Pengetahuan kesehatan gigi dan mulut
merupakan hal yang sangat penting dalam menunjang perilaku untuk menjaga
kebersihan dan kesehatan gigi dan mulut. Meningkatnya pengetahuan seseorang
akan memengaruhi kemampuan orang tersebut dalam menerima dan merespon
informasi. Kesehatan gigi dan mulut merupakan satu kesatuan dari kesehatan
tubuh yang harus kita pelihara kesehatannya. Kesehatan gigi dan mulut
masyarakat Indonesia masih jauh dari harapan, menurut data dari World Health
Organisation (WHO,2012) dalam The World Oral Health Report bahwa
penyakit gigi dan mulut masih diderita 90% penduduk Indonesia. Salah satu
penyakit gigi dan mulut yang paling banyak diderita masyarakat Indonesia ialah
karies gigi. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2013
menyebutkan bahwa prevelensi karies melalui pemeriksaan Decayed Missing
Filled Teeth (DMF-T) untuk rata-rata menunjukkan 25,9% masyarakat Indonesia
memiliki masalah kesehatan gigi dan mulut (Anindita,2017).
Program menyikat gigi pada anak usia
sekolah merupakan suatu tindakan pemeliharaan kesehatan gigi yang dapat
mengurangi penyakit gigi dan mulut, seperti periodontitis kronis dan karies.
Cara menggosok gigi dengan benar dapat menjaga kesehatan gigi dan mulut.
Menurut data riskesdas 2007 sejumlah 91,1% penduduk umur lebih dari 10 tahun
mempunyai kebiasaan menggosok gigi tiap hari, tapi hanya 12,6% yang menggosok
gigi sesudah makan pagi dan 28,7% sebelum tidur malam. Kesehatan gigi dan mulut
sangat erat hubungannya dengan perilaku. Perilaku pemeliharaan kesehatan gigi
dan mulut yang baik akan sangat berperan dalam menentukan derajat kesehatan
dari masingmasing individu. Oleh karena itu perilaku
pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut
yang kurang baik harus diubah. Lingkungan sangat berperan dalam pembentukan
perilaku seseorang, di samping faktor bawaan, ((Anindita,2017).
Upaya pemeliharaan kesehatan gigi dan
mulut antara lain meliputi tindakan menyikat gigi, kumur-kumur dengan larutan
fluor. Tindakan menyikat gigi merupakan hal yang utama dalam upaya pemeliharaan
kesehatan gigi dan mulut. Untuk melakukan tindakan ini dibutuhkan kemampuan
motorik, dimana usia sekolah dasar merupakan usia yang ideal untuk melatih
kemampuan motorik seorang anak. Peran orang tua dan guru dibutuhkan untuk
menjelaskan, memberi contoh, membimbing serta mendorong anak untuk memiliki
perilaku yang baik seperti yang diharapkan, (Gayatri, 2017).
Berdasarkan Riset data Riset Kesehatan
Dasar (RISKESDA) 2013 bahwa sebesar 25,9
% penduduk Indonesia mempunyai masalah kesehatan gigi dan mulut dalam 12 bulan
terakhir termaksud Sulawesi tengah 35,6 %.
Masalah di Pengungsian Sigi Biromaru
setelah melakukan observasi langsung di posko pengungsian adalah masalah
tentang Kesehatan Gigi dan Mulut, di mana orang tua tidak memperhatikan
kesehatan gigi dan mulut anak-anaknya. Berdasarkan hal tersebut maka dilakukan
intervensi penyuluhan kepada anak-anak di posko pengungsian Sigi Biromaru
Langkah-langkah menjaga kesehatan gigi dan mulut
menjadi materi awal penyuluhan tersebut, anak-anak terlihat sangat antusias
mengikuti kegiatan ini, terlihat dari banyaknya penerima manfaat yang bertanya
pada narasumber sehingga suasana penyuluhan yang interaktif. Pada akhir sesi
penyuluhan tim narasumber memberikan simulasi bagaimana cara membersihkan gigi
dan mulut secara baik dan benar, melalui alat peraga narasumber menjelaskan
secara detail tentang cara-cara tersebut. Di akhir pertemuan anak-anak diajak
untuk memperaktekan secara langsung bagaimana menggosok gigi yang baik dan
benar.
0 Komentar