Iklan atas - New

ISU PROGRAM ASI EKSLUSIF



ISU PROGRAM ASI EKSLUSIF
Program ASI Eksklusif merupakan program promosi pemberian Air Susu Ibu (ASI) pada bayi tanpa memberikan makanan atau minuman lain. Tahun 1990, pemerintah mencanangkan Gerakan Nasional Peningkatan Pemberian ASI (PPASI) yang salah satu tujuannya adalah untuk membudayakan perilaku menyusui eksklusif kepada bayi dari lahir sampai usia 4 bulan. Tahun 2004, sesuai dengan anjuran WHO, pemberian ASI eksklusif ditingkatkan menjadi 6 bulan.
Berdasarkan data dari Direktorat Bina Gizi menunjukkan bahwa capaian cakupan ASI eksklusif di Indonesia mengalami penurunan pada tahun 2012. Capaian cakupan ASI eksklusif sebesar 55,7% dan pada tahun 2011 sebesar 68%. Pemerintah Indonesia telah menetapkan target cakupan pemberian ASI eksklusif pada tahun 2010 pada bayi 0-6 bulan sebesar 80%. Sedangkan cakupan ASI eksklusif Kab. Wajo sendiri pada tahun tahun 2011 yaitu sebesar 68% dan tahun 2012 sebesar 78,8%. Adapun cakupan ASI eksklusif khusus wilayah puskesmas Kecamatan Maniangpajo pada tahun 2009 sebesar 20%, tahun 2010-2012 sebesar 57,1%.
Masih rendahnya cakupan keberhasilan pemberian ASI eksklusif pada bayi, baik di daerah perkotaan maupun di pedesaan, dipengaruhi banyak hal, diantaranya rendahnya pengetahuan dan kurangnya informasi pada ibu dan keluarga mengenai pentingnya pemberian ASI eksklusif, tata laksana Rumah Sakit ataupun tempat bersalin lain yang seringkali tidak memberlakukan bed-in (ibu dan bayi berada dalam satu kasur) atau rooming-in (rawat gabung), tidak jarang juga fasilitas kesehatan justru memberikan susu formula kepada bayi baru lahir, dan banyak ibu bekerja yang menganggap repot menyusui sambil bekerja.
ü  Isu Strategis Advokasi: Pemerintah Indonesia telah menetapkan target cakupan pemberian ASI eksklusif pada tahun 2010 pada bayi 0-6 bulan sebesar 80%. Sedangkan cakupan ASI eksklusif Kab. Wajo sendiri pada tahun tahun 2011 yaitu sebesar 68% dan tahun 2012 sebesar 78,8%. Adapun cakupan ASI eksklusif khusus wilayah puskesmas Kecamatan Maniangpajo pada tahun 2009 sebesar 20%, tahun 2010-2012 sebesar 57,1%. Hal ini disebabkan karena berbagai macam faktor, diantaranya:
a)        Kurang persiapan untuk menyusui
b)        ASI terlambat keluar
c)        Tidak adanya Inisasi Menyusui Dini (IMD)
d)       Kurangnya pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif dan kolostrum
e)        Para ibu beranggapan bahwa pertumbuhan bayi akan lebih besar dengan susu formula
f)         Ibu yang bekerja atau kuliah tidak memiliki motivasi untuk memberi ASI eksklusif
g)        Hambatan oleh budaya, karena ibu masih mempercayai  budaya setempat bahwa gangguan makhluk halus dapat mempengaruhi produksi ASI (takkitte ampa-ampareng) dan kepercayaan-kepercayaan lainnya
h)        Hambatan program ASI eksklusif di Puskesmas
i)          Gencarnya promosi susu formula
j)          Mental Power Provider, ibu yang baru melahirkan biasanya gelisah karena ASI nya belum keluar, sehingga menjadi alasan para petugas kesehatan untuk memberikan susu formula sebagai alternatif pengganti ASI agar ibu tidak memberikan makanan lain yang membahayakan

Posting Komentar

0 Komentar