Iklan atas - New

Indikator anemia gizi besi


Indikator anemia gizi besi
Salah satu indikator status gizi masyarakat adalah prevalensi anemia gizi besi. Anemia gizi besi merupakan masalah gizi mikro terbesar di dunia terutama bagi kelompok wanita usia subur (WUS). Anemia terjadi pada 45% wanita di negara berkembang dan 13% di negara maju. Terdapat 12% WUS di Amerika Serikat berusia 15-49 tahun dan 11% wanita hamil usia subur mengalami anemia. Di beberapa negara, prevalensi anemia defesiensi besi pada remaja putri yaitu: 82,5% di Bangladesh, 23% di China, 42,2% di Filipina, dan 74,7% di India di kutip dari (Demaeyer, 2003) dalam (Ayu & Agung, n.d.)

Berdasarkan analisis yang didukung oleh WHO/Bank Dunia, “Global Burden of Disease,” anemia defisiensi besi menduduki peringkat ketiga terbesar sebagai masalah kesehatan berdasarkan DALY (Dissability-Adjusted Life Years) pada wanita usia 15-44 tahun (Departemen Gizi dan Kesehatan Masyarakat, FKUI, 2007). (Ayu & Agung, n.d.)

       Anemia gizi besi pada remaja putri merupakan masalah yang umum dijumpai terutama di negara-negara berkembang seperti halnya di Indonesia, prevalensi anemia pada remaja putri menurut Depkes RI (2007) masih cukup tinggi yaitu sebesar 28%. Data SKRT tahun 2004 juga menyatakan bahwa prevalensi anemia defisiensi besi pada remaja putri cenderung naik dan yang tertinggi 57,1% dibandingkan kelompok lain pada balita 40,5%, ibu hamil 50,1% dan ibu nifas 45,1%. Hasil RISKESDAS 2007 juga menunjukkan angka kejadian anemia gizi Besi sebesar 19,7% terjadi pada perempuan dewasa (≥15 tahun) (Ayu & Agung, n.d.)

Posting Komentar

0 Komentar