2.1 Antropologi Kesehatan
Antropologi kesehatan adalah studi tentang
pengaruh unsur-unsur budaya terhadap penghayatan masyarakat tentang penyakit
dan kesehatan. Pengertian Antropologi kesehatan yang diajukan Foster/Anderson
merupakan konsep yang tepat karena termakutub dalam pengertian ilmu antropologi
seperti disampaikan Koentjaraningrat di atas. Menurut Foster/Anderson,
Antropologi Kesehatan mengkaji masalah-masalah kesehatan dan penyakit dari dua
kutub yang berbeda yaitu kutub biologi dan kutub sosial budaya (Sanggenafa,
2011).
Menurut Sanggenafa (2011), pokok-pokok perhatian
antropologi yaitu:
a. Pokok perhatian Kutub Biologi :
1.
Pertumbuhan dan perkembangan manusia
2.
Peranan penyakit dalam evolusi manusia
3.
Paleopatologi (studi mengenai penyakit-penyakit purba)
b. Pokok perhatian kutub sosial-budaya :
1.
Sistem medis tradisional (etnomedisin)
2.
Masalah petugas-petugas kesehatan dan persiapan profesional mereka
3.
Tingkah laku sakit
4.
Hubungan antara dokter pasien
5.
Dinamika dari usaha memperkenalkan pelayanan kesehatan barat kepada
masyarakat tradisional.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
Antropologi Kesehatan adalah disiplin yang memberi perhatian pada aspek-aspek
biologis dan sosio-budaya dari tingkah laku manusia, terutama tentang cara-cara
interaksi antara keduanya disepanjang sejarah kehidupan manusia, yang
mempengaruhi kesehatan dan penyakit pada manusia (Sanggenafa, 2011).
2.1.1 Sejarah perkembangan antropologi kesehatan
Menurut
Djekky R. Djoht (2012), membicarakan sejarah munculnya dan perkembangan
Antropologi Kesehatan, maka saya harus melihat dari awal mula munculnya istilah
ini dan penelitian-penelitian mengenai hal ini. Uraian sejarah muncul dan
perkembangan antropologi kesehatan dibuat menurut urutan waktu cetusannya:
a) Pada Tahun 1849
Rudolf Virchow, ahli patologi Jerman terkemuka, yang pada tahun 1849
menulis apabila kedokteran adalah ilmu mengenai manusia yang sehat maupun yang
sakit, maka apa pula ilmu yang merumuskan hukum-hukum sebagai dasar struktur
sosial, untuk menjadikan efektif hal-hal yang inheren dalam manusia itu sendiri
sehingga kedokteran dapat melihat struktur sosialyang mempengaruhi kesehatan
dan penyakit, maka kedokteran dapat ditetapkan sebagai antropologi. Namun
demikian tidak dapat dikatakan bahwa Vichrow berperan dalam pembentukan
asal-usul bidang Antropologi Kesehatan tersebut., munculnya bidang baru
memerlukan lebih dari sekedar cetusan inspirasi yang cemerlang.
b)
Pada Tahun 1953
Sejarah
pertama tentang timbulnya perhatian Antropologi Kesehatan terdapat pada tulisan
yang ditulis Caudill berjudul “Applied Anthropology in Medicine”.
Tulisan ini merupakan tour the force
yang cemerlang, tetapi meskipun telah menimbulkan antusiasme, tulisan itu
tidaklah menciptakan suatu subdisiplin baru.
c)
Tahun 1963
Sepuluh tahun kemudian, Scoth memberi judul “Antropologi Kesehatan” dan Paul membicarakan
“Ahli Antropologi Kesehatan” dalam suatu artikel mengenai kedokteran dan
kesehatan masyarakat. Setelah itu baru ahli-ahli antropologi Amerika
benar-benar menghargai implikasi dari penelitian-penelitian tentang kesehatan
dan penyakit bagi ilmu antropologi. Pengesahan lebih lanjut atas subdisiplin
Antropologi Kesehatan ini adalah dengan munculnya tulisan yang dibuat Pearsall
(1963) yang berjudul Medical Behaviour
Science yang berorientasi antropologi, sejumlah besar (3000 judul) dari
yang terdaftar dalam bibliografi tersebut tak diragukan lagi menampakan
pentingnya sistem medis bagi Antropologi.
2.1.2 Antropologi kesehatan dan ekologi
Menurut
Leonard Siregar (2013), pembagian antropologi kesehatan yaitu:
a)
Konsep-konsep Penting dalam Antropologi Kesehatan dan Ekologi
1)
Sistem adalah Agregasi atau pengelompokan objek-objek yang
dipersatukan oleh beberapa bentuk interaksi yang tetap atau saling tergantung,
sekelompok unit yang berbeda, yang dikombinasikan sedemikian rupa oleh alam
atau oleh seni sehingga membentuk suatu keseluruhan yang integral dan
berfungsi, beroperasi atau bergerak dalam satu kesatuan.
2)
Sistem sosial-budaya atau kebudayaan adalah keseluruhan yang integral
dalam interaksi antar manusia.
3)
Ekosistem adalah suatu interaksi antar kelompok tanaman dan satwa dengan
lingkungan nonhidup mereka.
b)
Hubungan Antropologi Kesehatan dengan Ekologi
Hubungan
manusia dengan lingkungan, dengan tingkahlakunya, dengan penyakitnya dan
cara-cara dimana tingkahlakunya dan penyakitnya mempengaruhi evolusi dan
kebudayaannya selalu melalui proses umpan balik.
Pendekatan
ekologis merupakan dasar bagi studi tentang masalahmasalah epidemiologi,
cara-cara dimana tingkahlaku individu dankelompok menentukan derajat kesehatan
dan timbulnya penyakit yangberbeda-beda dalam populasi yang berbeda-beda.
Sebagai contoh padapenyakit malaria ditemukan pada daerah berikilim tropis dan
subtropis
Contoh lain, semakin maju suatu bangsa,
penyakit yang dideritapun berbedadengan bangsa yang baru berkembang.
Penyakit-penyakit infeksi sepertimalaria, demam berdarah, TBC, dll pada umumnya
terdapat pada negara-negara berkembang, sedangkan penyakit penyakit noninfeksi
seperti stress, depresi, kanker, hipertensi umumnya terdapat pada negara-negara
maju. Hal ini disebabkan oleh pertumbuhan ekonomi yang berbeda pada kedua
kelompok tersebut. Kelompok manusia beradaptasi dengan lingkungannya dan
manusia harus belajar mengeksploitasi sumber-sumber yang tersedia untuk
memenuhi kebutuhannya. Interaksi ini dapat berupa sosial psikologis dan budaya
yangsering memainkan peranannya dalam mencetuskan penyakit. Penyakit adalah
bagian dari lingkungan hidup manusia.
c) Paleopatologi
Paleopatologi adalah studi mengenai
penyakit-penyakit purba. Para ahli peleopatologi melakukan studi pada
tulang-tulang manusia purba, kotoran,lukisan pada dinding, patung, mumi, dan
lain lain untuk menemukan penyakit-penyakit infeksi pada manusia purba. Studi
untuk mengetahui penyakit manusia purba dari fosil-fosil ini, pada umumnya
hanya terbatas hanya mengetahui pada penyakit-penyakit yang menunjukkan
buktinya seperti pada tulang-tulang yang dapat diidentifikasi.
Sebagai contoh kerusakan atau abses pada
tulang sebagai akibat dari siphilis, TBC, frambosia, osteomilitus,
poliomilitis, kusta, dan penyakit-penyakit yang sejenisnya adalah penyakit
infeksi yang dapat dikenali. Banyak penyakit-penyakit modern yang tidak
terdapat pada penduduk purba, bukan berarti manusia purba lebih sehat dari
manusia modern tetapi bahwa sakitnya manusia purba disebabkan oleh jenis-jenis
patogen danfaktor lingkungan yang jumlahnya lebih sedikit dari yang dialami
olehmanusia modern. Misalnya penyakit campak, rubella, cacar, gondong, kolera
dan cacar air mungkin tidak terdapat di zaman purba. Dapat disimpulkan bahwa
paleopatologi atau studi mengenai penyakit purba, sangat banyak berhubungan
dengan lingkungan untuk menemukan penyakit-penyakit purba.
d) Epidemiologi
Epidemiologi berkenaan dengan distribusi,
tempat dan prevalensi atau terjadinya penyakit, sebagaimana yang dipengaruhi
oleh lingkungan alam atau lingkungan ciptaan manusia serta oleh tingkah laku
manusia. Variabel-variabel yang dipakai untuk melihat distribusi tempat dan
prevalensi serta tingkah laku suatu penyakit adalah perbedaan umur, jenis
kelamin, status sedangkan pada daerah beriklim dingin tidak ditemukan penyakit
ini, juga pada daerah diatas 1700 meter diatas permukaan laut malaria tidak
bisa berkembang. perkawinan, pekerjaan, hubungan suku bangsa, kelas sosial,
tingkahlakuindividu, serta lingkungan alami. Faktor-faktor ini dan faktor
lainnya berperanan penting dalam distribusi dan prevalensi berbagai penyakit.
Contoh pemuda Amerika lebih banyak mengalami
kecelekaan dari pada wanita muda dan orang tua, perokok lebih banyak kena
kanker paru-paru daripada bukan perokok, gondok lebih banyak menyerang penduduk
pedalaman yang tinggal di daerah pegunungan daripada penduduk pantai yang bahan
makannya kaya yodium.
Tugas seorang epidemiolog adalah bekerja
untuk membuat korelasi-korelasi dalam hal insiden penyakit dalam usaha
menetapkan petunjuk tentang pola-pola penyebab penyakit yang kompleks, atau
tentang kemungkinan-kemungkinan dalam pengawasan penyakit. Epidemiologi
berusaha mencapai suatu tujuan yaitu meningkatkan derajat kesehatan, mengurangi
timbulnya semua ancaman kesehatan.
Ahli antropologi lebih menaruh minat pada
ciri epidemiologi dari penyakit-penyakit penduduk non Eropa dan Amerika,
termasuk penyakit-penyakit psikologis yang disebabkan oleh struktur budaya yang
dalam Antropologi Kesehatan disebut dengan istilah “Sindroma Kebudayaan Khusus”
seperti “mengamuk” atau histeris. Selain itu, ahli antropologi juga menaruh
minat pada studi-studi mengenai “Epidemiologi Pembangunan” yaitu mencari
konsekuensi-konsekuensi kesehatan yang sering bersifat mengganggu terhadap
proyek-proyek pembangunan.
0 Komentar