Iklan atas - New

Tipe-Tipe Ekosistem


A.      Tipe Ekosistem
Menurut Utomo, dkk (2015), Pada dasarnya di Indonesia terdapat empat kelompok  ekosistem utama, yaitu (1) ekosistem bahari, (2) ekosistem darat alami, (3) ekosistem suksesi, dan (4) ekosistem buatan.
1.      Ekosistem Bahari
Ekosistem  bahari  dapat  dikelompokkan  lagi  ke  dalam  ekosistem  yang
lebih  kecil  lagi,  yaitu:  ekosistem  laut  dalam,  pantai  pasir  dangkal,  terumbu karang,  pantai  batu,  dan  pantai  lumpur.  Dalam  setiap  ekosistem  pada ekosistem bahari ada perbedaan dalam komponen penyusunnya, baik biotik maupun abiotik.
2.      Ekosistem Daratan Alami
Pada  ekosistem  darat  alami  di  Indonesia  terdapat  tiga  bentuk  vegetasi utama,  yaitu  (1)  vegetasi  pamah  (lowland  vegetation),  (2)  vegetasi pegunungan dan (3) vegetasi monsun.
a.         Vegetasi  pamah  merupakan  bagian  terbesar  hutan  dan  mencakup kawasan  yang  paling  luas  di  Indonesia,  terletak pada ketinggian 0-1000  m. Vegetasi pamah terdiri dari vegetasi rawa dan vegetasi darat. Vegetasi rawa terdapat  di  tempat  yang  selalu  tergenang  air  dan  membentuk  urutan  yang menerus  dari  air  terbuka  sampai  hutan  campuran.  Di  Indonesia  terdapat beberapa  bentuk  vegetasi  rawa  bergantung  pada  kedalaman,  salinitas  dan kualitas  air,  serta  kondisi  drainase  dan  banjir.  Beberapa  contoh  vegetasi pamah  adalah  hutan  bakau,  hutan  rawa  air  tawar,  hutan  tepi  sungai,  hutan rawa gambut, dan komunitas danau.
b.      Vegetasi pegunungan  sangat beraneka ragam dan sering menunjukkan pemintakatan  yang  jelas,  sesuai  dengan  pemintakatan  flora  yang  berlaku untuk  semua  kawasan  tropik.  Vegetasi  pegunungan  dapat  diklasifikasi menjadi  hutan  pegunungan,  padang  rumput,  vegetasi  terbuka  pada  lereng berbatu, vegetasi rawa gambut dan danau, serta vegetasi alpin.
c.       Vegetasi  monsun    terdapat  di  daerah  yang  beriklim  kering  musiman dengan  Q  >  33,3  %  dan  evapotranspirasi  melebihi  curah  hujan  yang umumnya  kurang  dari  1500  mm/tahun.  Jumlah  hari  hujan  selama  empat bulan terkering berturut-turut kurang dari 20. Musim kemarau pendek sampai kemarau  panjang  terjadi  pada  pertengahan  tahun.  Beberapa  contoh  diantaranya adalah hutan monsun, savana, dan padang rumput.
3.      Ekosistem Suksesi
Ekosistem  suksesi  adalah  ekosistem  yang  berkembang  setelah  terjadi perusakan  terhadap  ekosistem  alami  yang  terjadi  karena  peristiwa  alami maupun  karena  kegiatan  manusia  atau  bila  ekosistem  buatan  tidak  dirawat lagi  dan  dibiarkan  berkembang  sendiri  menurut  kondisi  alam  set empat.  Ekosistem  ini  dapat  dibedakan  menjadi  dua  kelompok,  yaitu  (1)  ekosistem suksesi primer dan (2) ekosistem suksesi sekunder.
a.       Ekosistem  suksesi  primer  berkembang  pada  substrat  baru  seperti permukaan  tanah  terbuka  yang  ditinggalkan,  tanah  longsor  atau  pemapasan tanah  untuk  penambangan  dan  pembuatan  jalan,  timbunan  abu  atau  lahar yang  dimuntahkan  letusan  gunung  berapi,  timbunan  tanah  bekas  galian, endapan pasir pantai dan endapan lumpur di tepi danau dan tepi sungai atau muara.
b.      Ekosistem suksesi sekunder  berkembang setelah ekosistem alami rusak total  tetapi  tidak  terbentuk  substrat  baru  yang  diakibatkan  khususnya  oleh kegiatan manusia, seperti penebangan hutan habis-habisan dan pembakaran. Ekosistem  ini  juga  dapat  berkembang  dari  ekosistem  buatan  yang ditinggalkan  yang  kemudian  berkembang  secara  alami  seperti  yang  terjadi pada  perladangan  berpindah  atau  sistem  rotasi  yang  meninggalkan  lahan garapan untuk diberakan setelah dua atau tiga kali panen.
4.      Ekosistem Buatan
Di  samping  ekosistem  alam  ada  ekosistem  buatan  manusia,  seperti danau, hutan tanaman, dan agroekosistem (sawah tadah hujan, sawah irigasi, sawah  surjan,  sawah  rawa,  sawah  pasang  surut,  kebun  pekarangan,  kolam, dan  lain-lain).  Sebagai  gambaran  dari  ekosistem  buatan  akan  diuraikan mengenai ekosistem kolam dan ekosistem padang rumput.


a.    Ekosistem Kolam
Kolam  merupakan  salah  satu   contoh  ekosistem  yang  sederhana,  sehingga  mudah  dipelajari  dan   sangat  sesuai  untuk  diperkenalkan  kepada pemula.  Meskipun  sederhana  dan  mudah  dipelajari,  kolam  merupakan ekosistem yang  sempurna, lengkap dengan ke enam komponen serta prosesprosesnya.
b.    Ekosistem Padang Rumput
Kalau  kolam  merupakan  contoh  ekosistem  perairan,  maka  padang  rumput  merupakan  suatu  contoh  ekosistem  daratan.  Salah  satu  perbedaan yang  mencolok  antara  ekosistem  perairan  dengan  daratan  adalah  pada  produsen. Di  perairan,  produsen  utamanya   adalah  fitoplankton  yang  berukuran mikroskopik. Produsen di perairan adalah tumbuhan air, yang tubuhnya kecil, lemah  tanpa  jaringan  penguat,  sehingga  biomassanya  kecil.  Di  daratan dijumpai  produsen  dengan  tubuh  yang  besar,  bahkan  berupa  pohon  yang  besar dengan jaringan penguat yang kokoh, sehingga biomassanya besar.
c.    Ekosistem Sawah
Sawah masuk ke dalam ekosistem buatan karena keberadaan sawah dibuat oleh manusia sebagai pemenuh kebutuhan hidup akan makanan. Manusia berperan penting dalam ekosistem sawah. Baik dalam pembentukan struktur, komponen, dan pengaturan sawah.
d.   Ekosistem Hutan Buatan
Sebagai contoh dalam pembahasan ekosistem hutan buatan, akan diambil hutan mangrove. Mangrove berfungsi membantu melindungi pantai dari erosi (abrasi) oleh air laut, angin ribut, dan gelombang laut. Mereka mencegah erosi garis pantai dengan bertindak sebagai penghalang dan penangkap material alluvial, sehingga menstabilkan ketinggian daratan dengan membentuk daratan baru untuk mengimbangi hilangnya sedimen.

e.    Ekosistem Waduk
Waduk atau sering disebut danau buatan yang besar merupakan salah satu perairan umum yang merupakan perairan buatan (artificial water-bodies), yang dibuat dengan cara membendung badan sungai tertentu. Pembangunan waduk/bendungan merupakan salah satu upaya dalam pengelolaan konservasi sumber daya air.


Posting Komentar

0 Komentar