Iklan atas - New

Masalah dalam Ekosistem


A.      Masalah-masalah dalam Ekosistem
Menurut Wardhani. M. K (2011), masalah-masalah ekosistem yaitu:
1.    Kepunahan
Kepunahan dalam biologi berarti hilangnya keberadaan dari sebuah spesies atau sekelompok takson. Waktu kepunahan sebuah spesies ditandai dengan matinya individu terakhir spesies tersebut, walaupun kemampuan untuk berkembang biak tidak ada lagi sebelumnya. Spesies punah terutama karena mereka tidak mampu beradaptasi dengan perubahan lingkungan. Hewan dengan makanan atau habitat persyaratan khusus, seperti panda raksasa (yang feed hampir secara eksklusif pada bambu), sangat rentan terhadap perubahan lingkungan.
Spesies generalis yang memakan banyak jenis makanan dan hidup dalam berbagai pengaturan jauh lebih mampu bertahan dalam lingkungan yang berubah. Sebagai contoh, rakun adalah penduduk kota yang umum, di mana mereka mencari makanan dari tong sampah bukan dari sungai. Selain itu, spesies dengan waktu generasi lama yang menghasilkan beberapa keturunan sering rentan terhadap kepunahan. Jika populasi hewan ini sangat kecil, itu dikenakan kepunahan dari berbagai faktor, seperti gangguan dan penyakit.
2.    Kebakaran hutan
Di masa lalu membakar hutan merupakan suatu metode praktis untuk membuka lahan. Pada awalnya banyak dipraktekan oleh para peladang tradisional atau peladang berpindah. Namun karena biayanya murah praktek membakar hutan banyak diadopsi oleh perusahaan-perusahaan kehutanan dan perkebunan.
Di lingkup ilmu kehutanan ada sedikit perbedaan antara istilah kebakaran hutan dan pembakaran hutan. Pembakaran identik dengan kejadian yang disengaja pada satu lokasi dan luasan yang telah ditentukan. Gunanya untuk membuka lahan, meremajakan hutan atau mengendalikan hama. Sedangkan kebakaran hutan lebih pada kejadian yang tidak disengaja dan tak terkendali. Pada prakteknya proses pembakaran bisa menjadi tidak terkendali dan memicu kebakaran.
3.    Masuknya hewan kepemukiman manusia
Areal pemukiman yang dekat dengan hutan tentu sangat berisiko didatangi hewan liar. Harimau menganggap area pemukiman merupakan areanya untuk mencari makan. Sehingga dengan leluasa harimau masuk kedalam pemukiman warga. Namun celakanya warga menganggap harimau yang masuk kedalam pemukiman sebagai pengganggu yang harus disingkirkan. Harimau dianggap berbahaya karena dapat menyerang warga dan dapat menyerang hewan ternak warga. Hal ini akan semakin buruk jika kerusakan hutan yang terjadi diarea tempat mencari makan harimau mengalami kerusakan.  Bila terjadi kerusakan hutan maka otomatis daerah mencari makan harimau semakin berkurang, sehingga hewan ini akan lebih sering masuk kepemukiman warga untuk mencari makanan.   Bila hal ini sudah terjadi maka penyelesaian masalahnya akan semakin sulit.
4.    Pencemaran lingkungan
Tindakan manusia dalam pemenuhan kegiatan sehari-hari, secara tidak sengaja telah menambahjumlah bahan anorganik pada perairan dan mencemari air. Misalnya, pembuangan detergen ke perairan dapat berakibat buruk terhadap organisme yang ada di perairan. Pemupukan tanah persawahan atau ladang dengan pupuk buatan, kemudian masuk ke perairan akan menyebabkan pertumbuhan tumbuhan air yang tidak terkendali yang disebut eutrofikasi atau blooming. Beberapa jenis tumbuhan seperti alga, paku air, dan eceng gondok akan tumbuh subur dan menutupi permukaan perairan sehingga cahaya matahari tidak menembus sampai dasar perairan. Akibatnya, tumbuhan yang ada di bawah permukaan tidak dapat berfotosintesis sehingga kadar oksigen yang terlarut di dalam air menjadi berkurang.
B.       Upaya Menagatasi Masalah dalam Ekosistem.
Menurut Pramudiyanto (2014), upaya mengatasi masalah ekosistem yaitu:
1.      Penghijauan atau reboisasi lahan yang telah rusak.
2.      Hentikan penebangan liar dan terapkan sistem tebang pilih.
3.      Meningkatkan kesadaran masyarakat untuk memelihara ekosistem.
4.      Menegakkan peraturan perlindungan lingkungan hidup guna menjaga keseimbangan ekosistem.
5.      Buang sampah pada tempatnya.
6.      Pengendalian bahan bakar fosil.
7.      Penataan lahan pemukiman yang lebih efektif.
8.      Perlindugan flora dan fauna.
C.      Homeostasis Ekosistem
Setiap  ekosistem  mampu  menjaga  dan  mengendalikan  dirinya  sendiri  dari gangguan yang berasal dari luar, termasuk komponen-komponen biotik maupun  abiotik  yang  ada  di  dalamnya.  Ekosistem  mempunyai  kemampuan untuk  menangkal  berbagai  perubahan  ataupun  gangguan  yang  dialaminya sehingga  terjagalah  keseimbangan  yang  ada  di  dalamnya.  Keseimbangan ekosistem   disebut  homeostasis  ekosistem.  Mekanisme  homeostasis  ini sangat  rumit  dan  menyangkut  banyak  faktor  serta  mekanisme,  termasuk  di dalamnya  adalah  mekanisme  penyimpanan  bahan/materi,  pelepasan  unsur  hara, pertumbuhan populasi, produksi, dan penguraian/dekomposisi (Utomo. I, 2015).
Meskipun  ekosistem  mempunyai  kemampuan  untuk  menangkal  setiap gangguan  dari  luar  untuk  menjaga  keseimbangannya,  tetapi  kemampuan tersebut ada batasnya. Manusia yang sebetulnya merupakan salah satu unsur dalam  ekosistem,  justru  seringkali  merupakan  pengganggu  yang  terbesar terhadap  kelangsungan  hidup  ekosistem  itu  sendiri.  Hal  ini  terjadi  ketika manusia memanfaatkan sumber daya alam untuk kesejahteraan mereka (Utomo. I, 2015).


Posting Komentar

0 Komentar