HYGIENE HOTEL DI KOTA PALU
Hygiene
perusahaan adalah spesialisasi dalam ilmu hygiene beserta praktiknya dengan
mengadakan penilaian kepada faktor-faktor penyebab penyakit kualitatif dan
kuantitatif dalam lingkungan kerja dan perusahaan melalui pengukuran yang
hasilnya dipergunakan untuk dasar tindakan korektif kepada lingkungan
perusahaan dengan menitikberatkan kepada tindakan pencegahan, agar pekerja dan
masyarakat disekitar perusahaan terhindar dari bahaya akibat kerja serta
dimungkinkan meningkatkan derajat kesehatan setinggi-tingginya.
Kesehatan
kerja adalah spesialisasi ilmu kesehatan/kedokteran beserta praktiknya yang
bertujuan agar pekerja/masyarakat pekerja memperoleh derajat kesehatan
setinggi-tingginya, baik fisik, mental ataupun sosial dengan usaha-usaha
preventif dan kuratif terhadap penyakit-penyakit/gangguan-gangguan kesehatan
yang diakibatkan faktor-faktor pekerjaan dan lingkungan kerja serta terhadap
penyakit-penyakit umum.
Hygiene
perusahaan dan kesehatan kerja adalah bagian dari usaha kesehatan masyarakat
yang ditujukan kepada masyarakat pekerja, masyarakat sekitar perusahaan dan
masyarakat umum yang menjadi konsumen dari hasil produksi perusahaan tersebut
sehingga dapat terhindar dari penyakit-penyakit/gangguan kesehatan yang
diakibatkan pekerjaan dan lingkungan pekerjaan dan dapat meningkatkan derajat
kesehatan.
Di
kota Palu sendiri terdapat beberapa industri perhotelan
yang merupakan salah satu bidang usaha yang bergerak di bidang jasa dan
pelayanan bagi para wisatawan yang berkunjung ke kota Palu. Seluruh karyawan
dalam sebuah hotel harus diperhatikan kondisi kesehatan dan keselamatan kerja
karyawannya demi menjaga kelancaran operasional hotel setiap hari.
Namun pada 28 September 2018 terjadi bencana alam,
yaitu gempa bumi, tsunami dan likuifaksi yang melanda kota Palu sehingga
menghancurkan sebagian besar bangunan-bangunan yang ada di kota Palu, termasuk
bangunan-bangunan hotel yang mungkin disebabkan karena kesalahan konstruksi
dalam pembangunan, seperti hotel mercure, hotel santika, hotel the sya, hotel
sutan raja, hotel palu golden, hotel best western dan hotel roa-roa. Semua
hotel tersebut telah rusak, mulai dari dinding yang retak, kaca yang pecah,
bangunan hotel yang miring, hingga bangunan hotel yang runtuh sehingga
hotel-hotel tersebut tidak layak lagi untuk ditempati.
Saat terjadi gempa bumi, banyak orang yang ada
didalam hotel-hotel tersebut sehingga banyak yang terjebak dan tertimpa
reruntuhan didalam hotel tersebut yang menyebabkan cacat bahkan kematian,
termasuk pengunjung dan karyawan hotel yang harusnya mendapatkan jaminan
kesehatan dan keselamatan dari hotel tersebut namun mereka banyak yang tidak
selamat karena bangunan hotel bukan bangunan yang tahan terhadap gempa sehingga
saat terjadi gempa bangunan miring bahkan runtuh.
Padahal seharusnya struktur bangunan dan letak hotel
diperhatikan agar tahan jika terjadi gempa bumi, bagian dalam atau interior
hotel diatur sebaik mungkin, misalnya
meletakkan benda-benda yang berat dibagian bawah agar jika terjadi gempa bumi
tidak ada benda berat terjatuh atau roboh yang dapat menimpa karyawan maupun
pengunjung hotel, juga karyawan dan pengunjung hotel harus mengetahui tempat
yang aman untuk berlindung dan mengetahui letak arah evakuasi sehingga dapat
menyelamatkan diri dengan cepat jika terjadi bencana.
Sebaiknya jika ingin kembali membangun hotel, maka setiap pembangunan
infrastruktur gedung, termasuk hotel harus disertai dengan struktur tahan
gempa, walaupun
membutuhkan biaya yang lebih besar namun kesehatan dan keselamatan karyawan
maupun pengunjung hotel yang ada didalamnya dapat dijamin.
0 Komentar