
darah merah, maka larutan yang mempunyai kepekatan yang sama akan seimbang dan
berdifusi. Larutan NaCl 0,9% merupakan larutan yang isotonic karena larutan
NaCl mempunyai kepekatan yang sama dengan larutan dalam system vascular.
Larutan isotonic merupakan larutan yang mempunyai kepekatan sama dengan larutan
yang dicampur. Larutan hipotonik mempunyai kepekatan lebih rendah dibanding
larutan intrasel. Pada proses osmosis dapat terjadi perpindahan dari larutan
dengan kepekatan rendah ke larutan yang kepekatannya lebih tinggi melalui
membrane semipermeabel, sehingga larutan yang berkonsentrasi rendah volumenya
akan berkurang, sedang larutan yang berkonsentrasi lebih tinggi akan bertambah
volumenya.
c). Transport aktif.
Merupakan gerak zat yang akan
berdifusi dan berosmosis. Proses ini terutama penting untuk mempertahankan
natrium dalam cairan intra dan ekstrasel. Proses pengaturan cairan dapat
dipengaruhi oleh dua factor, yaitu:
1. Tekanan cairan.
Proses difusi dan osmosis melibatkan
adanya tekanan cairan. Proses osmotic juga menggunakan tekanan osmotic, yang
merupakan kemampuan pastikel pelarut untuk menarik larutan melalui membrane.
Bila dua larutan dengan perbedaan
konsentrasi dan larutan yang mempunyai konsentrasi lebih pekat molekulnya tidak
dapat bergabung (larutan disebut koloid). Sedangkan larutan yang mempunyai
kepekatan sama dan dapat bergabung (disebut kristaloid). Contoh larutan
kristaloid adalah larutan garam, tetapi dapat menjadi koloid apabila protein
bercampur dengan plasma. Secara normal, perpindahan cairan menembus membrane
sel permeable tidak terjadi. Prinsip tekanan osmotic ini sangat penting dalam
proses pemberian cairan intravena. Biasanya, larutan yang sering digunakan dalam
pemberian infuse intravena bersifat isotonic karena mempunyai konsentrasi sama
dengan plasma darah. Hal ini penting untuk mencegah perpindahan cairan dan
elektrolit ke dalam intrasel. Larutan intravena bersifat hipotonik, yaitu
larutan yang konsentrasinya kurang pekat dibanding konsentrasi plasma darah.
Tekanan osmotic plasma akan lebih besar dibanding tekanan tekanan osmotic
cairan interstisial karena konsentrasi protein dalam plasma dan molekul protein
lebih besar dibanding cairan interstisial, sehingga membentuk larutan koloid
dan sulit menembud membrane semipermeabel. Tekanan hidrostatik adalah kemampuan
tiap molekul larutan yang bergerak dalam ruang tertutup. Hal ini penting guna
mengatur keseimbangan cairan ekstra dan intrasel.
2. Membran semipermeable.
Merupakan penyaring agar cairan yang
bermolekul besar tidak tergabung. Membran semipermeable terdapat pada dinding
kapiler pembuluh darah, yang terdapat di seluruh tubuh sehingga molekul atau
zat lain tidak berpindah ke jaringan.
0 Komentar