Makalah
New Emerging Disease
(Penyakit SARS)
Dosen
Pengampu: Marselina, S.KM., M.Kes
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS TADULAKO
2018
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Sejak
dimulainya era globalisasi di segala bidang sehingga transportasi antar negara
bahkan antar benua menjadi mudah, maka penyakit-penyakit yang berpotensi
menimbulkan wabah menjadi masalah di semua negara termasuk Indonesia (Gindo, 1997).
Pada
tanggal 12 Maret 2003, Badan Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO)
mengeluarkan suatu peringatan ke seluruh dunia tentang adanya suatu penyakit
yang disebutnya sebagai sindrom penapasan akut parah (severe acute respiratory syndrome/SARS). Penyakit ini digambarkan sebagai radang paru (pneumonia) yang berkembang secara sangat
cepat, progresif dan seringkali bersifat fatal. Penyakit ini termasuk new emerging disease (Surjawidjaja,
2003).
New emerging
disease adalah penyakit
yang baru muncul di populasi dan perluasan host (misal dari hewan ke manusia)
secara cepat yang berhubungan dengan peningkatan penyakit yang dapat terdeteksi
(Surjawidjaja, 2003).
SARS adalah suatu
penyakit yang disebabkan oleh virus corona SARS (SARS-CoV).
Penderita yang terkena SARS mengalami gangguan pernafasan yang akut (terjadi
dalam waktu cepat) dan dapat menyebabkan kematian. SARS merupakan
penyakit menular dan dapat mengenai siapa saja, terutama orang tua.
Penyakit SARS pertama
kali muncul di Provinsi Guangdong, Cina Selatan pada tanggal 16 November 2002.
Dalam waktu kurang lebih 3 bulan, SARS sudah menginfeksi 305 jiwa dengan kasus
kematian mencapai 5 kasus. Respon yang cepat
dari seluruh dunia membantu mencegah penyebaran lebih lanjut. Setelah 7 Juni
2003, tidak ada lagi kejadian SARS yang dilaporkan terjadi. Sampai dengan tahun
2003 diperkirakan terjadi 8000 kasus SARS dengan kematian mencapai 750 jiwa.
Kematian lebih banyak terjadi pada orang tua (usia diatas 65 tahun), di mana
kematian dapat mencapai lebih dari 50% jumlah kasus SARS.
B.
Rumusan
Masalah
1. Apa
yang dimaksud dengan Epidemiologi penyakit menular ?
2. Apa
yang dimaksud dengan New Emerging Disease
?
3. Apa
yang dimaksud dengan SARS ?
4. Bagaimana
sejarah terjadinya penyakit SARS ?
5. Bagaimana
epidemiologi berdasarkan orang, tempat dan waktu penyakit SARS ?
6. Bagaimana
rantai penularan penyakit SARS ?
7. Bagaimana
gejala-gejala terkena penyakit SARS ?
8. Bagaimana
upaya pencegahan dan penanggulangan New
Emerging Disease (SARS) ?
C.
Tujuan
1. Untuk
mengetahui definisi dari Epidemiologi penyakit menular.
2. Untuk
mengetahui definisi New Emerging Disease.
3. Untuk
mengetahui definisi penyakit SARS.
4. Untuk
mengetahui sejarah penyakit SARS.
5. Untuk
mengetahui epidemiologi berdasarkan orang, tempat dan waktu dari penyakit SARS.
6. Untuk
mengetahui rantai penularan penyakit SARS.
7. Untuk
mengetahui gejala-gejala penyakit SARS.
8. Untuk
mengetahui cara pencegahan dan penanggulangan penyakit SARS.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Epidemiologi Penyakit Menular
Epidemiologi penyakit menular adalah epidemiologi
penyakit yang terfokus dalam mempelajari distribusi dan determinan penyakit
dalam populasi.
B. Definsi New Emerging Disease
New emerging
disease adalah penyakit
yang baru muncul di populasi dan perluasan host (misal dari hewan ke manusia)
secara cepat yang berhubungan dengan peningkatan penyakit yang dapat terdeteksi.
C. Definisi
SARS
Pada
tanggal 12 Maret 2003, Badan Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO)
mengeluarkan suatu peringatan ke seluruh dunia tentang adanya suatu penyakit
yang disebutnya sebagai sindrom penapasan akut parah (severe acute respiratory syndrome/SARS). SARS adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus corona SARS (SARS-CoV). Penderita yang terkena SARS
mengalami gangguan pernafasan yang akut (terjadi dalam waktu cepat) dan dapat
menyebabkan kematian.
D. Sejarah
Penyakit SARS
Kasus SARS (Severe Acute
Respiratory Syndrome) atau Syndrome Pernapasan Akut Berat pertama kali ditemukan
di propinsi Guangdong China pada bulan
November 2003. Adanya kejadian luar biasa di Guangdong ini baru diberitakan
oleh WHO empat bulan kemudian yaitu pada pertengahan bulan Februari 2003. Pada
waktu itu disebut sebagai Atypical Pneumonia atau Radang Patu
Atipik. Pada tanggal 11 Maret 2003, WHO mengumumkan adanya penyakit baru
yang menular dengan cepat di Hongkong, Singapura dan Vietnam yang disebut SARS. Pada tanggal 15 Maret 2003
Direktur Jenderal WHO menyatakan bahwa SARS adalah ancaman global atau Global Threat. Pertimbangan WHO
menyatakan SARS sebagai ancaman global adalah SARS merupakan penyakit baru yang
belum dikenal penyebabnya, SARS menyebar secara cepat melalui alat angkut antar
negara dan SARS terutama menyerang tenaga kesehatan di rumah sakit.
Wabah SARS telah mendorong berbagai pakar kesehatan di dunia
untuk bekerja sama menemukan penyebab
SARS dan memahami cara penularan SARS. Atas kerjasama para pakar dari 13
laboratorium di dunia maka tanggal 16 April 2003 dipastikan bahwa penyebab SARS
adalah Virus Corona atau Coronavirus. Departemen Kesehatan secara dini dan
sejak awal pandemi SARS pada bulan Maret
tahun 2003 melaksanakan penanggulangan SARS dengan tujuan mencegah terjadinya
kesakitan dan kematian akibat SARS dan mencegah terjadinya penularan SARS di
masyarakat (community transmission)
di Indonesia.
Strategi yang dijalankan untuk mencapai tujuan itu adalah :
upaya public awareness melalui upaya
advokasi dan sosialisasi, pemantauan atau surveilans kasus secara epidemiologi
berdasarkan informasi masyarakat, informasi rumah
sakit dan informasi KKP, menyiapkan rumah sakit baik sarana maupun prasarananya serta
pengetahuan dan keterampilan petugas.
E. Epidemiologi
Berdasarkan orang, tempat dan waktu
Bila
dilihat dari sudut pandang epidemiologi berdasarkan faktor host
atau penjamu yang memungkinkan terjadinya penyakit SARS antara lain :
a. Karena
keadaan fisiologis tubuh seperti kelelahan, kehamilan, pubertas, stress, atau
keadaan gizi yang kurang.
b. Keadaan
imunologis (kekebalan) seseorang dalam menghadapi suatu penyakit yang rendah
sehingga penyakit mudah menyerang mekanisme pertahanan tubuh seseorang.
c. Tingkah laku
atau gaya hidup yang tidak menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)
Faktor
tempat yang berpengaruh terhadap terjadinya penyakit SARS antara lain :
a. Peningkatan
iklim global (global warming) yang
meningkatkan akselerasi keadaan panas bumi,
b. Dukungan
ekosistem sebagai habitat dari berbagai vector,
c.
Peningkatan kepadatan
populasi penduduk yang dijadikan hamparan kultur biakan bagi berbagai
macampenyakit serta dijadikan persemaian subur bagi virus sekaligus sarana
eksperimen rekayasa genetika.
Faktor waktu yang berpengaruh terhadap
terjadinya penyakit SARS ditularkan melalui kontak dekat, misalnya pada
waktu merawat penderita, tinggal satu rumah dengan penderita atau kontak
langsung dengan sekret/cairan tubuh dari penderita suspect atau probable. Diduga cara penyebaran utamanya adalah
melalui percikan (droplets) dan
kemungkinan juga melalui pakaian dan alat-alat yang terkontaminasi.
Dilain kesempatan virus diduga
ditularkan melalui media lingkungan yaitu dari saluran limbah (comberan) yang
tercemar bahan infeksius; dengan aerosolisasi mencemari udara atau secara
mekanis dibawa oleh vector. Cara penularan melalui saluran limbah tercemar ini
sedang diteliti secara retrospective. Cara penularan penyakit melalui kontak
langsung dengan penderita SARS baik karena berbicara, terkena percikan batuk atau bersin (“Droplet Infection”). Penularan melalui
udara, misalnya penyebaran udara, ventilasi, dalam satu kendaraan atau dalam
satu gedung diperkirakan tidak terjadi, asal tidak kontak langsung berhadapan
dengan penderita SARS.
F. Rantai Penularan SARS
Masa penularan dari orang ke orang belum
teridentifikasi dengan jelas. Untuk sementara, masa menular adalah mulai saat
terdapat demam atau tanda-tanda gangguan pernafasan hingga penyakitnya
dinyatakan sembuh. Periode aman dari kemungkinan terjadinya penularan pada unit
pelayanan atau pada kelompok masyarakat yang terjangkit KLB SARS adalah setelah
lebih dari 14 hari sejak kasus terakhir dinyatakan sembuh.
Rantai penyakit tersebut menular
jika terjadi kontak erat dengan penderita melalui
pernafasan dan cairan tubuh. Coronavirus dapat ditemukan
dalam kotoran manusia, hal ini menjelaskan bahwa penularan tersebut juga bisa
melalui kotoran manusia. Virus dapat bertahan lama di feses dan urine pasien
pengidap SARS. Dalam kotoran manusia virus bertahan selama 1-2 hari dalam suhu
ruang. Dalam kondisi asam virus hanya mampu bertahan hidup paling lama 3 jam,
di udara virus bertahan selama 3 jam. Masa inkubasi : 2 – 7 hari.
Untuk mewaspadai agar penyakit ini tidak
merenggut nyawa lebih banyak lagi Pemerintah Indonesia mulai menggunakan UU No.04/1994 tentang wabah sebagai dasar hukum
penanggulangan virus SARS. Berdasarkan UU ini pemerintah mempunyai alasan yang
kuat untuk memaksa seseorang yang diduga terjangkit virus SARS dikarantina di
rumah sakit yang telah ditetapkan diatas. Jika menolak, orang yang bertanggung
jawab terhadap pasien tersebut dikenakan hukuman 1 tahun atau denda
Rp1.000.000,00. Selama ini penyakit wabah yang masuk dalam UU No.04/1994 hanya tiga, yaitu disentri, kolera,
dan pes. Kini, Menteri Kesehatan sudah mengeluarkan Surat Keputusan guna
memasukkan wabah SARS kedalam UU. Ini menunjukkan bahwa penyakit SARS bukan
penyakit biasa, bahkan di Batam yang merupakan wilayah terdekat dengan
Singapura, Pemda setempat sudah meliburkan seluruh sekolah dan perguruan tinggi
untuk mengecek wabah virus.
G. Gejala Penyakit SARS
Gejala penyakit SARS yang mungkin
terjadi biasanya berupa demam dengan suhu badan lebih dari 38 derajat selsius
disertai dengan napas yang terasa pendek, batuk kering, sesak napas, otot yang
terasa nyeri, hilangnya selera makan, kepala yang terasa sakit, diare dan
perasaan yang terus menerus gelisah. Jika penyakit ini sudah terjadi, orang
bisa disebut suspect SARS. Namun
apabila gangguan ini terjadi setelah menderita gangguan pernapasan maka orang
tersebut bisa disebut dengan probable SARS atau bisa diduga menderita SARS. Ada
beberapa gejala SARS yang bisa dibaca secara medis seperti radang paru-paru,
trombosit darah yang terus menurun setelah melakukan kontak dengan penderita
SARS dan limfosit yang ikut menurun, selain itu jika sudah berat oksigen dalam
darah akan ikut menurun dan enzim hati akan meningkat.
H. Upaya Pencegahan dan
Pengobatan Penyakit SARS
Ada beberapacara yang digunakan dalam
pengobatan dan pencegahan penyakit SARS ini, yaitu sebagai berikut :
1. Penderita
Pengobatan
para penderita SARS biasanya dilakukan dengan perawatan intensif di rumah sakit, terutama
jika terjadi sesak napas. Penderita akan ditempatkan di ruang isolasi agar
tidak menyebarkan virus ke mana-mana. Obat yang dipakai biasanya adalah obat
yang mengandung kortikosoid dan antivirus ribavirin. Walaupun demikian, obat ini belum
100% efektif mengobati SARS. Dan sampai saat ini belum ada satu pun obat yang
efektif dalam mengobati SARS.
2. Contact
Person
Untuk
mencegah penularan penyakit SARS dapat dilakukan dengan cara:
a.
Hindarilah bepergian atau naik
kendaraan umum namun jika terpaksa maka jangan menutup jendela atau pintu,
b.
Hindarilah tempat-tempat umum dan
ramai khususnya di daerah dekat rumah sakit, tempat-tempat nongkrong, bioskop,
dan perpustakaan. Jika kamu melakukannya maka sebaiknya menggunakan masker dan
mencuci tangan secara bersih dan teratur,
c.
Hindarilah mengunjungi pasien dan
periksa ke dokter di rumah sakit khususnya yang ada pasien dengan penyakit
SARS,
d.
Mengajari anak-anak untuk cuci
tangan dengan sabun dan jangan menyentuh mulut, hidung, dan mata dengan tangan
telanjang,
e.
Jagalah keseimbangan gizi dan
hendaklah berolahraga secara teratur untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh,
f.
Anak-anak yang sistem kekebalan tubuhnya
melemah dianjurkan memakai masker sepanjang waktu untuk menghindari menyebarnya
cairan tubuh seperti ludah/air liur,
g.
Periksalah suhu badan Anda secara
teratur dan tetaplah hati-hati dengan kondisi kesehatan Anda
3.
Lingkungan
SARS juga bisa dihindari dengan
menjaga kesehatan lingkungan seperti:
1.
Menjaga sirkulasi udara di kamar,
2.
Menjaga lingkungan rumah tetap
sehat. Ada beberapa cara untuk mematikan kuman yang dapat digunakan:
a.
Gunakan pemutih ( bleach ) yang
tersedia di pasar (dengan kandungan kimia 8-12%). Ini adalah cara paling
murah dan efektif mematikan kuman. Persiapan: Pakailah sarung tangan anti air,
Campurlah pemutih dengan
air dengan ukuran 1:100 (pemutih/bleach
:air/water).
b.
Frekuensi: Bersihkanlah
tempat-tempat yang sering dilewati orang secara teratur dan selama masa
penyebaran virus SARS, lebih baik bersihkanlah kuman rumah setiap hari.
Pencegahan paling utama adalah dengan tidak
mengunjungi ke wilayah yang sudah terjangkit SARS, karena sebagian besar
infeksi terjadi di sini. Apabila tidak memungkinkan, sebisa mungkin hindari berdekatan
dengan penderita atau penderita bergejala sama, dan gunakan selalu masker
penutup hidung dan mulut serta sarung tangan. Pemakaian masker dan sarung
tangan ditujukan untuk menghindari penularan melalui cairan dan udara (debu).
Jika baru pulang dari luar negari yang terkena wabah
SARS, setidaknya dalam 10 hari pertama harus waspada terhadap gejala SARS dan
segera berobat jika gejala-gejalanya muncul. Selain itu perkuat daya tahan
tubuh dengan makan makanan bergizi, istirahat cukup, dan berolahraga teratur.
Dan tentu saja, jaga kebersihan tubuh, misalnya segera mencuci tangan setelah
berada ditempat umum.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari
makalah ini, yaitu :
a. Epidemiologi penyakit menular adalah epidemiologi
penyakit yang terfokus dalam mempelajari distribusi dan determinan penyakit
dalam populasi.
b. New emerging
disease adalah penyakit
yang baru muncul di populasi dan perluasan host (misal dari hewan ke manusia)
secara cepat yang berhubungan dengan peningkatan penyakit yang dapat terdeteksi.
c. SARS
adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus corona SARS (SARS-CoV). Penderita yang terkena SARS
mengalami gangguan pernafasan yang akut (terjadi dalam waktu cepat) dan dapat
menyebabkan kematian.
d. Kasus SARS (Severe Acute Respiratory
Syndrome) atau Syndrome Pernapasan Akut Berat pertama kali ditemukan di
propinsi Guangdong China pada bulan
November 2003. Adanya kejadian luar biasa di Guangdong ini baru diberitakan
oleh WHO empat bulan kemudian yaitu pada pertengahan bulan Februari 2003. Pada
waktu itu disebut sebagai Atypical Pneumonia atau Radang Patu
Atipik.
e.
Faktor host atau penjamu yang
memungkinkan terjadinya penyakit SARS antara lain :
1) Karena
keadaan fisiologis tubuh seperti kelelahan, kehamilan, pubertas, stress, atau
keadaan gizi yang kurang.
2) Keadaan
imunologis (kekebalan) seseorang dalam menghadapi suatu penyakit yang rendah
sehingga penyakit mudah menyerang mekanisme pertahanan tubuh seseorang.
3) Tingkah laku
atau gaya hidup yang tidak menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)
Faktor tempat yang
berpengaruh terhadap terjadinya penyakit SARS antara lain :
1) Peningkatan
iklim global (global warming) yang
meningkatkan akselerasi keadaan panas bumi,
2) Dukungan
ekosistem sebagai habitat dari berbagai vector,
3) Peningkatan
kepadatan populasi penduduk yang dijadikan hamparan kultur biakan bagi berbagai
macampenyakit serta dijadikan persemaian subur bagi virus sekaligus sarana
eksperimen rekayasa genetika.
Faktor waktu yang
berpengaruh terhadap terjadinya penyakit SARS ditularkan melalui kontak dekat, misalnya pada
waktu merawat penderita, tinggal satu rumah dengan penderita atau kontak
langsung dengan sekret/cairan tubuh dari penderita suspect atau probable
f. Gejala
penyakit SARS yang mungkin terjadi biasanya berupa demam dengan suhu badan
lebih dari 38 derajat selsius disertai dengan napas yang terasa pendek, batuk
kering, sesak napas, otot yang terasa nyeri, hilangnya selera makan, kepala
yang terasa sakit, diare dan perasaan yang terus menerus gelisah.
g. Rantai
penyakit tersebut menular jika terjadi kontak erat dengan penderita melalui
pernafasan dan cairan tubuh. Coronavirus dapat ditemukan
dalam kotoran manusia, hal ini menjelaskan bahwa penularan tersebut juga bisa
melalui kotoran manusia. Virus dapat bertahan lama di feses dan urine pasien
pengidap SARS. Dalam kotoran manusia virus bertahan selama 1-2 hari dalam suhu
ruang.
h.
Pencegahan paling utama adalah
dengan tidak mengunjungi ke wilayah yang sudah terjangkit SARS, karena sebagian
besar infeksi terjadi di sini. Apabila tidak memungkinkan, sebisa mungkin
hindari berdekatan dengan penderita atau penderita bergejala sama, dan gunakan
selalu masker penutup hidung dan mulut serta sarung tangan. Pemakaian masker
dan sarung tangan ditujukan untuk menghindari penularan melalui cairan dan
udara (debu).
B.
Saran
Adapun saran yang dapat
di sampaikan yaitu, sebaiknya melakukan pencegahan penyakit SARS dengn
cara-cara yang tela di bahas di atas dan menjaga lingkungan tetap bersih yang
terbebas dari virus, melihat penyakit SARS yang sangat berakibat fatal.
DAFTAR PUSTAKA
Gindo. Simanjuntak, 1997, “Pencegahan Dan
Pemberantasan Penyakit-Penyakit Zoonosa New, Emerging Dan Re-Emerging Di
Indonesia”, Jurnal Kesehatan, Vol.3
,No.4 ,hal 73-78.
Surjawidjaja. Julius, 2003, “Sindrom pernapasan
akut parah (severe acute respiratory syndrome/SARS) : suatu epidemi baru yang
sangat virulen”, Jurnal Kedokteran
Trisakti, Vol. 22, No. 22, hal 76-82.
https://riameliza.wordpress.com/2011/03/19/sars-severe-acute-respiratory-syndrome-air-borne-disease/
0 Komentar