LAPORAN PENGALAMAN
BELAJAR
LAPANGAN II

Dosen Pembimbing: Bertin Ayu Wandira, S.KM., M.Kes
Disusun oleh Posko
16:
Nur Fajriah Humairah
(N 201 16 056)
Syahriani (N 201 16 211)
Visky Anugrah Surianto (N 201 16 123)
Moh. Reza Rizaldy
(N 201 16 086)
Rheina Magvira
(N 201 16 001)
Ni Putu Crisdiana
(N 201 16 177)
Hajar Ayu Leli Marfuah
(N 201 16 193)
Novianti
(N 201 16 094)
Ramlah
(N 201 16 194)
Asmayanti
(N 201 16 080)
Suci Ramdhani
(N 201 16 211)
PROGRAM
STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS
KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS
TADULAKO
2019
KATA PENGANTAR
Puji
Syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya
sehingga Laporan Lengkap Pengalaman Belajar Lapangan (PBL) II dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Proses menyelesaikan laporan
ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak mulai dari teman-teman angkatan
2016 (G16S DIVERGEN), dosen pembimbing, dosen pengelolah, pemerintah Desa
Mpanau serta warga posko pengungsian. Tim penyusun mengucapkan terima kasih
yang tak terhingga kepada semua pihak yang membantu dalam menyelesaikan laporan
lengkap ini.
Berbagai
bentuk kesulitan, suka dan duka merupakan bagian tak terpisahkan dalam
penyusunan laporan lengkap ini.
Namun, berkat bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak, hal tersebut dapat
teratasi.
Tim
penyusun menyadari bahwa pada laporan lengkap ini masih terdapat banyak
kekurangan mengingat kemampuan dan keterbatasan tim penyusun. Oleh sebab itu,
tim penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para
pembaca sebagai masukan untuk tim penyusun.

Palu, Januari 2019
Kelompok 16
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
Bencana adalah
peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan
penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau faktor
nonalam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa
manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis.
Gempa bumi adalah getaran yang terjadi di
permukaan bumi
akibat pelepasan energi dari dalam secara tiba-tiba yang menciptakan gelombang
seismik. Gempa bumi biasa disebabkan oleh pergerakan kerak
bumi
(lempeng bumi) sedangkan tsunami merupakan salah satu bencana alam yang
dahsyat yang diakibatkan oleh peristiwa tektonisme dibawah laut. Dengan
mempelajari seismotektonik, kita dapat mempelajari karakteristik berbagai macam
fenomena gempa bumi, salah satunya adalah
gempabumi penyebab tsunami. Gempa
bumi dan tsunami Sulawesi
tengah 2018 adalah peristiwa gempa bumi berkekuatan
7,4 SR diikuti
dengan tsunami yang melanda pantai barat pulau sulawesi, indonesia, bagian
utara pada tanggal 28 september 2018, pukul 18.02 wita.
Dampak kesehatan gempa tsunami tak hanya mengakibatkan
warga kehilangan tempat tinggal dan anggota keluarganya tetapi harus waspada terhadap
penyakit yang mengintai para pengungsi. Beberapa penyakit menular pasca bencana, terutama
setelah tsunami yang harus diwaspadai antara lain
kolera, diare, malaria, infeksi dada, demam berdarah dengue, typhoid,
Hepatitis A, infeksi vagina, dan penyakit anak-anak. Dalam kondisi darurat, penyakit yang
paling gampang menimbulkan Kejadian Luar Biasa adalah campak dan malaria. Virus
campak gampang menular pada kondisi pengungsian yang padat dan lingkungan
jelek, serta malaria merupakan ancaman karena pengungsi tidur di luar rumah
tanpa perlindungan terhadap gigitan nyamuk. Patut diperhitungkan juga ancaman
tambahan, jika musim hujan akan segera tiba.
Sampai saat ini kondisi
masyarakat di wilayah posko pengunsian yang
berada di Desa Mpanau, Kabupaten Sigi, korban gempa pasca bencana
perlu dilakukan upaya pemberdayaan dalam bidang kesehatan karena dikawatirkan nantinya semakin akan terpuruk
melihat kondisi tersebut sehingga perlu dilakukan intervensi untuk mengetahui
permasalahan yang ada di posko pengungsian.
Bencana gempa bumi dan tsunami Sulawesi Tengah berkekuatan 7,4 SR diikuti dengan
tsunami yang melanda pantai barat Pulau Sulawesi, bagian utara pada tanggal 28 September 2018,
pukul 18.02 WITA. Pusat gempa berada di 26 km utara Donggala dan 80 km barat laut kota Palu dengan kedalaman 10 km. Akibat kejadian ini mengakibatkan ribuan
korban jiwa meninggal dunia, luka berat, kerusakan bangunan, dan kerugian
financial milyaran rupiah. Sampai saat ini masih banyak warga yang menetap di
posko pengungsian maupun hunian sementara (huntara).
Upaya yang dilakukan untuk
merealisasikan hal ini ditempuh melalui pembinaan professional dalam bidang
preventif dan promotif yang mengarah pada pemahaman permasalahan-permasalahan
kesehatan masyarakat, untuk selanjutnya dapat dilakukan pengembangan program
atau intervesi menuju perubahan pola piker dan perilaku masyarakat yang diinginkan.Salah
satu bentuk kongkrit upaya tersebut dengan melakukan pengalaman belajar
lapangan II dilakukan pelaksanaan program intervensi analisis dari
faktor-faktor penyebab prioritas masalah yang ditemukan pada PBL 1.Diperlukan
pengkajian teori-teori dan hasil-hasil penelitian yang relevan untuk
menganalisis factor-faktor penyebab dari prioritas masalah tersebut.
Pengalaman Belajar Lapangan (PBL) II ini yang
berbasis penanggulangan bencana kami menyelidiki masalah kesehatan dan melihat
perilaku atau kebiasaan masyarakat posko pengungsian dan melakukanintervensi terhadap masaalah yang
didapakan. Adapun program intervensi di Huntara Rumah Bahagia Desa Mpanau, Kec.
Sigi Biromaru, Kab. Sigi yaitu program Health
(penyuluhan penyakit ISPA), Sanitasi (tong sampah percontohan, Hygiene (kesehatan
gigi dan mulut), dan Water.
Untuk mencapai tingkat
kesehatan yang optimal diperlukan upaya kesehatan.Upaya kesehatan adalah setiap
kegiatan guna memelihara dan meningkatkan kesehatan yang dilakukan oleh
masyarakat maupun pemerintah.Untuk mewujudkan kesehatan tersebut dapat dilihat
dari 2 aspek yaitu, pemeliharaan kesehatan dan peningkatan
kesehatan.Pemeliharaan kesehatan mencakup 2 aspek yaitu, kuratif (pengobatan
penyakit) dan rehabilitatif (pemulihan kesehatan setelah sembuh dari sakit atau
cacat) sedangkan peningkatan kesehatan mencakup 2 aspek yaitu, promotif
(peningkatan kesehatan) dan preventif (pencegahan penyakit).
Posko pengunsian yang berada
di desa Mpanau merupakan salah satu lokasi pengungsian akibat bencana gempa
bumi dan likuifaksi Sulawesi Tengah yang terletak di Kecamatan Sigi Biromaru, Kabupaten
Sigi, Sulawesi Tengah. Posko tersebut menjadi tempat dilaksanakan
kegiatan PBL II Posko 16 Mahasiswa
Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Tadulako angkatan 2016.
Adapun tujuan dari Pengalaman Belajar Lapangan
II adalah sebagai berikut:
Tujuan umum yaitu untuk meningkatkan kemampuan masyarakat di lokasi
pengunsian agar berprilaku hidup bersih dan sehat. Menerapkan ilmu kesehatan
masyarakat serta mencoba melakukan upaya-upaya pemecahan masalah dengan teori
dan praktik yang telah diperoleh di bangku perkuliahan.
Melakukan identifikasi masalah-masalah kesehatan yang ada di posko
pengusian dan melaksanakan program intervensi berdasarkan temuan yang ada dilokasi
Pengungsian, mengadvokasi model pelayanan kesehatan masyarakat, mampu
bersosialisasi tentang sadar sehat sebagai model pelayanan kesehatan masyarakat
dan mampu
melakukan penyusunan parameter keberhasilan program.
Manfaat
yang dapat diperoleh dari kegiatan Pengalaman Belajar Lapangan II adalah
sebagai berikut :
Kegiatan PBL ini diharapkan dapat menambah wawasan dan
memperkaya khasanah ilmu pengetahuan di bidang kesehatan masyarakat dan menjadi
referensi kepustakaan.
Membantu pemerintah dalam menemukan masalah kesehatan
dan peningkatan derajat kesehatan masyarakat
khususnya di Lingkungan Posko Pengungsian Desa Mpanau, Kecamatan Sigi Biromaru, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah.
Mengetahui masalah kesehatan yang ada di posko pengunsian dan meningkatkan derajat
kesehatannya secara mandiri.
Adapun
Manfaat Bagi Mahasiswa PBL yaitu, menambah
pengetahuan dan pengalaman mahasiswa melalui observasi langsung ke lapangan dan
mengaplikasikan ilmu yang telah didapatkan di bangku
perkuliahan serta melatih kemampuan beradaptasi, berinteraksi
mahasiswa PBL dengan masyarakat dengan tatanan nilai dan norma secara
menyeluruh.
Pengalaman Belajar Lapangan II
Pengalaman
Belajar Lapangan adalah suatu proses belajar untuk mendapatkan kemampuan
profesional kesehatan masyarakat, yaitu menerapkan diagnosa komunitas yang
intinya mengenali, mengembangkan program penanganan masalah kesehatan
masyarakat yang bersifat promotif dan preventif, bertindak sebagai manajer
madya yang dapat berfungsi sebagai pelaksana, pengelola, pendidikan dan
peneliti, melakukan pendekatan pada masyarakat dan bekerja dalam tim
multidisipliner. Pengalaman Belajar Lapangan merupakan mata kuliah yang
bertujuan untuk menyiapkan lulusan yang memiliki sifat responsive, mengembangkan kemampuan mengidentifikasi masalah untuk
kemudian mencari alternatif pemecahan masalah-masalah kesehatan di masyarakat.
Oleh karena itu Pengalaman Belajar Lapangan merupakan bagian integral dari
kurikulum pendidikan tinggi dan merupakan persyaratan bagi setiap mahasiswa
program studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Tadulako.
Pengalaman
Belajar Lapangan II merupakan proses yang menitik beratkan pada penentuan
prioritas masalah serta pelaksanaan program intervensi terhadap
masalah-masalah kesehatan yang menjadi prioritas masalah di suatu lingkungan.
Intervensi yang dilakukan dibagi menjadi dua, yaitu intervensi fisik dan non
fisik. Intervensi fisik lebih berfokus kepada pengadaan fasilitas-fasilitas
kesehatan yang dapat membantu warga untuk berperilaku hidup sehat, sedangkan
intervensi non fisik lebih berfokus kepada merubah perilaku masyarakat dengan
memberikan pendidikan kesehatan.
ISPA merupakan
singkatan dari Infeksi Saluran Pernapasan Akut. Dimana penyakit infeksi akut
yang menyerang salah satu bagian dan atau lebih dari saluran nafas mulai dari
hidung hingga alveoli termasuk jaringan adneksanya seperti sinus, rongga
telinga tengah dan pleura. Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) merupakan
penyakit yang sering terjadi pada anak. WHO memperkirakan insiden ISPA di
negara berkembang dengan angka kematian balita diatas 40 per 1000 kelahiran
hidup adalah 15-20% pertahun pada golongan usia balita. Menurut WHO kurang
lebih 13 juta anak balita di dunia meninggal setiap tahun dan sebagian besar
kematian tersebut terdapat di negara berkembang, dimana ISPA merupakan salah
satu penyebab utama kematian dengan membunuh ± 4 juta anak balita setiap tahun.
Pengetahuan
kesehatan gigi dan mulut merupkan hal yang sangat penting dalam menunjang
perilaku untuk menjaga kebersihan kesehatan gigi dan mulut meningkatnya
pengerahuan seseorang akan mempengaruhi kemampuan orang tersebut dalam
menerimah dan merespon informasi. Kesehatan gigi dan mulut merupakan satu
kesatuan dari kesehatan tubuh yang harus dipelihara kesehatannya. Kesehatan
gigi dan mulut masyarakat Indonesia masih jauh dari harapan, menurut data dari World Health Organization (WHO, 2012).
Program menyikat
gigi pada anak usia sekolah merupakan suatu tindakan pemeliharaan kesehatan
gigi yang dapat mengurangi penyakit gigi dan mulut seperti periodontitis kronis
dan karies. Cara menggosok gigi yang benar dapat menjaa kesehatan gigi dan
mulut menurut data RISKESDAS 2007 sejumbalah 91,1 % penduduk umur lebih dari 10
tahun mempunyai kebiasaan menggosok gigi tiap hari tetapi hanya 12,6 % yang menggosok gigi sesudah makan pagi dan
28.7% sebelum tidur malam. Kesehatan gigi dan mulut sangat erat hubungan dengan
perilaku.
Sampah pada
dasarnya merupakan suatu bahan yang terbuang atau terlupakan dari suatu sumber
hasil aktivitas manusia maupun proses-proses alam yang tidak mempunyai nilai
ekonomis bahkan dapat mempunyai nilai negatif karena penanganannya serta
karakteristik dari sampah adalah bau.
Air merupakan
senyawa kimia yang sangat penting bagi kehidupan makhluk hidup di bumi ini.
Fungsi air bagi kehidupan tidak dapat digantikan oleh senyawa lain. Penggunaan
air yang utama dan sangat vital bagi kehidupan adalah sebagai air minum. Hal
ini terutama untuk mencukupi kebutuhan air di dalam tubuh manusia itu sendiri.
Kehilangan air untuk 15% dari berat badan dapat mengakibatkan kematian yang
diakibatkan oleh dehidrasi. Karenanya orang dewasa perlu meminum minimal
sebanyak 1,5-2 liter air sehari untuk keseimbangan dalam tubuh dan membantu
proses metabolisme (Slamet,
2007).
Adapun kegiatan intervensi yang dilakukan di
Posko Pengungsian Sigi Biromaru, yaitu:
a. Pengadaan
tempat sampah percontohan
b. Pengadaan
poster minum air 8 gelas sehari
a. Penyuluhan
kesehatan tentang ISPA
b. Penyuluhan
kesehatan gigi dan mulut
Dalam pelaksanaan Pengalaman Belajar Lapangan II lebih
menekankan pada program-program intervensi. Rencana program-program intervensi
yang diberikan kepada masyarakat adalah program-program intervensi yang
disesuaikan dengan hasil observasi dan wawancara di lokasi pengungsian Desa
Mpanau, Kecamatan Sigi Biromaru, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah. Berikut hasil
intervensi fisik dan non fisik yang dilakukan:
a.
Pengadaan
Tempat Sampah Percontohan
Pengadaan
dan pembuatan tong sampah percontohan yang dilakukan pada hari Sabtu tanggal 19
Januari 2019. Kegiatan intervensi ini
dilakukan bersama-sama dengan posko lain tetapi pengadaannya tetap ditujukan ke
posko masing-masing. Pembuatan tempat sampah percontohan ini terdiri dari 3
tempat sampah yaitu untuk sampah Organik, Anorganik, dan B3. Di mana tempat
sampah percontohan ini diletakkan di dekat dapur umum dan WC umum yang ada di
posko pengungisan Sigi Biromaru.
Sampah pada
dasarnya merupakan suatu bahan yang terbuang atau terlupakan dari suatu sumber
hasil aktivitas manusia maupun proses-proses alam yang tidak mempunyai nilai
ekonomis bahkan dapat mempunyai nilai negatif karena penanganannya serta
karakteristik dari sampah adalah bau.
Adapun hasil yang didapatkan setelah melakukan
intervensi sebanyak 1 kali yaitu pada hari Sabtu 19 Januari 2019, kemudian
diikuti dengan evaluasi program setelah 3 hari program berjalan, yaitu
pengadaan tempat sampah percontohan yang diberikan kepada pada posko
Pengungsian Pasar Biromaru dimanfaatkan
oleh warga pengungsian sebagai tempat sampah dengan baik. Hal ini dibuktikan
dengan berkurangnya warga yang membuang sampah di sekitar lokasi posko. Adanya tempat
sampah percontohan memudahkan warga untuk membedakan jenis sampahnya.
Menurut Mulyati
(2014), tujuan dari sebuah tempat sampah adalah memberikan tempat khusus bagi
orang-orang yang ingin membuang sampah, baik sampah tersebut organik maupun
non-organik. Karena dengan adanya tempat sampah, maka akan menjadi lebih dapat
menjaga kebersihan karena sampah-sampah tidak berserahkan lagi. Dengan adanya
tempat sampah juga dapat mengurangi polusi udara. Dengan adanya tempat sampah
maka sampah organik dan non-organik akan berada pada tempatnya dan
pengelolaannya masing-masing.
Hal ini
sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh
Dwiyanto (2011), untuk mencapai kondisi masyarakat yang hidup sehat dan sejahtera
di masa yang akan datang, akan sangat diperlukan adanya lingkungan pemukiman yang
sehat. Dari aspek persampahan, maka kata sehat akan berarti sebagai kondisi
yang akan dapat dicapai bila sampah dapat dikelola secara baik sehingga bersih
dari lingkungan pemukiman dimana manusia beraktifitas di dalamnya.
b.
Pemasangan
Poster Manfaat Minum 8 Gelas Air Sehari
Pemasangan poster dilakukan pada hari Senin tanggal 21 Januari 2019
dengan jumlah 8 poster berukuran A4. Adapun intervensi fisik yang dilakukan
yaitu dengan pemasangan poster di berbagai tempat seperti water treatment, galon dan dapur umum yang berada di posko
pengungsian Pasar Biromaru. Berdasarkan hasil kesepakatan pada saat briefing awal PBL II untuk memberikan
edukasi yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat yang dimulai
pada anak-anak dan orang tua yang berada di posko pengungsian tentang
pentingnya mengonsumsi air minum bagi kesehatan tubuh minimal 8 gelas sehari
sehingga terdapat peningkatan pengetahuan yang akan mempengaruhi kesadaran
masyarakat yang pada gilirannya akan mempengaruhi pula perilakunya.
Air minum merupakan
unsur gizi yang sama pentingnya dengan karbohidrat, protein, lemak, dan
vitamin. Tubuh membutuhkan air mineral untuk dikonsumsi sebanyak 1 sampai 2,5
liter atau setara dengan 6-8 gelas setiap harinya. Mengkonsumsi air mineral
yang baik dan cukup bagi tubuh dapat membantu proses pencernaan, mengatur
metabolisme, mengatur zat-zat makanan dalam tubuh dan mengatur keseimbangan
tubuh (Asmadi, 2011).
a.
Penyuluhan
Kesehatan Gigi dan Mulut
Adapun hasil yang didapatkan setelah melakukan
intervensi sebanyak 1 kali yaitu pada hari Kamis 17 Januari 2018, dilakukan
penyuluhan terkait kesehatan gigi dan mulut dan memberikan penilaian pre dan post test pada anak-anak
yang ada di pengungsian Sigi Biromaru maka dapat diketahui bahwa sebelum
dilakukan penyuluhan pengetahuan anak-anak tentang kesehatan gigi dan mulut
serta bagaimana cara menyikat gigi yang benar masih kurang atau masih banyak
yang belum mereka ketahui.
Pemeliharaan
kesehatan gigi dan mulut yang kurang baik harus diubah. Lingkungan sangat
berperan dalam pembentukan perilaku seseorang, di samping faktor bawaan (Anindita,
2017).
b. Penyuluhan
ISPA
Adapun hasil yang didapatkan setelah melakukan
intervensi terkait health dengan
melakukan penyuluhan kepada 24 orang masyarakat (ibu-ibu dan anak-anak) di
posko pengungsian Sigi Biromaru dengan membagikan pre test dan post test
adalah meningkatnya pengetahuan masyarakat terkait penyakit ISPA. Selain itu,
dari hasil post test didapatkan bahwa
pengetuan tentang cara mencegah ISPA pun meningkat. Hal ini menunjukkan bahwa
intervensi yang dilakukan berhasil.
Hal ini sejalan dengan penelitian Fatmawati (2017),
pengaruh pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan masyarakat tentang
penatalaksanaan ISPA sangat berperan penting karena akan mempermudah penerimaan
pesan kesehatan bagi masyarakat.
Adapun
kesimpulan dari hasil intervensi Pengalaman Belajar Lapangan II adalah sebagai
berikut:
1.
Intervensi fisik yang dilakukan di Posko Pengungsian Desa Mpanau, Kecamatan Sigi
Biromaru, Kabupaten Sigi yaitu pengadaan tempat sampah percontohan dan
pemasangan poster minum air putih 8 gelas perhari.
2.
Intervensi Non fisik yang dilakukan pada PBL II
di Posko pengunsian Desa Mpanau, Kecamatan
Sigi Biromaru, Kabupaten Sigi yaitu penyuluhan mengenai kesehatan gigi dan
mulut dan penyuluhan mengenai penyakit ISPA.
Adapun saran dari hasil Pengalaman Belajar
Lapangan II, yaitu:
1.
Untuk pemertintah setempat sebaiknya lebih
meningkatkan peran serta masyarakat untuk peduli akan kesehatan masyarakat di
posko Pengungsian Pasar Sigi Biromaru.
2.
Untuk masyarakat agar dapat memilah sampah
orgnik dan non organik serta dapat berperan aktif untuk menjaga personal hygiene
Anindita. S. P, 2017, ‘Hubungan Pengetahuan Kesehatan
Gigi dan Mulut Dengan Status Karies Pada Pemulung Di Tempat Pembuangan Akhir
Sumompo Mando’, Jurnal e-Gigi (Eg), Vol.5,
N0.1, Hal 40-41, Universitas Sam Ratulangu Manado
Arikunto,
Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian
Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta
Asmadi dkk.
(2011). Teknologi Pengolahan Air Minum. Yogyakarta: Gosyen Publishing
Claudiette Brigita Pantau, 2014, ‘Pengaruh Penyuluhan
Cara Menyikat Gigi Terhadap Indeks Plak Gigi Pada Siswa SD Inpres Lapangan,’Jurnal Kedokteran Gigi, Vol. 9, No. 1,
Hal 88-90, Universitas Sam Ratulangi Manado.
Dedy 2016,
“Suhu, Kelembaban dan Pencahayaan
Sebagai Faktor Risiko Kejadian
Penyakit ISPA Pada Balita di Kecamatan
Balaesang Kabupaten Donggala”, Jurnal
Higiene, Vol. 2, No. 3, Hal. 133-139.
Depertemen Kesehatan RI. 2010. Panduan
Manajemen PHBS Menuju Kabupaten/ Kota Sehat, Makassar.
Departemen
Kesehatan (1990). Peraturan Menteri Kesehatan No. 416/MENKES/PER/IX/1990
tentang Syarat-syarat dan Pengawasan Kualitas Air. Jakarta.
Departemen
Kesehatan (2002). Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 907/MENKES/SK/VII/2002
tentang Syarat-syarat dan Pengawasan Kualitas Air
Minum.
Jakarta.
Dwiyanto,
BM 2011, ‘Model Peningkatan Partisipasi Masyarakat dan Penguatan Sinergi dalam
Pengelolaan Sampah Perkotaan’, Jurnal
Ekonomi Pembangunan, Vol. 12. No. 2.
Enggar 2017.
“Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu yang Mempunyai Anak Balita Dengan Kejadian
Penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) Di Puskesmas Tinggede”, Jurnal Kesehatan Tadulako, Vol. 3, No.
2, Hal. 1-75.
Fatmawati 2017,
“Pengaruh Pendidikan Kesehatan dengan Media Leaflet terhadap Pengetahuan Ibu tentang
Penatalaksanaan ISPA pada Balita di Posyandu”, Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi, Vol. 17, No. 3.
Gayatri Wari Rara, 2017, ‘Hubungan Tingkat Pengetahuan
Dengan Perilaku Pemeliharaan Kesehatan Gigi Anak SDN Kauman 2 Malang’, Jurnal Of Health Education, Vol. 2,
No.2, Hal. 201-202, Vakultas Ilmu
Universitas Negri Semarang.
Mulia, R. M. 2005. Kesehatan
Lingkungan. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Mulyati,
2014, ‘Ibm Kelompok Kegiatan Di Komplek
Budi Indah Kelurahan Pasirkaliki Kecamatan Cimahi Utara Kota Cimahi’, Jurnal Ilmiah Kesling, Vol. 1. No. 1.
PP. 33-45.
Notoadmojo,
2007. PHBS (Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat).
Rineka Cipta. Jakarta
Paramhita 2013,
“Hubungan Tingkat Pendidikan dan Pengetahuan Ibu Tentang Ispa Dengan Kemampuan
Ibu Merawat Balita ISPA Pada Balita di Puskesmas Bahu Kota Manado”, ejournal keperawatan, Vol. 1, No. 1,
Hal. 1-8.
Patmawati 2016,
“Faktor Risiko Lingkungan Fisik Rumah Dengan Kejadian Ispa Balita di
Kelurahan Takatidung Polewali Mandar”, Unnes
Journal of Public Health, Vol. 5, No. 4, Hal 324-329.
Slamet, Juli
Soemirat. 2007. Kesehatan Lingkungan. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta
Wedana. 2013. Manajemen resiko operasional dan
pemeliharaan tempat pembuangan akhir
(TPA) Regional Bangli Di Kabupaten Bangli.
PLANNING OF ACTION (POA)
PENGALAMAN BELAJAR LAPANGAN (PBL) II
POSKO 16 PENGUNGSIAN DESA MPANAU KECAMATAN SIGI
BIROMARU KABUPATEN SIGI
NO.
|
PROGRAM
|
JENIS
KEGIATAN
|
TUJUAN
|
SASARAN
|
TARGET
|
BIAYA
|
FREKUENSI
|
PJ
|
INDIKATOR
KEBERHASILAN
|
1.
|
Intervensi Non Fisik
|
Penyuluhan kesehatan gigi dan mulut
|
Untuk meningkatkan pengetahuan kesehatan gigi dan mulut kepada
anak-anak di pengungsian, serta dapat memahami dan menerapkan kebiasaan
tentang menjaga kesehatan gigi dan mulut
|
Semua anak-anak yang ada dilokasi pengungsian
|
100% (20 anak-anak di posko pengunsian)
|
Biaya Snack Rp. 250.000
|
1x
|
Asma
Rheina
Putu
|
18 KK
|
2.
|
Penyuluhan ISPA
|
Meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang
penyakit ISPA dan cara pencegahannya
|
Semua warga di lokasi pengungsian (IRT dan
anak-anak)
|
100 % ( 24 orang)
|
Print kuosioner Rp. 20.000
|
1x
|
Ira
Ricis
|
||
3.
|
Intervensi
Fisik
|
Pembuatan tong sampah percontohaan
|
Agar masyarakat dapat memebadahkan jenis
sampah
|
Masyarakat posko pengunsian
|
37 KK
|
-
|
1x
|
Reza
Visky
|
37 KK
|
4.
|
Pemasangan poster minum 8 gelas sehari
|
Agar masyarakat dapat menerapkan kebiasaan
minum air 8 gelas per-hari
|
Semua masyarakat posko pengunsian
|
37 KK
|
-
|
1x
|
Leli
Suci
|
37 KK
|
ABSENSI
KELOMPOK 17
PENGALAMAN BELAJAR LAPANGAN (PBL) II
POSKO 16 PENGUNGSIAN DESA MPANAU KECAMATAN SIGI
BIROMARU KABUPATEN SIGI
No.
|
Nama
|
Januari 2019
|
||||||||||||
14
|
15
|
16
|
17
|
18
|
19
|
20
|
21
|
22
|
23
|
24
|
25
|
26
|
||
1.
|
Visky Anugrah Surianto
|
ü
|
ü
|
ü
|
ü
|
ü
|
ü
|
ü
|
ü
|
ü
|
ü
|
ü
|
ü
|
ü
|
2.
|
Moh Reza Rizaldy
|
ü
|
ü
|
ü
|
ü
|
ü
|
ü
|
ü
|
ü
|
ü
|
ü
|
ü
|
ü
|
ü
|
3.
|
Nur Fajriah Humairah
|
ü
|
ü
|
ü
|
ü
|
ü
|
ü
|
ü
|
ü
|
ü
|
ü
|
ü
|
ü
|
ü
|
4.
|
Asmayanti
|
ü
|
ü
|
ü
|
ü
|
ü
|
ü
|
ü
|
ü
|
ü
|
ü
|
ü
|
ü
|
ü
|
5.
|
Novianti
|
ü
|
ü
|
ü
|
ü
|
ü
|
ü
|
ü
|
ü
|
ü
|
ü
|
ü
|
ü
|
ü
|
6.
|
Syahriani
|
ü
|
ü
|
ü
|
ü
|
ü
|
ü
|
ü
|
ü
|
ü
|
ü
|
ü
|
ü
|
ü
|
7.
|
Rheyna Magfira
|
ü
|
ü
|
ü
|
ü
|
ü
|
ü
|
ü
|
ü
|
ü
|
ü
|
ü
|
ü
|
ü
|
8.
|
Hajar Ayu Leli Marfuah
|
ü
|
ü
|
ü
|
ü
|
ü
|
ü
|
ü
|
ü
|
ü
|
ü
|
ü
|
ü
|
ü
|
9.
|
Suci Ramadani
|
ü
|
ü
|
ü
|
ü
|
ü
|
ü
|
ü
|
ü
|
ü
|
ü
|
ü
|
ü
|
ü
|
10.
|
Ramlah
|
ü
|
ü
|
ü
|
ü
|
ü
|
ü
|
ü
|
ü
|
ü
|
ü
|
ü
|
ü
|
ü
|
11.
|
Ni Putu Crisdianawati
|
FOTO KEGIATAN


Penyuluhan
ISPA oleh tenaga kesehatan Pengambilan data di Puskesmas
(Dokter)


Pembagian Pre Test dan Post Test Mempraktekan bagaimana cara mengosok
gigi yang benar


Pemateri sedang
memaparkan materi Mempraktekkan kembali cara
menyikat gigi yang benar


Pengisian Kembali Post
Test Gambar
pembuatan kerangka tong sampah


Gambar pengecetan tong sampah Pengecetan
kerangka tong sampah


Posko 16
Foto bersama koordinator posko pengunsian


Melakukan pemeriksaan darah
Penyuluhan tentang ISPA


Foto dengan warga setempat
Pemeriksaan tekanan darah


Posko 16
Pembungkusan hadiah


Pemasangan Poster Air Bersih Pemasangan
Poster Air Bersih
BIOGRAFI PENULIS


Penulis dilahirkan dengan nama
Moh. Reza Rizaldy, dengan panggilan Reza, anak ketiga dari enam bersaudara.
Lahir di Palu 13 mei 1998 dan menjalani masa kecil di Palu, Sulawesi Tengah.
Memulai pendidikan di SDN BTN SILAE PALU, SDN INPRES 1 LERE dan SDN INTI BUMI
BAHARI dan menyelesaikan pada tahun 2010, kemudian melanjutkan pendidikannya di
SMPS AL-AZHAR dan lulus pada tahun 2013, kemudian berhasil menyelesaikan
pendidikan di SMAS AL-AZHAR PALU pada
tahun 2016. Kemudian melanjutkan Pendidikan perguruan tinggi di Universitas
Tadulako Palu, Fakultas Kesehatan Masyarakat Pada Program Studi Kesehatan
Masyarakat.
BIOGRAFI
PENULIS


Dilahirkan pada tanggal 21 Agustus 1997 di Soroako,
Sulawesi Selatan dengan nama Novianti. Anak pertama dari pasangan Bapak Daud S.
dan Ibu Marsya L. Periode pendidikan dimulai pada tahun 2003 di TK Katolik
Santa Clara. Lanjut pada tahun 2004 di SD Negri 270 Matompi. Kemudian melanjutkan Sekolah Menengah Pertama
di SMP Negeri 1 Towuti pada tahun 2009. Pada tahun 2012 melanjutkan Pendidikan
di SMA Negeri 1 Rantepao, Toraja Utara dan pada Tahun 2016 melanjutkan
pendidikan ke Perguruan Tinggi Negeri Universitas Tadulako, Palu dengan program
Studi Kesehatan Masyarakat di Fakultas Kesehatan Masyarakat.
BIOGRAFI PENULIS

BIOGRAFI
PENULIS

Kemudian pada Tahun 2013 melanjutkan ke sekolah menengah atas
SMA Labschool UNTAD palu.
Pada tahun 2016 melanjutkan
Pendidikan perguruan tinggi di Universitas Tadulako Palu, Fakultas Kedokteran dan Ilmu kesehatan (FKIK) Pada Program Studi Kesehatan Masyarakat.

Penulis
bernama Suci Ramadhani dilahirkan pada tanggal 4 januari 1999 di dan merupakan
anak pertama dari tiga bersaudara dari pasangan Bapak Suparman dan Hj.Nurdiana.
Penulis mengawali pendidikan Sekolah Dasar pada tahun 2004 di SD Negeri 02
Makmur Jaya. Kemudian melanjutkan pendidikan tingkat menegah di SMPN 10
Pasangkayu pada tahun 2010 dan kemudian melanjutkan ke perguruan tinggi atas di
SMAN 1 Tikke Raya pada tahun 2013. Penulis melanjutkan ke perguruan tinggi dan
diterima di Universitas Tadulako pada tahun 2016 sebagai mahasiswa di Jurusan
Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat.
BIOGRAFI PENULIS

BIOGRAFI
PENULIS

BIOGRAFI
PENULIS

0 Komentar