PRAKTIKUM ANALISIS KUALITAS LINGKUNGAN
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas rahmat
Tuhan Yang Maha Esa karena berkat dan rahmat-Nya saya dapat menyelesaikan
laporan ini tepat pada waktunya sehingga saya dapat menyusun laporan Analisis Kualitas
Lingkungan. Semoga penulisan laporan ini dapat memenuhi syarat mengikuti ujian
akhir mata kuliah Analisis Kualitas Lingkungan.
Laporan ini disusun
dengan tujuan agar pembaca dapat memperluas ilmu pengetahuan khususnya pada
Mata Kuliah Analisis
Kualitas Lingkungan. Saya menyadari
sepenuhnya dalam penyusunannya laporan ini masih jauh dari kata
sempurna, itu semua tidak luput dari kodrat saya sebagai manusia biasa yang
tidak luput pula dari suatu kesalahan dan kekeliruan.
Sehingga kritikan dan
saran yang bersifat membangun dari pembaca merupakan sesuatu yang berharga demi
perbaikan kedepannya. Semoga laporanini bermanfaat bagi kita semua. Akhirnya
saya menyampaikan terima kasih.
BAB I
PENDAHULUAN
Lingkungan
memiliki peranan yang sangat penting dalam menunjang kehidupan manusia.
Lingkungan hidup merupakan kesatuan ruang dengan semua benda, termasuk manusia
dan perilakunya, yang mempengaruhi alam itu sendiri, kelangsungan perikehidupan,
dan kesejahteraan manusia serta mahkluk hidup lain (UU PPLH Nomor 32 Tahun
2009). Ketergantungan manusia pada lingkungan merupakan hal yang tidak
terpisahkan sehingga eksistensi lingkungan patut dijaga dan dilestarikan demi
kelangsungan hidup manusia. Lingkungan secara umum terdiri dari komponen
subsistem air, tanah dan udara merupakan suatu kesatuan yang saling
berinteraksi (Arsad et al. 2012).
Analisis
Kualitas air adalah suatu kajian terhadap ukuran kondisi air dilihat dari
karakteristik fisik, kimiawi, dan biologisnya. Kualitas air juga menunjukkan
ukuran kondisi air relatif terhadap kebutuhan biota air dan manusia. Kualitas
air seringkali menjadi ukuran standar terhadap kondisi kesehatan ekosistem air
dan kesehatan manusia terhadap air minum. Berbagai lembaga negara di dunia
bersandar kepada data ilmiah dan keputusan politik dalam menentukan standar
kualitas air yang diizinkan untuk keperluan tertentu. Kondisi air bervariasi
seiring waktu tergantung pada kondisi lingkungan setempat. Air terikat erat dengan
kondisi ekologi setempat sehingga kualitas air termasuk suatu subjek yang
sangat kompleks dalam ilmu lingkungan. Aktivitas industriseperti manufaktur,
pertambangan, konstruksi, dantransportasi merupakan penyebab utama pencemaran
air, juga limpasan permukaan dari pertanian dan perkotaan (Ikhtiar, 2017).
Pencemaran
yang terjadi secara terus menerus di perairan menyebakan terganggunya ekosistem
di perairan. Ikan sulit melarikan diri dari pengaruh pencemaran tersebut yang
di karenakan ikan yang hidup dalam
habitat yang terbatas (seperti sungai, danau dan teluk),. Akibatnya,
unsur-unsur pencemaran itu masuk ke dalam tubuh ikan. Terkait dengan itu, logam
berat masuk ke dalam jaringan tubuh makhluk hidup melalui beberapa jalan, yaitu
saluran pernafasan, pencernaan, dan penetrasi melalui kulit. Di dalam tubuh
hewan, logam diabsorpsi oleh darah, berikatan dengan protein darah yang
kemudian didistribusikan ke seluruh jaringan tubuh. Akumulasi logam yang
tertinggi biasanya dalam detoksikasi (hati) dan ekskresi (ginjal) (Suyanto,
2010).
Kualitas
lingkungan saat ini sangat menentukan eksistensi di masa yang akan datang,
sehingga perlu dijaga dan dipertahankan kelestariannya. Perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi dewasa ini sering dikaitkan dengan menurunnya
kualitas lingkungan, khususnya lingkungan perairan. Salah satu yang sering
terjadi yaitu menurunnya kualitas air akibat pencemaran limbah organik maupun
anorganik. Pencemaran terhadap lingkungan perairan berasal dari berbagai macam
aktivitas manusia di darat seperti perindustrian, pertanian, transportasi,
rumah sakit, perbengkelan, dan kegiatan domestik. Berbagai kegiatan yang
menghasilkan limbah tersebut dan tidak diolah terlebih dahulu, sehingga
langsung masuk ke dalam lingkungan, dan berdampak buruk bagi ekosistem
khususnya ekosistem perairan (Riani 2012). Limbah hasil aktivitas manusia
tersebut mengadung berbagai jenis zat kimia yang berbahaya bagi makhluk hidup.
Salah satu zat kimia yang terkandung dalam limbah adalah logam berat.
Berdasarkan
uraian diatas maka yang melatarbelakangi dilakukannya praktikum Analisis
Kualitas lingkungan adalah untuk mengetahui risiko kesehatan lingkungan dengan
intake atau asupan ikan dan kerang yang terdeteksi mengandung logam berat
sehingga akan dihasilkan perkiraan risiko kesehatan yang mungkin dialami atau
akan dialami oleh masyarakat.
1.
Untuk Mengetahui Jumlah Konsumsi Ikan
Yang Mengandung Logam Berat Yang Masuk Kedalam Tubuh
2.
Untuk Mengetahui Risiko Bahaya Yang
Terjadi Selama Mengkonsumsi Ikan Yang Mengandung Logam Berat
3.
Untuk Mengetahui Manajemen Risiko Akibat
Mengkonsumsi Ikan Yang Mengandung Logam Berat
4.
Untuk Memberikan Komunikasi Risiko
Akibat Mengkonsumsi Logam berat
1.
Mahasiswa Dapat Mengetahui Jumlah
Konsumsi Ikan Yang Mengandung Logam Berat Yang Masuk Kedalam Tubuh
2.
Mahasiswa Dapat Mengetahui Risiko Bahaya
Yang Terjadi Selama Mengkonsumsi Ikan Yang Mengandung Logam Berat
3.
Mahasiswa Dapat Mengetahui Manajemen
Risiko Akibat Mengkonsumsi Ikan Yang Mengandung Logam Berat
4.
Mahasiswa Dapat Memberikan Komunikasi
Risiko Akibat Mengkonsumsi Logam berat
BAB II
METODE
PENGAMBILAN SAMPEL
Pada praktikum Analisis Kualitas Lingkungan
dilaksanakan
di Desa Wani Satu pada hari Sabtu, 27
April 2019. Data yang digunakan yaitu data primer dengan cara melakukan pengambilan data secara
langsung di Desa Wani Satu dengan
proses wawancara
dan menggunakan metode food recall.
Wawancara
dilakukan secara terbuka kepada responden dimana responden dapat menjelaskan
bahan makanan yang dikonsumsinya beberapa hari yang lalu. Agar wawancara
berlangsung sistematika yang baik, maka terlebih dahulu perlu disiapkan
kuesioner (daftar pertanyaan). Kuesioner digunakan untuk mengarahkan responden
dalam menjawab sesuai urutan waktu makan dan pengelompokkan bahan makanan.
Kuantitas pangan di-recall meliputi
semua makanan dan minuman yang dikonsumsi termasuk suplemen vitamin dan
mineral.
Teknik
analisis data menggunakan metode Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan (ARKL)
yaitu metode yang biasa digunakan untuk mempekirakan besarnya risiko yang
diterima oleh masyarakat Desa Wani Satu akibat pajanan logam berat yang
tercemar di perairan dan mengkontaminasi ikan yang dikonsumsi masyarakat Desa
Wani Satu. Metode ARKL ini bukan merupakan kajian epidemiologi untuk mencari
hubungan tingkat pencemaran perairan yang mengkontaminasi ikan yang dikonsumsi
masyarakat dengan gangguan kesehatan. Namun, hanya memperkirakan secara
kualitatif besarnya risiko kesehatan pada populasi terpajam pencemaran logam
berat pada ikan. Adapun rumus untuk menghitung jumlah asupan agen risiko yang
masuk melalui jalur inhalasi (intake) yaitu sebagai berikut :
Dimana
:
C
(Consentration) :
Konsentrasi agen risiko pada makanan (mg/kg)
R
(Rate) : Laju konsumsi atau
asupan yang masuk setiap hari (gr/hari)
Æ’E (Frekuensi
of exposure) : Lamanya atau jumlah hari
terjadinya pajanan setiap tahunnya (hari/tahun)
Dt
(Duration time) : Lamanya
atau jumlah tahun terjadinya pajanan
Wb (Weight of body) : Berat badan manusia/populasi (kg)
tavg
(Time average) : Periode
waktu rata-rata hari. 30 tahun x 365 hari/tahun = 10.950 hari (non karsinogen).
Atau 70 tahun x 365 hari/tahun = 25.550 hari (karsinogenik).
BAB III
HASIL DAN
PEMBAHASAN
C
= 0,334 mg/kg
R
= 120 gr/hari
fE
= 365 hari/tahun
Dt
= 11 tahun
Wb
= 70 kg
tavg
= non karsinogen 30 x 365 = 10.950 hari, karsinogen 70 x 365 = 25.550
IKAN KATOMBO
1. Menghitung
laju asupan menggunakan rumus :
Non
Karsinogen
Karsinogen
Jadi,
berdasarkan
data hasil perhitungan diketahui bahwa Intake
yang diterima responden 1 untuk intake
non karsinogen yaitu 0,20 mg/kg/hari, sedangkan untuk intake karsinogen yaitu 0,08 mg/kg/hari. Intake ini belum pasti sama dengan intake yang diterima seharusnya,
bisa saja intake lebih kecil atau
lebih besar karena data konsumsi didapatkan dari wawancara dengan metode food recall dengan memperkirakan jumlah
konsumsi makanan dengan food model.
2. Perhitungan risiko non karsinogenik
Jadi,
berdasarkan
hasil data perhitungan dapat diketahui bahwa nilai RQ pada responden 1 dengan
berat badan 70 kg, dengan waktu pajanan 365 hari/tahun mempunyai nilai RQ >
1 yang berarti pajanan logam berat arsen yang masuk kedalam tubuh responden 1
tidak aman atau berisiko efek nonkarsinogenik dalam 30 tahun mendatang selama
tinggal di Desa Wani Satu.
3. Perhitungan risiko karsinogenik
Jadi,
berdasarkan
data hasil perhitungan dapat di ketahui bahwa
nilai ECR pada responden 1 dengan berat badan 70 kg, waktu pajanan 365
hari/tahun mempunyai nilai ECR ≤ 1 yang berarti tidak ada potensi tambahan
kanker sehingga konsumsi ikan dianggap masih aman.
Strategi pengelolaan risiko meliputi
penentuan batas aman yaitu:
4. Penentuan
konsentrasi aman (C)
Konsentrasi aman non
karsinogenik
Jadi,
berdasarkan
data hasil perhitungan dapat di ketahui bahwa nilai konsentrasi (
untuk logam berat Arsen pada responden 1
dengan berat badan 70 kg, waktu pajanan 365 hari/tahun yaitu
, nilai ini tidak melewati nilai ambang
batas Arsen untuk ikan dan olahannya dimana nilai ambang batas untuk arsen
adalah 1,0 mg/kg. Namun konsentrasi tersebut harus dilakukan pengurangan
konsentrasi Arsen yang aman maksimal sebesar
untuk durasi 30 tahun kedepan selama responden
1 masih tinggal di Desa Wani Satu. Dengan asumsi bahwa frekuensi pajanan setiap
hari tetap 365 hari/tahun.
5. Penentuan
konsentrasi aman (C)
Konsentrasi aman
karsinogenik
Jadi,
berdasarkan
data hasil perhitungan dapat di ketahui bahwa nilai konsentrasi (
untuk logam berat Arsen pada
responden 1 dengan berat badan 70 kg, waktu pajanan 365 hari/tahun yaitu
, nilai ini masih memenuhi nilai ambang
batas Arsen untuk ikan dan olahannya yaitu 1,0 mg/kg. Namun konsentrasi
tersebut harus dilakukan pengurangan konsentrasi Arsen yang aman maksimal
sebesar
untuk durasi 70 tahun kedepan selama responden
1 masih tinggal di Desa Wani Satu. Dengan asumsi bahwa frekuensi pajanan setiap
hari adalah tetap 365 hari/tahun.
6.
Penentuan jumlah konsumsi aman (R)
Laju
konsumsi aman non karsinogenik
Jadi, berdasarkan data hasil
perhitungan dapat di ketahui laju aman konsumsi (
untuk logam berat Arsen pada Responden 1
dengan konsentrasi 0,334 mg/kg, berat badan 70 kg dan
waktu pajanan 365 hari/tahun maka laju aman konsumsi untuk 30 tahun mendatang
yaitu 0,17 gr/hari.
7.
Penentuan jumlah konsumsi aman (R)
Laju konsumsi
aman karsinogenik
Jadi, berdasarkan data hasil
perhitungan dapat di ketahui laju aman konsumsi (
untuk logam berat Arsen pada Responden 1 dengan
konsentrasi 0,334 mg/kg, berat badan 70 kg dan waktu pajanan 365
hari/tahun maka laju aman konsumsi untuk 70 tahun mendatang yaitu 0,08 gr/hari.
8.
Penentuan frekuensi pajanan aman (fE)
Frekuensi
pajanan aman non karsinogenik
Jadi,
berdasarkan data hasil perhitungan dapat diketahui
frekuensi pajanan aman (
untuk logam berat Arsen pada Responden 1 yaitu
dengan konsentrasi 0,334 mg/kg, berat badan 47 kg dan laju
konsumsi 120 gr/hari maka frekuensi pajanan aman untuk 30 tahun mendatang
adalah 0,52 hari/tahun.
9.
Penentuan frekuensi pajanan aman (fE)
Frekuensi
pajanan aman karsinogenik
Jadi, berdasarkan data hasil perhitungan dapat di
ketahui frekuensi pajanan aman (
untuk logam berat Arsen pada Responden 1 yaitu
dengan konsentrasi 0,334 mg/kg, berat badan 70 kg dan laju
konsumsi 120 gr/hari maka frekuensi pajanan aman untuk 70 tahun mendatang
adalah 0,27 hari/tahun.
10. Penentuan
durasi pajanan aman (Dt)
Durasi
pajanan aman non karsinogenik
Jadi,
berdasarkan data hasil perhitungan dapat di ketahui durasi
pajanan aman (
untuk logam berat Arsen pada Responden 1 yaitu
dengan konsentrasi 0,334 mg/kg, berat badan 70 kg, laju
konsumsi 120 gr/hari dan waktu pajanan 365 hari/tahun maka durasi pajanan aman
untuk 30 tahun mendatang adalah 0,01 tahun.
11. Penentuan
durasi pajanan aman (Dt)
Durasi
pajanan aman karsinogenik
Jadi,
berdasarkan data hasil perhitungan dapat di ketahui durasi
pajanan aman (
untuk logam berat Arsen pada Responden 1 yaitu
dengan konsentrasi 0,334 mg/kg, berat badan 70 kg, laju
konsumsi 120 gr/hari dan waktu pajanan 365 hari/tahun maka durasi pajanan aman
untuk 70 tahun mendatang adalah
tahun.
C
= 0,334 mg/kg
R
= 120 gr/hari
fE
= 365 hari/tahun
Dt
= 11 tahun
Wb
= 54 kg
tavg
= non karsinogen 30 x 365 = 10.950
hari, karsinogen 70 x 365 = 25.550
IKAN
KATOMBO
1. Menghitung
laju asupan menggunakan rumus :
Non
Karsinogen
Karsinogen
Jadi,
berdasarkan
hasil data perhitungan dapat diketahui bahwa Intake yang diterima responden 2 untuk intake non karsinogen yaitu 0,27 mg/kg/hari, sedangkan untuk intake karsinogen yaitu 0,11 mg/kg/hari.
Intake ini bisa saja belum sama dengan
intake yang diterima bisa saja lebih kecil atau lebih besar karena data
konsumsi yang didapatkan dari wawancara dengan metode food recall dan memperkirakan jumlah konsumsi makanan dengan food model.
2. Perhitungan risiko non karsinogenik
Jadi,
berdasarkan
data hasil perhitungan dapat diketahui bahwa nilai RQ pada responden 2 dengan
berat badan 54 kg, waktu pajanan 365 hari/tahun mempunyai nilai RQ > 1 yang
berarti pajanan logam berat arsen yang masuk kedalam tubuh responden 2 tidaklah
aman atau berisiko efek nonkarsinogenik dalam 30 tahun mendatang selama tinggal
di Desa Wani Satu.
3. Perhitungan risiko karsinogenik
Jadi,
berdasarkan
data hasil perhitungan dapat di ketahui bahwa
nilai ECR pada responden 2 dengan berat badan 54 kg, waktu pajanan 365
hari/tahun mempunyai nilai ECR ≤ 1 yang berarti tidak ada potensi penyakit
kanker sehingga konsumsi ikan dianggap masih aman.
Strategi pengelolaan risiko meliputi
penentuan batas aman yaitu:
4. Penentuan
konsentrasi aman (C)
Konsentrasi aman non
karsinogenik
Jadi,
berdasarkan
data hasil perhitungan dapat di ketahui bahwa nilai konsentrasi (
untuk logam berat Arsen pada responden 2
dengan berat badan 54 kg, waktu pajanan 365 hari/tahun yaitu
, nilai ini masih memenuhi nilai ambang
batas Arsen untuk ikan dan olahannya yaitu 1,0 mg/kg. Namun konsentrasi
tersebut harus dilakukan pengurangan konsentrasi Arsen yang aman maksimal
sebesar
untuk durasi 30 tahun kedepan selama responden
2 masih tinggal di Desa Wani Satu. Dengan asumsi bahwa frekuensi pajanan hari
hari tetap 365 hari/tahun.
5. Penentuan
konsentrasi aman (C)
Konsentrasi aman
karsinogenik
Jadi,
berdasarkan
data hasil perhitungan dapat di ketahui bahwa nilai konsentrasi (
untuk logam berat Arsen pada
responden 2 dengan berat badan 54 kg, waktu pajanan 365 hari/tahun yaitu
, nilai ini masih memenuhi nilai ambang
batas Arsen untuk ikan dan olahannya yaitu 1,0 mg/kg. Namun konsentrasi
tersebut harus dilakukan pengurangan konsentrasi Arsen yang aman maksimal
sebesar
untuk durasi 70 tahun kedepan selama responden
2 masih tinggal di Desa Wani Satu. Dengan asumsi bahwa frekuensi pajanan hari
hari tetap 365 hari/tahun.
6.
Penentuan jumlah konsumsi aman (R)
Laju
konsumsi aman non karsinogenik
Jadi, berdasarkan data hasil
perhitungan dapat di ketahui laju aman konsumsi (
untuk logam berat Arsen pada Responden 2
dengan konsentrasi 0,334 mg/kg, berat badan 54 kg dan
waktu pajanan 365 hari/tahun maka laju aman konsumsi untuk 30 tahun mendatang
yaitu 0,13 gr/hari.
7.
Penentuan jumlah konsumsi aman (R)
Laju
konsumsi aman karsinogenik
Jadi, berdasarkan data hasil
perhitungan dapat di ketahui laju aman konsumsi (
untuk logam berat Arsen pada Responden 2
dengan konsentrasi 0,334 mg/kg, berat badan 54 kg dan
waktu pajanan 365 hari/tahun maka laju aman konsumsi untuk 70 tahun mendatang
yaitu 0,06 gr/hari.
8.
Penentuan frekuensi pajanan aman (fE)
Frekuensi
pajanan aman non karsinogenik
Jadi,
berdasarkan data hasil perhitungan dapat di ketahui
frekuensi pajanan aman (
untuk logam berat Arsen pada Responden 2 yaitu
dengan konsentrasi 0,334 mg/kg, berat badan 54 kg dan laju
konsumsi 120 gr/hari maka frekuensi pajanan aman untuk 30 tahun mendatang
adalah 0,40 hari/tahun.
9.
Penentuan frekuensi pajanan aman (fE)
Frekuensi
pajanan aman karsinogenik
Jadi,
berdasarkan data hasil perhitungan dapat di ketahui
frekuensi pajanan aman (
untuk logam berat Arsen pada Responden 2 yaitu
dengan konsentrasi 0,334 mg/kg, berat badan 54 kg dan laju
konsumsi 120 gr/hari maka frekuensi pajanan aman untuk 70 tahun mendatang
adalah 0,46 hari/tahun.
10. Penentuan
durasi pajanan aman (Dt)
Durasi
pajanan aman non karsinogenik
Jadi,
berdasarkan data hasil perhitungan dapat di ketahui durasi
pajanan aman (
untuk logam berat Arsen pada Responden 2 yaitu
dengan konsentrasi 0,334 mg/kg, berat badan 54 kg dan laju
konsumsi 120 gr/hari maka durasi pajanan aman untuk 30 tahun mendatang adalah
0,01 tahun.
11. Penentuan
durasi pajanan aman (Dt)
Durasi
pajanan aman karsinogenik
Jadi,
berdasarkan data hasil perhitungan dapat di ketahui durasi
pajanan aman (
untuk logam berat Arsen pada Responden 2 yaitu
dengan konsentrasi 0,334 mg/kg, berat badan 54 kg, laju
konsumsi 120 gr/hari dan waktu pajanan 365 hari/tahun maka durasi pajanan aman
untuk 70 tahun mendatang adalah
tahun.
Vitamin C atau yang juga dikenal dengan nama kimia dari bentuk utamanya
yaitu asam askorbat adalah nutrient dan vitamin yang terlarut dalam air dan
penting untuk kehidupan serta untuk menjaga kesehatan. Diketahui responden 1
dan 2 kurang dalam mengkonsumsi Vitamin C sehingga paparan logam berat (Arsen)
pada ikan yang sering dikonsumsi dapat memberikan gangguan kesehatan pada tubuh
mereka. Vitamin
C berfungsi sebagai katalis dalam reaksi-reaksi kimia yang terjadi di dalam
tubuh manusia, sehingga apabila katalis ini tidak tersedia seperti pada keadaan
defisiensi vitamin, maka fungsi normal tubuh akan terganggu. (David, 2014).
Olahraga merupakan aktivitas untuk melatih tubuh seseorang secara jasmani
maupun rohani. Pada responden 1 dan 2 nilai RQ > 1 sehingga dapat menyebabkan
responden terkena risiko nonkarsinogen pada tubuh responden 1 dan 2 akibat dari
paparan logam berat (Arsen) dengan melakukan olahraga secara teratur diharapkan
kedua responden bisa mengurangi risiko paparan. Dengan berolahraga tubuh akan
mengeluarkan keringat dan zat-zat berbahaya akan larut keluar melalui keringat.
Kedua responden hanya melakukan aktifitas fisik setiap hari selama 4 jam
sedangkan untuk berolah raga hanya melakukan
aktifitas sebanyak 1 kali dalam seminggu, olahraga yang teratur adalah olahraga
yang dilakukan selama 30 hingga 45 menit sehari dan minimal 3 kali dalam
seminggu, menurut Kemenkes (2016), semakin sering seseorang berolahraga maka
akan semakin sehat pula tubuhnya. Selain itu, dapat membuat tubuh tidak mudah
terkena penyakit dan gangguan kesehatan lainnya.
Responden 1 dan 2 sering mengkonsumsi susu kalengan daripada susu murni,
dimana kandungan kalsium susu kaleng tidak sama dengan kandungan susu murni.
Menurut Adnan (1984) dikutip dari Putri (2016), susu sebagai salah satu produk
ternak mempunyai kandungan zat gizi yang lengkap seperti protein (3,5%), lemak
(3,9%), laktosa (4,9%), mineral, dan vitamin (0,7%). Sifat zat gizi tersebut
mudah dicerna dan diserap secara sempurna dibandingkan minuman lainnya sehingga susu memiliki banyak khasiat yang
sangat bermanfaat untuk menunjang kesehatan tubuh terutama tulang dan gigi,
susu merupakan sumber protein (kasein), lemak (lemak), karbohidrat (laktosa),
vitamin (A,D,E), serta mineral (kalium, kalsium, phosphor, klorida, flour,
natrium, magnesium). Jika konsumsi nutrisi yang masuk dalam tubuh tidak terpenuhi
dan lebih sedikit dari logam berat yang masuk ke dalam tubuh, maka logam berat
tersebut yang akan masuk dan menggantikan nutrisi penyusun sel-sel atau tulang
sehingga menyebabkan terjadinya kerusakan pada sel-sel tubuh dan menyebabkan
tulang keropos.
Memberikan penyuluhan langsung kepada masyarakat desa Wani Satu akan
bahaya logam berat, dimana jika mereka terus terpapar dengan logam berat
tersebut pada organ pencernaan mereka maka akan menyebabkan penyakit yang
berbahaya seperti kanker, gangguan syaraf dan penuaan. Serta memberitahukan
bagaimana manajemen risiko untuk mengurangi terjadinya masalah kesehatan
tersebut.
BAB V
PENUTUP
Responden 1 dan 2 memiliki Nilai RQ > 1 sehingga memerlukan manajemen
risiko untuk mengurangi keterpaparan logam berat akibat konsumsi ikan di Desa
Wani Satu.
Vitamin C atau yang juga dikenal dengan nama kimia dari bentuk utamanya
yaitu asam askorbat adalah nutrient dan vitamin yang terlarut dalam air dan
penting untuk kehidupan serta untuk menjaga kesehatan,
vitamin C berfungsi sebagai katalis dalam reaksi-reaksi kimia yang terjadi di
dalam tubuh manusia, sehingga apabila katalis ini tidak tersedia seperti pada
keadaan defisiensi vitamin, maka fungsi normal tubuh akan terganggu. Olahraga merupakan aktivitas untuk melatih
tubuh seseorang secara jasmani maupun rohani. Dengan berolahraga tubuh akan
mengeluarkan keringat dan zat-zat berbahaya akan larut keluar melalui keringat.
Susu sebagai salah satu produk ternak mempunyai kandungan zat gizi yang
lengkap seperti protein (3,5%), lemak (3,9%), laktosa (4,9%), mineral, dan
vitamin (0,7%). Sifat zat gizi tersebut mudah dicerna dan diserap secara
sempurna dibandingkan minuman lainnya
sehingga susu memiliki banyak khasiat yang sangat bermanfaat untuk menunjang
kesehatan tubuh terutama tulang dan gigi, susu merupakan sumber protein
(kasein), lemak (lemak), karbohidrat (laktosa), vitamin (A,D,E), serta mineral
(kalium, kalsium, phosphor, klorida, flour, natrium, magnesium). Jika konsumsi
nutrisi yang masuk dalam tubuh tidak terpenuhi dan lebih sedikit dari logam
berat yang masuk ke dalam tubuh, maka logam berat tersebut yang akan masuk dan
menggantikan nutrisi penyusun sel-sel atau tulang sehingga menyebabkan
terjadinya kerusakan pada sel-sel tubuh dan menyebabkan tulang keropos.
Memberikan penyuluhan langsung kepada masyarakat desa Wani Satu akan
bahaya logam berat, dimana jika mereka terus terpapar dengan logam berat
tersebut pada organ pencernaan mereka maka akan menyebabkan penyakit yang
berbahaya seperti kanker, gangguan syaraf dan penuaan. Serta memberitahukan
bagaimana manajemen risiko untuk mengurangi terjadinya masalah kesehatan
tersebut.
Masyarakat lebih peduli akan kesehatan sehingga dapat berhati-hati dalam
memilih jenis ikan terutama yang telah terkontaminasi dengan logam berat, serta
memperhatikan cara pengelolaannya. Melakukan aktivitas fisik selama 30 sampai
45 menit sehari dalam 3 kali dalam seminggu sehingga zat-zat berbahaya dalam
tubuh terlarut dan keluar melalui keringat
DAFTAR PUSTAKA
Arsad M, Said I, Suherman. 2012. Akumulasi logam
timbal (Pb) dalam ikan belanak (Liza melionoptera) yang hidup di Perairan Muara
Poboya. Jurnal Kimia Akademika. 1(4): 187-192.
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. (2019). Olahraga dan
Manfaat Bagi Kesehatan.
Muhammad Ikhtiar. (2017). Analisis Kualitas Lingkungan.
CV. Social Politic Genius (SIGn).
Pakaya David, 2014, Peranan Vitamin C Pada Kulit, jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol.1 No.2, hal. 45-54.
Putri, E. (2016). KUALITAS PROTEIN SUSU SAPI SEGAR BERDASARKAN WAKTU
PENYIMPANAN, 1(2), 14–20.
Riani E. 2015. The
effect of heavy metals on tissue damage in different organs of goldfish
cultivated in floating fish net in Cirata Reservoir, Indonesia. Indian Journal
Research. 4: 132-136.
Suyanto, A. (2010). RESIDU LOGAM BERAT IKAN DARI PERAIRAN
TERCEMAR DI PANTAI UTARA JAWA TENGAH. Jurnal Pangan Dan Gizi, Vol 01.
0 Komentar