Iklan atas - New

Pemasaran sosial | promosi kesehatan



Pemetaan Lingkungan dalam Pemasaran Sosial
1)   . Definisi Lingkungan
Lingkungan adalah kombinasi antara kondisi fisik yang mencakup keadaan sumber daya alam seperti tanah, air, energi surya, mineral, serta flora dan fauna yang tumbuh di atas tanah maupun di dalam lautan, dengan kelembagaan yang meliputi ciptaan manusia seperti keputusan bagaimana menggunakan lingkungan fisik tersebut. Lingkungan juga dapat diartikan menjadi segala sesuatu yang ada di sekitar manusia dan mempengaruhi perkembangan kehidupan manusia.
Lingkungan terdiri dari komponen abiotik dan biotik. Komponen abiotik adalah segala yang tidak bernyawa seperti tanah, udara, air, iklim, kelembaban, cahaya, bunyi. Sedangkan komponen biotik adalah segala sesuatu yang bernyawa seperti tumbuhan, hewan, manusia dan mikro-organisme (virus dan Bakteri).
2)      Defenisi Lingkungan Dalam Pemasaran Sosial
Lingkungan Pemasaran adalah lingkungan perusahaan yang terdiri dari pelaku dan kekuatan di luar pemasaran yang mempengaruhi kemampuan manajemen pemasaran untuk membangun dan mempertahankan hubungan yang berhasil dengan pelanggan sasaran. Perusahaan harus terus melakukan pengamatan secara terus menerus dan beradaptasi dengan lingkungan yang bersifat kompleks dan terus berubah-ubah. Dengan mempelajari lingkungan, perusahaan dapat menyesuaikan strategi perusahaan untuk memenuhi tantangan dan peluang pasar yang baru.
1.    Lingkungan Internal
lingkungan internal adalah kegiatan-kegiatan internal perusahaan yang dapat dikendalikan, artinya, untuk mencapai tujuan  dan menjalankan strategi pemasaran, pemasar mampu melakukan pengendalian atau pengaturan atas operasi kegiatan-kegiatan tersebut seperti yang dikehendaki perusahaan. perusahaan dapat melakukan alokasi sumberdaya secara produktif melalui koordinasi faktor manusia dan alat-alat manajemen.
Pemahaman lingkungan internal (fungsi pemasaran dan fungs nonpemasaran) pada umumnya perlu ditekankan pada aspek :
  1. Aspek Sumber daya Organisasi, meliputi kekayaan, kemampuan, dan posisi pasar. Mampu mendukung startegi dan dipercaya dapat berpengaruh terhadap usaha merealisasi tujuan organisasi.
  2. Aspek Manusia. Sumbedaya manusia merupakan kekuatan perusahaan, tetapi sebaliknya dapat juga sekaligus sebagai ancaman perusahaan apabila tidak dikendalikan dengan baik.
  3. Aspek alat-alat manajemen dan teknologi, meliputi siste informasi, organisasi, dan teknik-teknik operasional. Penguasaan manajemen teknologi atau teknologi mampu memberikan kekuatan kepada perusahaan. Akan tetapi pengendaliannya memerlukan investasi yang tidak sedikit.
1.1    Lingkungan Internal-Pemasaran (Bauran Pemasaran)\
Pada Umumnya Aspek Pemasaran Meliputi Kegiatan-Kegiatan Yang Berkaitan Dengan :
a.    Perencanaan Barang (Product)
b.    Penetapan Harga (Price)
c.    Program Promosi (Promotion)
d.   Saluran Distribusi (Place)
1.2    Lingkungan Internal-Nonpemasaran
Aspek nonpemasaran adalah kegiatan-kegiatan fugsional atau operasional perusahaan (selain kegiatan pemasaran). Antara lain adalah
a.    Produksi atau operasi
Mencakup kapasitas produksi, fasilitas produksi, teknologi produksi yang digunakan, efisiensi produksi dan kemampuan mengendalikan pasokan bahan baku.
b.    Keuangan mencakup struktur dan nilai aset,
Akses memperoleh kredit, alokasi dana untuk setiap kegiatan perusahaan, dukungan sumber daya keuangan dalam memenuhi kebutuhan dana setiap kegiatan dan efisiensi penggunaan sumber daya keuangan.
c.    Sumber daya manusia
Mencakup jumlah pegawai, kualifikasi pegawai, perencanaan sumber daya manusia, penarikan dan pengembangan pegawai, serta sistem kompensasi.
d.   Pemasaran
Mencakup citra perusahaan atau produk, pemahaman tentang pasar, jaringan distribusi, pengembangan produk, efektivitas promosi,penetapan harga, serta hubungan dengan konsumen, pemasok dan perantara
e.    Riset  dan  pengembangan
mencakup kualitas riset, relevanasi riset dengan kebutuhan pengembangan, ketersediaan sumber daya riset, komitmen manajemen terhadap riset dan pemanfaatan hasilnya, kerjasama dengan pihak lain, serta waktu pelaksanaan riset.
1.    Lingkungan Eksternal
Lingkungan eksternal kegiatan pemasaran adalah pengaruh-pengaruh tidak langsung yang berada di luar kekuasaan atau kendali pemasar. Pengaruh-pengaruh tersebut akan memaksa pemasar untuk menyesuaikan arah dan starteginya agar tetap survive di lingkungannya.
Situasi maupun perubahan-perubahan yang terjadi pada lingkungan luar ini dapat memberikan peluang-peluang atau hambatan-hambatan yang dapat dimanfaatkan atau diatasi oleh pemasar. Misalnya deregulasi otomotif yang dikeluarkan pemerintah, bagi perusahaan tertentu (misalnya importir mobil mewah) dapat merupakan peluang untuk mengembangkan usaha, tetapi bagi perusahaan lain (eksportir mobil sederhana) dapat merupakan ancaman.
2.1     lingkungan eksternal-makro
Lingkungan luar makro meliputi aspek :
1.    Kondisi perekonomian
2.    Hukum, politik dan peraturan pemerintah
3.    Kependudukan dan keseimbangan lingkungan
4.    Teknologi
5.    Sosial dan kebudayaan
1)   Kondisi Perekonomian
Perekonomian adalah kondisi lingkungan eksternal yang berkaitan dengan persoalan keseimbangan penggunaan sumberdaya yang terbatas oleh berbagai pihak untuk menjalankan kegiatan produksi.
Konsekuensi dari masing-masing sistem serta kegiatan pertumbuhan ekonominya memberikan pengaruh terhadap kegiatan perusahaan. Untuk dapat memahaminya, diperlukan berbagai indikator yang dapat menjelaskan kegiatan-kegiatan ekonomi suatu negara.
Indikator-indikator tersebut adalah :
·      Pendapatan dan produk nasional (gnp,gdp,tingkat konsumsi)
·      Harga, upah, produktivitas (tingkat inflasi, index harga)
·      Investasi (industri, peralatan)
·      Tabungan (personal, bisnis)
·      Tenaga dan kesempatan kerja (jumlah tk, unemployment)
·      Kegiatan pemerintah (pjp, pelita, apbn)
·      Transaksi internasional (neraca perdagangan, ekspor, impor)
2)   Hukum, Politik, Dan Peraturan Pemerintah
Pemerintah mengendalikan kegiatan dan warganegaranya dengan berbagai hukum, politik, dan peraturan-peraturan. Hal-hal yang harus diperhatikan adalah :
·      Hukum lokal, dagang, internasional
·      Badan arbitrasi, hak cipta
·      Kestabilan dan resiko politik
·      Kebijakan moneter dan fiskal
·      Investasi dan industri
·      Perbankan dan perdagangan dn dan ln
·      Subsidi, proteksi dan pembatasan
3)        Kependudukan Dan Keseimbangan Lingkungan
Sebagai warga negara maupun bukan warganegara, pengaruh penduduk bagi perusahaan sangat penting. Penduduk merupakan pasar potensial. Oleh karena itu perlu dipahami dengan baik. Keberadaan penduduk disuatu wilayah atau negara tidaklah tetap, melainkan selalu berubah. Baik dalam jumlah, komposisi, maupun perilakunya.
Oleh karena itu, perlu dijaga keseimbangannya dengan baik.
·      Perubahan jumlah dan komposisi penduduk
·      Distribusi pendapatan penduduk
·      Penyebaran dan kepadatan penduduk
·      Besar anggota dan siklus kehidupan keluarga
·      Persediaan sumberdaya alam
·      Pencearan dan ekosistem
4)        Teknologi
Kemajuan teknologi mempengaruhi perkembangan kegiatan proses produksi. Tidak hanya memperbaiki cara-cara dalam memproduksi tetapi juga material yang diperlukan untuk proses produksi menjadi semakin baik. Banyak produk-produk baru yang diperlukan dan kemudian diciptakan, tetapi juga banyak produk-produk yang tidak lagi diperlukan karena sudah usang.
Perubahan-perubahan lingkungan teknologi tersebut memberikan pengaruh besar terhadap perusahaan. Perkembangan teknologi meliputi beberapa tahap :
1.    Tahap teknologi baru atau inovasi
2.    Tahap pengembangan teknologi
3.    Tahap penggunaan teknologi
5)   Sosial Dan Kebudayaan
Sosial dan kebudayaan meliputi :
·       Kultur dan etos kerja
·       Konsep keluarga dan masyarakat
·       Perubahan gaya hidup
·       Pendidikan dan kualitas kehidupan
·       Kehidupan religius
·       Globalisasi
·       Transportasi dan komunikasi
2.2    Lingkungan Eksternal-Mikro
Lingkungan eksternal yang langsung berpengaruh terhadap kegiatan pemasaran adalah lingkungan eksternal-mikro. Lingkungan eksternal-mikro meliputi pelaku-pelaku yang aktif berperan dalam proses kegitan pemasaran. Meskipun keberadaannya diluat, tetapi pemasar masih dapat mempengaruhi kegiatan-kegiatan mereka. Dengan kata lain pemasar mampu mengendalikan lingkungan eksternal-mikro.
Lingkungan eksternal-mikro meliputi aspek :
1.    Pemasok
2.    Pesaing
3.    Perantara
4.    Pasar
1)   Aspek Pemasok
Pemasok pemasaran perusahaan adalah lembaga-lembaga atau individual yang melakukan kegiatan penyediaan sumberdaya yang diperlukan untuk operasional perusahaan.
perusahaan juga mampu mengendalikan pemasok tergantung beberapa kondisi :
1.         Peran produk yang ditawarkan pemasok
2.         Potensi pemasok melakukan integrasi ke depan
3.         Persaingan antara
2)   Aspek Pesaing
Empat golongan pesaing bagi perusahaan adalah :
Perusahaan-perusahaan yang memproduksi barang-barang dan atau harga yang relatif sama. Contoh: pesaing dari honda adalah toyota, peugeot maupun mitsubishi. Bmw, volvo maupun mercedes adalah bukan pesaingnya karena termasuk mobil-mobil mewah.
Perusahaan-perusahaan yang bergerak dalam industri yang sama, atau membuat barang-barang pada kelas yang sama. Contoh: pesaing honda sekarang adalah semua perusahaan mobil (termasuk mobil-mobil mewah).
Perusahaan yang memproduksi barang-barang untuk memenuhi kebutuhan maupun keinginan konsumen yang sama. Contoh: pesaing honda sekarang tidak hanya seluruh perusahaan mobil tetapi juga perusahaan yang memproduksi jasa transportasi, misal : kereta api, taksi, biskota, sepeda, pesawat terbang bahkan juga pejalan kaki.
Perusahaan-perusahaan  yang bersaing untuk memperebutkan uang konsumen. Contoh: pesaing honda adalah bukan hanya perusahaan-perusahaan dalam industri transportasi atau jasa transportasi tetapi juga industri real estate, investasi, emas-permata, kenikmatan hidup dan sebagainya.
3)   Aspek Perantara
Perantara (middleman) adalah individual atau lembaga-lembaga usaha yang kegiatannya adalah menyampaikan barang dan jasa secara langsung atau tidak langsung dari pemasar ke konsumen. Perantara atau penyalur dapat merupakan usaha yang independen maupun dependen terhadap perusahaan.
Perantara yang independen adalah para pedagang (merchant middleman) yang membeli barang dari perusahaan. Mereka dapat merupakan pedagang besar (wholesaler) atau pedagang eceran (retailer).
4)   Aspek Pasar
Pasar mempunyai tiga karakteristik :
Minat karena mempunyai kebutuhan maupun keinginan terhadap barang dan jasa tertentu kemampuan membeli karena mempunyai sesuatu yang bernilai (misalnya uang) untuk dipertukarkan dengan barang yang diperlukan Akses pembelian atau kesediaan untuk merealisasikan pertukaran tersebut. Pasar meliputi pasar konsumen antara (intermediate costumers) dan konsumen akhir (final consumers). Konsumen antara adalah pasar yang membeli barang dan jasa bukan untuk dikonsumsi sendiri, mereka membeli barang untuk dijual atau diproses menjadi barang lain dan dijual kembali.
3)   Menguraikan Keuntungan/Manfaat Pemetaan Lingkungan Dalam Pemasaran Sosial
Bisnis bukan hanya soal produk tetapi juga soal pemasaran atau marketing. Pemasaran juga bukan soal bagaimana caranya menjual produk, tetapi soal bagaimana caranya memahami dan mempelajari segmentasi pasar. Memahami segmentasi pasar yang dibidik penting dalam sukses atau tidaknya sebuah bisnis. 
Kegagalan sebuah bisnis bisa jadi disebabkan karena salah dalam membidik pasar. Dengan kata lain, kegagalan itu disebabkan karena tidak didahului dengan pemetaan segmentasi pasar dan keputusan untuk mengambil segmentasi tertentu dalam pemasaran produk. Pengusaha yang hanya fokus pada produk memang akan menghasilkan produk yang baik, namun belum tentu akan meledak di masyarakat. Karena itu, penting untuk memahami ilmu marketing, termasuk memahami segmentasi pasar dalam sebuah bisnis. 
Sedangkan definisi yang diberikan oleh Pride & Ferrel (1995), mengatakan bahwa segmentasi pasar adalah suatu proses membagi pasar ke dalam segmen-segmen pelanggan potensial dengan kesamaan karakteristik yang menunjukkan adanya kesamaan perilaku pembeli.
Di lain pihak Pride & Ferrel (1995), mendefinisikan segmentasi pasar sebagai suatu proses pembagian pasar keseluruhan menjadi kelompok–kelompok pasar yang terdiri dari orang–orang yang secara relatif memiliki kebutuhan produk yang serupa.
Menurut Swastha & Handoko (1987), yang merumuskan segmentasi pasar adalah suatu tindakan membagi pasar menjadi segmen–segmen pasar tertentu yang dijadikan sasaran penjualan yang akan dicapai dengan marketing mix.
Berikut beberapa keuntungan yang bisa diambil manakala pengusaha sudah membuat pemetaan segmentasi pasar sebuah produk sebelum mulai menjalankan usaha. 
1.    Anggaran promosi yang efisien
Salah satu aspek terpenting dalam dunia bisnis adalah promosi. Bila anda mempunyai sebuah produk yang diharapkan dapat diterima secara luas oleh pasar, maka mau tidak mau anda harus melakukan promosi. Promosi sendiri bisa dilakukan secara tradisional seperti pemasaran dari mulut ke mulut, menggunakan media promosi seperti banner, spanduk, atau mengiklankan diri di radio, koran, bahkan televisi. Sebelum jauh melangkah sampai di sana, pertama sekali yang harus anda lakukan adalah mempelajari segmentasi pasarnya seperti apa. Misalnya, bila anda mempunyai produk pakaian muslim, maka lebih baik bila anggaran promosi perusahaan anda dialokasikan untuk mengikuti event bertemakan Islami ketimbang membuang uang untuk promosi di koran. Dengan cara ini, secara tidak langsung anda telah melakukan upaya efisiensi dalam mengelola budget promosi. 
2.    Target penjualan yang lebih cepat diraih
Melakukan pemetaan terhadap segmentasi pasar membuat anda lebih fokus dalam menggarap segmentasi yang dituju. Hal ini akan membuat anda lebih percaya diri pada jenis segmentasi tersebut. Misalnya, bila anda seorang pengusaha sepatu kulit, maka fokuslah menggarap segmentasi masyarakat menengah dan menengah atas. Jangan terlalu berupaya untuk membuat harganya lebih murah ketimbang yang lainnya karena segmentasi pasar seperti ini, biasanya lebih mengutamakan kualitas ketimbang harga. Jadi, yang Anda fokuskan adalah bagaimana membuat produk yang premium, bukan produk yang murah. 
3.    Punya standar layanan
Dengan fokus pada segementasi pasar, itu akan membantu anda dalam menentukan standar produk maupun layanan perusahaan anda. Pembeli pun secara tidak langsung bisa mengetahui seberapa tinggi kualitas produk anda. Masuk ke dalam pasar yang heterogen akan membuat anda sulit untuk menentukan standar layanan karena perbedaan dasar kepuasaan konsumennya yang terlalu beragam. 
Menurut  Porter (1991), manfaat dilakukannya pemetaan segmentasi pasar, antara lain:
1.    Perusahaan akan dapat mendeteksi secara dini dan tepat mengenai kecenderungan-kecenderungan dalam pasar yang senantiasa berubah.
2.    Dapat mendesign produk yang benar-benar sesuai dengan permintaan pasar.
3.    Dapat menentukan kampanye dan periklanan yang paling efektif.
4.    Dapat mengarahkan dana promosi yang tersedia melalui media yang tepat bagi segmen yang diperkirakan akan menghasilkan keuntungan yang lebih besar.
5.    Dapat digunakan untuk mengukur usaha promosi sesuai dengan masa atau periode-periode dimana reaksi pasar cukup besar.
Gitosudarmo (2000), menambahkan manfaat segmentasi pasar ini, sebagai berikut:
1.    Dapat membedakan antara segmen yang satu dengan segmen lainnya.
2.    Dapat digunakan untuk mengetahui sifat masing-masing segmen.
3.    Dapat digunakan untuk mencari segmen mana yang potensinya paling besar.
4.    Dapat digunakan untuk memilih segmen mana yang akan dijadikan pasar sasaran.
Sekalipun tindakan segmentasi memiliki sederetan keuntungan dan manfaat, namun juga mengandung sejumlah resiko yang sekaligus merupakan kelemahan-kelemahan dari tindakan segmentasi itu sendiri, antara lain:
1.    Biaya produksi akan lebih tinggi, karena jangka waktu proses produksi lebih pendek.
2.    Biaya penelitian/riset pasar akan bertambah searah dengan banyaknya ragam dan macam segmen pasar yang ditetapkan.
3.    Biaya promosi akan menjadi lebih tinggi, ketika sejumlah media tidak menyediakan diskon.
4.    Kemungkinan akan menghadapi pesaing yang membidik segmen serupa.
Bahkan mungkin akan terjadi persaingan yang tidak sehat, misalnya kanibalisme sesama produsen untuk produk dan segmen yang sama.
4). Menguraikan Contoh Lingkungan Dalam Pemasaran Sosial Di Bidang Kesehatan
Pemasaran sosial, penggunaan teknik pemasaran untuk memperkenalkan atau mengadakan perubahan sosial.  Seiring dengan perubahan kebijakan pembangunan kesehatan di Indonesia, pemasaran sosial (social marketing) telah banyak dipergunakan dalam berbagai keperluan program kesehatan masyarakat, yang merupakan salah satu bentuk operasional dari komunikasi kesehatan. Sebagai contoh program keluarga berencana.
Pemasaran Sosial sangat berpengaruh terhadap Kesehatan Masyarakat.  Kesehatan masyarakat adalah ilmu dan seni mencegah penyakit, memperpanjang harapan hidup dan meningkatkan kesehatan melalui usaha-usaha pengorganisasian . Pemasaran Sosial merupakan bagian dari bidang studi komunikasi. Salah satu definisi  komunikasi yang relevan dengan bahasan ini adalah seperti yang dikemukakan Arnold dan Hirsch: Suatu proses penyampaian pesan yang bertujuan untuk mempengaruhi perilaku penerima pesan. Pengertian yang paling sederhana mengenai pemasaran sosial adalah penggunaan prinsip-prinsip dan teknik pemasaran untuk menyampaikan ide atau perilaku tertentu. 
Philip Kotler (2005), menyatakan bahwa pemasaran sosial adalah suatu proses untuk membuat rancangan, implementasi dan pengawasan program yang bertujuan meningkatkan penerimaan gagasan sosial atau perilaku pada kelompok sasaran. Gagasan dan perilaku dari pemasaran sosial dalah produk yang dipasarkan. Bagaimana cara mengubah perilaku masyarakat demi tercapainya peningkatan derajat kesehatan masyarakat.  Pemasaran dalam konteks promosi kesehatan adalah keterampilan manajemen dalam hal mengidentifikasi kesempatan–kesempatan untuk memenuhi permintaan konsumen atau klien sehingga memberikan perlindungan maksimal dan atau perbaikan dalam kesehatan mereka.
Konsumen sebagai tolak ukur mempunyai empat unsur yaitu produk, harga, tempat dan promosi. Keempat unsur tersebut harus dikembangkan dan dikelola secara terpadu sebagai kesatuan dalam rangka memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen. Keterpaduan unsur–unsur tersebut dikenal sebagai bauran unsur atau marketing mix. Contoh Kasus Pemasaran Sosial dalam Kesehatan Masyarakat mengenai PHBS (Perilaku Hidup bersih dan Sehat) Analisis:
1.    Lingkungan
a.    Kondisi lingkungan kurang bersih
b.    kondisi pemukiman rawan banjir dan padat
c.    Tidak ada sarana air bersih
d.   Perilaku Konsumen
Ø Budaya masyarakat membuang sampah ke sungai
Ø Kebiasaan membuang kotoran tidak di jamban
Ø Kebiasaan tidak mencuci tangan dengan sabun sebelum makan
Ø Target anak usia sekolah
2.    Taktik dan marketing mix
Ø Produk
Kampanye cuci tangan menggunakan sabun dan penggunaan oralit yang benar.
3.    Place
Sekolah Dasar, Posyandu, Kegiatan PKK
4.    Price
Pembelian produk pada pihak sponsor dan dinas kesehatan
5.    Promotion
Melalui media cetak seperti leaflet, brosur dan elektronik seperti radio dan televisi.
a.    Partnership
Bermitra dengan pihak sekolah (Departeman Pendidikan, Departemen Agama), Instansi setempat (misalnya: kelurahan, kecamatan) dan Dinas Kesehatan.
b.    Policy
Kebijakan merupakan hal yang memperkuat produk. Berupa kebijakan antara lain:
Ø Sekolah untuk mewajibkan anak didiknya untuk membeli jajanan yang hiegienis dan mencuci tangan dengan sabun sebelum makan.
Ø Pihak sekolah meminta komite sekolah menganggarkan dana untuk pembuatan saran/tempat cuci tangan di sekolah.
Ø Kebijakan kelurahan maupun kecamatan untuk menginstruksikan ketua PKK untuk memberikan penyuluhan kepada ibu-ibu tentang penggunaan oralit di dalam kegiatannya.
Ø Organisasi dan pelaksanaan, pelaksanaannya dengan memberdayakan masyarakat dengan didukung oleh sponsor produk.
Berdasarkan tulisan diatas terdapat komponen tambahan lain yaitu, kemitraan, kebijakan dan sumber dana. Kemitraan mengacu pada makna penting kerja sama dengan organisasi lain untuk menangani masalah yang begitu rumit sehingga organisasi tidak perlu sendirian menghadapinya. Kebijakan mengacu pada kebutuhan untuk menghadapi perubahan lingkungan dan kontekstual yang terjadi seperti perubahan perundangan dan kebijakan masyarakat, yang harus mendukung perubahan perilaku. Sumber dana mencakup berbagai jenis sponsor, misal yayasan, pemerintah, sponsor swasta yang diperlukan untuk mendukung upaya pemasaran sosial.
Pertemuan : 6
Strategi Pemasaran Sosial
A.  Urgensi Strategi Pemasaran Sosial Di Bidang Kesehatan
Pemasaran sosial adalah suatu bentuk di siplin untuk mengembangan kegiatan komunikasi kesehatan. Tujuannya adalah mendapat kata yang tepat di pakai untuk meyakinkan para ibu agar berbuat seperti yang di anjurkan, tokoh yang akan di pakai untuk menyampaikan pesan, saluran komunikasi (langsung dan tidak langsung), dan bagaimana memanfaatkan saluran komunikasi tersebut sebaik-baiknya.
Pemasaran Sosial adalah sebagai kegiatan yang direncanakan, dan diorganisasiknan yang meliputi pendistribusian barang, penetapan harga dan dilakukan pengawasan terhadap kebijakan-kebijakan yang telah dibuat yang tujuannya untuk mendapatkan tempat dipasar agar tujuan utama dari pemasaran dapat tercapai.Pemasaran sosial selalu di mulai dengan promosi tentang sikap atau kepercayaan yang dikaitkan dengan kesehatan. Kemudian di lakukan penyampaian anjuran tentang produk atau pelayanan dengan petunjuk cara pemakaian yang efektif.
Walaupun produk pemasaran sosial dapat berbentuk komoditi, seperti alat kontrasepsi atau oralit, namun tujuan utamanya adalah meningkatkan motivasi dan merangsang kegiatan masyarakat, perusahaan, agen atau pengecer serta untuk meningkatkan potensi kemandirian masyarakat. Inilah yang dijadikan ukuran keberhasilan program pemasaran sosial.
Upaya-upaya Peningkatan Pemasaran Sosial Ada 14 langkah dalam mengembangkan kegiatan pemasaran sosial itu, yaitu:
1.    Riset Formatif
Sebelum kita menganjurkan orang untuk mengubah perilakunya, kita harus tahu dulu bagaimana sekarang dan bagaimana sikapnya terhadap perilaku yang kita anjurkan. Kita tidak dapat hanya menduga atau memperkirakan kedua hal tersebut. Kita harus menggalinya dari mereka sendiri. Kita namakan penggalian demikian riset formatif, karena dilakukan untuk menentukan format strategi kegiatan. Kita akan memilih sampel secara acak dalam jumlah, yang memadai serta melakukan wawancara dengan mereka, secara kelompok atau perorangan,dan biasanya kedua cara ini dipakai. Kita juga ingin menemukan tokoh yang paling dihormati oleh kelompok sasaran, sehingga kita dapat memanfaatkan tokoh tersebut untuk menyampaikan pesan-pesan kita. Kita akan menggali sikap mereka terhadap pelayanan yang ada, puskesmas, posyandu, kader, dan terhadap organisasi kemasyarakatan, seperti PKK, dan lain sebagainya.
Kita akan mewawancarai petugas dan berbagai instansi. Kita akan bertanya kepada ibu tentang kehidupan sehari‑hari, bagaimana interaksi mereka dalam masyarakat dan kelompok masyarakat dan kelompok kemasyarakatan, ke mana mereka pergi, kalau ke luar rumah. Radiodan media massa yang mereka manfaatkan, berapa kali, kapan, dan hiburan apa serta peristiwa keagamaan atau budaya apa yang mereka hadiri. Berdasarkan kesemua itu kita kembangkan strategi kegiatan kita.
2.    Penyusunan Strategi
Adapun strateginya akan mencangkup:
a.    Berbagai kelompok sasaran yang diperoleh dari penelitian formatif dapat dibagi dalam 3 kelompok besar:
Ø Sasaran primer, yaitu sasaran pokok yang benar-benar kita harapkan berubah kebiasaannya. Contohnya ibu-ibu.
Ø Sasaran sekunder, yaitu sasaran antara yang akan terlibat dalam penyampaian produk atau pelayanan atau yang terlibat dalam penyampaian pesan-pesan secara langsung. Contohnya, kader posyandu.
Ø Sasaran tersier, yaitu sasaran penunjang yang terlibat secara tidak langsung, namun dukungannya sangat diper­lukan. Contohnya, tokoh masyarakat, tokoh agama, dsb.
b.    Berbagai perilaku yang diharapkan dari tiap kelompok sasaran.
c.    Sikap negatif terhadap perilaku yang diharapkan secara rinci.
d.   Pemecahan yang disarankan untuk mengatasi hambatan tersebut.
e.    Kata-kata yang disarankan untuk dipakai guna meyakinkan kelompok sasaran untuk melakukan apa yang diharapkan.
f.     Berbagai saluran komunikasi yang ada untuk analisis selanjutnya.
3.    Menguji Coba Strategi
Setelah strategi disusun, kita kembali mengunjungi kelompok sasaran primer untuk menguji coba strategi tersebut pada mereka. Bila perilaku yang disarankan perlu dilaksanakantiap hari, seperti pemberian makan anak, kita mints pars ibu melaksanakan dalam satu minggu. Bila perilaku yang dianjurkan hanya dilaksanakan sekali, seperti imunisasi atau menimbang­kan anak di Posyandu, kita akan minta para ibu itu melaksana­kan sekali atau dua kali.
Kita akan menggunakan kata-kata dan tokoh yang tertuang dalam strategi untuk meyakinkan ibu-ibu agar man melak­sanakannya. Semua pertanyaan yang dipunyai ibu-ibu, seperti yang tergambar pads hasil riset formatif berupa sikap negatif  dan hambatan yang mungkin menghalanginya untuk berbuat, hendaknya bisa terjawab.
Kendati demikian, pelaksanaan penelitian mungkin masih menjumpai bahwa kata-kata tersebut belum cukup menyakinkan ibu-ibu untuk berbuat. Dalam hal ini, petugas lapangan akan bekerja sama dengan para ibu untuk menemukan cara melakukannya sampai ibu-ibu tersebut sepenuhnya puss dan setuju untuk melaksanakannya. Petugas lapangan secara cermat menulis cara-cara yang ditemukan untuk meyakinkan ibu-ibu itu. Biasanya, setelah satu minggu petugas lapangan akan kembali mengunjungi ibu yang sama dan membicarakan hasilnya dengan mereka. Apakah mereka melaksanakannya? Apakah mereka akan melaksanakannya terus? Pembicaraan akan dilakukan hati-hati dengan para ibu yang gagal, atau hanya setengah berhasil, untuk menemukan apa masalahnya, rasa keberatan apa yang masih ada dan bagaimana masalah dan rasa keberatan itu dapat diatasi. Percakapan ini akan dicatat dengan cermat.
Berdasarkan masukan itu, strategi yang kita buat serta menggambarkan apa yang kita harapkan dilakukan ibu-ibu itu dan bagaimana melaksanakannya, sekarang sudah dapat disempurnakan.

4.    Menulis Arahan Kreatif dan Media
Kini kita menulis strategi kreatif dan media. Kita menulis­kan ini walaupun kita akan melaksanakan kegiatan kreatif atau melaksanakan kegiatan media kita sendiri. Arahan tertulis ini penting walau pelaksanaannya dilakukan instansi lain atau biro, iklan. Arahan ini menyimpulkan tujuan dan maksud kegiatan, gambaran rinci data ekonomi, sosial, dan geografis daerah kegiatan serta daftar kelompok sasaran primer, sekunder, dan tersier dan gambaran keadaan mereka.
Kecuali itu juga berisikan analisis semua saluran komu­nikasi yang mungkin dipakai untuk mencapai sasaran primer sehingga diteliti lebih lanjut serta frekuensi dan biayanya. Mungkin akan mencakup media massa, kader, kelompok masyarakat atau saluran lain seperti promosi di pasar lokal atao peristiwa budaya dan saluran lain yang muncul dalam penelitianpads ibu-ibu serta mungkin dapat dipakai. Jugs catatan bagaimana komunikasi dan motivasi sasaran sekunder dan tersier akan dilaksanakan.
Bahan komunikasi yang perlu dikembangkan mungkin meliputi TV atau slide, bahan-bahan penyuluhan bagi kader dalam bentuk kartu konsultasi, lembar balik atau poster dan pitakaset, spanduk (yang berguna untuk upaya promosi jangka, pendek) atau poster-poster (sebagai pengingat pesan-pesan yang disampaikan media massa atau kader), dan lain sebagainya. Sebagai tambahan, booklet barangkali cocok dipakai untuk mendapatkan dukungan yang diharapkan dari kelompok sasaran sekunder dan tersier. Pedoman pelatihan dan modul juga diperlukan untuk melatih kader. Pada arahan dijelaskan pula anggaran yang mungkin didapat.
Bagian kedua dari arahan itu berupa uraian tentang kelompok sasaran, dan kegiatan yang ditulukan pada tiap kelompok sasaran, pesan-pesan yang harus diterima tiap, kelompok sasaran, semua keengganan yang diketahui dan menghambat penerimaan dan bagaimana rasa keberatan itu di atasi dan tokoh yang dapat diterima kelompok sasaran.
5.    Menentukan Konsultan Kreatif dan Konsultan Media
Sangat disarankan untuk menggunakan ahli kreatif dan ahli media, apakah itu orang yang berpengalaman di bidangnya, lembaga konsultan atau biro iklan untuk membuat bahan-bahan media. Bila media massa digunakan, perencanaan media yang matang disertai pengalokasian waktu dan pemantauan sangat diperlukan. Biasanya mereka dibayar berdasarkan tarif komersial untuk produksi dan penyiarannya. Kelompok kreatif dan mediaharus benar-benar mendapat arahan, baik itu ahli dari luar atau tenaga yang ada di dalam sendiri.
6.    Menyusun Peran dan Bahan serta Rencana Media
Para perencana kreatif dan perencana media kini dapat menyajikan rancangan lengkap termasuk tatap muka dan bentuk semua bahan cetak, naskah untuk spot radio dan bagaimana cerita untuk TV atau film. Alasan tertulis untuk semua pesan dan ilustrasi juga dikemukakan untuk membuktikan dan memastikan bahwa strategi telah dimanfaatkan sepenuhnya sebagai dasar penyusunan bahan-bahan tersebut.
Perencanaan media yang rinci dan biaya yang diperlukan juga termasuk. Rencana tersebut harus menunjukkan jangkauan yang memadai terhadap semua kelompok sasaran dengan frekuensi yang memadai dan biaya yang paling sesuai. Beberapa kemungkinan paduan media bisa diajukan dalam pembicaraan. Biro iklan khususnya merupakan sumber informasi yang baik untuk perencanaan media. Berdasarkan hasil penelitian, misal­nya mereka tahu semua stasiun radio dan program yang ada dan pada waktu kapan ibu-ibu desa paling banyak mendengarkan dan berapa banyak.
Kesemua itu merupakan informasi yang berharga untuk memanfaatkan radio secara efektif. Mereka juga akan meng­analisis efektivitas kader sebagai komunikator berdasarkan data yang diberikan pads waktu riset formatif, sehingga memberi gam­baran berapa banyak ibu yang dapat berhubungan (kontak) dengan kader. Arahan itu akan menjadi dasar untuk menyusun rencana pelatihan bagi kader dan menentukan bahan penyuluhan siapa yang cocok digunakan kader (rancangannya dibuat kelompok, kreatif). Biaya yang diperlukan untuk jangkauan, frekuensi, juga biaya kegiatan komponen komunikasi yang dilakukan kader dibuat perkiraannya. Perkiraan yang sama juga dibuat untuk jalur komunikasi formal dan informal lain, sehingga biaya yang diperlukan bisa dibandingkan, dan bisa diketahui paduan media mana yang efektif dan efisien.
Biro iklan juga menyarankan untuk memperkuat peran serta masyarakat dengan menggunakan bahan cetak yang menarik dan kegiatan hubungan masyarakat. Pengelola kegiatan dapat mempelajari penyajian tersebut, memperbaikinya bila diperlukan dan akhirnya mints kelompok kreatif membuat bahan untuk diuji coba.
7.    Menguji Bahan dan Pesan
Semua bahan dipersiapkan untuk diuji coba. Spot radio sudah dibuat, bahan cetak sudah berwarna, atau berupa ran­cangan jadi, kadang-kadang sudah tercetak bila biaya memung­kinkan, bahan film diperlihatkan dalam bentuk story board, bends besar seperti papan iklan atau spanduk dibuat dalam bentuk kecil. Semua bahan sekarang diuji coba untuk memas­tikan bahwa pesannya jelas, tidak membingungkan, bisa dimengerti, dipercaya, sejalan dengan budaya, secara emosional merangsang dan bebas dari hal-hal yang negatif. Tiap bahan media diuji coba pada wakil kelompok sasaran yang dituju, bahan untuk memotivasi petugas dan kelompok masyarakat diuji coba pads kelompok yang mewakili, bahan-bahan penyuluhan yang digunakan sebagai alai bantu kader diuji coba pada kader. Hasil uji coba dipakai untuk menyempurnakan semua bahan.
8.    Memperbaiki Bahan
Kelompok kreatif sekarang diberi penjelasan tentang hasil, uji coba. Semua bahan bisa diperbanyak. Betapapun, bila diper­lukan perubahan basar, uji coba ulang secara informal dibutuh­kan untuk memastikan bahan perbaikan yang telah dibuat dapat diterima kelompok sasaran.
Kegiatan uji coba bahan juga merupakan kesempatan yang sangat berguna untuk memantapkan koordinasi. Proses uji coba termasuk uji coba kegiatan dan bahan pads sektor-sektor yang terkait, unit-unit program di tingkat nasional dan provinsi dan semua lembaga donor. Hal ini untuk memastikan bahwa kegiatan di daerah panduan tidak bertentangan dengan kebijakan prog­ram.
9.    Penyempurnaan Program
Program pada akhirnya bisa disempurnakan. Bila mungkin kesimpulan akhir perlu dibuat secara tertulis dan bisa dilengkapi dengan slides untuk penyajian dan koordinasi.
10.     Memproduksi Bahan
Semua bahan sudah diperbanyak dalam bentuk akhir.
11.     Pengumpulan Data Dasar dan Evaluasi
Pengumpulan data dasar dilaksanakan di daerah uji coba dan daerah kontrol. Masa proyek sudah ditentukan dan kegiatan evaluasi dijadwalkan.
12.     Orientasi dan Pelatihan
Sebelum kegiatan dilaksanakan, kader dilatih dan semua sektor serta kelompok masyarakat yang terlibat juga dilatih atau diberi orientasi tentang peran mereka.
13.     Melaksanakan Kegiatan
Sebaiknya kegiatan promosi dan hubungan masyarakat langsung dilaksana­kan pada saat pencanangan. Misalnya, dalam bentuk penyuluhan  atau pencanangan oleh kepala daerah yang dihadiri para pelak­sana dan instansi serta media yang terlibat.
Bahan-bahan luar ruang seperti spanduk, poster atau papan iklan dipasang. Kelompok masyarakat dan kader memulai kegiatan komunikasi mereka dan media massa mulai penyiaran (sebaiknya paling tidak 10-20 spot per hari di setiap stasiun ra­dio pada bulan pertama).
14.     Memantau dan Memperbaiki
Setelah dicanangkan, semua kegiatan komunikasi harus dipantau untuk memastikan bahwa pelaksanaannya seperti yang diharapkan. Apakah spanduk dan poster dipasang di tempat yang tepat, Apakah kader sudah dilatih, Apakah mereka sudah punya peraga yang harus dipakai, Apakah kelompok masyarakat tabu peran mereka, Apakah mereka aktif, Apakah bahan disiarkan. Untuk itu, semua dapat dilakukan peninjauan lapangan. Kele­mahan dalam pelaksanaan dapat segera diperbaiki. Pemantauan harus dilakukan setiap 6 bulan. Kegiatan pemantauan seha­rusnya lebih dalam untuk menjajagi efektivitas pesan yang di­sampaikan. Apakah kelompok sasaran menerima pesan, Apakah pesannya benar dan dimengerti, Apakah ada masalah atau kesulitan, atau hambatannya yang dialami dalam menerapkan isi pesan.
Titik utama uji coba pemasaran adalah memantau dan memperbaiki kegiatan komunikasi yang diperlukan dan ditemukan dalam proses pengalaman, apa saluran komunikasi dan pesan yang paling efektif untuk mencapai tujuan program.
B.  Konsep Pemasaran Sosial Di Bidang Kesehatan Meliputi (Mix Marketing)
Bisnis jasa kesehatan adalah bisnis yang erat dengan tanggung jawab sosial karena objeknya adalah manusia sehingga tidak dapat disamakan dengan bisnis yang lain. Rumah sakit pada umumnya dikenal sebagai lembaga yang membawa misi  sosial, sehingga terdapat kesan kalau manajemennya dilaksanakan jauh dari orientasi bisnis dan mengutamakan pelayanan medis terhadap konsumennya. SK Mentri Kesehatan RI No.983 /Menkes / SK / XI / 1992 menyatakan bahwa rumah sakit umum adalah rumah sakit yang memberikan pelayanan kesehatan yang bersifat dasar, spesialistik  dan subspesialistik. Bermunculnya rumah sakit baru belakangan ini menunjukkan adanya peningkatan kemampuan dibidang pelayanan.
Namun seiring dengan perkembangan era globalisasi, disamping mempunyai misi sosial  maka sebuah rumah sakit dituntut pula untuk mempunyai misi bisnis yang berorientasi keuntungan (profit motif) karena kemampuan mendanai kegiatan-kegiatan pelayanan kesehatan sangat dipengaruhi oleh pendapatan yang dihasilkannya. Untuk itu sebuah rumah sakit dalam menjalankan dua misinya tersebut harus mampu menjalankan usahanya secara efektif dan efisien sehingga kedua misinya tersebut dapat terpenuhi secara seimbang.  
Salah satu langkah pengelolaan unit usaha yang profesional adalah dengan penetapan strategi bauran pemasaran atau marketing mix. Marketing mix untuk perusahaan jasa semisal rumah sakit memiliki variabel-variabel yang terdiri dari produk, harga, tempat,  promosi, orang, proses  dan fisik. Contoh penerapan variabel marketing mix oleh Poliklinik Kebidanan dan Kandungan di RS Anak Bunda untuk mempengaruhi tanggapan pasien dari segmen pasar pengguna jasa rumah sakit, khususnya rumah sakit bersalin. Ketujuh elemen marketing mix di atas terkait satu dengan lainnya sehingga menyerupai suatu konsep sistem.
Secara lebih terperinci, penjelasan tentang variabel-variabel marketing mix jasa tersebut adalah sebagai berikut:
1.    Product ( Produk Jasa )
Produk adalah konsep keseluruhan atas objek atau proses yang memberikan berbagai nilai bagi para pasien. Adapun yang menjadi subkatagori dari produk tersebut adalah barang dan jasa.  Sedangkan pengertian jasa itu sendiri adalah setiap tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lain. Pada dasarnya jasa tidak berwujud dan tidak mengakibatkan pemilikan apapun. Produk  jasa mungkin berkaitan dengan produk fisik atau tidak. Konsep mengenai penawaran dapat dilihat dari beberapa peringkat, yaitu :
a.    Produk inti atau generik
Ini terdiri dari produk jasa dasar misalnya di dalam poliklinik Kebidanan dan Kandungan ada tempat tidur untuk periksa, dan meja kursi untuk pasien konsultasi saja.
b.    Produk yang diharapkan
Ini terdiri dari produk generik bersama dengan kondisi  pemeriksaan minimal yang perlu  dipenuhi. misalnya, para pasien merasa nyaman ketika menunggu diruang tunggu, layanan cepat dan kedatangan yang tepat waktu.
c.    Produk yang diperluas (augmented product)
Ini merupakan bidang yang memungkinkan suatu produk dibedakan dari yang lain. Sebagai contoh, ketika pasien memeriksakan kandungannya diberikan selebaran yang berisi informasi terkait dengan keseluruhan ibu hamil baik berupa tulisan maupun gambar sehingga menarik untuk dibaca.
d.   Produk Potensial
Ini terdiri dari seluruh sifat dan manfaat tambahan potensial yang merupakan utilitas bagi pasien. Ini termasuk untuk penegasan ulang produk untuk memanfaatkan pengguna baru dan perluasan aplikasi yang sudah ada. Ini bisa melibatkan penciptaan biaya peralihan yang dapat mempersulit atau mahal bagi para pelanggan untuk berpindah dari penyedia jasa mereka yang sudah ada. Dengan adanya persaingan yang sangat ketat diantara perusahaan-perusahaan penyedia jasa seperti saat ini, memaksa produsen untuk benar- benar menghantarkan produk yang dapat membedakannya dengan produk pesaing. Strategi ini disebut strategi diferensiasi.
Langkah awal diferensiasi adalah dengan mengenal dengan baik karakteristik  produk jasa yang kita tawarkan. Dalam industri jasa, tingkatan jasa adalah sebagai berikut:
1.    Core services
Strategi utama yang dapat dilakukan oleh produsen adalah mengidentifikasi tingkat tangible dan intangible dalam produk servis mereka. Semakin tinggi tingkat tangibilitas servis yang akan dihantarkan, maka semakin tinggi pula dibutuhkan phisycal evidence yang berfungsi sebagai petunjuk kualifikasi dan kualitas jasa itu sendiri.
2.    Facilitating services
Yang merupakan benefit atau value tambahan yang dihantarkan oleh jasa kepada konsumen agar konsumen dapat lebih mudah dalam mengkonsumsi jasa tersebut. Berikut merupakan beberapa bentuk umum darifacilitating services:
Ø Information
Agar dapat memperoleh seluruh nilai yang ditawarkan jasa, pasienmemerlukan informasi yang relevan.
Ø Order taking
Ketika pasien akan mendaftar pada poliklink ini maka proses pendaftaran haruslah dilakukan semudah mungkin sehingga tidak menyulitkanpasien.
Ø Payment
Ketika pasien hendak membayar, sistem pembayaran yang memudahkan pasien hendaknya perlu diciptakan.
3.    Enhacing services
Adalah benefit yang dapat membantu perusahaan untuk mencapai positioning dan diferentiating. Melalui strategi enhancing, perusahaan dapat menambah atribut yang dapat benar- benar membedakan jasa yang ditawarkan dengan jasa kepunyaan pesaing.
Ø Consultation
Ini merupakan nasehat, masukan atau keterangan  yang diberikan oleh pihak penyedia layanan jasa kepada pasien yang membutuhkannya.
Ø Hospitality
Menyangkut aspek keramahan seluruh personal  didalam poliklinik kebidanan dan kandungan tersebut.
Ø Exeption (pelayanan ekstra)
Exeption meliputi pelayanan yang berada di luar rutinitas pelayanan normal. Misalnya bidan bersedia datang ke rumah untuk memeriksa pasien yang emergency.
2 Price (Harga)
Harga memainkan peranan penting dalam bauran pemasaran jasa, karena penetapan harga memberikan penghasilan bisnis. Harga merupakan sejumlah uang yang dikenakan atas sebuah produk atau pelayanan jasa, atau sejumlah nilai yang ditukarkan pasien untuk keuntungan atau penggunaan atas sebuah pelayanan jasa di bidang kebidanan dan kandungan. Seorang pasien tentunya mempertimbangkan value atau keuntungan yang mungkin akan didapatnya bila memilih salah satu dari berbagai rumah sakit penyedia layanan jasa yang tersedia dengan biaya yang ditetapkan oleh rumah sakit tersebut. Untuk itu RSAnak Bunda haruslah menetapkan biaya yang benar- benar sesuai dengan kemampuan finansial segmen pasarnya dan yang terpenting adalah bahwa biaya yang ditetapkan harus sebanding dengan perceived value yang akan didapat pasien. Strategi penetapan harga dapat dimulai dengan menentukan tujuan penetapan harga.
1.    Tujuan penetapan harga
Ø Survival (kelangsungan hidup)
Merupakan usaha untuk tidak melakukan tindakan- tindakan untuk meningkatkan profit ketika RS berada dalam kondisi pasar yang tidak menguntungkan. Usaha tersebut cenderung untuk bertahan.
Ø Profit maximization (maksimalisasi keuntungan)
Penentuan harga bertujuan untuk memaksimumkan profit dalam kurun waktu tertentu.
Ø Sales maximization (maksimalisasi penjualan)
Penentuan harga untuk membangun pangsa pasar (market share) dengan melakukan penjulan pada harga awal yang merugikan.
Ø Prestige (Gengsi)
Tujuan penentuan harga di sini adalah untuk memposisikan jasa RS tersebut sebagai jasa yang eksklusif.
Ø ROI (Return on Investment)
Tujuan penentuan harga didasarkan atas pencapaian return on investment yang diinginkan (ROI). Setelah tujuan penetapan harga  yang akan dikenakan kepada pasien ditentukan, maka langkah selanjutnya adalah mengetahui faktor- faktor yang mempengaruhi penentuan biaya.
2.    Faktor- Faktor yang mempengaruhi penentuan harga jasa
Adapun faktor- faktor yang mempengaruhi penetuan harga jasa adalah sebagai berikut:
Ø Elastisitas permintaan.
Rumah sakit jasa perlu mengetahui hubungan antara harga dan permintaan dan bagaimana besarnya permintaan bervariasi pada berbagai tingkat harga yang berbeda.
Ø Struktur biaya.
Ada tiga jenis biaya yang perlu untuk diketahui oleh pelaku bisnis jasa yakni biaya tetap, variabel, dan semi variabel. Biaya tetap merupakan biaya yang tidak dipengaruhi oleh aktivitas atau volume produksi. Biaya variabel adalah biaya yang meningkat sejalan dengan meningkatnya tingkat produksi. Biaya semi variabel merupakan biaya yang mengandung kedua unsur biaya tetap dan variabel. Dalam indsutri jasa biasanya biaya tetap lebih besar dari biaya variabel.
Ø Persaingan. (kompetisi)
Pemahaman terhadap posisi biaya dan perilaku penentuan harga pesaing akan membantu RS untuk menetapkan strategi dalam hal menghadapi persaingan. Dengan mengetahui posisi biaya pesaing maka RS dapat menilai apakah jasa yang ditawarkan dapat bersaing atau tidak.
Ø Positioning dari jasa yang ditawarkan.
Faktor ini menyangkut penentuan segmen pasar yang dibidik oleh RS. JikaRS memutuskan untuk membidik segmen kelas atas, maka tentunya harga yang ditetapkan akan berada di atas harga marginal. Apabila RSmembidik segmen kelas menengah, maka harga yang ditetapkan adalah marginal, sedangkan bila RS menetapkan untuk membidik segmen kelas bawah, maka harga yang ditetapkan adalah berada di bawah harga marginal.
Ø Daur hidup jasa.
Daur hidup jasa merupakan alur waktu perjalanan jasa yang dimulai dari proses pengembangan sampai terjadinya penurunan reaksi pasar terhadap jasa.            
3.    Place (Tempat, termasuk Distribusi)
Tempat dalam jasa merupakan gabungan antara lokasi dan keputusan atas saluran distribusi, dalam hal ini berhubungan dengan bagaimana cara penyampaian jasa kepadapasien dan di mana lokasi yang strategis. Lokasi berarti berhubungan dengan di mana RSharus bermarkas dan melakukan operasi. Dalam hal ini ada tiga jenis interaksi yang mempengaruhi penetapan lokasi yaitu:
a.    Pasien mendatangi pemberi jasa
Apabila keadaannya seperti ini, maka lokasi menjadi sangat penting. Rumah Sakit sebaiknya memilih lokasi yang mudah dijangkau olehpasien atau dengan kata lain lokasi haruslah strategis.
b.    Pemberi jasa mendatangi pasien
Dalam hal ini lokasi tidak terlalu penting, tetapi yang harus diperhatikan adalah penyampaian jasa haruslah tetap berkualitas.
c.    Pemberi jasa dan pasien tidak bertemu langsung
Dalam hal ini yang harus diperhatikan adalah peningkatan kemampuan sarana komunikasi dan informasi
4.    Promosi
Promosi adalah arus informasi atau persuasi arah yang dibuat untuk mengarahkan seseorang/ organisasi kepada tindakan yang menciptakan pertukaran dalam pemasaran. Dalam penetapan strategi promosi, pemasar jasa dapat mempertimbangkan promotion mix berikut:
a.    Advertising (periklanan)
Merupakan salah satu bentuk dari komunikasi impersonal (impersonalcommunication) yang dipergunakan oleh RS baik barang atau jasa. Peran periklanan dalam pemasaran jasa adalah untuk membangun kesadaran (awareness) terhadap keberadaan jasa yang ditawarkan, untuk menambah pengetahuan pasien tentang jasa yang ditawarkan, untuk membujuk pasien agar membeli atau menggunakan barang dan jasa yang ditawarkan, dan untuk membedakan diri RS dengan RS lain (diffrentiate the service) yang mendukung positioning jasa.
b.    Personal  Selling
Personal selling mempunyai peranan yang penting dalam pemasaran jasa, karena:
Ø Interaksi langsung antara penyedia jasa dan konsumen sangat penting.
Ø Jasa tersebut disediakan oleh orang bukan mesin.
Ø Orang merupakan bagian dari produk jasa.
c.    Sales Promotion
Merupakan semua kegiatan yang dimaksudkan untuk meningkatkan arus barang atau jasa dari produsen sampai pada penjualan akhirnya. Point of sales promotion terdiri dari brosurinformation sheets, dan lain- lain.
d.   Public Relation
Public relation merupakan kiat pemasaran penting lainya, di mana RS tidak harus berhubungan hanya dengan pelanggan, pemasok, dan penyalur, tetapi ia juga harus berhubungan dengan kumpulan kepentingan publik yang lebih besar.
e.    Word of Mouth
Dalam hal ini peranan orang sangat penting dalam mempromosikan jasa. Pasien sangat dekat dengan pengiriman jasa, dengan kata lain pasien tersebut akan berbicara kepada orang lain yang berpontensial tentang pengalamannya dalam menerima jasa tersebut, sehingga word of mouth ini sangat besar pengaruh dan dampaknya terhadap pemasaran jasa dibandingkan dengan aktivitas komunikasi lainnya.

f.     Direct Marketing
Merupakan elemen terakhir dalam bauran komunaksi atau promosi. Terdapat enam area dari direct marketing, yaitu:
Ø Direct mail
Ø Mail order
Ø Direct respons
Ø Direct selling
Ø Telemarketing
Ø Digital marketing
5.    People (Orang/ SDM)
Yaitu orang-orang atau sumber daya manusia yang ada dalam RS jasa yang ikut berperan dalam penyampaian jasa kepada pasien. Peran penting SDM dalam pemasaran jasa adalah karena keterlibatannya secara langsung maupun tak langsung dalam interaksi dengan pasien. Orang-orang secara bertahap menjadi bagian diferensiasi yang mana RS jasa mencoba menciptakan nilai tambahan dan memperoleh keunggulan kompetitif. Peran penting SDM dalam RS jasa harus dibedakan untuk mengelolanya lebih lanjut yang pada umumnya dapat dikelompokkan  atas :
Ø Contactors
Adalah SDM yang berhubungan erat dengan pasien dan memilih aktivitas memasarkan secara konvensional. Mereka memiliki posisi dalam hal menjual dan perannya sebagai  customer service.
Ø Modivers
Yaitu SDM yang tidak terlibat secara langsung  dalam aktivitas pemasaran jasa. Keberhasilan dari posisi ini terletak pada kerja yang intensif.
6.    Influencers
Peran SDM lebih terfokus pada implementasi dari strategi pemasaran RS. Tugasnya antara lain mencakup pengadaan riset dan pengembangan.

7.    Isolateds
SDM yang berada pada posisi ini tampaknya akan sulit berhasil apabila tidak mendapat dukungan yang memadai dari dari manajemen terutama untuk memotivasi mereka. SDM harus diarahkan untuk mengetahui perannya serta strategi pemasaran perusahaan sehingga mereka dapat berkontribusi  lebih optimal bagi perusahaan.
6.    Proses
Proses adalah seluruh proses kerja yang dilakukan oleh RS jasa, seperti prosedur, tugas-tugas, jadwal-jadwal, mekanisme, kegiatan dan routinitas dimana suatu produk atau jasa disampaikan kepada pasien. Ini melibatkan keputusan kebijakan tentang keterlibatan pelanggan dan keleluasaan karyawan.
Proses-proses  dimana jasa diciptakan dan disampaikan kepada pelanggan merupakan faktor  utama dalam marketing mix jasa karena para pelanggan atau konsumen akan seringkali mempersepsikan sistem penyampaian jasa sebagai bagian dari jasa itu sendiri. Dengan demikian, keputusan mengenai manajemen operasi sangat penting untuk menunjang keberhasilan pemasaran jasa. Kenyataannya, koordinasi terus-menerus antara pemasaran dan operasi sangat essensial agar dapat berhasil dalam sebagian besar bisnis jasa.
7.    Fisik (Bukti Fisik)
Yaitu lingkungan atau fasilitas fisik RS poliklinik kebidanan dan kandungan tempat penyedia jasa serta pasien berinteraksi, ditambah elemen tangible apa saja yang digunakan untuk mengkomunikasikan atau mendukung peranan jasa itu. Dalam  bisnis jasa, kita dapat membedkan bukti fisik tersebut menjadi dua tipe :
a.    Bukti Penting  (essential evidence)
Merupakan  fasilitas fisik yang penting untuk menunjang penyampaian jasa kepada pasien  dan hal ini mempresentasikan keputusan kunci yang dibuat penyedia jasa serta akan dapat menambah lingkup produk secara signifikan.
b.    Peripheral Evidence.
Bukti fisik ini memiliki nilai independen yang kecil tetapi menambah tangibilitas pada nilai yang diberikan produk jasa. Bila transaksi jasa dilaksanakan di lokasi RS tersebut, maka bukti fisik   memainkan peran yang sangat penting. Familiaritas merupakan suatu faktor yang  dapat digunakan untuk memberikan ketentraman tentang apa yang diharapkan oleh pasien dengan jalan memberikan fasilitas atau bukti fisik tersebut.
Pertemuan : 7
Produk dalam Mix Marketing
1)   Defenisi produk dalam mix marketing
Produk adalah setiap apa saja yang bisa ditawarkan di pasar untuk mendapatkan perhatian, permintaan, pemakaian atau konsumsi yang dapat memenuhi keinginan atau kebutuhan”. Produk tidak hanya selalu berupa barang tetapi bisa juga berupa jasa ataupun gabungan dari keduanya (barang dan jasa).
Produk disini bisa berupa apa saja (baik yang berwujud fisik semacam makanan dan buku maupun yang bersifat digital berupa aplikasi dan sebagainya). Produk ini juga termasuk jasa maupun layanan yang dapat ditawarkan oleh perusahaan Anda. Intinya produk adalah segala bentuk penawaran yang Anda lakukan kepada klien atau customer Anda, yang sesuai dengan keinginan atau kebutuhan dari pelanggan itu sendiri.
2)   Jenis-Jenis Produk Dalam Mix Marketing
Dalam marketing mix product dibagi menjadi dua bagian yaitu
1.     produk nyata yang bisa langsung di lihat dan produk yang’dapat langsung dimanfaatkan oleh konsumen yang membeli, misalnya permen dan roti.
2.    adalah produk yang tidak bisa lihat namun bisa dirasakan, seperti jasa adalah salah produk yang hanya bisa di rasakan namun tidak mempunyai wujud atau terlihat. Tingkatan produk ini melekat pada produk utama dan mendorong konsumen untuk membeli. Contohnya kemasan menarik, menggiurkan, dan sebagainya; mereknya sudah terkenal dan konsumen sudah yakin merek tersebut pasti enak (image dan citra); reputasi dan kekuatan merek; ciri-ciri produk seperti warna memikat, dapat digenggam, ringan, dan sebagainya; kemudahan menggunakan produk.
3)   Tangible and intangible
1.    Produk Berwujud (Tangible)
Produk yang dapat diraba dikatakan sebagai produk berwujud atau tangible. Produk yang berwujud berupa barang yang, nyata. Produk semacam ini jika sudah dibeli atau pada saat barang ditawarkan maka pembeli dapat menyentuhnya. Misalnya buku, baju, makanan, peralatan dapur, mebeler, peralatan kantor, dan sebagainya. Jika dilihat dari konsumen yang menggunakan, maka produk semacam ini dapat dikelompokkan menjadi barang konsumen dan produk industri.
a.    Produk Konsumen (Consumer Product)
Produk konsumen adalah suatu produk yang dapat dinikmati oleh konsumen secara langsung tanpa perlu mengolahnya lagi. Contohnya barang-barang keperluan sehari-hari, mobil, dan perabot rumahtangga. Produk konsumen dapat dikelompokkan menjadi produk kebutuhan sehari-hari (convenience product), produk belanja (shopping product), dan produk khusus (specialty product).
b.    Produk Industri (Industrial Product)
Produk yang dibeli oleh suatu industri untuk diproses lebih lanjut atau untuk digunakan dalam menjalankan suatu bisnis. Produk industri terdiri atas bahan dan suku cadang serta barang-barang modal. Bahan dan suku cadang meliputi bahan mentah serta bahan dan suku cadang manufaktur. Bahan mentah terdiri atas produk hasil pertaniann, perikanan, serta peternakan. Sedangkan bahan dan suku cadang manufaktur terdiri atas bahan-bahan komponen.
2.    Produk Tidak Berwujud (Intangible)
Produk tidak berwujud adalah suatu produk usaha yang tidak dapat dilihat dan tidak bisa disentuh, pada saat ditawarkan pada calon pelanggan. Produk tak berwujud biasanya berupa jasa. Contohnya jasa laundry, jasa cuci mobil, jasa antar jemput sekolah, jasa bimbingan belajar, travel, jasa penerjemahan, dan sebagainya. Lebih lengkapnya silahkan melihat Pengertian Jasa, Karakteristik, Jenis dan Contohnya. Ketika seorang wirausahawan memilih sektor jasa sebagai usaha yang dipilihnya, maka ia harus mempertimbangkan empat katakteristik yang dimiliki oleh sektor jasa. Keempat karakteristik tersebut sebagai berikut.
a.    Tak berwujud (intangible). Jasa tidak bisa dilihat, didengar, dan dirasakan sebelum jasa itu dibeli. Contoh jasa tak terwujud adalah jasa pemijatan.
b.    Tak terpisahkan (inseparable). Tidak dapat dipisahkan hubungan antara produsen dan konsumen. Misalnya, dalam suatu kursus bahasa asing, orang yang mengikuti kursus sebagai konsumen sedangkan instruktur sebagai produsen. Hasil kursus (cepat bisa atau tidak) tergantung pada kedua belah pihak instruktur maupun orang yang kursus.
c.    Berubah-ubah (variable). Kualitas Jasa yang diberikan berbeda-beda tiap tempat usaha meskipun jenis jasa yang diberikan sama. Misalnya, hasil cuci mobil di tempat yang satu berbeda dengan tempat yang lain, dalam hal tingkat kebersihan dan kerapiannya.
d.   Dapat musnah (perishable). Jasa tidak bisa disimpan untuk dijual pada waktu berikutnya. Misalnya, tempat duduk untuk pesawat. Jika ada kursi yang kosong maka pesawat tetap berangkat dan kursi itu tidak bisa dijual untuk penerbangan berikutnya.
4)      Menguraikan Contoh Aplikasi Produk Dalam Bidang Kesehatan Disekitar Kita
Menurut Kotler dan Roberto (1989) menyatakan bahwa pemasaran sosial adalah strategi mengubah kebiasaan. Pemasaran sosial mencoba untuk mengubah kebiasaan yang tidak positif menjadi positif. Oleh karena itu keberhasilan dari sebuah pemasaran sosial terlihat apabila telah berubahnya pola kebiasaan dari masyarakat tersebut.
Contoh kasus pemasaran sosial dalam kesehatan masyarakat mengenai PHBS (Perilaku Hidup Bersaih Dan Sehat) yaitu:
1.    Analsis lingkungan
Ø Kondisi lingkungan kurang bersih
Ø Kondisi pemukiman rawan banjir dan padat
Ø Tidak ada sarana air bersih
Perilaku konsumen yaitu budaya masyarakat membuang sampah ke sungai, kebiasaan membuang kotoran tidak di jamban, kebiasaan tidak mencuci tangan dengan sabun sebelum makan.
2.    Target
Anak usia sekolah
3.    Taktik Dan Marketing Mix
Ø Produk
Kampanye cuci tangan menggunakan sabun, penggunaan oralit dengan benar saat diare
Ø Place
Sekolah dasar, posyandu, kegiatan pkk
Ø Price
Pembelian produk dengan diskon/promosi dari pihak sponsor
Ø Promotion
Melalui media cetak seperti pamflet, brosur, dsan media elektronik seperti radio, televisi dan website.
Pertemuan : 8
Place dalam Mix Marketing
1)   Defenis Place Dalam Mix Marketing
Place (Tempat) merupakan segala kegiatan penyaluran produk berupa barang ataupun jasa dari produsen ke konsumen (distribusi). Berbagai kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk membuat produknya mudah diperoleh dan tersedia untuk konsumen sasaran.
2)   Jenis-Jenis Place Dalam Mix Marketing
1.    Produsen – Konsumen
Bentuk saluran distribusi ini merupakan yang paling pendek dan sederhana karena tanpa menggunakan perantara. Produsen dapat menjual barang yang dihasilkannya melalui pos atau langsung mendatangi rumah konsumen (dari rumah ke rumah). Oleh karena itu saluran ini disebut saluran distribusi langsung.
2.    Produsen – Pengecer – Konsumen
Produsen hanya melayani penjualan dalam jumlah besar kepada pedagang besar saja, tidak menjual kepada pengecer. Pembelian oleh pengecer dilayani oleh pedagang besar, dan pembelian oleh konsumen dilayani pengecer saja.
3.    Produsen – Pedagang Besar – Pengecer – Konsumen
Saluran distribusi ini banyak digunakan oleh produsen, dan dinamakan saluran distribusi tradisional. Di sini, produsen hanya melayani penjualan dalam jumlah besar kepada pedagang besar saja, tidak menjual kepada pengecer. Pembelian oleh pengecer dilayani pedagang besar, dan pembelian oleh konsumen dilayani pengecer saja.
4.    Produsen – Agen – Pengecer – Konsumen
Di sini, produsen memilih agen sebagai penyalurnya. Ia menjalankan kegiatan perdagangan besar dalam saluran distribusi yang ada. Sasaran penjualannya terutama ditujukan kepada para pengecer besar.
5.    Produsen – Agen – Pedagang Besar – Pengecer – Konsumen
Dalam saluran distribusi, produsen sering menggunakan agen sebagai perantara untuk menyalurkan barangnya kepada pedagang besar yang kemudian menjualnya kepada toko-toko kecil. Agen yang terlihat dalam saluran distribusi ini terutama agen penjualan.
3)   Menguraikan Contoh Place dalam Bidang Kesehatan
Di tempat dokter praktek juga membuka apotik agar konsumen yang ingin membeli suatu produk obat langsung dapat cepat dijangkau dan lebih mudah di dapatkan.
Contoh langkah-langkah dalam pemasaran sosial dan pengaplikasian place di bidang kesehatan yaitu:
1.    Riset Pasar
Informasi yang perlu anda gali adalah sebagai berikut:
a.    Kehidupan sehari-hari seperti, mata pencaharian atau pendapatan dan prilaku hidup sehat
b.    Interaksi ibu hamil/ibu dalan masyarakat dengan kelompok kemasyarakatan
c.    Tanyakan pendapat ibu hamil atau masyarakat dan pengetahuan mereka tentang pentingnya pemeliharaan kesehatan dalam masa kehamilan
d.   Tingkat keyakinan masyarakat atau ibu hamil terhadap pelayanan kesehatran yang diberikan
e.    Hiburan budaya yang mereka lihat
f.     Tanyakan tentang pengalaman beberapa teman anda pada awal mereka bekerja,informasi tersebut dapat digali melalui wawancara baik formal maupun informal
2.    Penyusunan strategi
Sebelum strategi dan rencana disusun, dilaksanakan penelitian terhadap khalayak sasaran terlebih dahulu sifat penelitian ini biasanya kualitatif dan meliputi:
a.    Tujuan
Tujuan ini menjabarkan informasi pengetahuan yang diharapkan dapat didipunyai khalayak sasaran sikap bagaimana yang diharapkan tumbuh pada mereka dan prilaku apa yang diharapkan dapat mereka laksanakan
b.    Segmentasi sasaran
c.    Bauran pemasaran
Bauran terdapat:
Produk = benda nyata, gagasan atas prilaku sehat
Tempat = distribusi produk atau pelayanan tempat dimana konsumen dapat memperolehnya.
3.    Penetapan tujuan
Dep Kes RI telah mencanangkan bahwa “tujuan dampak” dari program, kesehatan ibu dan anak adalah pada akhir pelita VI tahun 1999, AKI menurun dari AZI per 100.000 KH menjadi 225/100.000 KH
Disini rumusan tujuan dibedakan dari tujuan aspek perilaku dengan pengetahuan.

a.    Khalayak sasaran primer
Ø Ibu hamil
Ø Suami ibu hamil
b.    Khalayak sasaran sekunder
Ø Kader
1.    Memilih pesan
Pesan seharusnya menimbulkan adanya:
Ø Attention (perhatian)
Ø Interest (minat)
Ø Demand (keinginan)
Ø Action (tindakan)
Pesan yang enak didengar harus mencakup:
a.    Isi pesan
Ø Pesan memberikan manfaat, mencerminkan kualitas pelayanan kebidanan
Ø Pesan mencoba untuk menimbulkan emosi yang mendorong ibu hamil untuk memeriksakan diri ke bidan
Ø Pesan hendaknya mengarahkan pandangan sasaran tentang apa yang benar dan tepat.
b.    Format pesan
Pesan disusun sedemikian rupa sehingga sasaran tertarik.
5.    Memilih media
Ada berbagai jenis saluran/media komunikasi yang dipergunakan:
Ø Saluran komunikasi pribadi: melibatkan dua orang atau lebih secara langsung
Ø Saluran ahli yaitu tokoh masyarakat yang dapat dipercaya oleh ibu hamil menyatakan bahwa pemeriksaan ibu hamil adalah penting.
Ø Saluran sosial yaitu tetangga teman dan sebagainya
Ø Saluran media masa melalui radio saluran pemerintah daerah atau menggunakan poster.
6.    Uji coba
Setelah strategi disusun, cobalah anda mengunjungi kelompok sasaran primer untuk menguji coba strategi. Anda minta agar ibu melakukan hal yang anda sarankan dahulu. Waktu satu minggu. Kata-kata yang digunakan dalam ujian harus memberikan informasi yang diperlukan ibu-ibu untuk meyakinkan sehingga mau melakukannya. Dalam hal ini anda bekerja dengan para ibu untuk menemukan cara yang tepat sampai ibu-ibu merasa puas dan setuju untuk melaksanakannya.
7.    Melaksanakan komunikasi
Dalam melaksanakan kegiatan ini anda jangan lupa menggunakan kaidah-kaidah dalam komunikasi yang efektif. Hal ini penting agar kesan dan citra terhadap anda baik.
8.    Pemantauan dan evaluasi
Hasil pemantauan dan evaluasi sangat penting untuk perbaikan dalam kegiatan selanjutnya.
Pertemuan : 9
Promotion dalam Mix Marketing
1)   . Defenisi Promotion Dalam Mix Marketing
Promosi penjualan merupakan kegiatan pemasaran selain personal selling, periklanan dan publisitas yang mendorong efektifitas pembelian konsumen dengan menggunakan alat seperti peragaan, pameran, demonstrasi dan sebagainya, juga potongan harga seperti diskon pembelian produk. Promosi adalah suatu usaha dari pemasar dalam menginformasikan dan mempengaruhi orang atau pihak lain sehingga tertarik untuk melakukan transaksi atau pertukaran produk barang atau jasa yang dipasarkannya.
2)   . Jenis-Jenis Promotion Dalam Mix Marketing
1.    Iklan (Advertising)
Iklan merupakan suatu alat komunikasi yang disampaikan oleh produsen untuk menawarkan produknya yang ditujukan kepada konsumen melalui media berbayar . Tujuan dari iklan ini diantaranya memberikan informasi (Informative Advertising), mempengaruhi (Persuasive Advertising), dan mengingatkan (Reminder Advertising).
a.    Iklan informatif
Iklan ponds white beauty natural termasuk dalam iklan yang berfungsi sebagai pemberi informasi, karena memberikan pengenalan dan pengetahuan mengenai fitur Ponds yang terbaru.
b.    Iklan persuasif
Iklan sabun cuci Daia merupakan iklan persuasif karena berusaha mempengaruhi seseorang untuk membeli produk tersebut dengan cara menginformasikan kelebihan-kelebihan yang dimiliki
c.    Iklan reminder
Iklan ini berusaha untuk menyampaikan bahwa pocari sweat selalu dibutuhkan untuk mengembalikan cairan tubuh setelah beraktifitas. Iklan pocari sweat adalah iklan yang bertujuan untuk mengingatkan kembali kepada konsumen mengenai produknya.
2.    Sales Promotion
Sales promotion adalah suatu cara untuk mempengaruhi konsumen langsung agar suka membeli barang dengan merk tertentu. Contoh dari promosi penjualan ini adalah melalui pemberian potongan harga, kupon berhadiah, undian, pemberian sampel gratis, garansi,dll.
3.    Personal selling
personal seling adalah, “Personal presentation by the firm’s sales force for the purpose of making sales and building customer relationshihps”. Jadi dapat disimpulkan bahwa personal selling merupakan bentuk komunikasi yang dapat dilakukan secara lisan antara penjual dengan calon pembeli dengan tujuan untuk menjual barang/jasa maupun ide. Contoh dari personal selling ini adalah menugaskan sales untuk menyampaikan informasi mengenai produknya.
4.    Direct Marketing
Direct marketing adalah sistem pemasaran yang bersifat interaktif, yang memanfaatkan satu atau beberapa media iklan untuk menimbulkan respon yang terukur dan atau transaksi di sembarang lokasi.
Dalam Direct Marketing,dapat menggunakan beberapa macam saluran. Saluran ini terdiri dari penjualan tatap muka, pemasaran direct mail, pemasaran melalui catalog, telemarketing, TV dan media dengan tanggapan langsung lain, pemasaran melalui kios, dan saluran online.
Contoh Direct Marketing adalah perusahaan produk kecantikan Oriflame yang menggunakan katalog sebagai alat promosi dalam penjualan produknya.
5.    Publisitas (publicity)
Publisitas (Publicity) merupakan suatu kegiatan promosi dari suatu produk secara non personal yang bersifat komersial mengenai produk tersebut baik di media cetak dan media elektronik, maupun hasil wawancara yang ditampilkan dalam media tersebut. Perbedaan dengan promosi iklan adalah dalam publisitas,perusahaan tidak perlu membayar.
Contoh dari publisitas ini adalah adanya berita di sebuah majalah mengenai Indosat yang mengadakan event di suatu tempat.
6.    Hubungan masyarakat (public relation)
Definisi dari Public Relation yang dikemukakan oleh Kotler dan Amstrong (1999:468) adalah“Public Relation membangun hubungan baik dengan berbagai perusahaan dengan mendapatkan publisitas yang menguntungkan, membangun citra perusahaan yang baik dan menangani atau headling off desas-desus desas-desus cerita ang peristiwa”. public relation dianggap sebuah proses atau aktivitas yang bertujuan untuk menjalin komunikasi antara organisasi dan pihak luar organisasi (Coulsin-Thomas, 2002). Contoh dari public relation ini adalah melobi, berbicara di depan publik, menyelenggarakan acara, dan membuat pernyataan tertulis mengenai produk yang ditawarkan.
7.    Sosial media
Media sosial adalah sebuah media online dimana para konsumen bisa dengan mudah berpartisipasi, berbagi, dan memberikan masukan mengenai produk yang ditawarkan. Saluran yang digunakan sosial media ini meliputi blog, sosial network atau jejaring sosial,dll.
Contoh : toko online baju-baju ala korea yang marak dijual di jejaring sosial Facebook.

8.    Event marketing
Event Marketing merupakan salah satu cara yang dilakukan perusahaan sebagai bagian dari rencana pemasaran yang ditujukan untuk menciptakan awareness dan mempengaruhi target pasar untuk membeli produk/jasa perusahaan
Contoh dari event marketing ini adalah produk Djarum yang mengadakan event yang menampilkan performa DJ terbaik dunia, Djarum Black Slimznation “Invaders” untuk menunjukan eksistensi Djarum dimata konsumen.
3)   .  Menguraikan Contoh Promotion Pada Bidang Kesehatan Disekitar Kita
Sebuah produk kesehatan (mencegah diabetes) yang membuat iklan (pamplet) tujuannya mengajak konsumen dan konsumen mengetahui tentang produk kesehatan yang apakah bermanfaat saat konsumen itu digunakan.
Pada saat ini terdapat beberapa materi promosi kesehatan yang tengah giat disosialisasikan. Salah satu contoh promosi kesehatan yang tengah digaungkan adalah program Indonesia Eliminasi Tuberkulosis pada tahun 2030. Tuberkulosis merupakan salah satu penyakit menular yang sedianya telah berhasil dihilangkan dari masyarakat. Kini aktivitas promosi kesehatan terkait eliminasi penyakit Tuberkulosis telah melibatkan berbagai elemen masyarakat untuk memperoleh sinergi untuk hasil terbaik.
Kegiatan promosi kesehatan masyarakat dapat diwujudkan dalam berbagai bentuk, bahkan dapat berupa anjuran dari pemerintah melalui instansi ataupun pejabat yang berkaitan dengan bidang kesehatan. Seperti pesan Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Prof. Dr. Dr. Nila Farid Moeloek, Sp.M(K) yang mengajak masyarakat Indonesia agar tidak Mager atau males gerak dengan menjalankan salah satu aktivitas Program GERMAS yaitu Aktivitas Fisik. Melakukan aktivitas fisik telah menjadi bagian dari banyak kampanye kesehatan dari pemerintah; salah satunya sejak dicanangkannya Gerakan Masyarakat Hidup Sehat dan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. Kedua gerakan tersebut memasukkan poin melakukan antivitas fisik dalam bentuk kegiatan olahraga ataupun kegiatan bekerja yang melibatkan aktivitas fisik.
Gaya hidup masyarakat modern yang minim aktivitas fisik hingga konsumsi makanan dengan gizi kurang seimbang menjadi beberapa penyebab meningkatnya masalah kesehatan berupa penyakit tidak menular. Aktivitas promosi kesehatan dari Kementrian Kesehatan RI memasukkan poin ajakan melakukan aktivitas fisik setidaknya 30 menit setiap hari untuk mengurangi stres dan merangsang otak agar lebih bahagia dan santai.

Posting Komentar

0 Komentar