A.
Media
Sensoris dan Intitusional Manusia
1.
Media Sensoris
Secara
tradisional media sensoris sebagai saluran sensoris. Sensory channel
atau saluran sensoris adalah saluran yang dimaliki
yang dimiliki oleh setiap manusia untuk mengirimkan dan menerima pesan yang
menghasilkan dampak tertentu yang dirasakan manusia. Saluran sensoris adalah
panca indra. (Alo, 2008 )
Menurut
Alo (2008), contohnya adalah sebagai berikut :
a.
Mata digunakan untuk melihat sesuatu
yang ada diluar diri, mata menangkap sesuatu yang dikenai cahaya sehingga pada
gilirannya dapat menangkap suatu pesan tentang apa yang dilihat.
b.
Telinga digunakan untuk mendengar
rintihan anak yang sedang sakit. Mungkin anak itu sedang berteriak memanggil
ibunya yang berdiri disamping pembaringan UGD RS. Suara anak yang kita tangkap
merupakan pesan bahwa dia sedang menahan sakit.
c.
Tangan digunakan untuk memegang tangan
si anak, namun ketika kita memegang tangannya, dia merasa tambah sakit karena
sentuhan kita, reaksi dari sentuhan memberikan bahwa anak itu sedang menahan
sakit pada tangannya.
d.
Hidung digunakan untuk mencium bau obat
yang gosokan pada bagian tangan si anak, obat mengeluarkan bau dan bau itu
memberikan pesan kepada kita bahwa obat itu khusus dioleskan kepada bagian
tangan anak yang patah.
e.
Lidah digunakan untuk menjilat sebutir
kapsul, apakah pahit atau manis, kemudian obat itu diberikan kepada anaknya.
Lidah sang ibu meyakinkan si anak bahwa obat itu tidak terlalu pahit sehingga
dia memaksa anaknya segera meminumnya. Bagi kita yang melihatnya ada pesan
bahwa sang ibu menggunakan lidah untuk merasakan sesuatu.
2. Media
Merupakan Perluasan dari Peran Manusia
Marshall Mc.
Luchan, sosiolog asal Canada, untuk pertama kalinya mengemukakan bahwa
sebenarnya teknologi media yang ditemukan saat ini tidak lain merupakan
perluasan dari peranan media sensoris itu. Karena itu dia memiliki pendirian
bahwa “medium is the extension of man”,
media merupakan perluasan dari manusia. Artinya, dalam komunikasi atarpersonal
peran dialihkan melalui media sensoris, atau simbol verbal, dan non verbal
melewati suatu proses pengalihan cahaya atau sinar bagi penglihatan (mata),
gelombang suara bagi pendengar (telinga), objek bagi peraba atau sentuhan
(tangan), bau (pembauan, penciuman), dan rasa bagi lidah (Alo,
2008).
Baik media sensoris
maupun perluasan peran dari media sensoris itulah yang dikenal dengan institutionalized media
, atau saluran
yang sudah dikenal dan digunakan dalam komunikasi antarpersonal-percakapan
tatap muka. Dalam perkembangannya, kita menggunakan mata untuk melihat
jata-kata verbal visual yang ditampilkan oleh kerja mesin cetak maka kehadiran
surat kabar, majarah, merupakan perluasan dari media sensorismata. Demikian
pula radio dapat dikatakan sebagai perluasan pesan dari media sensoris telinga,
dst (Alo,
2008).
3. Tiga
Jenis Media Menurut John Fiske
John Fiske dalam bukunya Introduction of Communication Studies (1982) membagi media dalam
tiga kelompok utama yang dia sebut sebagai:
a.
Presentational media
Merupakan
tampilan wajah, suara, atau komunikasi tubuh (anggota tubuh) atau dalam
kategori pesan makan media ini dimaksudkan dalam pesan verbal dan non verbal
dalam komunikasi tatap muka.
b.
Representational media
Merupakan
medai yang diciptakan oleh kreasi manusa, yang termasuk dalam kelompok ini
adalah tulisan, gambar, fotografi, komposisi musik, arsitektur, pertamanan, dan
lain-lain. Semua jenis media ini di konvensi estetika baik secara teknis maupun
praktik.
c.
Mechanical media
Merupakan
radio, televisi, video, film, surat kabar dan majalah, telepon yang digunakan
untuk memperkuat dua fungsi media diatas. Misalnya surat kabar merekam tampilan
wajah atau memuat foto seseorang, televisi merekam wajah dan suara, dan video
merekam suatu komposisi musik.
0 Komentar