Iklan atas - New

Pengertian, Prevalensi dan Indikator Anemia Gizi Besi


 Pengertian, Prevalensi dan Indikator Anemia Gizi Besi
a.       Pengertian Anemia Gizi Besi
Anemia adalah suatu keadaan kadar hemoglobin (Hb) dalam darah kurang dari normal, berdasarkan kelompok umur, jenis kelamin dan kehamilan (Masrizal, 2007) dikutip dalam????
Sebagian besar anemia disebabkan oleh kekurangan satu atau lebih zat gizi esensial (zat besi, asam folat, B12) yang digunakan dalam pembentukan sel-sel darah merah. Anemia bisa juga disebabkan oleh kondisi lain seperti penyakit malaria, infeksi cacing tambang (Masrizal, 2007)
Anemia adalah suatu keadaan dimana menurunnya hemoglobin (Hb), hematokrit, dan jumlah sel darah merah di bawah nilai normal. Kreamer (2007), menyatakan bahwa penyebab anemia adalah akibat faktor gizi dan non gizi. Faktor gizi terkait dengan defisiensi protein, vitamin, dan mineral, sedangkan faktor non gizi terkait penyakit infeksi. Protein berperan dalam proses pembentukan hemoglobin, ketika tubuh kekurangan protein dalam jangka waktu lama pembentukan sel darah merah dapat terganggu dan ini yang menyebabkan timbul gejala anemia, sedangkan vitamin yang terkait dengan defisiensi zat besi adalah vitamin C yang dapat membantu mempercepat penyerapan besi di dalam tubuh serta berperan dalam memindahkan besi ke dalam darah, mobilisasisimpanan besi terutama hemosiderin dalam limpa (Mahmudah, Cahyati, & Wahyuningsih, 2013) dikutip dalam?????
Wanita tersebut termasuk anemia jenis apa?
b.      Prevalensi Anemia Gizi Besi
Menurut World Health Organization (WHO), prevalensi anemia di dunia berkisar 40- 88%. Berdasarkan data Riskesdas tahun 2013, prevalensi anemia di Indonesia 21,7% dengan penderita anemia berumur 5-14 tahun sebesar 26,4% sedangkan penderita anemia berumur 15- 24 tahun sebesar 18,4% (Kemenkes RI, 2011) (Putri, Simanjuntak, & Kusdalinah, 2017) (nd ngerti kenapa dobel2 ini dek?)
c.       Indikator Anemia Gizi Besi
Indikatornya nd ada dek????
2.      Gambaran Klinis Anemia Gizi Besi
Gejala yang sering ditemui pada penderita anemia adalah 5 L (Lesu, Letih, Lemah, Lelah, Lalai), disertai sakit kepala dan pusing, mata berkunang-kunang, mudah mengantuk, cepat capai serta sulit konsentrasi. Secara klinis penderita anemia ditandai dengan “pucat” pada muka, kelopak mata, bibir, kulit, kuku dan telapak tangan (Par’i. dkk, 2017).dikutip dalam
3.      Implikasi Anemia
Anemia merupakan masalah gizi yang paling umum di seluruh dunia, terutama disebabkan karena defisiensi  besi.(1,2,3) Kekurangan zat besi tidak terbatas pada remaja status sosial ekonomi pedesaan  yang rendah tetapi menunjukkan peningkatan prevalensi di masyarakat yang makmur  dan berkembang(4). Prevalensi anemia  remaja 27% di negara-negara berkembang  dan 6% di  negara maju.(5) Prevalensi tertinggi di kalangan anak-anak dan wanita usia subur (WUS) khususnya pada wanita hamil. (6,7) Anemia  sangat tinggi (berkisar antara 8090%) pada anak-anak prasekolah, remaja,  ibu hamil dan  menyusui.(8,9) Di India 55,8% dari remaja berusia 15-19 tahundilaporkan menjadi anemia.(10) Menurut WHO apabila  prevalensi anemia >40 % termasuk kategori berat (Suryani, Hafiani, & Junita, 2015) bagaimana itu dek? Dampanya ke negara?
Anemia gizi besi adalah anemia yang timbul akibat berkurangnya penyediaan besi untuk proses pembentukan sel darah merah, karena cadangan zat besi kosong sehingga pembentukan hemoglobin berkurang (Sudoyo et al., 2006). Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar tahun 2013, didapatkan hasil prevalensi anemia pada remaja putri umur 15-24 tahun adalah 18,4% (Kemenkes RI, 2013). (Hasyim & Kunci, 2018) (dikutip dalam)
Anemia pada remaja putri berdampak pada menurunnya produktivitas kerja atau kemampuan akademis, dapat menganggu pertumbuhan, daya tahan tubuh menurun sehingga mudah terserang penyakit (Syatriani & Aryani, 2010). Menurut Hidayati (2008), akibat jangka panjang dari anemia pada remaja putri yaitu BBLR, prematuritas, angka kematian perinatal, dan risiko kematian martenal. Sedangkan jangka pendek adalah mudah lelah, letih, lesu, dan lemah (Hasyim & Kunci, 2018)
4.        Pencegahan Dan Penanggulangan Anemia Gizi Besi di Indonesia
Adapun pencegahan dan penanggulanagan menurut (Masrizal, 2007) upaya yang dilakukan dalam pencegahan dan penanggulangan anemia yaitu:
a. Suplementasi tabet Fe
b. Fortifikasi makanan dengan besi
c. Mengubah kebiasaan pola makanan dengan menambahkan konsumsi pangan yang memudahkan absorbsi besi seperti menambahkan vitamin C.
d. Penurunan kehilangan besi dengan pemberantasan cacing.Dalam upaya mencegah dan menanggulangi anemia adalah dengan mengkonsumsi tablet tambah darah. Telah terbukti dari berbagai penelitian bahwa suplementasi, zat besi dapat meningkatkan kada
Hemoglobin.
e. Pengobatan Anemia Defisiensi Besi Sejak tahun 1997 pemerintah telah merintis
langkah baru dalam mencegah dan menanggulangi anemia, salah satu pilihannya adalah mengkonsumsi tablet tambah darah. Telah terbukti dari berbagai peneltian bahwa suplemen zat besi dapat meningkatkan hemoglobin.
Adapun upaya yang dapat dilakukan menurut (Masrizal, 2007) dapat dilakukan antara lain dengan cara:
a.       Meningkatkan konsumsi zat besi dari makanan Mengkonsumsi pangan hewani dalam jumlah cukup. Namun karena harganya cukup tinggi sehingga masyarakat sulit menjangkaunya. Untuk itu diperlukan alternatif yang lain untuk
mencegah anemia gizi besi. Memakan beraneka ragam makanan yang memiliki zat gizi saling melengkapi termasuk vitamin yang dapat meningkatkan penyerapan zat besi, seperti vitamin C. Peningkatan konsumsi vitamin C sebanyak 25, 50, 100 dan 250 mg dapat meningkatkan penyerapan zat besi sebesar 2, 3, 4 dan 5 kali. Buah-buahan segar dan sayuran sumber vitamin C, namun dalam proses pemasakan 50 - 80 % vitamin C akan rusak.
Mengurangi konsumsi makanan yang bisa menghambat penyerapan zat besi seperti : fitat, fosfat, tannin.
b.      Suplementasi zat besi Pemberian suplemen besi menguntungkan karena dapat memperbaiki status hemoglobin dalam waktu yang relatif singkat. Di Indonesia pil besi yang umum digunakan dalam suplementasi zat besi adalah frrous sulfat.


Posting Komentar

0 Komentar