LAPORAN
PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
“ HYGEEN
KESEHATAN GIGI DAN MULUT’’
Dosen Pembimbing: Bertin Ayu Wandira, S.KM., M.Kes
Disusun Oleh
posko 16:
Nurfajriah Humairah
(N 201 16 056)
Syahriani (N 201 16 211)
Visky Anugrah Surianto ( N 201 16 123)
Moh. Reza Rizaldy
( N 201 16 086)
Rheina Magvira
(N 201 16 001)
Ni Putu Crisdiana
(N 201 16 177)
Hajar Ayu Leli Marfuah
(N 201 16 193)
Novianti
( N 201 16 094)
Ramlah
(N 201 16 194)
Asmayanti
( N 201 16 080)
Suci Ramdhani
( N 201 16 211)
PROGRAM
STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS
KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS
TADULAKO
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan
kepada Tuhan yang Maha Esa, atas izin dan Rahnat-Nya telah di tetapkan “Pengalaman Belajar Lapangan II”
untuk melakukan intervensi masalah yang ada di posko pengungsian Sigi
Biromaru. Sholawat serta salam semoga
senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW. Program Pengalaman Belajar
Lapangan merupakan salah satu bentuk implementasi
secara sistematis dan sinkron antara program pendidikan di kampus dengan
program penguasaan keahlian yang diperoleh melalui kegiatan kerja secara
langsung di lapangan untuk menjadi tenaga kesehatan yang professional.
Dalam pelaksannan program
Pengalaman Belajar Lapangan dan penyusunan laporan ini tidak lepas dari
dukungan dari berbagai pihak yang telah ikut serta membantu. Atas segala
bantuan dan dukungan tersebut, maka pada kesempatan ini kami mengucapkan terima
kasih yang sebesar besarnya.
Penulis menyadari bahwa
laporan program Pengalaman Belajar Lapangan II ini masih banyak terdapat
kekurangan serta keterbatasan kemampuan, baik dalam melaksanakan maupun dalam
penulisan laporan PBL ini. Oleh karena itu, Penulis sangat mengharapkan kritik
dan saran yang bersifat membangun dan menambah wawasan serta pengalaman penulis
untuk kedepannya. Jika dalam penyusunan laporan ini masih terdapat kata yang
kurang berkenan dihati pembaca, maka penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Pengetahuan kesehatan gigi dan mulut
merupakan hal yang sangat penting dalam menunjang perilaku untuk menjaga
kebersihan dan kesehatan gigi dan mulut. Meningkatnya pengetahuan seseorang
akan memengaruhi kemampuan orang tersebut dalam menerima dan merespon
informasi. Kesehatan gigi dan mulut merupakan satu kesatuan dari kesehatan
tubuh yang harus kita pelihara kesehatannya. Kesehatan gigi dan mulut
masyarakat Indonesia masih jauh dari harapan, menurut data dari World Health
Organisation (WHO,2012) dalam The World Oral Health Report bahwa
penyakit gigi dan mulut masih diderita 90% penduduk Indonesia. Salah satu
penyakit gigi dan mulut yang paling banyak diderita masyarakat Indonesia ialah
karies gigi. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2013
menyebutkan bahwa prevelensi karies melalui pemeriksaan Decayed Missing
Filled Teeth (DMF-T) untuk rata-rata menunjukkan 25,9% masyarakat Indonesia
memiliki masalah kesehatan gigi dan mulut (Anindita,2017).
Program menyikat gigi pada anak usia
sekolah merupakan suatu tindakan pemeliharaan kesehatan gigi yang dapat
mengurangi penyakit gigi dan mulut, seperti periodontitis kronis dan karies.
Cara menggosok gigi dengan benar dapat menjaga kesehatan gigi dan mulut.
Menurut data riskesdas 2007 sejumlah 91,1% penduduk umur lebih dari 10 tahun
mempunyai kebiasaan menggosok gigi tiap hari, tapi hanya 12,6% yang menggosok
gigi sesudah makan pagi dan 28,7% sebelum tidur malam. Kesehatan gigi dan mulut
sangat erat hubungannya dengan perilaku. Perilaku pemeliharaan kesehatan gigi
dan mulut yang baik akan sangat berperan dalam menentukan derajat kesehatan
dari masingmasing individu. Oleh karena itu perilaku
pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut
yang kurang baik harus diubah. Lingkungan sangat berperan dalam pembentukan
perilaku seseorang, di samping faktor bawaan, ((Anindita,2017).
Upaya pemeliharaan kesehatan gigi dan
mulut antara lain meliputi tindakan menyikat gigi, kumur-kumur dengan larutan
fluor. Tindakan menyikat gigi merupakan hal yang utama dalam upaya pemeliharaan
kesehatan gigi dan mulut. Untuk melakukan tindakan ini dibutuhkan kemampuan
motorik, dimana usia sekolah dasar merupakan usia yang ideal untuk melatih
kemampuan motorik seorang anak. Peran orang tua dan guru dibutuhkan untuk
menjelaskan, memberi contoh, membimbing serta mendorong anak untuk memiliki
perilaku yang baik seperti yang diharapkan, (Gayatr
i, 2017).
Berdasarkan Riset data Riset Kesehatan
Dasar (RISKESDA) 2013 bahwa sebesar 25,9
% penduduk Indonesia mempunyai masalah kesehatan gigi dan mulut dalam 12 bulan
terakhir termaksud Sulawesi tengah 35,6 %.
Masalah di Pengungsian Sigi Biromaru
setelah melakukan observasi langsung di posko pengungsian adalah masalah
tentang Kesehatan Gigi dan Mulut, di mana orang tua tidak memperhatikan
kesehatan gigi dan mulut anak-anaknya. Berdasarkan hal tersebut maka dilakukan
intervensi penyuluhan kepada anak-anak di posko pengungsian Sigi Biromaru
Langkah-langkah menjaga
kesehatan gigi dan mulut menjadi materi awal penyuluhan tersebut, anak-anak
terlihat sangat antusias mengikuti kegiatan ini, terlihat dari banyaknya
penerima manfaat yang bertanya pada narasumber sehingga suasana penyuluhan yang
interaktif. Pada akhir sesi penyuluhan tim narasumber memberikan simulasi
bagaimana cara membersihkan gigi dan mulut secara baik dan benar, melalui alat
peraga narasumber menjelaskan secara detail tentang cara-cara tersebut. Di
akhir pertemuan anak-anak diajak untuk memperaktekan secara langsung bagaimana
menggosok gigi yang baik dan benar.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Adapun tujuan umum dilakukan
intervensi hygiene terkait masalah kesehatan gigi dan mulut yaitu:
Untuk meningkatkan
pengetahuan kesehatan gigi dan mulut kepada anak-anak di pengungsian Saat
diberikan penyuluhan kurang lebih selama 30 menit dimana diharpakan anak-anak
yang ada diposko pengungsian di Sigi Biromaru dapat memahami dan menerapkan
kebiasaan tentang menjaga kesehatan gigi dan mulut.
2. Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus dilakukan
intervensi hygiene terkait masalah kesehatan gigi dan mulut yaitu:
Untuk meningkatkan
pengetahuan anak-anak tentang kesehatan gigi dan mulut seperti :
a. Bagian mulut
b. Fungsi dan
bagian bagian gigi
c. Tujuan menggosok
gigi
d. Macam-macam
kerusakan gigi dan aanak
e. Makanan yang
dapat merusak gigi
f. Makanan yang sehat untuk gigi
g. Penyebab
kerusakan gigi
h. Sikat gigi yang
layak pakai
C.
Manfaat
1. Manfaat Bagi
Mahasiswa
Adapun manfaat dilakukan
intervensi hygiene terkait masalah kesehatan gigi dan mulut yaitu:
Agar mahasiswa mampu menerapkan dan mengaplikasihkan pengetahuan
yang telah di dapatkan perkulihaan dan mahasiswa mampu melakukan intervensi
dari masalah yang telah didapatkan di Posko Pengungsian.
2. Manfaat Bagi
Program Studi
Adapun manfaat dilakukan
intervensi hygiene terkait masalah kesehatan gigi dan mulut yaitu:
Manfaat bagi Program Studi agar mahasiswa mampu menjadi intansi
yang berkontribosi langsung dalam penanggulangan Bencana.
BAB II
TARGET BAN
LUARAN
A. Target
Adapun target untuk
intervensi hygiene dengan masalah yang ditemukan pada masyarkat yang ada di
posko pengungsian Sigi Biromaru yaitu kesehatan gigi dan mulut, dimana target
atau sasarannya yaitu anak-anak yang berumur 8-12 tahun yang ada di posko
pengungsian Sigi Biromaru.
B. Luaran
Luaran yang didaptakan
adalah terlaksananya penyuluhan kesehatan gigi mulut di posko pengungsian yang
dihadiri oleh anak-anak usia 8-12 tahun. Penyuluhan kesehatan gigi merupakan
hal yang penting dalam masyarakat, penyuluhan ini dapat menjadi sarana untuk
memberikan informasi yang komprehensif (menerima dengan baik) terhadap
masyarakat mengenai semua hal berkenaan dengan upaya untuk menjaga kesehatan
gigi dan mulut terlebih bagi anak-anak.
BAB III
METODE PELAKSANAAN
A. Langkah-Langkah
Intervensi
Adapun urian atau
langkah-langkah yang akan dilakukan dalam intervensi kesehatan gigi dan mulut
di posko pengungsian gigi dan mulut yaitu:
1. Melakukan Observasi
Hal pertama kali yang harus dilakukan yaitu mencari masalah yang
ada di posko pengungsian di Sigi Biromru, yaitu dengan melakukan observasi
langsung ke tenda atau posko pengungsian dengan melihat situasi yang ada di
sekitar posko serta mewawancarai beberapa warga yang terdapat di posko.
2. Menetukan Prioritas Masalah
Setelah melakukan observasi secara
langsung di tempat pengungsian, masalah yang didaptkan yaitu kesehatan gigi dan
mulut dimana target sasaran yaitu anak-anak, karena masalah ini masih sangat
darurat di mana orang tua cenderung lebih memperhatikan kesehatan mereka dari
pada anaknya sendiri, termasuk salah satunya terkait Kesehatan Gigi dan Mulut
anak-anak. Berfokus melakukan penyuluhan yang sasaranya anak-anak agar mereka
mengetahui pentingnya kesehatan gigi dan mulut dan manfaat menyikat gigi.
3. Melakukan kerja sama dengan masyarakat
Masalah yang ada di posko
pengungsian Sigi Biromaru, hal yang
dilakukan selanjutnya yaitu melakukan kerja sama dengan masyarakat setempat
untuk melakukan intervensi masalah yang telah didaptkan untuk melaksanakan
kegiatan kedepannya.
4. Menyusun Strategi
Setalah mengetahui masalah
apa dan melakukan kerja sama dengan masyarakat, selanjutnya menyusun strategi
yang akan dilakukan utnuk intervensi masalah, dimana l;angkah pertama yang
dilakukan yaitu:
a. Melakukan kerja
sama dengan instansi dengan orang yang ahli di bidang kesehatan gigi dan mulut
untuk melakukan penyuluhan kepada anak-anak yang ada di posko pengungsian,.
b. Menyiapkan pre
and post test dimana pre and post test ini berguna untuk mengukur tingkat
pengetahuan dari anak-anak atau sasaran yang telah di tetapkan
c. Menetapkan waktu
yang tepat untuk melakukan penyuluhan terkait kesehatan gigi dan mulut.
5. Melakukan
kegiatan intervensi
Setalah semua hal
ditetapkan, maka hal yang dilakukan selanjutnya yaitu melakukan kegiatan
intervensi :
a. Mengumpulkan
anak-anak untuk berkumpul di salah satu tempat yang terbuka.
b. Membagikan
kuesioner tentang kesehatan gigi dan mulut sebelum dilakukan penyuluhan.
c. Instansi yang
berakitan melakukan penyuluhan terkait kesehatan gigi dan mulut, selain
instansi mahasiswa juga ikut berperan serta dalam melakukan penyuluhan.
d. Setelah
dilakukan penyuluhan instansi memberikan beberapan pertanyaan kepada anak-anak
atau memberikan kesempatan untuk mempraktekkan kembali bagaimana cara menyikat
gigi yang benar, bagi anak-anak yang mempu dan mau menjawab pertanyaan dari
pemateri maka pihak dari mahasiswa memberikan dorprise agar menumbuhkan
semangat anak-anak untuk menyikat gigi secara baik dan benar.
BAB IV
HASIL DAN LUARAN YANG DICAPAI
A. Hasil dan
Intervensi
1. Hasil
Nama
|
Umur
|
Nilai
Pre Tes
|
Nilai
Post Tes
|
Naufal
|
9 Tahun
|
40
|
80
|
Baim
|
10 Tahun
|
30
|
40
|
Akifah
Inayah Rabbani
|
12 tahun
|
80
|
100
|
Anisa
Aprilia
|
11 Tahun
|
40
|
60
|
Nur Ain
|
11 Tahun
|
80
|
70
|
Alief
Syahban
|
10 Tahun
|
70
|
70
|
Ratu
Kesya
|
10 Tahun
|
70
|
80
|
Siti
Maryam
|
10 Tahun
|
50
|
70
|
Aura
|
10 Tahun
|
60
|
70
|
Moh. Agam
|
11 Tahun
|
70
|
70
|
Bowo
|
11 Tahun
|
50
|
70
|
Mira
|
12 Tahun
|
60
|
70
|
Moh.
Taufik
|
12 Tahun
|
70
|
90
|
Kendi
Febrina P
|
11 Tahun
|
50
|
60
|
Asmi
|
8 Tahun
|
50
|
70
|
Fadil
|
12 Tahun
|
40
|
60
|
Rosa
Linda
|
11 Tahun
|
70
|
80
|
Defan
|
10 Tahun
|
60
|
80
|
Saskia
|
8 Tahun
|
40
|
70
|
Putra
|
8 Tahun
|
60
|
80
|
Akbar
|
12 Tahun
|
50
|
80
|
2. Intervensi
Setelah dilakukan penyuluhan
terkait kesehatan gigi dan mulut dan memberikan penilaian pre and post tes pada anak-anak yang ada di pengungsian Sigi
Biromaru maka dapat di diketahui bahwa sebelum dilakukan penyuluhan pengetahuan
anak-anak tentang kesehatan gigi dan mulut serta bagimana cara menyikat gigi
yang benar masih kurang atau anak-anak masih banyak yang belum mereka ketahi.
Pada saaat intervensi anak-anak
di pengungsian di ajarkan bagaimana cara menyikat gigi dengan benar, setelah
itu pengetahuan mereka kembali di uji dengan memberikan kuesioner (post test) untuk tingkat pengetahuan anak-anak tentang
kesehatan gigi dan mulut meningkat.
B. Dampak Setelah Intervensi
Dampak yang terjadi setelah
dilakukan intervensi adalah anak-anak antusias untuk menjaga kesehatan gigi dan
mulut mereka selain itu tingkat pengetahuan anak-anak tentang kesehatan gigi
dan mulut menigkat. Meskipun ada beberapa anak yang masih kurang peduli dan
hanya ikut serta meramaikan penyuluhan
yang dilakukan.
Hal ini sesuai dengan
literature (Claudiette, 2014), yang
mengatakan bahwa penyuluhan cara menyikat gigi dan pelatihan cara menyikat gigi
yang diberikan kepada siswi SD Inpres Lapangan memiliki pengaruh, dimana proses
dari belajar yang diberikan melalui program penyuluhan dan pelatihan dapat
dimerti dan dipraktekkan dalam keseharian siswa, sehingga dengan penyuluhan
peragaan memiliki dampak yang efektif dalam menunjang peningkatan kesehatn gigi
pada anak sekolah dasar.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ada peningkatan pengetahuan
tentang kesehatan gigi dan mulut pada anak-anak di posko pengungsian
B. Saran
Diharapkan orang tua untuk dapat memperhatikan
kesehatan gigi dan mulut anak-anaknya agar mereka membersihkan gigi dengan
benar sesuai dengan yang diajarkan pada saat penyuluhan.
DAFTAR PUSTAKA
Anindita. S. P, 2017, ‘Hubungan Pengetahuan Kesehatan
Gigi dan Mulut Dengan Status Karies Pada Pemulung Di Tempat Pembuangan Akhir
Sumompo Mando’, Jurnal e-Gigi (Eg), Vol.5,
N0.1, Hal 40-41, Universitas Sam Ratulangu Manado
Claudiette Brigita Pantau, 2014, ‘Pengaruh Penyuluhan
Cara Menyikat Gigi Terhadap Indeks Plak Gigi Pada Siswa SD Inpres Lapangan,’Jurnal Kedokteran Gigi, Vol. 9, No. 1,
Hal 88-90, Universitas Sam Ratulangi Manado.
Gayatri Wari Rara, 2017, ‘Hubungan Tingkat Pengetahuan
Dengan Perilaku Pemeliharaan Kesehatan Gigi Anak SDN Kauman 2 Malang’, Jurnal Of Health Education, Vol. 2,
No.2, Hal. 201-202, Vakultas Ilmu
Universitas Negri Semarang.
LAMPIRAN
Proses Pembagian
Pre Test
Pengisian Pre
Test
Pemateri sedang mempraktekan bagaimana cara mengosok gigi
yang benar
Pemateri sedang
memaparkan materi
Salah Satu Anak
sendang Mempraktekkan kembali Cara Menyikat Gigi Yang Benar
Pengisian
Kembali Post Test
0 Komentar