BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebagai
manusia kita tidak pernah lepas dari media komunikasi, apalagi pada zaman ini
media teknologi begitu canggih, dan media adalah sarana atau saluran yang
mendukung pesan bila komunikan jauh tempatnya atau banyak jumlahnya. Komunikasi
bermedia juga komunikasi tidak langsung (indirect
communication), dan sebagai konsekuensinya arus balik pun tidak terjadi
pada saat komunikasi dilancarkan. Komunikator tidak mengetahui tanggapan
komunikan pada saat ia berkomunikasi. Oleh sebab itu, dalam melancarkan
komunikasi dengan menggunakan media, komunikator harus lebih matang dalam
perencanaan dan persiapannya sehingga ia merasa pasti bahwa komunikasinya itu
akan berhasil. Dalam berkomunikasi kita harus memperhitungkan berbagai faktor,
kita harus mengetahui sifat-sifat komunikan dan dituju dan memahami sifat-sifat
media yang digunakan (Firmansyah, 2014).
Secara
sederhana media komunikasi dapat dijelaskan dari dua kata yakni media dan
komunikasi yang mana masing-masing kata memiliki arti tertentu t yang dapat
dijelaskan secara luas. Media adalah sarana komunikasi dalam bentuk cetak
maupun audio visual, termasuk teknologi perangkat kerasnya. Komunikasi adalah
proses yang menyangkut hubungan manusia dengan lingkungan sekitarnya (Firmansyah,
2014).
Upaya
mewujudkan kesehatan masyarakat di Indonesia terutama dilakukan dengan
melakukan perubahan perilaku kesehatan melalui komunikasi kesehatan. Komunikasi
kesehatan meliputi kegiatan pendidikan kesehatan disertai pemberdayaan
masyarakat. Komunikasi kesehatan memiliki tujuan utama mengubah pengetahuan
masyarakat agar terbentuk perilaku sehat sesuai yang diharapkan. Peningkatan
pengetahuan kesehatan masyarakat diharapkan memicu sikap mendukung perilaku
sehat. Proses komunikasi kesehatan merupakan proses transfer informasi tentang
kesehatan yang diharapkan melalui suatu media komunikasi kepada masyarakat.
Komponen komunikasi tersusun atas pengirim dan penerima pesan, isi pesan, media
dan efek dari pesan (Lameanda, 2013).
Media
promosi kesehatan yang baik adalah media yang mampu memberikan informasi atau
pesan-pesan kesehatan yang sesuai dengan tingkat penerimaan sasaran, sehingga
sasaran mau dan mampu untuk mengubah perilaku sesuai dengan pesan-pesan yang
disampaikan. Promosi kesehatan disekolah misalnya, merupakan langkah yang
strategis dalam upaya peningkatan kesehatan masyarakat, khusunya dalam
mengembangkan perilaku hidup sehat. Menurut Suhardjo dalam Lameanda (2013),
media sebagai sarana belajar mengandung pesan atau gagasan sebagai perantara
untuk menunjang proses belajar atau penyuluhan tertentu yang telah direncanakan
(Lameanda, 2013).
Komunikasi
kesehatan tidak dapat lepas dari media karena melalui media, pesan-pesan
disampaikan dengan mudah dipahami dan lebih menarik. Media juga dapat menghindari
kesalahan persepsi, memperjelas informasi, mempermudah pengertian. Disamping
itu, dapat mengurangi komunikasi yang verbalistik dan memperlancar komunikasi.
Dengan demikian sasaran dapat mempelajari pesan tersebut dan mampu memutuskan
mengadopsi perilaku sesuai pesan-pesan yang disampaikan (Notoatmodjo, 2005).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar
belakang tersebut dirumuskan beberapa masalah, yaitu:
1. Apa
yang dimaksud dengan media dan komunikasi kesehatan?
2. Apa
saja manfaat dan tujuan dari penggunaan media dalam komunikasi kesehatan?
3. Apa
langkah-langkah penetapan media komunikasi kesehatan?
4. Apa
saja jenis-jenis media yang digunakan dalam komunikasi kesehatan?
C. Tujuan
Adapun tujuan dari
penulisan makalah ini, adalah:
1.
Untuk mengetahui pengertian dari media
dan komunikasi kesehatan.
2.
Untuk mengetahui manfaat dan tujuan dari
penggunaan media dalam komunikasi kesehatn.
3.
Untuk mengetahui langkah-langkah
penetapan media komunikasi kesehatan.
4.
Untuk mengetahui jenis-jenis media yang
digunakan dalam komunikasi kesehatan.
BAB II
ISI
A.
Pengertian Media Komunikasi Kesehatan
Beberapa ahli menguraikan berbagai pengertian komunikasi,
diantaranya adalah Samovar, dkk yang mengatakan bahwa komunikasi merupakan
proses dinamis di mana orang berusaha untuk berbagi masalah internal mereka
dengan orang lain melalui penggunaan simbol (Samovar, dkk, 2010: 18). Bagi
Everett M. Rogers, komunikasi adalah proses di mana suatu ide dialihkan dari
sumber kepada satu penerima atau lebih, dengan maksud untuk mengubah tingkah
laku mereka. Sedangkan menurut Joseph A. Devito, komunikasi adalah kegiatan
yang dilakukan oleh seseorang atau lebih, yakni kegiatan menyampaikan dan
menerima pesan yang mendapat distorsi dari gangguan-gangguan dalam suatu
konteks yang menimbulkan efek dan kesempatan untuk arus balik (Uchjana, 2006).
Segala
perilaku dapat disebut komunikasi jika melibatkan dua orang atau lebih. Richard
dan Yoshida mengatakan bahwa komunikasi terjadi jika setidaknya suatu sumber
membangkitkan respons pada penerima melalui penyampaian suatu pesan dalam
bentuk tanda atau simbol, baik bentuk verbal ataupun nonverbal, tanpa harus
memastikan terlebih dahulu bahwa kedua pihak yang berkomunikasi punya suatu
sistem simbol yang sama (Mulyana, 2004).
Kesehatan
komunikasi dapat didefinisikan sebagai "Seni dan teknik pemberitahuan,
mempengaruhi, dan memotivasi penonton individu, kelembagaan, dan publik tentang
isu-isu kesehatan penting. Ruang lingkup komunikasi kesehatan meliputi
pencegahan penyakit, promosi kesehatan, kebijakan kesehatan, dan bisnis
perawatan kesehatan serta peningkatan kualitas hidup dan kesehatan individu
dalam masyarakat "- People Sehat 2010, hal 11-20 .
Kata media
berasal dari bahasa latin “medius” yang berarti tengah, perantara, atau
pengantar. Secara harfiah dalam bahasa Arab, media berarti perantara atau
pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan. Media atau alat peraga dalam
Komunikasi kesehatan dapat diartikan sebagai alat bantu promosi kesehatan yang
dapat dilihat, didengar, diraba, dirasa atau dicium, untuk memperlancar
komunikasi dan Penyebarluasan informasi (Mulyana, 2007).
Media
massa merupakan wahana informasi dan komunikasi timbal balik antara sesama
warga masyarakat dan antara masyarakat dengan pemerintah. Selain itu media
massa juga dapat mengembangkan komunikasi sosial serta dapat menyalurkan
aspirasi dan menggairahkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan
(Hariwibowo, 2004).
Media
Komunikasi kesehatan adalah semua sarana atau upaya menampilkan pesan atau
informasi yang ingin disampaikan oleh komunikator, baik melalui media cetak,
elektronika, dan media luar ruang, sehingga pengetahuan sasaran dapat meningkat
dan akhirnya dapat mengubah perilaku ke arah positif terhadap kesehatan
(Soekidjo, 2005).
B.
Media
Sensoris dan Intitusional Manusia
1.
Media Sensoris
Secara
tradisional media sensoris sebagai saluran sensoris. Sensory channel atau saluran sensoris adalah saluran yang dimaliki
yang dimiliki oleh setiap manusia untuk mengirimkan dan menerima pesan yang
menghasilkan dampak tertentu yang dirasakan manusia. Saluran sensoris adalah
panca indra. (Alo, 2008 )
Menurut
Alo (2008), contohnya adalah sebagai berikut :
a.
Mata digunakan untuk melihat sesuatu
yang ada diluar diri, mata menangkap sesuatu yang dikenai cahaya sehingga pada
gilirannya dapat menangkap suatu pesan tentang apa yang dilihat.
b.
Telinga digunakan untuk mendengar
rintihan anak yang sedang sakit. Mungkin anak itu sedang berteriak memanggil
ibunya yang berdiri disamping pembaringan UGD RS. Suara anak yang kita tangkap
merupakan pesan bahwa dia sedang menahan sakit.
c.
Tangan digunakan untuk memegang tangan
si anak, namun ketika kita memegang tangannya, dia merasa tambah sakit karena
sentuhan kita, reaksi dari sentuhan memberikan bahwa anak itu sedang menahan
sakit pada tangannya.
d.
Hidung digunakan untuk mencium bau obat
yang gosokan pada bagian tangan si anak, obat mengeluarkan bau dan bau itu
memberikan pesan kepada kita bahwa obat itu khusus dioleskan kepada bagian
tangan anak yang patah.
e.
Lidah digunakan untuk menjilat sebutir
kapsul, apakah pahit atau manis, kemudian obat itu diberikan kepada anaknya.
Lidah sang ibu meyakinkan si anak bahwa obat itu tidak terlalu pahit sehingga
dia memaksa anaknya segera meminumnya. Bagi kita yang melihatnya ada pesan
bahwa sang ibu menggunakan lidah untuk merasakan sesuatu.
2. Media
Merupakan Perluasan dari Peran Manusia
Marshall Mc.
Luchan, sosiolog asal Canada, untuk pertama kalinya mengemukakan bahwa
sebenarnya teknologi media yang ditemukan saat ini tidak lain merupakan
perluasan dari peranan media sensoris itu. Karena itu dia memiliki pendirian
bahwa “medium is the extension of man”,
media merupakan perluasan dari manusia. Artinya, dalam komunikasi atarpersonal
peran dialihkan melalui media sensoris, atau simbol verbal, dan non verbal
melewati suatu proses pengalihan cahaya atau sinar bagi penglihatan (mata),
gelombang suara bagi pendengar (telinga), objek bagi peraba atau sentuhan
(tangan), bau (pembauan, penciuman), dan rasa bagi lidah (Alo,
2008).
Baik media sensoris
maupun perluasan peran dari media sensoris itulah yang dikenal dengan institutionalized media, atau saluran
yang sudah dikenal dan digunakan dalam komunikasi antarpersonal-percakapan
tatap muka. Dalam perkembangannya, kita menggunakan mata untuk melihat
jata-kata verbal visual yang ditampilkan oleh kerja mesin cetak maka kehadiran
surat kabar, majarah, merupakan perluasan dari media sensorismata. Demikian
pula radio dapat dikatakan sebagai perluasan pesan dari media sensoris telinga,
dst (Alo,
2008).
3. Tiga
Jenis Media Menurut John Fiske
John Fiske dalam bukunya Introduction of Communication Studies (1982) membagi media dalam
tiga kelompok utama yang dia sebut sebagai:
a.
Presentational media
Merupakan
tampilan wajah, suara, atau komunikasi tubuh (anggota tubuh) atau dalam
kategori pesan makan media ini dimaksudkan dalam pesan verbal dan non verbal
dalam komunikasi tatap muka.
b.
Representational media
Merupakan
medai yang diciptakan oleh kreasi manusa, yang termasuk dalam kelompok ini
adalah tulisan, gambar, fotografi, komposisi musik, arsitektur, pertamanan, dan
lain-lain. Semua jenis media ini di konvensi estetika baik secara teknis maupun
praktik.
c.
Mechanical media
Merupakan
radio, televisi, video, film, surat kabar dan majalah, telepon yang digunakan
untuk memperkuat dua fungsi media diatas. Misalnya surat kabar merekam tampilan
wajah atau memuat foto seseorang, televisi merekam wajah dan suara, dan video
merekam suatu komposisi musik.
C. Media
Massa Dalam Proses Komunikasi Massa
1. Arti
Komunikasi Masa
Menurut
Alo
(2008), arti komunikasi massa yaitu:
a.
Komunikasi
massa adalah proses untuk memproduksi dan mensosialisasi atau
institusionalisasi (difusi, membagi) pesan/informasi dri sebuah sumber kepada
sasaran penerima.
b.
Komunikasi
massa merupakan komunikasi satu arah yang merupakan kebalikan dari komunikasi
tatap muka antarpribadi yang dua arah.
c.
ada
dua ciri khas utama dari komunikasi massa yaitu karakteristik media dan massa.
Istilah media meliputi perangkat keras/industri pembagi informasi, dan istilah
massa digunakan untuk menerangkan sifat dari sasaran komunikasi massa itu,
yakni: luas atau jumlahnya sangat besar, kelompok yang “tidak teridentifikasi”
dengan mudah, berada pada area geografis yang berbeda-beda (perbedaan titik
penerima di muka bumi).
2. Proses
dan Unsur-Unsur Komunikasi Massa
Yang dimaksud
dengan komunikasi massa adalah gambaran tentang bagaimana cara kerja atau
rangkaian aktivitas komunikasi dalam komunikasi massa. Rangkaian itu sama
dengan proses komunikasi pada umumnya yang meliputi bebrapa unsur : pengirim,
pesan, media, penerima, dampak, gangguan, dan konteks. Suatu proses komunikasi
massa biasa ditunjukan oleh sebuah definisi sederhana tentang komunikasi dari
Laswell yang mengatakan bahwa komunikasi adalah jawaban atas pertanyaan: siapa mengatakan tentang apa dalam cara apa
kepada siapa dengan efek apa. Seperti kata definisi komunikasi massa ini
maka yang lebih menonjol dalam komunikasi massa adalah proses satu arah yang
dari proses itu ditemukan beberapa unsur sebagaimana diterangkan terdahulu. (Alo,
2008).
Menurut Wilbur Schramm dalam Alo (2008), unsur-unsur komunikasi dibagi menjadi 3, yaitu
:
a)
Komunikator
b)
Pesan
c)
Komunikan
Menurut David K. Berlo dalam Alo (2008), unsur
komunikasi di bagi menjadi 4, yang biasa disebut “SMCR”, yaitu :
a)
Source (pengirim)
b)
Message (pesan)
c)
Channel (saluran media)
d)
Receiver (penerima)
Menurut Harold D. Laswell (ilmu politik) dalam Alo (2008), kontribusi
laswell pada ilmu komunikasi banyak ditemukan dalam bukunya propaganda and
communication in world history, yang memuat unsur-unsur komunikasi yaitu :
a)
Who adalah komunikator
Komunikator
adalah orang yang mempunyai motiv komunikasi atau orang yang bertujuan untuk
memberikan suatu informasi atau pesan. Komunikator dapat dilihat dari jumlahnya
yang terdiri dari satu orang, lebih dari satu orang dan massa.
b)
Says what
adalah pesan
Pesan adalah segala hasil penggunaan akal budi manusia yang diampaikan
untuk mewujudkan motif komunikasinya.pesan itu bersifat abstrak.lambang-lambang
komunikasi disebut juga bentuk pesan, yakni wujud konkret. Lambang-lambang
komunikasi ada dua jenis, umum dan khusus.
Umum adalah mimik, gerak-gerik lazim digolongkan dalam pesan nonverbal.
Sedangkan bahasa lisan dan bahasa tulisan digolongkan dalam pesan verbal,
sedangkan khusus yaitu nada, gambar dan warna. Maka pesan terbagi dua yaitu,
konotatif makna yang terikat dengan dengan konotasi. Dan denotatif makna
sebagai mana adanya.
c)
In with channel
adalah saluran
Saluran
adalah jalan yang ilalui pesan komunikator agar sampai ke penerima pesan.
Terdapat dua jalan agar pesan komunikator sampai ke komunikannya, yaitu tanpa
media atau dengan media. Media yang dimaksud adalah media komunikasi, media
adalah bentuk jamak dari medium.
d)
To whom adalah
komunikan
Komunikan
(penerima pesan) adalah manusia yang berasal budi, kepada siapa pesan dari
komunikator ditujukan. Peran antara komunikator dan komunikan bersifat dinamis,
saling bergantian.
e)
With what effect adalah efek
Efek komunikasi yaitu pengaruh atau adanya
perbedaan antara apa yang dipikirkan, dirasakan dan dilakukan oleh penerima
sebelum dan sesudah menerima pesan, dapat dalam bentuk pengetahuan, sikap
perilaku. Dengan kata lain pengaruh yang diterima pesan dari komunikator dalam
diri komunikan terdapat tiga tataran pengaruh dalam diri komunikan yaitu:
1.
Kognitif (seseorang menjadi tahu tentang sesuatu)
2.
Efektif (sikap seseorang terbentuk, misalnya setuju atau tidak setuju
terhadap sesuatu)
3.
Konatif (tingkah laku , yang membuat seseorang bertindak melakukan sesuatu)
3. Karakteristik
dan Sifat Media Massa
Menurut Alo (2008), melalui media sebagaimana disebutkan di atas maka pesan itu akan dikirim
oleh komunikator kesehatan kepada komunikan. Kini, media dalam komunikasi
kesehatan dengan massa yang paling banyak digunakan adalah media yang memiliki
karakteristik sebagai berikut:
a.
Industri,
media sekaligus insdustri (kesehatan informasi, kesehatan komunikasi) untuk
memperbanyak pesan yang akan dikirim kepada sasaran.
b.
Penyebaran
media secara fisik sebagai artefak (media
is an information).
c.
Teknologi
yang memungkinkan media melakukan menipulasi pesan-pesan kesahatan ke dalam
simbol-simbol bahasa yang dapat ditangkap mata, telinga, perasaan, dan
lain-lain.
Menurut Alo (2008), karakteristik media massa dapat disebutkan sebagai berikut:
a.
Tersusun
dalam suatu organisasi yang formal dan kompleks.
b.
Berhubungan
langsung dengan audiens yang luas.
c.
Mengarah
kepada kepentingan publik karena isiya terbuka untuk umum dan oleh karena itu
pesan media dibagi kepada publik yang relatif tidak terstruktur dan informal.
d.
Audiens
adalah majemuk, ada banyak kondisi dikalangan audiens yang berbeda, mereka ada
dalam suatu area yang luas dan terpisah-pisah satu sama lain.
e.
Media
massa dapat mengembangkan kontak yang serentak dengan jumlah orang yang banyak
dalam jarak yang jauh dari sumber berita meskipun mereka terpisah satu sama
lain.
f.
Hubungan
antar komunikator bersifat unik dan kolektif. Audiens merupakan agregasi
individu yang disatukan hanya karena kesamaan minat kemudian
mengidentifikasikan diri dalam perilaku tertentu, dan terbuka terhadap tujuan
sama, keterlibatan individual bertaraf rendah, semua orang tidak mengenal satu
sama lain, dan di antara audiens kurang atau bahkan tidak berinteraksi ,
audiens tidak diorganisasikan dengan jelas. (buku)
4. Tujuan
dan Manfaat Media Dalam Komunikasi Kesehatan
Menurut
Alo (2008),
tujuan media dalam komunikasi kesehatan yaitu:
a. Menciptakan
iklim bagi penerimaan dan perubahan nilai, sikap, dan perilaku kesehatan.
b. Mengajarkan
keterampilan mendengarkan, membaca, menulis hal-hal yang berkaitan dengan
kesehatan dan lain-lain.
c. Pengganda
sumber daya pengetahuan, kenikmatan dan anjuran tindakan kesehatan.
d. Membentuk
pengalaman baru terhadap perilaku hidup sehat dari statis ke dinamis.
e. Meningkatkan
aspirasi di bidang kesehatan.
f. Mengajarkan
masyarakat menemukan norma dan etika penyebarluasan informasi di bidang
kesehatan atau layanan komunikasi keehatan.
g. Berpartisipasi
dalam keputusan atas hal-hal yang berkaitan dengan kesehatan.
h. Mengubah
struktur kekuasaan antara produsen dan konsumen di bidang kesehatan.
i.
Menciptakan rasa kebanggaan/kesetiaan
terhadap produk, dan lain-lain
Menurut Alo (2008), manfaat penggunaan media dalam komunikasi kesehatan yaitu:
a.
Membantu dalam
mengatasi banyak hambatan dalam pemahaman
b.
Mencapai
sasaran
c.
Merangsang
sasaran untuk meneruskan pesan yang diterima kepada orang lain
d.
Mempermudah
penyampaian informasi
e.
Menimbulkan
minat sasaran pendidikan
5.
Karakter
Spesifik dari Masing-Masing Media
Menurut
Alo (2008), karakteristik berbagai media yaitu:
a.
Karakteristik
surat kabar dan majalah:
1)
Terbit secara teratur atau
frekuensi-reguler
2)
Berbentuk komoditi
3)
Isi pesan bisa formal dan informal
4)
Berfungsi sesuai dengan iklim public
5)
Audiens adalah masyarakat rural, urban
dan kasinopolitan
6)
Relative lebih bebas
b.
Karakteristik film:
1)
Teknologi audio visual
2)
Ditampilkan untuk public
3)
Daya tarik universal dan meluas
4)
Dikuasai oleh gambaran fiksi
5)
Karakter internasional
6)
Regulasi ditentukan oleh public
7)
Karakter ideologis sangat kuat
c.
Karakteristik radio dan televisi:
1)
Mempunyai keluaran yang sangat luas,
menjangkau audiens yang sangat jauh dan tak saing mengenal.
2)
Tampilan pesan dalam audio visual
3)
Teknologi dan organisasi pengelola yang
kompleks
4)
Peranannya sangat ekstensif
5)
Berorientasi pada karakter public
6)
Karakter nasional dan internasional
7)
Isi media sangat bervariasi
8)
Regulai lebih kuat.
d.
Karakteristik musik rekaman:
1)
Teknologi pengganda pesan yang serempak
2)
Tekanan
teknologi adalah rekaman untuk disebarluaskan
3)
Regulasi
yang mengaturnya berskala rendah
4)
Derajat
internalisasi sanggat tinggi
5)
Cocok
untuk sasaran anak muda
6)
Berpotensi
besar untuk disubversi
7)
Fragmentasi
organsisasi
8)
Peluang
resepsi yang beragam
e.
Karakteristik Telematik
1)
Teknologi berbasis pada computer
2)
memounyai karakter hibrida dan tingkat
keluwesan yang tinggi
3)
potensial untuk interaktif
4)
fungsi pribadi dan public
5)
regulasi untuk mengaturnya sangat rendah
6)
bersifat interconnectedness- berkaitan dan bergantung satu sama lain
D. KLASIFIKASI MEDIA KOMUNIKASI KESEHATAN
Umar Hamalik, Djamarah dan
Sadiman dalam Adri (2008), mengelompokkan media promosi kesehatan menjadi 2
kelompok, yaitu:
1.
Berdasarkan
jenisnya, yaitu:
a)
Media auditif,
yaitu media yang hanya mengandalkan kemampuan suara saja, seperti tape
recorder.
b)
Media visual,
yaitu media yang hanya mengandalkan indra penglihatan dalam wujud visual,
seperti tv, layar plasma, dll.
c)
Media
audiovisual, yaitu media yang mempunyai unsur suara dan unsur gambar. Jenis
media ini mempunyai kemampuan yang lebih baik, dan media ini dibagi ke dalam
dua jenis, yaitu:
d)
Audiovisual
diam, yang menampilkan suara dan visual diam, seperti film sound slide
e)
Audiovisual
gerak, yaitu media yang dapat menampilkan unsur suara dan gambar yang bergerak,
seperti film, video cassete dan VCD.
2.
Berdasarkan
fungsinya
a)
Media cetak
Media cetak yaitu suatu media statis dan mengutamakan pesan-pesan visual.
Pada umumnya terdiri atas gambaran sejumlah kata, gambar, atau foto dalam tata warna.
Contohnya poster, leaflet, brosur, majalah, surat kabar, lembar balik, stiker,
dan pamflet. Fungsi utamanya adalah memberi informasi dan menghibur. Kelebihan
yang dimiliki media cetak antara lain tahan lama, mencakup banyak orang, biaya
tidak terlalu tinggi, tidak perlu energi listrik, dapat dibawa, mempermudah
pemahaman, dan meningkatkan gairah belajar. Kelemahannya tidak dapat
menstimulasi efek suara dan efek gerak serta mudah terlipat.
b)
Media
elektronik
Media elektronik aitu suatu media bergerak, dinamis, dapat dilihat,
didengar, dan dalam menyampaikan pesannya melalui alat bantu elektronika.
Contohnya televisi, radio, film, kaset, CD, VCD, DVD, slide show, CD
interaktif, dan lain-lain. Kelebihan media elektronik antara lain sudah dikenal
masyarakat, melibatkan semua pancaindra, lebih mudah dipahami, lebih menarik
karena ada suara dan gambar, adanya tatap muka, penyajian dapat dikendalikan,
janagkauan relatif lebih besar/luas, serta dapat diulang-ulang jika digunakan
sebagai alat diskusi. Kelemahannya yaitu biaya lebih tinggi, sedikit rumit,
memerlukan energi listrik, diperlukan alat canggih dalam proses produksi, perlu
persiapan matang, peralatan yang selalu berkembang dan berubah, perlu
keterampilan penyimpanan, dan perlu keterampilan dalam pengoprasian.
c)
Media luar
ruang / media papan (billboard)
Media luar ruang yaitu suatu media yang penyampaian pesannya di luar ruang
secara umum melalui media cetak dan elektronik secara statis. Contohnya papan
reklame, spanduk, pameran, banner, TV layar lebar, dan lain-lain. Kelebihan
media luar ruang diantaranya sebagai informasi umum dan hiburan, melibatkan
semua pancaindra, lebih menarik karena ada suara dan gambar, adanya tatap muka,
penyajian dapat dikendalikan, jangkauan relatif lebih luas. Kelemahannya yaitu
biaya lebih tinggi, sedikit rumit, ada yang memerlukan listrik atau alat
canggih, perlu kesiapan yang matang, peralatan yang selalu berkembang dan
berubah, perlu keterampilan penyimpanan.
E. MACAM/JENIS MEDIA KOMUNIKASI KESEHATAN
Menurut Lameanda (2013), alat-alat peraga dapat dibagi dalam empat kelompok besar :
1.
Benda asli
Benda asli adalah benda yang
sesungguhnya, baik hidup maupun mati. Jenis ini merupakan alat peraga yang
paling baik karena mudah dan cepat dikenal serta mempunyai bentuk atau ukuran
yang tepat. Kelemahan alat peraga ini tidak selalu mudah dibawa kemana-mana
sebagai alat bantu mengajar. Termasuk dalam alat peraga, antara lain benda
sesungguhnya (tinja dikebun, lalat di atas tinja, dan lain-lain), spesimen
(benda yang telah diawetkan seperti cacing dalam botol pengawet, dan
lain-lain), sampel (contoh benda sesungguhnya untuk diperdagangkan seperti
oralit, dan lain-lain).
2.
Benda tiruan
Benda tiruan memiliki ukuran yang
berbeda dengan benda sesungguhnya. Benda tiruan bisa digunakan sebagai media
atau alat peraga dalam promosi kesehatan karena benda asli mungkin digunakan
(misal, ukuran benda asli yang terlalu besar, terlalu berat, dan lain-lain).
Benda tiruan dapat dibuat dari bermacam-macam bahan seperti tanah, kayu, semen,
plastik, dan lain-lain.
3.
Gambar atau
media grafis
Grafis secara umum diartikan
sebagai gambar. Media grafis adalah penyajian visual (menekankan persepsi indra
penglihatan) dengan penyajian dua dimensi. Media grafis tidak termasuk media
elektronik. Termasuk dalam media grafis antara lain, poster, leaflet, reklame,
billboard, spanduk, gambar karikatur, lukisan, dan lain-lain.
F. Pemanfaatan
Media Dalam Komunikasi Kesehatan
1. Media Sebagai Institusi dan Agen Sosialisasi
a. Institusional Sosial
Menurut Alo (2008), gagasan institusional
sosial dapat ditemukan dalam setiap:
Jenis Media
|
Jenis Atau Kategori Pemanfaatan
Media
|
1.
Surat
kabar
|
1.
Berita
tentang kesehatan
2.
Opini
yang memuat pandangan ahli, publik dalam bentuk pendapat maupun
tulisan tentang kesehatan
3.
Iklan
dari perusahaan farmasi atau alat-alat kesehatan
4.
Promosi
kesehatan
5.
Kampanye
kesehatan
6.
Pendidikan
dan penerangan
7.
Hiburan
yang mendorong perubahan sikap dalam
kesehatan
8.
dll.
|
2.
Majalah
|
Sda
|
3.
Pamflet
|
1.
Informasi
singkat organisasi atau lembaga kesehatan
2.
Tentang
alat-alat kesehatan dan obat serta pengobatan
3.
Mengenai
layanan jasa kesehatan
4.
Tentang
gejala suatu penyakit, pencegahan, dan cara pengobatan
5.
Tentang
pendidikan dan latihan dalam bidang kesehatan
6.
dll.
|
4.
Leaflet
|
Sda
|
5.
Brosusr
|
Sda
|
6.
Katalog
|
Data
dan informasi mengenai :
1.
RS
2.
Puskesmas
3.
Puskesmas
Pembantu
4.
Klinik
5.
Praktek
dokter, bidan dll, nama dan alamat
6.
Apotik,
toko
obat, nama dan alamat
7.
Perusahaan
obat-obatan
8.
Alamat
pusat pendidikan dan pelatihan kesehatan
9.
POM,
laboratorium
10.
Pusat
layanan jasa kesehatan
11.
Alamat-alamat
penting penyediaan sarana dan prasarana kesehatan
12.
Dll
|
7.
Direktori
|
Sda
|
8.
Undangan
|
Penyampaian informasi dari sebuah lembaga, perorangan
dll dalam rangka menghadiri pertemuan public yang berkaitan dengan
pembicaraan, diskusi, seminar, lokakarya, symposium dll yang berkaitan dengan
kesehatan
|
9.
Surat
menyurat
|
Sda
|
10. Periklanan
|
Membayar
media massa cetak dan elektronik (ruang dan waktu) untuk menyebarluaskan
informasi tentang produk atau
jasakesehatan kepada audiens
|
11. Radio
|
1.
Berita-berita
tentang kesehatan
2.
Opini
yang memuat pandangan ahli, public
dalam bentuk pendapat maupun tulisan tentang kesehatan
3.
Iklan
dari perusahaan farmasi atau alat-alat kesehatan
4.
Promosi
kesehatan
5.
Kampanye
kesehatan
6.
Pendidikan
dan penarangan
7.
Hiburan
yang mendorong perubahan sikap dalam bidang kesehatan
8.
dll.
|
12. Televisi
|
Sda
|
13. Video
|
1.
Pesan
atau informasi kesehatan yang mengarah
ke sosialisasi program dalam bidang
kesehatan, mengutamakan pendidikan dan penerangan serta komunikasi kesehatan
yang bersifat persuasive. Kadang-kadang diselipi dengan iklan layanan
masyarakat atau iklan dari perusahaan obat atau alat laboratorium dll.
2.
Promosi
kesehatan
3.
Kampanye
kesehatan
4.
Hiburan
yang mendorong perubahan sikapdalam bidang kesehatan dll
5.
Kadang-kadang
dikemas dalam bentuk drama, cerita fiksi atau kenyataan dalam masyarakat
6.
Dll
|
14. Film
|
Sda
|
15. Web
sites - internet
|
Melaksanakan
fungsi gabungan dari semua media, akses informasi dari publik terhadap media
lain, termasuk layanan jasa konsultasi (telematika) dll.
|
16. Annual
reports
|
1.
Laporan
berkembang anekaragaman perkembangan dalam bidang kesehatan
2.
Laporan
ilmu kedokteran
3.
Farmasi
4.
Alat-alat
laboratorium kesehatan dll
|
17. Tradeshow
booths
|
1.
Pertemuan
atau eksibisi
2.
Pameran
dagang kesehatan
3.
Event
ini dapat dilakukan dalam suatu pusat kegiatan
4.
Dapat
dilakukan dalam kegiatan anjang sana
atau safari kesehatan
|
18. E – mail
|
Melaksanakan
fungsi gabungan dari semua media, termasuk layanan jasa konsultasi dll
|
19. Presentasi dengan software power point
|
1.
Mempersiapkan
bahan-bahan ceramah, diskusi, dialog, seminar, dll dalam bidang kesehatan
2.
Mempersiapkan
modul penyuluhan atau bahan ajr dalam bidang kesehatan
3.
Dll
|
Seorang
antropolog, Malinowski, menerangkat bahwa masyarakat secara fungsional ditata
berdasarkan pertimbangan bio-cultural
dan pshyco-logical.
Menurut
Malinowski, setiap individu mempunyai kebutuhan fisiologis biologis maupun physiology. Untuk memperoleh kebutuhan
itu maka setiap kelompok dimana individu berkumpul (organisasi social)
akan mengembangkan institusi agar
anggotanya dapat memperoleh kebutuhan-kebutuhan tersebut. Institusi itu hadir
sebagai hasil dorongan kebudayaan dari setiap kelompok suku bangsa untuk
melayani anggotanya yang ingin
mempoeroleh empat kebutuhan dasar_
instrumental needs (ekonomi, social control, education, dan political organization). Setiap
institusi social tersebut mempunyai personal, seperangkat norma atau aturan,
aktivitas, aparatur material (teknologi) dan fungsi. Malinowski pesrcaya bahwa
setiap individu yang memiliki
karakteristik biocultural yang sama
mempunyai kesamaan atau uniformitas kebutuhan fisiologis itu (Murphy, 2001).
Berarti,
institusi sosial
adalah seperangkat peran yang telah dikemas dalam sebuah kewenangan yang
terbentuk secara konsisten dalam
pola-pola tindakan atau prilaku yang sudah diakui dan bahkan mengatur sanksi
terhadap pelanggaran atas pola-pola tindakan. Dalam studi sosiologis setiap
masyarakat didunia memiliki institusi social, yaitu: (1) institusi perkawinan
dan keluarga; (2) pendidikan; (3) ekonomi dan perdagangan; (4) politik dan pemerintahan; Dan (5) instititusi
religius. Peranan institusi sosial antara lain membimbing
tindakan/perilaku atau mengajarkan cara
agar individu atau kelompok dapat memenuhi kebutuhan mereka (Alo, 2008).
Kalau orang mau memperoleh dan mempelajari ilmu pengetahuan,maka
perlu ada aturan bagaiman memperoleh dan mendapatkan pengetahuan itu. Itulah
institusi pendidikan. Supaya orang bisa bekerja dan meghasilkan barang atau
jasa,lalu ditukar dengan orang lain, maka perlu aturan yang mengatur kehidupan
ekonomi . Itulah institusi ekonomi .Agar orang bisa mengambil bagian dalam
kekuasaan untuk mengatur orang lain atau memerintah orang lain, maka perlu ada
institusi politik. Demikian pula kalau orang mau beribadah kepada tuhan , maka
kita perlu institusi religius (Alo, 2008).
b. Media Sebagai Institusi
Media
massa sebagai institusi (sosial) adalah seperangkat peran untuk menyebarluaskan
informasi. Peran itu dibentuk secara konsisten oleh pola-pola atau tindakan
masyarakat. Jadi masyarakat mengakui bahwa kehadiran media massa melewati
sebuah sejarah panjang, melewati uji coba peran yang berulan ulang sehingga
masyarakat mengakui bahwa media massa
merupakan tempat /wadah/wahana bagian manusia untuk mencari informasi (Alo, 2008).
Pengakuan itu juga dikarenakan masyarakat mengakui
cara kerja media, mereka telah memiliki pola-pola tindakan aktifitas, kerja, untuk
menyebarluaskan informasi bagi kebutuhan hasrat ingin tahu masyarakat.
Masyarakat mengakui tujuan media massa sebagai sebuah institusi yang menyebarluaskan
informasi, memengaruhi, menghibur, mendidik dan membimbing tindakan atau
perilaku individu sebagai anggota suatu kelompok atau masyarakat,atau
membimbing cara-cara bagaimana setiap
individu memenuhi kebutuhan mereka. (Alo, 2008).
Sebagai
buktinya, kini, dengan perkembangan teknologi komunikasi, media massa telah
menjalankan semua tugas dari institusi sosial yang ada dalam masyarakat. Jadi,
peranan media sangat unik dan kompleks
karena “megambil alih” institusi sosial seperti: 1) institusi perkawinan dan keluarga; 2) pendidikan; 3) ekonomi
dan perdagangan; 4) politik dan pemerintah (Alo, 2008).
Perhatikan
bagaiman jasa media massa yang “mengambil alih” peranan institusi lain.
Misalnya media membuka rubrik jodoh, melayani jasa konsultasi perkwinan,
misalnya kesehatan suami dan istri, kesehatan anak maupun kesehatan lingkungan.
Inilah peranan media sebagai institusi sosial perkawinan. Media juga berfungsi
sebagi media pendidikan yang nenyebarluaskaninformasi tentang kurikulum
pendidikan dan latihan, bahan-bahan ajar di bidang pendikan dan latihan
ketrampilan (institusi pendidikan; media juga menyediakan informasi mengenai
harga barang dan jasa agar warga masyarakat dapat mengikuti perkembangan
ekonomi dan perdagangan dalam masyarakat (institusi ekonomi dan perdagangan) (Alo, 2008).
Media
juga membentuk opini tentang peranan lembaga-lembaga politik dan pemerintahan
serta perkembangannya (institusi politik). Terakhir , media turut berperan
dalam menyiarkan paket- paket siaran keagamaan (institusi agama). Dari
pengambilalihan peran itulah media berfungsi untuk membimbing tindakan/perilaku
atau mengajarkan cara agar individu atau kelompok dapat memenuhi kebutuhan
mereka (Alo, 2008).
c. Media Sebagai Agen Sosialisasi
Menurut Alo (2008), sosialisasi
merupakan proses pembentukan diri berkaitan dengan dunia sosial yang luas melalui pembelajaran (learning) dan
(internalisasi) terhadap nilai, kepercayaan, norma yang bersumber dari suatu
kebudayaan. Melalu sosialisasi kita sebagai warga masyarakat mempelajari suatu
peran tertentu, misalnya kita belajar sopan santun, belajar berteman dan
mencintai, belajar memahami penipuan atau kebenaran engenal barang dan
jasa.nilai dan norma tersebut secara bertahap diinternalisasikan kedalam
kebudayaan sehingga kita perlahan-lahan merubah perilaku kita sendiri maupun
relasi dengan sesama kini terlihat bahwa ssialisai merupakan dasar bagi setiap
media massa sebgai sub sistem dalam sebah masyarakat berjuan untuk melanjutkan
dan mempertahankan sebuah sistem yang stabil. Sekurang-kurangnya
ada 5 unsur penting dari media sebagai agen sosialisasi, yaitu:
1) Bahwa
dalam proses sosialisasi terkandung maksud sejumlah cara bagaimana kebdayaan
(kepercaan, tradisi, gaya hidup, bahasa, aturan
kehidupan moral,variasi keterampilan)
dibagi atau dipertukarkan.
2) Bahwa
nilai dan norma budaya yang bersumber dari luar/eksternal-dari
individu/kelompok disebaluaskan ke masyarakat
3) Bahwa
kedalam/ internal, bagaimana nilai dan norma itu menjadi bagian dari
penghayatan cara hidup yang terorganisir.
4) Bahwa
ada proses membawa nilai dan norma itu dari eksternel keinternal melalui proses
belajar
5) Bahwa
proses belajar itu melalui sebuah agen – media massa
Menurut Alo (2008), media massa juga menampilkan/mensosialisasikan
sejumlah informasi, peran
yang bersifat:
1) Homogenisasi
nilai dan norma/ monolitik
2) Konsumerisme
3) Nilai
yang berupa keindahan,kekerasan,kekuasaan sopan santun, dan lain-lain
4) Meniru
peran
5) Berkurangnya
keakraban dan keterlibatan
6) Selektif
sehingga harus memilih/ minat tertentu
7) Menyusun
jadwal kegiatan hidup
Peluang untuk mensosialisasikan nilai
atau norma dari satu kebudayaan kepada banyak orang justru dimiliki oleh media.
Ini sekaligus menjadi peluang bagi para pelaku kesehatan untuk memanfaatkan
media massa mengomunikasikan informasi kesehatan kepada atau menerima informasi
kesehatan balikan dari kelompok sasaran. Inilah salah satu sifat sosiologis
media sebagai sarana sosialisasi informasi kesehatan (Alo, 2008).
Dalam cara
pandang sosiologi-komunikasi, media berperan sebagai agen sosialisasi (selain
sekolah, keluarga, kelompok bermain, gereja, masjid, dan lain-lain). Artinya
media massa (isidan media sebagai artefak) mempengaruhi perilaku kita (media affect how we learn about our world
and interact with one another). Jadi sebenarnya kehidupan kita sangat tergantung pada media untuk
mencari APA yang ingin atau butuh untuk DIKETAHUI dan BAGAIMANA kita
berhubungan dengan dunia sosial, budaya, politik, agama dan kesehatan. ( we are dependent on the media for what we
know and how we relate to the world of...) (Alo, 2008).
G. Memilih Media
Dalam Komunikasi Kesehatan
Memilih
media sebagai saluran menyampaikan pesan kesehatan dipengaruhi metode yang
digunakan. Beberapa metode Komunikasi kesehatan dikenal antara lain metode
Komunikasi perorangan, kelompok dan massa. Metode Komunikasi perorangan dapat
berupa bimbingan dan penyuluhan (konseling) serta wawancara. Metode Komunikasi
kelompok dapat dilakukan dengan ceramah, diskusi kelompok, curah pendapat,
metode bola salju, permainan peran dan permainan simulasi. Metode Komunikasi
massa umumnya bersifat tidak langsung (satu arah) seperti ceramah umum,
pidato di media massa, simulasi, sinetron, tulisan di media massa, spanduk,
poster, dan lain-lain (Butur, 2011).
Pemilihan media didasarkan pada selera khalayak sasaran. Media yang dipilih
harus memberikan dampak yang luas. Setiap media akan memberikan peranan yang
berbeda. Penggunaan beberapa media secara serempak dan terpadu akan
meningkatkan cakupan, frekuensi, dan efektivitas pesan (Butur,
2011).
Media yang digunakan dilihat dari situasi dan kondisi, jika akan melakukan
komunikasi kesehatan di daerah pedesaan yang belum terjamah oleh teknologi
modern dan listrik yang belum menjangkau seluruh daerah pelosok, maka media
yang baik digunakan adalah media Cetak Contohnya poster, leaflet, brosur,
majalah, surat kabar, lembar balik, stiker, dan pamphlet, ataupun media
gambar/media grafis yang tentunya dibarengi dengan komunikasi antarpribadi dan
kelompok agar pesan yang di sampaikan dapat dipahami dan diterima dengan baik
oleh masyarakat (Uchjana, 2006).
Sebaliknya jika pesan kesehatan ingin di ketahui oleh masyarakat luas,
serempak ingin diketahui oleh seluruh masyarakat dimanapun berada, memberikan
dampak yang luas, maka media yang digunakan adalah media massa atau media elektronik
yang cakupannya lebih luas, bisa langsung diterima oleh masyarakat luas
dimanapun berada dan menghemat biaya dalam penggunaannya (Kristian,
2013).
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari
makalah ini, yaitu :
1.
Media Komunikasi kesehatan adalah semua
sarana atau upaya menampilkan pesan atau informasi yang ingin disampaikan oleh
komunikator, baik melalui media cetak, elektronika, dan media luar ruang,
sehingga pengetahuan sasaran dapat meningkat dan akhirnya dapat mengubah perilaku
ke arah positif terhadap kesehatan.
2.
Tujuan dari media komunikasi kesehatan
antara lain menciptakan iklim bagi penerimaan dan perubahan nilai, sikap, dan
perilaku kesehatan, mengajarkan keterampilan mendengarkan, membaca, menulis
hal-hal yang berkaitan dengan kesehatan, dan pengganda sumber daya pengetahuan,
kenikmatan dan anjuran tindakan kesehatan. Serta manfaat dari media komunikasi
kesehatan antara lain membantu dalam
mengatasi banyak hambatan dalam pemahaman, mencapai sasaran, dan merangsang
sasaran untuk meneruskan pesan yang diterima kepada orang lain
3. Pemilihan media didasarkan pada selera khalayak sasaran. Media yang dipilih
harus memberikan dampak yang luas. Setiap media akan memberikan peranan yang
berbeda. Penggunaan beberapa media secara serempak dan terpadu akan
meningkatkan cakupan, frekuensi, dan efektivitas pesan.
4.
Jenis-jenis media dalam komunikasi, yaitu
surat kabar, pamflet, radio, tv, brosur, undangan, katalog, video, dan
lain-lain.
B.
Saran
0 Komentar