BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Dari tahun ketahun, jumlah penduduk di dunia semakin
meningkat jumlahnya sehingga dikatakan kepadatan penduduk tidak bisa
dikendalikan. Lebih di fokuskan untuk negara Indonesia sendiri semua
perencanaan pembangunan sangat membutuhkan data penduduk tidak saja pada saat
merencanakan pembangunan tetapi juga pada masa yang akan datang, disebut
sebagai proyeksi penduduk. Ketajaman proyeksi penduduk sangat tergantung pada
ketajaman asumsi Trend komponen
pertumbuhan penduduk yang dibuat. komponen-komponen tersebut yaitu Kelahiran
(Fertilitas), Kematian (Mortalitas), dan Migrasi Penduduk. Ketiga komponen
inilah yang menentukan besarnya jumlah penduduk dan struktur penduduk.
Para pemakai dan kependudukan, khususnya para
perencana, dan pengambil kebijakan sangat membutuhkan data penduduk yang berkesinambungan dari
tahun ke tahun. Sayangnya sumber data penduduk yang tersedia hanya secara
periodik, yaitu Sensus Penduduk (SP) pada tahun-tahun yang berakhiran dengan
angka 0 (nol) dan Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS) pada pertengahan dua
sensus atau tahun-tahun yang berakhiran dengan angka 5. Sumber data
kependudukan lain yaitu Registrasi Penduduk masih belum sempurna cakupan
pencatatannya sehingga datanya belum dapat digunakan untuk perencanaan
pembangunan nasional.
Ketajaman proyeksi penduduk sangat tergantung pada
ketajaman asumsi tren komponen pertumbuhan penduduk yang dibuat. Menurut BPS (1998), untuk
menentukan asumsi tingkat kelahiran, kematian, dan perpindahan di masa yang
akan datang diperlukan data yang menggambarkan tren di masa lampau hingga saat
ini, faktor-faktor yang mempengaruhi masing-masing komponen, dan hubungan
antara satu komponen dengan yang lain serta target yang akan dicapai atau
diharapkan pada masa yang akan datang.
Proyeksi penduduk ini secara periodik perlu
direvisi, karena sering terjadi bahwa asumsi tentang kecenderungan tingkat
kelahiran, kematian, dan perpindahan penduduk (migrasi) yang melandasi proyeksi
lama tidak sesuai lagi dengan kenyataan. Biro Pusat Statistik (1998) sudah
beberapa kali membuat proyeksi penduduk yaitu pada setiap tersedianya data
hasil Sensus Penduduk (SP) 1971, 1980, 1990, dan Survei Penduduk Antar Sensus
(SUPAS) 1985 dan 1995.
B. Rumusan
Masalah
Rumusan masalah
yang diangkat pada makalah proyeksi penduduk yaitu:
1.
Apa
yang dimaksud dengan proyeksi penduduk?
2.
Bagaimana
kegunaan dari proyeksi dalam berbagi bidang?
3.
Apa
saja jenis-jenis perkiraan penduduk?
4.
Apa
metode proyeksi?
C. Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah proyeksi penduduk
adalah untuk mengetahui proyeksi penduduk, kegunaannya dalam berbagai bidang,
dan untuk mengetahui jenis-jenis dari proyeksi serta untuk mengetahui metode
dari proyeksi.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Proyeksi
Menurut Sutarsi (1981), Proyeksi adalah perhitungan
yang menunjukan keadaan kelahiran (fertilitas), kematian (mortalitas), dan
migrasi penduduk yang akan datang. Proyeksi penduduk adalah perhitungan jumlah
penduduk (menurut komposisi umur dan jenis kelamin) dimasa yang akan datang
berdasarkan asumsi arah perkembangan fertilitas, mortalitas dan migrasi. Data
penduduk Indonesia yang dapat dipakai dan dipercaya untuk keperluan proyeksi
adalah berasal dari sensus penduduk (SP) yang diselengarakan pada tahun yang
berakhir “0” dan survei antar sensus (SUPAS) pada tahun yang berakhir “5” .
Proyeksi penduduk dahulu digunakan untuk menentukan
estimasi pajak atau kekuatan negara. Namun sekarang digunakan untuk memperbaiki
kondisi sosial-ekonomi dalam suatu negara. Kemudian digunakan dalam rangka
perencanaan pembangunan di berbagai bidang, diantaranya.Tujuan proyksi antara
lain sebagai berikut :
1.
Menghitung
jumlah penduduk indonesia selama periode 2010-2035 rentang proyeksi tidak
terlalu jauh untuk menghindari kesalahan dari asumsi dan metode proyeksi.
Proyeksi dengan jangka yang lama akan jauh berbeda dengan keadaan sebenarnya
seiring dengan perubahan keadaan sosial, politik, budaya, dan ekonomi yang
berkembang cepat.
2.
Menyelesaikan
data penduduk indonesia pada periode 2010-2035 untuk kepentingan evaluasi
terhadap dinamika penduduk dan perencanaan pembangunan pada jangka pendek,
jangka menengah dan jangka panjang.
B. Kegunaan
Proyeksi
1. Di
Bidang Pangan
Menentukan kebutuhan akan bahan pangan
sesuai dengan gizi serta susunan penduduk menurut umur.
2. Di Bidang Kesehatan
Menentukan
jumlah medis, dokter, obat-obatan, jumlah tempat tidur di rumah-rumah sakit
yang diperlakukan selama periode proyeksi.
3. Di Bidang Pendidikan
Dasar
untuk memperkirakan jumlah penduduk usia sekolah, jumlah murid, jumlah guru,
gedung-gedung sekolah, pendidikan masa yang akan datang.
4. Di
Bidang Tenaga Kerja
Menentukan
jumlah angkatan kerja, penyediaan lapangan kerja erat hubungannya dengan
proyeksi tentang pendidikan memungkinkan perencanaan untuk memperhitungkan
perubahan tingkat pendidikan ‘skilled’ dan pengalaman tenaga kerja.
5. Di Bidang Produksi Barang dan Jasa
Adanya
proyeksi angkatan kerja ada data mengenai produktivitas dasar estimasi produksi
barang-barang dan jasa di masa mendatang.
C.
Jenis
Perkiraan Penduduk
1.
Antar sensus
(intercensal) adalah suatu
perkiraan mengenai keadaan penduduk diantara dua sensus yang kita ketahui, jadi
kedua hasil sensus diperhitungkan. Pertumbuhan Penduduk dianggap linier
(pertambahan penduduk dianggap sama tiap tahun).
Dengan rumus:
Keterangan :
Pn : jumlah penduduk pada tahun n
Po : jumlah
penduduk awal
Pm : jumlah
penduduk pada tahun yang diestimasikan
m : selisih tahun yang dicari dengan tahun awal
n : selisih tahun dari 2 sensus yang
diketahui
contoh soal:
Jumlah penduduk
tahun 1961 berdasar sensus = 97 juta
Jumlah penduduk
tahun 1971 berdasar sensus = 118,2 juta
Berapakah jumlah
penduduk pada tahun 1981?
Jawab:
= 97 juta + (118,2 juta – 97 juta)
= 97
juta + (21,2 juta)
=
109,72 juta
Jadi,
jumlah penduduk tahun 1967 diperkirakan sebesar 109,72 juta
2.
Setelah sensus (postcensal) adalah
perkiraan mengenai penduduk sesudah sensus. Prinsipnya juga sama, yaitu
pertambahan penduduk adalah linear.
Dengan rumus:
atau
Keterangan:
Pn
: Jumlah penduduk tahun n
Po : Jumlah penduduk pada tahun awal
Pm : Jumlah
penduduk pada tahun yang diestimasikan (tahun)
m : Selisih tahun yang dicari dengan tahun n
n : Selisih
tahun dari 2 sensus yang diketahui
contoh soal:
Jumlah penduduk
tahun 1961 berdasar sensus = 97 juta
Jumlah penduduk
tahun 1971 berdasar sensus = 118,2 juta
Berapakah jumlah penduduk pada
tahun 1975?
Jawab:
= 97 juta + (18,2 juta – 97 juta)
= 97
juta + (21,2 juta)
= 126,
68 juta
Jadi,
jumlah penduduk tahun 1975 diperkirakan sebesar 126,68 juta.
3.
Projection
(proyeksi) adalah perkiraan penduduk berdasarkan
sensus (biaya sensus terakhir). Perhitungan yang menunjukkan keadaan
fertilitas, mortalitas, dan migrasi di masa yang akan datang. Kelebihan proyeksi
dibanding 2 jenis perkiraan lainnya: dapat memperkirakan jumlah penduduk sampai
berpuluh-puluh tahun sesudah sensus.
Proyeksi dapat dilakukan :
a.
Sesudah sensus disebut
forward projection
b.
Sebelum sensus disebut
backward projection
D.
Metode Proyeksi Terbagi Menjadi 2 Metode Yaitu
:
1.
Mathematical
Method
Proyeksi penduduk dengan metode matematik
umumnya menggunakan model pertumbuhan eksponensia, geometrik, dan linear, atau
penduduk tanpa pertumbuhan. Apabila pertumbuhan penduduk mengikuti model pertumbuhan
eksponensial. Kelemahannya terlalu naif.
Digunakan
jika:
a. Hanya
jumlah penduduk total yang diketahui
b. Data
tentang komponen pertumbuhan penduduk tidak tersedia
Mathematical
Method terdapat 4 metode yaitu :
1) Model
linear aritmatik
Pertumbuhan
penduduk relative tetap konstan setiap tahun, digunakan jika hanya jumlah
penduduk total yang ingin diketahui, digunakan jika data spesifik untuk metode
lain tidak tersedia. Kelemahan: fertilitas, mortalitas, dan migrasi tidak
dipertimbangkan. Model linear aritmatik yaitu pertumbuhan penduduk secara
aritmatik atau pertumbuhan penduduk dengan jumlah sama setiap tahun. Model
linear arimatik:
linear arimatik:
Rumus:
Pn = Po + cm atau Pn = Po
(1+rn)
Dimana :
Pn :
penduduk pada tahun n
Po :
penduduk pada tahun awal
c :
jumlah pertambahan penduduk konstan (nilai absolut)
r :
angka pertambahan penduduk (%)
n :
periode (waktu) antara tahun awal dan tahun n
contoh :
Jumlah penduduk Indonesia
menurut sensus 1980 adalah 147,79 juta dan menurut sensus 1990 adalah 179, 38
juta. Jika diasumsikan penduduk Indonesia bertambah dengan jumlah yang sama
setiap tahun selama periode 1980-1990, berapakah jumlah penduduk tahun 1991?
Jawab :
Pn = Po
+ cn diubah menjadi c = (Pn – Po)/n
Angka
pertumbuhan penduduk 1980-1990:
179,38
juta – 147,79 juta : 10 = 3,16 juta penduduk
Perkiraan
jumlah penduduk 1991 = 179, 38 juta + 3,16 juta
= 182, 54 juta
2) Model
geometric
Model
geometric yaitu pertumbuhan penduduk secara geometric atau pertumbuhan penduduk
yang menggunakan dasar bunga majemuk. Angka pertumbuhan penduduk dianggap sama
untuk setiap tahun.
Rumus:
Pn = Po (1 + r)ⁿ
Dimana:
Pn :
penduduk pada tahun n
Po :
penduduk pada tahun awal
r :
angka pertumbuhan penduduk (%)
n :
waktu dalam tahun (periode proyeksi)
contoh:
Jumlah penduduk Indonesia
menurut sensus 1980 adalah 147,79 juta dan menurut sensus 1990 adalah 179, 38
juta. Jika diasumsikan penduduk Indonesia bertambah secara geometrik dengan
angka pertumbuhan penduduk sebesar 1,96% pertahun selama periode 1980-1990,
berapakah jumlah penduduk tahun 1991?
Jawab:
Pn = Po
(1 + r)ⁿ
P1991 =
147, 79 juta (1 + 0,0196)
= 182,89 juta
Jadi perkiraan jumlah
penduduk tahun 1991 adalah 182, 89 juta
3) Model
Eksponensial
Pertumbuhan
penduduk secara terus menerus setiap hari dengan angka pertumbuhan konstan. Yaitu
hasil metode eksponensial dan geometric hamper sama jika laju pertumbuhannya
(r) relative rendah (antara 1-2%). Yaitu hasil metode eksponensial dan
geometric hamper sama jika laju pertumbuhannya (r) relative rendah (antara
1-2%).
Rumus:
Pn : Po x ern
Keterangan:
Po :
penduduk pada tahun awal
n :
waktu dalam tahun (periode proyeksi)
r :
angka pertumbuhan penduduk (%)
Pn :
penduduk pada tahun n
e :
bilangan pokok sistem logaritma natural = 2,7182818
catatan:
Hasil metode eksponensial dan geometrik hampir sama jika laju
pertumbuhannya (r) relatif rendah (antara 1-2%)
Contoh
Jumlah penduduk Indonesia menurut sensus 1980
adalah 147,79 juta dan menurut sensus 1990 adalah 179,38 juta. Jika diasumsikan
penduduk Indonesia bertambah secara eksponensial dengan angka pertumbuhan
penduduk sebesar 1,94% pertahun selama periode 1980-1990, berapakah jumlah
penduduk tahun 1991?
Jawab :
Pn = Po
x
P1991 =
147,79 juta x e
= 147, 79 juta x 2,7182818 (0,0194x11)
= 182, 89 juta
Jadi, perkiraan jumlah penduduk tahun 1991
adalah 182,89 juta.
4) Model
logistic
Kurang
popular atau lebih sesuai untuk proyeksi populasi binatang.
Rumusnya:
Keterangan:
Pn : penduduk
pada tahun n
n :
waktu dalam tahun (periode proyeksi)
r :
angka pertumbuhan penduduk (%)
e :
bilangan pokok system logaritma natural = 2,7182818
1/C :
initialpopulation size
r/k :
upper limit of projection
Jadi,
perkiraan jumlah pendudu tahun 2992 adalah 182, 89 juta
2.
Cohort-Component
Method
Hasil
metode matematik dan komponen akan tidak terlalu berbeda (hamper sama) jika
jangka waktu proyeksi relative pendek (kuranng dari 5 tahun). Metode matematik
hanya menghasilkan jumlah penduduk total pada periode proyeksi. Jika terjadi
perubahan tingkat kelahiran, kematian, dan mifrasi menjadi metode matematika kurang bisa diterima. Untuk
menghitung proyeksi penduduk menurut kelompok umur dan jenis kelamin menjadi
komponen method Cohort-Component Method. Metode komponen lebih banyak digunakan
karena mencakup determinan pertumbuhan penduduk (tingkat kelahiran, kematian,
dan migras dan biasa disebut dengan model cohort.
Kelebihan:
a. Memperhatikan
perubahan tiap komponen pertumbuhan penduduk (kelahiran, kematian, migrasi)
b. Validitas
lebih tinggi
c. Ada
asumsi-asumsi kelahiran, kematian dan migrasi
Konsep dasar
P = Po + (B-D)+(Mi-Mo)
Dimana :
P : jumlah penduduk
Po : jumlah penduduk tahun
awal
B-D :
Pertumbuhan alamiah (kelahiran-kematian)
Mi-Mo :
migrasi netto (migrasi masuk – migrasi keluar)
DAFTAR
PUSTAKA
Mantra, Ida Bagoes.
2000. Demografi Umum. Pustaka Pelajar
Offset. Yogyakarta
Munir,
Rozy dan Budiarto. 1985 Pengantar Studi
Demografi. Nur Cahaya. Yogyakarta.
0 Komentar