Iklan atas - New

Sistem Penyaluran Limbah Cair Konvenstional


Sistem penyaluran air limbah adalah suatu rangkaian bangunan air yang berfungsi untuk mengurangi atau membuang air limbah dari suatu kawasan/lahan baik itu dari rumah tangga maupun kawasan industri. Sistem penyaluran biasanya menggunakan sistem saluran tertutup dengan menggunakan pipa yang berfungsi menyalurkan air limbah tersebut ke bak interceptor yang nantinya di salurkan ke saluran utama atau saluran drainase (Kunjoro, Udiyani, 2014).
Sistem penyaluran air limbah ini pada prinsipnya terdiri dari dua macam yaitu: sistem penyaluran terpisah dan sistem penyaluran campuran, dimana sistem penyaluran terpisah adalah  sistem yang memisahkan aliran air buangan dengan limpasan air hujan, sedangkan sistem penyaluran tercampur menggabungkan aliran air buangan dengan limpasan air hujan. Dalam hal ini pembahasan hanya mencakup sistem penyaluran air limbah terpisah. Kemudian sistem pengolahan limbah pun terdiri dari 2 macam yaitu sistem pengo lahan on-site position dan sistem off-site position, yang akan ditinjau nantinya adalah sistem pengolahan offsite posistion dimana air limbah  disalurkan melalui sewer (saluran pengumpul air limbah) lalu kemudian masuk ke instalasi pengolahan terpusat (Kunjoro, Udiyani, 2014).
Sistem Sanitasi Terpusat (Off site sanitation) merupakan sistem pembuangan air buangan rumah tangga (mandi, cuci, dapur, dan limbah kotoran) yang disalurkan keluar dari lokasi pekarangan masing-masing rumah ke saluran  pengumpul air buangan dan selanjutnya disalurkan secara terpusat ke bangunan pengolahan air buangan sebelum dibuang ke badan perairan (Kunjoro, Udiyani, 2014).
Sistem penyaluran konvensional  (conventional Sewer) merupakan suatu jaringan perpipaan yang membawa air buangan ke suatu tempat berupa bangunan pengolahan atau tempat pembuangan akhir seperti badan air penerima. Sistem ini terdiri dari jaringan pipa persil, pipa lateral, dan pipa induk yang melayani penduduk untuk suatu daerah pelayanan yang cukup  luas  Setiap jaringan pipa dilengkapi dengan lubang periksa manhole yang ditempatkan pada lokasi-lokasi tertentu. Apabila kedalaman pipa tersebut mencapai 7 meter, maka air buangan harus dinaikkan dengan pompa dan selanjutnya dialirkan secara gravitasi ke lokasi pengolahan dengan mengandalkan kecepatan untuk membersihkan diri (Kunjoro, Udiyani, 2014).
Menurut Fikri dan Joko (2012), Syarat yang harus dipenuhi untuk penerapan sistem penyaluran konvensional:
1.       Suplai air bersih yang tinggi karena diperlukan untuk menggelontor
2.      Diameter pipa minimal 100 mm, karena membawa padatan
3.      Aliran dalam pipa harus aliran seragam
4.      Slope pipa harus diatur sehingga V cleansing terpenuhi (0.6 m/det).
5.      Aliran dalam saluran harus memiliki tinggi renang agar dapat mengalirkan padatan
6.      Kecepatan maksimum pada penyaluran konvnsional 3m/detik.
Menurut Fikri dan Joko (2012), daerah yang cocok untuk penerapan sistem penyaluran konvensional:
1.      Daerah yang sudah mempunyai sistem jaringan saluran konvensional atau
dekat dengan daerah yang punya sistem ini.
2.      Daerah yang mempunyai kepekaan lingkungan tinggi, misalnya daerah
3.      perumahan mewah, pariwisata
4.      Lokasi pemukiman baru, dimana penduduknya memiliki penghasilan cukup tinggi, dan mampu membayar biaya operasional dan perawatan
5.      Di pusat kota yang terdapat gedung-gedung bertingkat yang apabila tidak dibangun jaringan saluran, akan diperlukan lahan untuk pembuangan dan
pengolahan sendiri
6.      Di pusat kota, dengan kepadatan penduduk > 300 jiwa/ha dan umumnya   Penduduk menggunakan air tanah, serta lahan untuk pembuatan sistem setempat sangat sulit dan permeabilitas tanah buruk.
Aliran dalam perpipaan air buangan terutama untuk sistem konvensional (untuk sistem small bore sewer tidak diharuskan) harus memenuhi persyaratan:
a.       Self cleansing
Beberapa hal yang harus diperhatikan untuk aliran self cleansing (terutama untuk sistem konvensional, untuk sistem small bore sewer tidak diharuskan) yaitu:
1)   Aliran yang self cleansing harus memenuhi kriteria aliran dengan tegangan geser(Tc) sebesar = 0.33 – 0.38 kg/m.Kecepatan aliran terendah pada saat debit puncak berlangsung harus berkisar antara 0.6 – 3.0 m/detik.
2)   Kecepatan alirannya tidak mengakibatkan timbulnya gas hydrogen sulfide dan endapan
b.      Bebas dari terbentuknya H2S dan endapan
c.       Tidak menggerus.

Posting Komentar

0 Komentar