Kredibilitas Media
Westley dan Severin (1964) adalah orang pertama yang melakukan analisis menyeluruh terhadap kredibilitas saluran dari berbagai ragam media. Hasil temuannya, para ilmuwan mencatat bahwa variabel demografis tertentu (seperti; usia, pendidikan dan jenis kelamin) memiliki pengaruh terhadap persepsi orang mengenai kredibilitas saluran. Selain faktor demografis, Westley dan Severin membedakan antara krediabilitas media dan preferensi terhadap media. Dengan kata lain, orang tidak selalu merasa media yang mereka sukai sebagai yang paling kredibel. Kredibilitas media dapat diukur dengan berbagai cara tergantung pada kombinasi pertanyaan yang digunakan (Kiousis, 2001; 384-385).
Westley dan Severin (1964) adalah orang pertama yang melakukan analisis menyeluruh terhadap kredibilitas saluran dari berbagai ragam media. Hasil temuannya, para ilmuwan mencatat bahwa variabel demografis tertentu (seperti; usia, pendidikan dan jenis kelamin) memiliki pengaruh terhadap persepsi orang mengenai kredibilitas saluran. Selain faktor demografis, Westley dan Severin membedakan antara krediabilitas media dan preferensi terhadap media. Dengan kata lain, orang tidak selalu merasa media yang mereka sukai sebagai yang paling kredibel. Kredibilitas media dapat diukur dengan berbagai cara tergantung pada kombinasi pertanyaan yang digunakan (Kiousis, 2001; 384-385).
Berdasarkan
hasil penelitian awal diperoleh bahwa peningkatan penggunaan media biasanya
diimbangi oleh meningkatnya rating kredibilitas untuk saluran apapun yang
diamati (Westley dan Severin, 1964). Sebaliknya Rimmer dan Weaver (1987)
menemukan bahwa pola penggunaan media tidak berkorelasi dengan kredibilitas
media, dan mereka menambahkan bahwa jenis pertanyaan untuk mengukur penggunaan
media mungkin mendostorsi temuan. Selanjutnya, Wanta dan Hu (1994) tidak
menemukan hubungan yang signifikan antara frekuensi penggunaan media dan
kredibilitas media. Tetapi mereka menemukan hubungan antara
ketergantungan responden pada media tertentu untuk mendapatkan informasi
dengan kredibilitas media.
Sebagian
penelitian telah menunjukkan bahwa pola komunikasi antar pribadi relevan dengan
perbedaan persepsi mengenai kredibilitas saluran. Pinkleton (1999), menyatakan
bahwa diskusi tatap muka dengan teman, tetangga, dan anggota keluarga
merupakan sumber utama informasi politik (Hofstetter, Zuniga, dan Dozier,
2001). Perbincangan politik diprediksikan berkaitan dengan tingkat minat
dalam politik, dan pada gilirannya memprediksikan partisipasi politik. Bahkan
akhir-akhir ini, komunikasi antarpribadi telah diistilahkan sebagai “jantungnya
demokrasi” (Kim, Wyatt, & Katz, 1999; 380 dalam Kiousis, 2001; 456).
0 Komentar