Pengaruh Promosi Kesehatan Tentang Tanda Bahaya Kehamilan
Terhadap Peningkatan Pengetahuan Ibu Hamil
A.
PENDAHULUAN
Angka Kematian Ibu (AKI) di
Indonesia relatif lebih tinggi jika dibandingkan dengan negara-negara anggota
Asia Tenggara. Risiko kematian ibu karena melahirkan di Indonesia adalah 1 dari
65, dibanding dengan 1 dari 1.100 di Thailand. Penyebab langsung kematian ibu
adalah perdarahan, eklamsia, partus lama, komplikasi aborsi dan infeksi.
Penyebab tidak langsung kematian ibu antara lain Kurang Energi Kronis (KEK)
pada kehamilan (37%) dan anemia dalam kehamilan (40%), Penyebab tidak langsung
lainnya yaitu rendahnya tingkat pendidikan ibu, keadaan sosial ekonomi yang
rendah, sosial budaya yang tidak mendukung, juga karena terbatasnya akses ibu
yang tinggal di pedesaan memperoleh pelayanan kesehatan.
Saat ini Angka Kematian Ibu di
Indonesia menurut Survey data kesehatan Indonesia (SDKI) 2007 mencapai 228 per
100.000 kelahiran, Millenium Development Goals (MDGs) atau sasaran
pembangunan milenium menargetkan penurunan AKI di Indonesia pada tahun 2015
menurun menjadi 102/100.000 kelahiran dengan meningkatkan kesehatan ibu.
Berbagai upaya untuk
menurunkan AKI sudah dimulai sejak akhir tahun 1980 dengan program Safe
Motherhood Initiative yang mendapat perhatian besar serta dukungan dari
berbagai pihak baik dalam maupun luar negeri. Pada tahun 2000 di canangkan
upaya menurunkan kematian ibu melalui Making Pregnancy Safer (MPS),
salah satunya dengan meningkatkan surveilans, pembiayaan, monitoring dan
informasi Kesehatan Ibu dan Anak (KIA).(1) Data dinas kesehatan
Provinsi Sulawesi Utara, AKI menurut data program kesehatan keluarga (Kesga)
Dinas Kesehatan Provinsi yang bersumber dari laporan Kabupaten/kota pada tahun
2004 yaitu 75 kematian per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2005 sebesar 69
kematian per 100.000 kelahiran hidup. Tahun 2006 sebesar 58 kematian per
100.000 kelahiran hidup, pada tahun 2007 sebesar 59 kematian per 100.000
kelahiran hidup dan pada tahun 2008 sebesar 50 kematian per 100.000 kelahiran hidup,
pada tahun 2010 69 kematian ibu dan pada tahun 2011 sebesar 71 kematian ibu
atau 186/100.000 kematian ibu. Penyebab kematian ibu adalah perdarahan (42%),
eklamsia (15%), infeksi (8%) dan lain-lain 35%.
Salah satu upaya percepatan
penurunan AKI adalah pelayanan antenatal. Pengawasan antenatal merupakan cara
untuk mendukung kesehatan ibu hamil, dan dapat mendeteksi secara dini tanda
bahaya pada kehamilan. Peran bidan pada saat pelayanan antenatal adalah
melakukan promosi kesehatan tentang tanda bahaya kehamilan, dengan adanya
promosi kesehatan diharapkan akan mempengaruhi masyarakat, baik individu maupun
kelompok untuk berperilaku hidup sehat, dengan memanfaatkan fasilitas
kesehatan.
Data dari profil dinas kesehatan kabupaten Minahasa pada
tahun 2010 capaian untuk K1 adalah 102,6% dan K4 95%, tahun 2011 K1 101,8% dan
K4 96%, tahun 2012 capaian K1 97% dan K4 88,6%, sedangkan untuk Puskesmas
Kawangkoan pada tahun 2010 capaian untuk K1 adalah 95% dan K4 93,1%, tahun 2011
K1 90,1% dan K4 88,7%, tahun 2012 capaian K1 89% dan K4 87,5%. Target nasional
untuk K1 96% dan K4 88%. Kematian ibu di Puskesmas Kawangkoan tahun 2011 adalah
2 orang ibu hamil. Sasaran ibu hamil untuk Kabupaten Minahasa adalah 6527 ibu
hamil,sedangkan untuk Puskesmas Kawangkoan 549 ibu hamil4.
Cakupan tahun 2012 K 1 97% dan Cakupan K 4 88,7%. Bulan Januari tahun 2013 ada
55 ibu hamil yang melakukan kunjungan pemeriksaan kehamilan. Hasil l wawancara
dengan 10 orang ibu hamil yang berkunjung ke Puskesmas Kawangkoan, 7
diantaranya belum mengetahui tanda dan bahaya kehamilan.Pengenalan tanda bahaya
kehamilan bagi ibu hamil sangat bermanfaat, sehingga setiap adanya keluhan
dapat ditangani sedini mungkin,hal ini dapat meminimalkan kematian ibu.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui “Pengaruh
Promosi Kesehatan Tentang Tanda Bahaya Kehamilan Terhadap Peningkatan
Pengetahuan Ibu Hamil Di Puskesmas Kawangkoan Kabupaten Minahasa.”
B. METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan adalah eksperimen atau
penelitian percobaan, yaitu: suatu model penelitian dengan melakukan intervensi
(perlakuan) pada subjek penelitian untuk mengetahui hasil perubahannya setelah
diperlakukan oleh intervensi. Eksperimen dilakukan tanpa kelompok pembanding
(Sulistyaningsih, 2011). Rancangannya adalah:
Pre test
|
Experiments
|
Post Test
|
O1
|
X
|
O2
|
Gambar 2. The One
Group Pre Test-Post Test Design
Populasi adalah semua ibu hamil yang datang memeriksakan
kehamilan dari bulan Januari dan Februari 2013, berjumlah 55 ibu hamil di
Puskesmas Kawangkoan. Dan Sampel diambil dengan cara keseluruhan total populasi
yaitu dilakukan pada ibu hamil yang berkunjung hanya pada saat itu di Puskesmas
Kawangkoan Kabupaten Minahasa = 55 ibu hamil. Analisis menggunakan uji
statistik paired sample T-Test.
C. HASIL
Distribusi Responden Menurut Kelompok umur menunjukkan bahwa
mayoritas responden pada kelompok umur 20 – 35 tahun (78,18%) dan paling
sedikit umur < 19 tahun (3,64 %) sisanya adalah umur lebih dari 35 tahun.
Distribusi responden menurut tingkat pendidikan di Puskesmas Kawangkoan
Kabupaten Minahasa tahun 2013 menunjukkan bahwa sebagian besar tingkat
pendidikan responden adalah SMA (63,63 %) dan paling sedikit Perguruan tinggi
(3,64%) sisanya tersebar pada pendidikan SMP dan SD Distribusi Responden Meurut
Paritas ibu menunjukkan bahwa31 / 56,36% responden dengan paritas 2,
dibandingkan paritas < 1 (25,46 %) dan paritas > 3 (18,8 %).
Pengetahuan ibu hamil sebelum dan sesudah promosi kesehatan
tentang tanda bahaya kehamilan. dapat dilihat adanya peningkatan pengetahuan
ibu hamil yaitu pada pre-test didapati kategori baik 1 responden
(1,82%), cukup 29 responden (52,73%), dan kurang 25 responden (45,45%),
sedangkan sesudah promosi kesehatan, semua 100% berpengetahuan baik. Pada
Pre-tes nilai terendah 22 dengan kategori kurang dan nilai tertinggi 47 kategori
baik, sedangkan nilai Post-test nilai minimum 56` dan nilai tertinggi 60 dengan
kategori baik.
Selanjutnya Gambaran hasil analisis Pengetahuan sebelum dan
sesudah Promosi Kesehatan tentang tanda bahaya kehamilan menggunakan uji
statistik paired sample T-Test dengan membaca nilai mean.
Analisis perbedaan nilai skor pengetahuan sebelum dan sesudah
Promosi Kesehatan tentang tanda bahaya kehamilan dapat dilihat pada tabel nomor
8 berikut ini
Hasil uji statistik dengan menggunakan Paired sample
t-test menunjukan ada perbedaan atau perubahan signifikan dalam nilai mean
sebelum dan sesudah promosi kesehatan. Nilai mean pengetahuan
sebelum promosi kesehatan adalah 34,84 dengan standart deviasi 5,329 .
Sedangkan pada pengukuran post-test promosi kesehatan yang dilakukan 2
jam setelah promosi kesehatan didapatkan nilai mean 58,02 dengan standar
deviasi 0,782. Hasil ini terlihat perbedaan nilai mean antara
penggukuran pre-test dan post-test terdapat peningkatan 23,18
poin.Hasil uji statistik nilai t-hitung -30,675; nilai p 0,0001 maka Ho
ditolak Ha di terima. Hal ini memberikan makna ada pengaruh yang signifikan
antara pengetahuan pre –test dan post-test promosi kesehatan
tentang tanda bahaya kehamilan pada ibu hamil di Puskesmas Kawangkoan.
D. PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan dari 55 responden,
umur responden < 19 tahun (3,34) dan umur > 36 tahun (18,8%) dimana pada
umur ini adalah memerlukan perhatian selama proses kehamilan.1. Ada 8 responden
SD dan 10 responden SMP yang merupakan pendidikan menengah 2 Paritas responden
adalah paritas 2.
Karakteristik ibu yang mencakup umur dan pendidikan bisa
mempengaruhi proses perubahan perilaku (Notoatmojo, 2010), umur responden
sebagian besar yaitu 20-35 tahun yang memungkinkan mereka mampu menangkap
informasi yang diberikan dan mampu mengingatnya.
Pendidikan kesehatan merupakan upaya untuk meningkatkan
pengetahuan dan ketrampilan dalam untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal
sehingga dapat membantu mengatasi masalah, selain itu kehamilan, dapat di jalani
dengan lancar yang akhirnya siap menjalani persalinan, suami bahagia dan
keluarga senang. Pendidikan kesehatan juga merupakan suatu bentuk intervensi
yang mandiri untuk membantu klien baik individu, keluarga, kelompok maupun
masyrakat dalam mengatasi masalah kesehatannya melalui pemberian informasi
secara langsung tentang pengaruh pelaksanaan kelas ibu hamil terhadap
pengetahuan tentang persiapan persalinan telah membawa hasil pada peningkatan
pengetahuan ibu hamil.
Salah satu strategi untuk memperoleh perubahan perilaku
menurut WHO dengan pemberian informasi melalui penyuluhan, Buku KIAsebagai
sumber informasi untuk meningkatkan pengetahuan sehingga menimbulkan kesadaran
dan dapat dilakukan dengan pelaksanaan kelas ibu hamil. Pengetahuan adalah
hasil dari tahu manusia yang terdiri dari sejumlah faktor dan teori yang
memungkinkan seseorang dapat memecahkan masalah yang dihadapinya pengetahuan
diperoleh dari masyarakat langsung maupun pengalaman dari orang lain.
Analisis data dengan menggunakan uji statistik diperoleh
hasil perbedaan sebelum dan sesudah promosi kesehatan, dimana pre-test masih
terdapat kategori cukup dan kurang namun setelah diberikan pendidikan kesehatan
terjadi peningkatan pengetahuan yaitu kategori baik (100%). Analisa data
menunjukkan terjadinya peningkatan rata-rata (mean) pengetahuan ibu
hamil sebelum (34,84 poin) dan sesudah (58,02 poin) promosi kesehatan tentang
tanda bahaya kehamilan.
Hasil penelitian yang dianalisis dengan menggunakan uji paired
sample t-test, menunjukkan nilai rerata berdasarkan pengaruh promosi
kesehatan tentang tanda bahaya kehamilan terhadap peningkatan pengetahuan ibu
hamil (pre-test) adalah 34,84 dan setelah selesai promosi kesehatan (post-test)
adalah 58,02, hasil uji statistic menunjukkan adanya perbedaan bermakna
( p = 0,0001) sehingga dapat dinyatakan bahwa ada pengaruh promosi kesehatan
tentang tanda bahaya kehamilan terhadap peningkatan pengetahuan ibu hamil di
Puskesmas Kawangkoan Kecamatan Kawangkoan Kabupaten Minahasa.
Hasil penelitian ini sama dengan penelitian yang dilakukan
oleh Ratyh Agustini di SDN Giwangan Yogyakarta tentang pengaruh pendidikan
kesehatan tentang menstruasi terhadap kecemasan menghadapi menarche pada siswi
kelas V. Hasil penelitian didapatkan adanya pengaruh yang signifikan (positif)
antara kecemasan menghadapi menarche sebelum dan sesudah diberikan pendidikan
kesehatan tentang menstruasi pada siswi kelas V di SD N Giwangan Yogyakarta
dengan dengan taraf signifikasi 5% sebesar 0,000. Hasil penelitian dari
Tursilowati, tentang pengaruh peran serta suami terhadap tingkat kecemasan ibu
hamil dalam menghadapi proses persalinan di desa Jepat Lor Kecamatan Tayu
Kabupaten Jati, terdapat pengaruh peran suami terhadap tingkat kecemasan ibu
hamil dalam proses persalinan didesa Jepat Lor Kecamatan Tayu Kabupaten Jati,
berdasarkan analisis uji t berpasangan pada kelompok terdapat perbedaan yang
signifikansi.
Tujuan pendidikan kesehatan yaitu untuk mengubah perilaku
individu, kelompok dan masyarakat dalam bidang kesehatan yaitu dalam hal ini
persiapan persalinan untuk meningkatkan status kesehatan khususnya ibu dan
janin.
E. KESIMPULAN
Angka Kematian Ibu (AKI) di
Indonesia relatif lebih tinggi jika dibandingkan dengan negara-negara anggota
Asia Tenggara. Risiko kematian ibu karena melahirkan di Indonesia adalah 1 dari
65, dibanding dengan 1 dari 1.100 di Thailand. Penyebab langsung kematian ibu
adalah perdarahan, eklamsia, partus lama, komplikasi aborsi dan infeksi.
Penyebab tidak langsung kematian ibu antara lain Kurang Energi Kronis (KEK) pada
kehamilan (37%) dan anemia dalam kehamilan (40%), Penyebab tidak langsung
lainnya yaitu rendahnya tingkat pendidikan ibu, keadaan sosial ekonomi yang
rendah, sosial budaya yang tidak mendukung, juga karena terbatasnya akses ibu
yang tinggal di pedesaan memperoleh pelayanan kesehatan.
DAFTAR
PUSTAKA
Peningkatan, T., & Ibu, P. (2016). Pengaruh Promosi
Kesehatan Tentang Tanda Bahaya Kehamilan, 4(1), 38–43.
0 Komentar