Faktor Faktor Determinan Kejadian Diabetes Miliatus
A. Genetik atau Faktor
Keturunan
DM cenderung diturunkan atau
diwariskan, dan tidak ditularkan. Faktor genetis memberi peluang besar bagi
timbulnya penyakit DM. Anggota keluarga penderita DM memiliki kemungkinan lebih
besar menderita DM dibandingkan dengan anggota keluarga yang tidak menderita
DM. Apabila ada orangtua atau saudara kandung yang menderita DM, maka seseorang
tersebut memiliki resiko 40 % menderita DM.
DM Tipe 1 lebih banyak dikaitkan
dengan faktor keturunan dibandingkan dengan DM Tipe 2. Sekitar 50 % pasien DM
Tipe 1 mempunyai orang tua yang juga menderita DM, dan lebih dari sepertiga
pasien mempunyai saudara yang juga menderita DM. Pada penderita DM Tipe 2 hanya
sekitar 3-5 % yang mempunyai orangtua menderita DM juga.
Pada DM tipe 1, seorang anak
memiliki kemungkinan 1:7 untuk menderita DM bila salah satu orang tua anak
tersebut menderita DM pada usia < 40 tahun dan 1:13 bila salah satu orang
tua anak tersebut menderita DM pada usia ≥ 40 tahun. Namun bila kedua orang
tuanya menderita DM tipe 1, maka kemungkinan menderita DM adalah 1:2.
b. Umur
DM dapat terjadi pada semua
kelompok umur, terutama ≥ 40 tahun karena resiko terkena DM akan meningkat
dengan bertambahnya usia dan manusia akan mengalami penurunan fisiologis yang
akan berakibat menurunnya fungsi endokrin pankreas untuk memproduksi insulin.
DM tipe 1 biasanya terjadi pada usia muda yaitu pada usia < 40 tahun,
sedangkan DM tipe 2 biasanya terjadi pada usia ≥ 40 tahun. Di negara-negara
barat ditemukan 1 dari 8 orang penderita DM berusia di atas 65 tahun, dan 1
dari penderita berusia di atas 85 tahun.
Menurut penelitian Handayani di RS
Dr. Sardjito Yogyakarta (2005) penderita DM Tipe 1 mengalami peningkatan jumlah
kasusnya pada umur < 40 tahun (2,7%), dan jumlah kasus yang paling banyak
terjadi pada umur 61-70 tahun (48 %).32 Menurut hasil penelitian Renova di RS.
Santa Elisabeth tahun 2007 terdapat 239 orang (96%) pasien DM berusia ≥ 40
tahun dan 10 orang (4%) yang berusia < 40 tahun.
c.
Jenis Kelamin
Perempuan memiliki resiko lebih
besar untuk menderita Diabetes Mellitus, berhubungan dengan paritas dan
kehamilan, dimana keduanya adalah faktor resiko untuk terjadinya penyakit DM.
Dalam penelitian Martono dengan desain cross sectional di Jawa Barat
tahun 1999 ditemukan bahwa penderita DM lebih banyak pada perempuan (63%) dibandingkan
laki-laki (37%). Demikian pula pada penelitian Media tahun 1998 di seluruh
rumah sakit di Kota Bogor, proporsi pasien DM lebih tinggi pada perempuan
(61,8%) dibandingkan pasien laki-laki (38,2%).
d.
Pola Makan dan
Kegemukan (Obesitas)
Perkembangan pola makan yang salah
arah saat ini mempercepat peningkatan jumlah penderita DM di Indonesia. Makin
banyak penduduk yang kurang menyediakan makanan yang berserat di rumah. Makanan
yang kaya kolesterol, lemak, dan natrium (antara lain dalam garam dan penyedap
rasa) muncul sebagai tren menu harian, yang ditambah dengan meningkatnya
konsumsi minuman yang kaya gula.
Kegemukan adalah faktor resiko yang
paling penting untuk diperhatikan, sebab meningkatnya angka kejadian DM Tipe 2
berkaitan dengan obesitas. Delapan dari sepuluh penderita DM Tipe 2 adalah
orang-orang yang memiliki kelebihan berat badan. Konsumsi kalori lebih dari
yang dibutuhkan tubuh menyebabkan kalori ekstra akan disimpan dalam bentuk
lemak. Lemak ini akan memblokir kerja insulin sehingga glukosa tidak dapat
diangkut ke dalam sel dan menumpuk dalam peredaran darah. Seseorang dengan IMT
(Indeks Massa Tubuh) 30 kg/m2 akan 30 kali lebih mudah terkena DM dari pada
seseorang dengan IMT normal (22 Kg/m2). Bila IMT ≥ 35 Kg/m2, kemungkinan
mengidap DM menjadi 90 kali lipat.
e.
Aktivitas
Fisik
Melakukan aktivitas fisik seperti
olahraga secara teratur dapat membuang kelebihan kalori sehingga dapat mencegah
terjadinya kegemukan dan kemungkinan untuk menderita DM. Pada saat tubuh
melakukan aktivitas/gerakan, maka sejumlah gula akan dibakar untuk dijadikan
tenaga gerak. Sehingga sejumlah gula dalam tubuh akan berkurang dan kebutuhan
akan hormon insulin juga akan berkurang. Pada orang yang jarang berolah raga
zat makanan yang masuk ke dalam tubuh tidak dibakar, tetapi hanya akan ditimbun
dalam tubuh sebagai lemak dan gula. Proses perubahan zat makanan dan lemak
menjadi gula memerlukan hormon insulin. Namun jika hormon insulin kurang
mencukupi, maka akan timbul gejala DM.
f.
Infeksi
Virus
yang dapat memicu DM adalah rubella, mumps, dan human coxsackievirus
B4. Melalui mekanisme infeksi sitolitik
(penghancur sel) dalam sel beta pankreas, virus ini
menyebabkan kerusakan atau destruksi sel. Virus ini dapat juga menyerang
melalui reaksi autoimunitas yang menyebabkan hilangnya autoimun dalam sel beta
pankreas. Pada kasus DM Tipe 1 yang sering dijumpai pada anak-anak, seringkali
didahului dengan infeksi flu atau batuk pilek yang berulang-ulang, yang
disebabkan oleh virus mumps dan coxsackievirus. DM akibat bakteri
masih belum bisa dideteksi. Namun para ahli kesehatan menduga bakteri cukup
berperan menyebabkan DM.
0 Komentar