MAKALAH
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Dalam sebuah organisasi modern, pembelajaran tim
merupakan unit yang paling mendasar dan memiliki peran yang sangat penting
(Tee, 2005). Karena pembelajaran tim merupakan hal yang sangat penting untuk
selalu ada dalam sebuah organisasi, maka materi pembelajaran tim perlu
diberikan, baik dalam diklat untuk guru mau pun kepala sekolah. Di dalam
lembaga di mana Anda bekerja, apakah Anda pernah melihat dua jenis
kelompok kerja berikut.
Kelompok
A
1. Pemimpin kelompok tidak mampu memberi arah yang
jelas tentang hal-hal yang harus dilakukan dalam kelompok
2. Anggota kelompok memilih jalan
sendiri-sendiri dalam menyelesaikan tugasnya
3. Anggota atau pemimpin kelompok tidak mau
memberi pendapat lagi, jika pendapat yang sebelumnya tidak dipakai
4.
Anggota kelompok tidak mau mendengarkan pendapat orang lain
5. Pemimpin dan anggota tidak memperhatikan
bagaimana proses kerja kelompok berlangsung, yang penting tugas yang diberikan
selesai
dilakukan.
Kelompok
B
1.
Sebelum bekerja, ada arahan yang jelas dari pemimpin kelompok
2. Semua anggota kelompok aktif dan tidak ada
yang paling menonjol atau berusaha untuk menonjolkan diri
3. Memperhatikan etos kerja dalam kelompok
sehingga semua anggota kelompok merasa nyaman dalam bekerja dan berdiskusi
4. Semua anggota kelompok dengan senang hati mau
mengeluarkan pendapat, karena yang bersangkutan merasa bahwa kelompoknya sangat menghargai pendapat orang lain.
Dari uraian di atas dapat dikatakan bahwa kelompok A
adalah kelompok orang-orang yang selalu memfokuskan pada diri sendiri.
Orang‑orang dalam kelompok tersebut tidak menyadari bahwa mereka bekerja
sama dalam kelompok. Yang mereka lakukan adalah bekerja sendiri-sendiri
tetapi dalam kelompok. Sedangkan kelompok B adalah kelompok dari
orang-orang yang memfokuskan pada kebersamaan dalam kelompok.
1.2 Rumusan Masalah
1.
Apa itu Pembelajaran Tim?
2.
Apa Tujuan Pembelajaran Tim?
3.
Apa Prinsip-prinsip
Pembelajaran Tim?
4. Bagaimana
Tahap Pembentukan Learning Organization
dari Team Learning?
5.
Bagaimana Pengembangan Pembelajaran Tim?
1.3
Tujuan
2.
Untuk Mengetahui
Pengertian Pembelajaran Tim
3.
Untuk Mengetahui Tujuan
Pembelajaran Tim
4.
Untuk Mengetahui
Prinsip-prinsip Pembelajaran Tim
5.
Untuk Mengetahui Tahap Pembentukan
Learning Organization dari Team Learning
6.
Untuk Mengetahui Bagaimana Pengembangan Pembelajaran Tim
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Pembelajaran Tim/Team Learning
Team
learning learns when the collective intelligence of the team exceeds
the sum of the intelligence of its individual members (Senge, 1990 dalam Tee, 2005). Artinya, suatu
kelompok kerja dikatakan berhasil jika masing-masing anggota dalam
kelompok tersebut bisa saling mengisi kekurangan yang ada dengan kelebihan
yang dimiliki oleh anggota kelompok. Dengan demikian, jumlah ketercapaian
hasil yang diperoleh tim dapat melebihi jumlah hasil dari tiap-tiap
individu jika mereka bekerja secara sendiri-sendiri. Sebagaimana dijelaskan
di pendahuluan bahwa dalam organisasi modern, team learning merupakan suatu bentuk kerjasama yang paling
penting dan mendasar, karena team
learning memiliki peranan yang penting untuk membawa sekelompok orang
mencapai level kinerja yang lebih tinggi (Tee, 2005). Hal ini dapat digambarkan dalam
penjelasan berikut. Menurut konsep team
learning dari Tee (2005) jika suatu pekerjaan dilakukan secara
individu per individu maka 1 + 1 + 1 + 1 + 1 = 5. Tetapi jika dilakukan secara
sinergis, Smaka 1 + 1 + 1 + 1 + 1 bisa menjadi 15 atau bahkan 25. Dalam kondisi
tertentu 1 + 1 + 1 + 1 + 1 bisa menjadi -5 (minus 5). Jika hal minus ini
terjadi, pasti di dalam kelompok tersebut ada sesuatu yang salah atau
mungkin terjadi miskomunikasi atau masalah yang lain.
Team
Learning merupakan
proses mentransformasikan keterampilan komunikasi dan keahlian berfikir (thinking skill), sehingga suatu kelompok
dapat menyelaraskan dan mengembangkan kapasitas anggota tim yang lebih besar
dibandingkan ketika masing-masing anggota bekerja sendiri (Senge, 1994).
Dari penjelasan tersebut Tee (2005) lebih lanjut
mengatakan bahwa satu orang individu tidak akan cukup mampu untuk membawa
suatu organisasi ke jenjang yang lebih tinggi, seberapapun tinggi
kedudukannya dalam organisasi tersebut.
Yang diperlukan dalam suatu organisasi adalah bukan kekuatan atau kehebatan
seorang individu, melainkan kekuatan kolektif yang diwujudkan dalam bentuk
team learning. Itulah mengapa team learning menjadi sangat mendesak
untuk dilaksanakan.
Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan team
learning merupakan suatu proses menyelaraskan dan mengembangkan kapasitas
anggota tim melalui transformasi keterampilan, pengalaman, kemampuan berfikir
antara satu individu dengan anggota tim lainnya.
2.2 Tujuan Pembelajaran Tim/ Team Learning
Adapun Tujuan dari
pembelajaran tim atau team learning, yaitu:
-
Meningkatkan kemampuan atau
kapasitas tim melalui transformasi keterampilan, pengetahuan atau wawasan baru,
dan pengalaman sebelumnya.
-
Mendorong anggota tim untuk
menyajikan, mempromosikan dan bernegosiasi pandangan atau pendapat mereka yang
mengarah pada retensi yang lebih baik.
-
Terciptanya komunikasi yang
efektif dalam organisasi sebagai individu yang belajar nilai berbagai informasi
dengan rekan-rekan mereka dalam tim.
-
Tercipta suasana kerja yang
co-operative dan membangun hubungan yang lebih baik dalam organisasi.
2.3 Prinsip-prinsip Pembelajaran Tim/ Team Learning
Ada
beberapa pendekatan yang sukses untuk meningkatkan mutu dari suatu
organisasi pembelajaran antara lain :
·
Penurunan
signifikan masalah-masalah konsumen. Berpindah dari suatu budaya
mendeteksi kesalahan setelah fakta menjadi mencegah kesalahan dengan
meningkatkan proses.
·
Peningkatan
kepuasan pelanggan
·
Lebih
banyak berpartisipasi
·
Tidak
terjerumus dalam perangkap yaitu dengan penolakan terhadap angka-angka yang
menjadikan kita perhitungan dan tidak berhakikat pada mutu total yaitu
pengukuran
·
Dalam
strategi yang baik, ukuran memamg diperlukan untuk mengumpulkan data-data
tetapi yang diperlukan hanya mengajarkan teknik-teknik umum
·
Mengadakan
perubahan mulai dari yang diatas atau pemegang kebijakan
·
Kurang
analisis manajemen harus diatur sistemnya agar bisa berjalan semuanya
2.4 Membentuk Learning Organization dari Team
Learning
Team Learning merupakan
suatu proses menyelaraskan dan membangun kapasitas tim untuk mencapai tujuan
yang diinginkan bersama. Ini merupakan salah satu karakteristik dari
sebuah Learning Organization. Suatu kehidupan organisasi akan
bertumbuh dengan baik jika para anggotanya memiliki kesepahaman akan tujuan
bersama dan sama-sama meningkatkan diri dengan cara belajar secara terus-menerus
menurut kapasitas atau kompetensi masing-masing. Biasanya para anggota
tim telah memiliki potensi diri (personal mastery) dan mental
model yang kuat, bisa berpikir secara holistik atau sistemik serta
berwawasan untuk mencapai visi bersama.
Pada hakekatnya proses belajar tidak mengenal
perbedaan, apapun latar belakang hidup seseorang. Manusia dan makhluk hidup
lainnya dituntut untuk tetap mampu beradaptasi agar mereka bisa bertahan.
Beradaptasi membutuhkan inovasi dan kemampuan untuk berkreasi. Dan ini
semua bisa didapat dengan cara belajar, baik secara individual maupun bersama.
Tahap
pembentukan Team Learning:
1. Orientation; tahap yang dilandasi oleh semangat menggebu dengan
terkadang memiliki harapan yang kurang realistis dan kurangnya kejelasan
bagi anggota terhadap tujuan norma ataupun visinya.
2. Dissatisfaction; adanya kesenjangan antara harapan dan kenyataan,
semangat jadi menurun dan cenderung frustrasi akan peran dan tujuan. Adanya
kepercayaan yang rendah dan merasa tidak mampu.
3. Integration; mulai ada kejelasan dan komitmen terhadap peran,
tugas dan visi. Timbul kepercayaan dan saling menghormati serta cenderung
menghargai perbedaan untuk menghindari konflik.
4. Production; fase dimana sudah ada kejelasan peran, nilai dan
tujuan. Sekalipun sudah produktif untuk menghasilkan suatu karya, pembelajaran
dan pemberdayaan tim tetap secara terus menerus ditingkatkan.
Untuk kejelasan dan kepastian akan arah tujuan tim, visi
yang dibangun harus menjadi kesepakatan dan dipahami bersama. Peran anggota
yang berbeda dapat dilaksanakan namun tetap berada dalam satu koridor tujuan
yang sama. Kombinasi dan kolaborasi yang juga dibangun melalui dialog dan
diskusi baik pada fase dissatisfaction hingga
ke production akan menghasilkan sesuatu yang luar
biasa.
Proses belajar dalam satu tim akan menjadi efektif jika didasari
oleh keterbukaan terhadap perubahan yang sedang berkembang, up to date dan aplikatif. Hal ini bisa diterapkan
dalam kehidupan berorganisasi dalam rangka pencapaian tujuan yang diinginkan
bersama tersebut.
Inovasi akan dihasilkan dengan mengembangkan terus proses
pembelajaran baik di tingkat personal maupun tim. Jadi team learning bisa menciptakan karya yang
inovatif dan pada beberapa hal menjadi pelopor pembaharuan terhadap nilai-nilai
atau kelaziman yang berkembang pada suatu masa.
Team learning dalam membentuk learning organization prosesnya
pastilah melalui serangkaian interaksi antar anggotanya. Bisa dalam bentuk
dialog, diskusi, seminar bahkan mungkin saja dengan adanya perdebatan. Dialog
merupakan komunikasi dua arah di mana pihak pertama mengajukan pertanyaan
dan pihak lainnya menjelaskan atau mengklarifikasi sehingga tercapai pemahaman
yang sama, terlepas dari setuju atau tidak. Sedangkan Diskusi merupakan bentuk
komunikasi multi arah, antar berbagai komunikator untuk mendapatkan suatu
konsensus dari topik yang diperbincangkan.
Dalam kehidupan, baik sebagai personal maupun dalam berinteraksi
dengan lingkungan sosial, asal bisa mengembangkan personal mastery
, memiliki mental yang tangguh,
berpikir secara sistemik, sepakat menjalankan visi bersama
serta mampu mengontrol untuk mengurangi kelemahan dalam diri
maupun tim, pastilah akan mendapatkan hasil yang luar biasa. Dan niscaya
penghargaan (reward) pun akan datang tanpa diharap atau
diminta. Dengan kata lain, aktifitas positif baik secara personal maupun
tim apalagi bermanfaat bagi orang lain, dengan sendirinya akan mendatangkan
juga penilaian dari orang atau kelompok lainnya. Cetusan positif dari penilaian
ini diwujudkan dengan suatu penghargaan. Jadi penghargaan didapat sebagai
konsekuensi dari hasil yang baik, bukan merupakan buah dari harapan yang
pasif.
2.5 Pengembangan Pembelajaran Tim/Team Learning
Proses team learning dalam suatu kelompok merupakan hal
yang sangat penting. Proses tersebut harus memungkinkan terjadinya
kolaborasi dan rasa saling tergantung. Meskipun ada rasa saling
tergantung, tetapi setiap anggota kelompok harus memiliki tanggung jawab
masing-masing dalam memberikan kontribusi bagi terselesaikannya suatu
pekerjaan yang diberikan. Jadi dalam team learning bukan produk akhir saja
yang menjadi tekanan, tetapi
bagaimana
proses mencapai produk perlu untuk mendapatkan perhatian, karena proses
pembelajaran yang sesungguhnya terjadi di sana.
Mengingat pembelajaran sesungguhnya terjadi dalam proses,
maka perlu ada upaya-upaya dalam rangka meningkatkan kualitas proses
supaya tercapai efektivitas dan efisiensi pembelajaran. Untuk itu, dalam
team learning perlu diajarkan salah satu keterampilan yang diharapkan
dapat meningkatkan kualitas proses, yaitu keterampilan berdialog. Bagaimana dialog yang baik dapat
dikembangkan dalam suatu kelompok. Disamping itu, ada beberapa hal lain
yang perlu untuk diperhatikan, yaitu: cara menyelesaikan konflik, dinamika
kelompok, membuat keputusan yang bijaksana, dan memimpin secara efektif.
Dengan mengembangkan hal-hal tersebut dalam kelompok, maka setiap anggota
kelompok akan merasakan manfaatnya tidak hanya karena bekerja dalam
kelompok, tetapi juga karena belajar untuk bagaimana bekerja dalam
kelompok. Pada akhirnya, setelah semua anggota kelompok merasakan kedua
hal tersebut, yaitu bekerja dalam kelompok dan belajar bekerja dalam
kelompok, maka mereka semua perlu melakukan evaluasi terhadap efektivitas
masing-masing dalam mencapai tujuan yang sudah ditetapkan, dan juga
seberapa baik mereka dapat belajar dan bekerja secara bersama-sama sebagai
sebuah tim.
Kelompok yang berhasil diawali dengan komunikasi yang
baik, mau belajar dan mau belajar bekerja bersama-sama, serta ada kerelaan
untuk saling terlibat dan mengkomunikasikan apa yang ada dalam hati dan
pikiran mereka. Hal ini merupakan hal yang sangat mendasar untuk
dipraktekkan. Mengapa hal ini merupakan sesuatu yang mendasar? Secara
sederhana bisa diungkapkan dengan pertanyaan: ‘Jika untuk berkomunikasi
dengan lancar saja sulit untuk diwujudkan, bagaimana mungkin orang-orang
dalam suatu kelompok dapat bekerja secara sinergis?
Berikut adalah beberapa hal yang dapat dipraktekkan
secara bersama‑sama dalam kelompok untuk membangun suatu komunikasi yang
baik. Dalam hal ini penekanan ada pada dialog yang dirumuskan dalam
petunjuk berikut.
1.
Suara: berbicara secara terbuka, bebas, tetapi konstruktif.
2.
Mendengarkan: mendengarkan dengan hati dan pikiran ketika orang lain
Berbicara.
3. Menghargai: menghargai pendapat orang lain,
jangan merasa sakit hati atau kecewa dengan pendapat yang dikemukan oleh
orang lain.
4. Jangan cepat
menghakimi orang lain, tetapi tetaplah memiliki pikiran yang terbuka.
5. Dialog dalam arti yang sebenarnya sangat mungkin untuk dilaksanakan, tetapi
hal ini tidak dapat terjadi begitu saja, perlu dilatih secara disiplin.
6. Dialog
diibaratkan sebagai lautan suara dan pendapat. Oleh karena itu, agar
dialog dapat berjalan baik dan sesuai dengan prinsip dialog yang sesungguhnya,
diperlukan kepemimpinan yang dapat menjaga agar dialog tetap fokus pada
apa yang dibicarakan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Team
Learning merupakan
kekuatan dari suatu organisasi. Karena merupakan kekuatan, sudah
semestinya hal ini diajarkan kepada peserta didik/anggota dalam suatu
organisasi agar mereka menjadi orang yang terbiasa bekerja dalam tim, yang akan mendatangkan
hasil lebih banyak dari pada ketika mereka bekerja secara sendiri-sendiri.
Untuk mencapai team learning dalam arti yang sesungguhnya, perlu didukung
dengan beberapa hal seperti dialog yang sehat, cara menyelesaikan konflik,
dinamika kelompok, membuat keputusan yang bijaksana, dan memimpin secara
efektif.
3.2 Saran
Diharapkan agar organisasi
belajar dapat diimplementasikan untuk perbaikan strategi manajemen dan
meningkatkan efektifitas kinerja, walaupun dalam implementasinya masih
ditemukan kendala-kendala seperti keengganan manajemen menerapkan organisasi
belajar, keterbatasan sumber daya dan dana serta teknologi informasi.
Davies, Philippa. 2004. Meningkatkan
Rasa Percaya Diri. Yogyakarta: Torrent Books.
Dimyati, Dr dan Mudjiono, Drs. 1999. Belajar
dan Pembelajaran. Jakarta:
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Hagee, Joh. 2009. Podcast:
Problem. Promise, and Provision. USA
(27 Mei 2009).
Osteen, Joel. 2005. My
Best Life Now: Steps to Live at Your Full Potential. USA.
0 Komentar