Iklan atas - New

Pemanfaatan Media Dalam Komunikasi Kesehatan



 Pemanfaatan Media Dalam Komunikasi Kesehatan
1.      Media Sebagai Institusi dan Agen Sosialisasi
a.      Institusional Sosial
Menurut Alo (2008), gagasan institusional sosial dapat ditemukan dalam setiap:
Jenis Media
Jenis Atau Kategori Pemanfaatan Media
1.      Surat kabar
1.    Berita tentang kesehatan
2.    Opini yang memuat pandangan ahli, publik dalam bentuk pendapat maupun tulisan tentang kesehatan
3.    Iklan dari perusahaan farmasi atau alat-alat kesehatan
4.    Promosi kesehatan
5.    Kampanye kesehatan
6.    Pendidikan dan penerangan
7.    Hiburan yang mendorong  perubahan sikap dalam kesehatan
8.    dll.
2.      Majalah
Sda
3.      Pamflet
1.    Informasi singkat organisasi atau lembaga kesehatan
2.    Tentang alat-alat kesehatan dan obat serta pengobatan
3.    Mengenai layanan jasa kesehatan
4.    Tentang gejala suatu penyakit, pencegahan, dan cara pengobatan
5.    Tentang pendidikan dan latihan dalam bidang kesehatan
6.    dll.
4.      Leaflet
Sda

5.      Brosusr
Sda
6.      Katalog
Data dan informasi mengenai :
1.    RS
2.    Puskesmas
3.    Puskesmas Pembantu
4.    Klinik
5.    Praktek dokter, bidan dll, nama dan alamat
6.    Apotik, toko obat, nama dan alamat
7.    Perusahaan obat-obatan
8.    Alamat pusat pendidikan dan pelatihan kesehatan
9.    POM, laboratorium
10.              Pusat layanan jasa kesehatan
11.              Alamat-alamat penting penyediaan sarana dan prasarana kesehatan
12.              Dll
7.      Direktori
Sda
8.      Undangan
Penyampaian  informasi dari sebuah lembaga, perorangan dll dalam rangka menghadiri pertemuan public yang berkaitan dengan pembicaraan, diskusi, seminar, lokakarya, symposium dll yang berkaitan dengan kesehatan
9.      Surat menyurat
Sda
10.  Periklanan
Membayar media massa cetak dan elektronik (ruang dan waktu) untuk menyebarluaskan informasi tentang produk atau  jasakesehatan kepada audiens
11.  Radio
1.    Berita-berita tentang kesehatan
2.    Opini yang memuat  pandangan ahli, public dalam bentuk pendapat maupun tulisan tentang kesehatan
3.    Iklan dari perusahaan farmasi atau alat-alat kesehatan
4.    Promosi kesehatan
5.    Kampanye kesehatan
6.    Pendidikan dan penarangan
7.    Hiburan yang mendorong perubahan sikap dalam bidang kesehatan
8.    dll.
12.  Televisi
Sda
13.  Video
1.    Pesan atau informasi kesehatan  yang mengarah ke sosialisasi program  dalam bidang kesehatan, mengutamakan pendidikan dan penerangan serta komunikasi kesehatan yang bersifat persuasive. Kadang-kadang diselipi dengan iklan layanan masyarakat atau iklan dari perusahaan obat atau alat laboratorium dll.
2.    Promosi kesehatan
3.    Kampanye kesehatan
4.    Hiburan yang mendorong perubahan sikapdalam bidang kesehatan dll
5.    Kadang-kadang dikemas dalam bentuk drama, cerita fiksi atau kenyataan dalam masyarakat
6.    Dll
14.  Film
Sda
15.  Web sites - internet
Melaksanakan fungsi gabungan dari semua media, akses informasi dari publik terhadap media lain, termasuk layanan jasa konsultasi (telematika) dll.
16.  Annual reports
1.    Laporan berkembang anekaragaman perkembangan dalam bidang kesehatan
2.    Laporan ilmu kedokteran
3.    Farmasi
4.    Alat-alat laboratorium kesehatan dll
17.  Tradeshow booths
1.    Pertemuan atau eksibisi
2.    Pameran dagang kesehatan
3.    Event ini dapat dilakukan dalam suatu pusat kegiatan
4.    Dapat dilakukan  dalam kegiatan anjang sana atau safari kesehatan
18.  E – mail
Melaksanakan fungsi gabungan dari semua media, termasuk layanan jasa konsultasi dll
19.  Presentasi dengan software power point
1.    Mempersiapkan bahan-bahan ceramah, diskusi, dialog, seminar, dll dalam bidang kesehatan
2.    Mempersiapkan modul penyuluhan atau bahan ajr dalam bidang kesehatan
3.    Dll
Seorang antropolog, Malinowski, menerangkat bahwa masyarakat secara fungsional ditata berdasarkan pertimbangan bio-cultural dan pshyco-logical.
Menurut Malinowski, setiap individu mempunyai kebutuhan fisiologis biologis maupun physiology. Untuk memperoleh kebutuhan itu maka setiap kelompok dimana individu berkumpul (organisasi social) akan  mengembangkan institusi agar anggotanya dapat memperoleh kebutuhan-kebutuhan tersebut. Institusi itu hadir sebagai hasil dorongan kebudayaan dari setiap kelompok suku bangsa untuk melayani anggotanya  yang ingin mempoeroleh empat kebutuhan dasar­_ instrumental needs (ekonomi, social control, education, dan political organization). Setiap institusi social tersebut mempunyai personal, seperangkat norma atau aturan, aktivitas, aparatur material (teknologi) dan fungsi. Malinowski pesrcaya bahwa setiap individu  yang memiliki karakteristik biocultural yang sama mempunyai kesamaan atau uniformitas kebutuhan fisiologis itu (Murphy, 2001).
Berarti, institusi sosial adalah seperangkat peran yang telah dikemas dalam sebuah kewenangan yang terbentuk  secara konsisten dalam pola-pola tindakan atau prilaku yang sudah diakui dan bahkan mengatur sanksi terhadap pelanggaran atas pola-pola tindakan. Dalam studi sosiologis setiap masyarakat didunia memiliki institusi social, yaitu: (1) institusi perkawinan dan keluarga; (2) pendidikan; (3) ekonomi dan perdagangan; (4) politik dan pemerintahan;   Dan (5) instititusi religius. Peranan institusi sosial antara lain membimbing tindakan/perilaku  atau mengajarkan cara agar individu atau kelompok dapat memenuhi kebutuhan mereka (Alo, 2008).
Kalau orang mau memperoleh dan mempelajari ilmu pengetahuan,maka perlu ada aturan bagaiman memperoleh dan mendapatkan pengetahuan itu. Itulah institusi pendidikan. Supaya orang bisa bekerja dan meghasilkan barang atau jasa,lalu ditukar dengan orang lain, maka perlu aturan yang mengatur kehidupan ekonomi . Itulah institusi ekonomi .Agar orang bisa mengambil bagian dalam kekuasaan untuk mengatur orang lain atau memerintah orang lain, maka perlu ada institusi politik. Demikian pula kalau orang mau beribadah kepada tuhan , maka kita perlu institusi religius (Alo, 2008).
b.      Media Sebagai Institusi
Media massa sebagai institusi (sosial) adalah seperangkat peran untuk menyebarluaskan informasi. Peran itu dibentuk secara konsisten oleh pola-pola atau tindakan masyarakat. Jadi masyarakat mengakui bahwa kehadiran media massa melewati sebuah sejarah panjang, melewati uji coba peran yang berulan ulang sehingga masyarakat mengakui bahwa media  massa merupakan tempat /wadah/wahana bagian manusia untuk mencari informasi (Alo, 2008).
Pengakuan itu juga dikarenakan masyarakat mengakui cara kerja media, mereka telah memiliki pola-pola tindakan aktifitas, kerja, untuk menyebarluaskan informasi bagi kebutuhan hasrat ingin tahu masyarakat. Masyarakat mengakui tujuan media massa sebagai sebuah institusi yang menyebarluaskan informasi, memengaruhi, menghibur, mendidik dan membimbing tindakan atau perilaku individu sebagai anggota suatu kelompok atau masyarakat,atau membimbing cara-cara  bagaimana setiap individu memenuhi kebutuhan mereka. (Alo, 2008).
Sebagai buktinya, kini, dengan perkembangan teknologi komunikasi, media massa telah menjalankan semua tugas dari institusi sosial yang ada dalam masyarakat. Jadi, peranan media sangat unik dan kompleks  karena “megambil alih” institusi sosial seperti: 1) institusi perkawinan dan keluarga; 2) pendidikan; 3) ekonomi dan perdagangan; 4) politik dan pemerintah (Alo, 2008).
Perhatikan bagaiman jasa media massa yang “mengambil alih” peranan institusi lain. Misalnya media membuka rubrik jodoh, melayani jasa konsultasi perkwinan, misalnya kesehatan suami dan istri, kesehatan anak maupun kesehatan lingkungan. Inilah peranan media sebagai institusi sosial perkawinan. Media juga berfungsi sebagi media pendidikan yang nenyebarluaskaninformasi tentang kurikulum pendidikan dan latihan, bahan-bahan ajar di bidang pendikan dan latihan ketrampilan (institusi pendidikan; media juga menyediakan informasi mengenai harga barang dan jasa agar warga masyarakat dapat mengikuti perkembangan ekonomi dan perdagangan dalam masyarakat (institusi ekonomi dan perdagangan) (Alo, 2008).
Media juga membentuk opini tentang peranan lembaga-lembaga politik dan pemerintahan serta perkembangannya (institusi politik). Terakhir , media turut berperan dalam menyiarkan paket- paket siaran keagamaan (institusi agama). Dari pengambilalihan peran itulah media berfungsi untuk membimbing tindakan/perilaku atau mengajarkan cara agar individu atau kelompok dapat memenuhi kebutuhan mereka (Alo, 2008).
c.       Media Sebagai Agen Sosialisasi
 Menurut Alo (2008), sosialisasi merupakan proses pembentukan diri berkaitan dengan dunia sosial yang luas  melalui pembelajaran (learning) dan (internalisasi) terhadap nilai, kepercayaan, norma yang bersumber dari suatu kebudayaan. Melalu sosialisasi kita sebagai warga masyarakat mempelajari suatu peran tertentu, misalnya kita belajar sopan santun, belajar berteman dan mencintai, belajar memahami penipuan atau kebenaran engenal barang dan jasa.nilai dan norma tersebut secara bertahap diinternalisasikan kedalam kebudayaan sehingga kita perlahan-lahan merubah perilaku kita sendiri maupun relasi dengan sesama kini terlihat bahwa ssialisai merupakan dasar bagi setiap media massa sebgai sub sistem dalam sebah masyarakat berjuan untuk melanjutkan dan mempertahankan sebuah sistem yang stabil. Sekurang-kurangnya ada 5 unsur penting dari media sebagai agen sosialisasi, yaitu:      
1)   Bahwa dalam proses sosialisasi terkandung maksud sejumlah cara bagaimana kebdayaan (kepercaan, tradisi, gaya hidup, bahasa, aturan kehidupan moral,variasi keterampilan) dibagi atau dipertukarkan.
2)   Bahwa nilai dan norma budaya yang bersumber dari luar/eksternal-dari individu/kelompok disebaluaskan ke masyarakat
3)   Bahwa kedalam/ internal, bagaimana nilai dan norma itu menjadi bagian dari penghayatan cara hidup yang terorganisir.
4)   Bahwa ada proses membawa nilai dan norma itu dari eksternel keinternal melalui proses belajar
5)   Bahwa proses belajar itu melalui sebuah agen – media massa
 Menurut Alo (2008), media massa juga menampilkan/mensosialisasikan sejumlah informasi, peran yang bersifat:
1)   Homogenisasi nilai dan norma/ monolitik
2)   Konsumerisme
3)   Nilai yang berupa keindahan,kekerasan,kekuasaan sopan santun, dan lain-lain
4)   Meniru peran
5)   Berkurangnya keakraban dan keterlibatan
6)   Selektif sehingga harus memilih/ minat tertentu
7)   Menyusun jadwal kegiatan hidup
Peluang untuk mensosialisasikan nilai atau norma dari satu kebudayaan kepada banyak orang justru dimiliki oleh media. Ini sekaligus menjadi peluang bagi para pelaku kesehatan untuk memanfaatkan media massa mengomunikasikan informasi kesehatan kepada atau menerima informasi kesehatan balikan dari kelompok sasaran. Inilah salah satu sifat sosiologis media sebagai sarana sosialisasi informasi kesehatan (Alo, 2008).
Dalam cara pandang sosiologi-komunikasi, media berperan sebagai agen sosialisasi (selain sekolah, keluarga, kelompok bermain, gereja, masjid, dan lain-lain). Artinya media massa (isidan media sebagai artefak) mempengaruhi perilaku kita (media affect how we learn about our world and interact with one another). Jadi sebenarnya kehidupan kita sangat tergantung pada media untuk mencari APA yang ingin atau butuh untuk DIKETAHUI dan BAGAIMANA kita berhubungan dengan dunia sosial, budaya, politik, agama dan kesehatan. ( we are dependent on the media for what we know and how we relate to the world of...) (Alo, 2008).

Posting Komentar

0 Komentar