Iklan atas - New

Masalah Kesehatan di Negara Berkembang

                           
MASALAH KESEHATAN LINGKUNGAN DI NEGARA BERKEMBANG
1.   Perumahan
Konstruksi rumah dan lingkungan yang tidak memenuhi syarat kesehatan merupakan faktor risiko sumber penularan berbagi jenis penyakit. Kondisi sanitasi perumahan yang tidak memenuhi syarat kesehatan dapat menjadi penyebab penyakit infeksi saluran pernafasan akut dan TBC Paru. Unsur-unsur rumah yang perlu diperhatikan untuk memenuhi rumah sehat adalah:

a. Bahan bangunan: langit-langit, lantai, dinding, atap genteng, dll
b. Ventilasi: alamiah dan buatan
c. Cahaya: alamiah dan buatan
d. Luas bangunan rumah: apabila dapat menyediakan 2,5 – 3 m2/orang (tiap anggota keluarga)

Fasilitas-fasilitas di dalam rumah sehat meliputi: penyediaan air bersih, pembuangan tinja, pembuangan limbah, pembuangan sampah, fasilitas dapur dan ruang berkumpul keluarga.

a. Bahan Bangunan
Langit-langit rumah hendaknya harus mudah dibersihkan, tidak rawan kecelakaan, berwarna terang, dan batas tinggi langit-langit dari lantai 2,75 m. Dinding rumah berfungsi untuk menahan angin dan debu, dibuat tidak tembus pandang, bahan dibuat dari bata, batako, bambu, papan kayu, dinding dilengkapi dengan sarana ventilasi untuk pengaturan sirkulasi udara. Dinding kamar mandi dan tempat cuci harus kedapair dan mudah dibersihkan.

Sedangkan dinding sebelah dalam rata, berwarna terang, dan mudah dibersihkan. Lantai rumah hendaknya kedap air, rata tak licin serta mudah dibersihkan. Tinggi lantai untuk rumah bukan panggung sekurang-kurangnya 10 cm dari pekarangan dan 25 cm dari badan jalan.

b. Ventilasi
Jendela rumah berfungsi sebagai lobang angin, jalan udara segar dan sinar matahari serta sirkulasi. Letak lobang angin yang baik adalah searah dengan tiupan angin. Pergantian udara agar lancar diperlukan minimum luas lobang ventilasi tetap 5% dari luas lantai dan jika di tambah dengan lobang yang dapat memasukan udara lainnya (celah, pintu, jendela, lobang anyaman bambu dan sebagainya menjadi berjumlah > 10-20%, luas lantai). Udara yang masuk sebaiknya udara bersih dan bukan udara yang mengandung debu atau bau.

c. Cahaya
Cahaya yang cukup dapat diperoleh apabila luas jendela kaca minimum 20% luas lantai. Kamar tidur sebaiknya diletakkan di sebelah timur untuk memberikan kesempatan masuknya ultraviolet. Jika peletakan jendela kurang leluasa dapat dipasang genteng kaca karena semua jenis cahaya dapat mematikan kuman, hanya berbeda satu sama lain tergantung segi lamanya proses mematikan kuman. 

Agar cahaya matahari tak terhalang masuk ke dalam rumah maka jarak rumah yang satudengan yang lain paling sedikit sama dengan tinggi rumahnya. Lobang asap dapur yang baik apabila lobang ventilasinya > 10% dari luas lantai dapur. Hal ini dapat menyebabkan asap keluar dengan sempurna.

d. Luas bangunan rumah
Luas bangunan yang baik apabila dapat menyediakan 2,5 – 3 m2 /orang (tiap anggota keluarga). Luas lantai kamar tidur diperlukan minimum 3 m2 per orang untuk mencegah penularan penyakit. Jarak antara tepi tempat tidur yang satu dengan yang lain minimum 90 cm. Apabila ada anggota yang menderita penyakit pernafasan sebaiknya tidak tidur satu kamar dengan anggota keluarga lain.

2.      Penyediaan Air Bersih
Masalah kesehatan lingkungan air bersih perlu diperhatikan dengan baik karena menyangkut sumber air minum yang dikonsumsi sehari-hari. Apabila sumber air minum yang dikonsumsi keluarga tidak sehat, maka seluruh anggota keluarga akan menghadapi masalah kesehatan atau penyakit. Misalnya diare, kutu air, herpes, dll Beberapa syarat air minum yang sehat untuk dikonsumsi:

a.       Syarat fisik: bening (tidak berwarna, tidak berasa, suhu di bawah suhu udara di luarnya)
b.      Syarat bakteriologis: apabila dalam 100 cc air terdapat kurang dari 4 buah bakteri E.Coli.
c.       Syarat kimia: mengandung zat-zat tertentu dalam jumlah tertentu pula, yaitu: Fluor (F), Chlor (CL), Arsen (As), tembaga (Cu), Besi (Fe), zat organik, PH (keasaman)

3.      Pembuangan Kotoran Manusia
Kotoran manusia adalah semua benda atau zat yang tidak dipakai lagi oleh tubuh dan harus dikeluarkan dari dalam tubuh. Beberapa zat tersebut adalah: tinja (faeces), air seni (urin), dan CO2 sebagai hasil proses pernafasan. Tempat pembuangan kotoran manusia isebut dengan latrine (jamban atau kakus)

4.      Sampah
Sampah adalah sesuatu yang tidak digunakan, tidak terpakai, tidak disenangi, atau sesuatu yang dibuang, yang berasal dari kegiatan manusia dan tidak terjadi dengan sendirinya. Adapun kotoran manusia (human waste) dan air limbah atau air bekas (sewage) tidak tergolong sampah (Suhartono, 2000). Sampah bila ditimbun sembarangan dapat dipakai sarang lalat, nyamuk atau tikus. Lalat merupakan vektor dari berbagai macam penyakit saluran pencernaan seperti: diare, typus, kholera, dan sebagainya. 

Nyamuk Aedes Aegipty yang hidup dan berkembang biak di lingkungan yang pengelolaan sampahnya kurang baik (banyak kaleng dengan genangan air), sedangkan tikus di samping merusak harta benda masyarakat, juga sering membawa pinjal yang dapat menyebarkan penyakit pes. Contoh: penyakit bawaan lalat adalah disentri basiler, disentri amuba, thypus abdominalis, kholera, askariasis, dan ancylostomiasi. Penyakit bawaan tikus/pinjal adalah pes, leptospirosis ikteohemoragika dan rat bite fever, serta penyakit bawaan sampah lainnya seperti: keracunan metan, karbon monoksida, hidrogen sulfida, logam berat dll. Untuk solusi penanggulangan sampah bukan hal yang mudah apalagi sudah menjadi kebiasaan masyarakat, untuk merubah kebiasaan tersebut harus dengan kerja keras dan dukungan dari semua sektor baik itu dari masyarakatnya sendiri, tokoh masyarakat dan dari pihak pemerintah. 

Jika semua bekerja keras dan bekerja sama untuk meningkatkan perilaku hidup yang baik maka merubah kebiasaan membuang sampah ke sungai tidak akanlah sulit. Di lihat dari segi sarana dan prasarana masyarakat tersebut tidak mempunyai lahan untuk membuang sampah, dari segi pemerintah kurangnya penyediaan tempat sampah dan cara pemungutan sampah oleh petugas pengambil sampah jadi kalaupun mereka membuang sampah pada tempat sampah, sampahnya tersebut akan di biarkan begitu saja membusuk tanpa adanya pemungutan sampah oleh petugas sampah. 

Tahap awal yaitu menyadarkan masyarakat tentang betapa pentingnya kesehatan lingkungan bisa dengan cara penyuluhan selanjutnya dapat di lakukan dengan caramenyediakan bak-bak sampah tiap selisih berapa rumah dan minta bekerja sama dengan pemerintah atau desa untuk petugas sampah agar rajin mengambil dari bak-bak sampah tersebut. Dengan menggunakan prinsip-prinsip yang dapat diterapkan dalam penanganan sampah misalnya dengan menerapkan prinsip 3-R, 4-R atau 5-R.

Penanganan sampah 3-R adalah konsep penanganan sampah dengan cara reduce (mengurangi), reuse (menggunakan kembali), recycle (mendaur-ulang sampah), sedangkan 4-R ditambah replace (mengganti) mulai dari sumbernya. Prinsip 5-R selain 4 prinsip tersebut di atas ditambah lagi dengan replant (menanam kembali). Penanganan sampah 4-R sangat penting untuk dilaksanakan dalam rangka pengelolaan sampah padat perkotaan yang efisien dan efektif, sehingga diharapkan dapat mengurangi biaya pengelolaan sampah, berikut adalah caranya:
  1.      Hindari pemakaian dan pembelian produk yang menghasilkan sampah dalam jumlahbesar
  2.       Gunakan produk yang dapat diisi ulang.
  3.        Kurangi penggunaan bahan sekali pakai
  4.       Jual atau berikan sampah yang telah terpisah kepada pihak yang memerlukan. Reuse- Gunakan kembali wadah/kemasan untuk fungsi yang sama atau fungsi lainnya.
  5.        Gunakan wadah/kantong yang dapat digunakan berulang-ulang.
  6.        Gunakan baterai yang dapat diisi kembali. 
  7.       Kembangkan manfaat lain dari sampah. Recycle- Pilih produk dan kemasan yang dapat didaur-ulang dan mudah terurai.
  8.      Lakukan penangan untuk sampah organik menjadi kompos dengan berbagai cara yang telah ada atau manfaatkan sesuai dengan kreativitas masing-masing.
  9.     Lakukan penanganan sampah anorganik menjadi barang yang bermanfaat. Replace-Ganti barang-barang yang kurang ramah lingkungan dengan yang ramah lingkungan.
  10.   Ganti pembungkus plastik dengan pembungkus yang lebih bersahabat dengan lingkungan.
  11.      Gantilah barang-barang yang hanya bisa dipakai sekali dengan barang yang lebih tahan lama. Replant- Buat hijau dan teduh lingkungan anda, dan gunakan bahan/barang yang dibuat dari sampah.
  12.      Gunakan produk yang dapat diisi ulang.
  13.       Kurangi penggunaan bahan sekali pakai
  14.       Jual atau berikan sampah yang telah terpisah kepada pihak yang memerlukan. Reuse- Gunakan kembali wadah/kemasan untuk fungsi yang sama atau fungsi lainnya.
  15.      Gunakan wadah/kantong yang dapat digunakan berulang-ulang.
  16.       Gunakan baterai yang dapat diisi kembali.
  17.       Kembangkan manfaat lain dari sampah. Recycle- Pilih produk dan kemasan yang dapat didaur-ulang dan mudah terurai.
  18.      Lakukan penangan untuk sampah organik menjadi kompos dengan berbagai cara yang telah ada atau manfaatkan sesuai dengan kreativitas masing-masing.
  19.     Lakukan penanganan sampah anorganik menjadi barang yang bermanfaat. Replace- Ganti barang-barang yang kurang ramah lingkungan dengan yang ramah lingkungan.
  20.   Ganti pembungkus plastik dengan pembungkus yang lebih bersahabat dengan lingkungan.
  21.      Gantilah barang-barang yang hanya bisa dipakai sekali dengan barang yang lebih tahan lama. Replant – Buat hijau dan teduh lingkungan anda, dan gunakan bahan/barang yang dibuat dari sampah.
5.      Air limbah / Air buangan
Air limbah adalah sisa air yang dibuang yang berasal buangan rumah tangga, Industri, maupun tempat-tempat umum lainnya dan pada umumnya mengandung bahan-bahan atau zat-zat yang sangat membahayakan kesehatan manusia dan mengganggu lingkungan hidup. Air limbah perlu diolah dengan tujuan untuk mengurangi BOD (Biochemical Oxygen Demand), partikel tercampur, serta membunuh organisme patogen. 

BOD adalah banyaknya oksigen dalam ppm atau miligram/ liter (mg/l) yang diperlukan untuk menguraikan benda organik oleh bakteri, sehingga limbah tersebut menjadi jernih kembali, selain itu diperlukan juga tambahan pengolahan untuk menghilangkan bahan nutrisi, komponen beracun, serta bahan yang tidak dapat didegradasikan agar konsentrasi yang ada menjadi rendah, oleh karena itu diperlukan pengelohan secara bertahap agar bahan-bahan tersebut dapat dikurangi. Beberapa kegiatan yang biasanya digunakan pada pengolahan air limbah, berikut jenis kegiatan dan tujuan dilaksanakan (Suiarto, 1987):



Posting Komentar

0 Komentar