Iklan atas - New

Advokasi dan Negosiasi Kesehatan “ Penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) di Kabupaten Bojonegor


  Advokasi dan Negosiasi Kesehatan
“ Penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) di Kabupaten Bojonegoro “


MENENTUKAN ISU STRATEGIS
1.      Angka Kematian Ibu Indonesia (AKI)
Setiap tahun, di seluruh dunia, diperkirakan terjadi 358.000 kematian ibu dan sekitar 99% kematian tersebut terjadi di negara berkembang yang miskin dan sekitar 67% merupakan sumbangan sebelas negara temasuk Indonesia.(Sarwani et al., 2008)
Penurunan AKI di Indonesia terjadi sejak tahun 1991 sampai dengan 2007, yaitu dari 390 menjadi 228. Namun demikian, SDKI tahun 2012 menunjukkan peningkatan AKI yang signifikan yaitu menjadi 359 kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup. AKI kembali menujukkan penurunan menjadi 305 kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup berdasarkan hasil Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS) 2015. Gambaran AKI di Indonesia dari tahun 1991 hingga tahun 2015 dapat dilihat pada Gambar(Kesehatan & Indonesia, n.d.)
        Angka Kematian Ibu (AKI) mencerminkan risiko yang dihadapi ibu-ibu selama kehamilan sampai dengan paska persalinan yang dipengaruhi oleh status gizi ibu, keadaan sosial ekonomi, keadaan kesehatan yang kurang baik menjelangkehamilan, kejadian berbagai komplikasi pada kehamilan dan kelahiran,tersedianya dan penggunaan fasilitas pelayanan kesehatan ternasuk pelayanan prenatal dan obstetri. Tingginya angka kematian ibu menunjukkan keadaan sosialekonomi yang rendah dan fasilitas pelayanan kesehatan termasuk pelayanan prenatal dan obstetri yang rendah pula. Kematian ibu biasanya terjadi karena tidak mempunyai akses kepelayanan kesehatan ibu yang berkualitas, terutama pelayanan kegawatdaruratantepat waktu yang dilatarbelakangi oleh terlambat mengenal tanda bahaya danmengambil keputusan, terlambat mencapai fasilitas kesehatan, serta terlambat mendapatkan pelayanan di fasilitas kesehatan. Selain itu penyebab kematian maternal juga tidak terlepas dari kondisi ibu itu sendiri dan merupakan salah satu dari kriteria 4 “terlalu”, yaitu terlalu tua pada saat melahirkan (>35 tahun), terlalu muda pada saat melahirkan (<20 tahun), terlalu banyak anak (>4 anak), terlalu rapat jarak kelahiran/paritas (<2 tahun).  (Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, 2016)
2.      Angka Kematian Ibu Provinsi  Beojonegoro
Capaian Angka Kematian Ibu (AKI) di Kabupaten Bojonegoro cenderung meningkat selama 2 tahun terakhir, sempat mengalami penurunan di Tahun 2014 dan meningkat tajam di 2015 dan 2016. Angka kematian Ibu di Kabupaten Bojonegoro pada Tahun 2016 adalah 129,23 per 100.000 kelahiran hidup. Jumlah kematian ibu maternal  di Kabupaten Bojonegoro tahun 2016 sebanyak 23 orang yang tersebar di 19 puskesmas(Dinas Kesehatan Kabupaten Bojonegoro, 2017)
AKI di Kabupaten Bojonegoro ini meningkat di atas  target MDGs tahun 2015 yaitu sebesar 102/100.000 KH dan SDGs Tahun  2016 yaitu 40/100.000 KH. Berikut ini trend capaian AKI di Kabupaten Bojonegoro sejak Tahun 2008 sampai dengan Tahun 2016

            Secara Nasional, AKI juga mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Berdasarkan SDKI tahun 2013 AKI di Indonesia mencapai 359/100.000 KH, angka ini meningkat tajam dibandingkan dengan AKI tahun 2012 yaitu 228/100.000 KH (SDKI Tahun 2012). Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator bidang kesehatan yang menjadi salah satu point target pencapaian MDG’s Tahun 2015 khususnya tujuan ke 5 dan dilanjutkan dalam SDGs yaitu pada tujuan ke 3. Target MDGs adalah menurunkan Angka Kematian Ibu hingga tiga per empat dalam kurun waktu 1990-2015, dimana pada Tahun 2015 MDGs mentargetkan AKI sebesar 102/100.000 KH dan target dalam SDGs sebesar 40/100.000 KH.
Sehingga :
Ø  Issue strategis : AKI di Kabupaten Bojonegoro ini meningkat tajam di atas  target MDGs tahun 2015 yaitu sebesar 102/100.000 KH dan SDGs Tahun  2016 yaitu 40/100.000 KH.
Ø  Tujuan : Diperolehnya komitmen dan dukungan dalam upaya kesehatan, baik berupa kebijakan, tenaga, dana, sarana, kemudahan, keikutsertaan dalam kegiatan, maupun berbagai bentuk lainnya sesuai keadaan dan usaha untuk AKI di Kabupaten Bojonegoro Menurun pada Tahun 2017

SASARAN ADVOKASI
Sasaran advokasi AKI di kabupaten Bojonegoro ini terdiri dari para pemangku kebijakan, pengambil keputusan, pembuat kebijakan, pembuat opini, penyusun draft Pelaku Advokasi adalah siapa saja yang peduli terhadap upaya kesehatan, dan memandang perlu adanya mitra untuk mendukung upaya tersebut. Pelaku advokasi dapat berasal dari kalangan pemerintah, swasta, perguruan tinggi, organisasi profesi, LSM, dan tokoh berpengaruh. Diharapkan mereka memahamipermaalahan kesehatan, mempunyai kemampuan advokasi khusunya melakukan pendekatan persuaif, dapat dipercaya, dan sedapat mungkin dihormati atau setidaknya tidak tercela khusunya di depan kelompok saaran diantaranya:
1.         Mentri Kesehatan Indonesia
2.         Pemerintah Kabupaten Bojonegoro
3.         Dinas Kesehatan Provinsi Bojonegoro
4.         Dinas Kesehatan Seluruh Daerah di Provinsi Bojonegoro
5.         YANKES pada Provinsi Bojonegoro
6.         Dinas Pemerintahan yang berhubungan dengan AKI contohnya
7.         Pemerhati Perempuan

ALTERNATIF SOLUSI DARI ADVOKASI
Adapun alternatif solusi yang di tawarkan yaitu lebih meningkatkan kembali kinerjanya melalui :
1.      ”JASA SI MAMA”. Jasa si mama merupakan strategi penurunan AKI yang terdiri dari Kerjasama, Skill, Manajemen, dan Pemberdayaan Masyarakat
2.      Upaya kerjasama dilaksanakan dengan lintas program maupun lintas sektor kegiatannya meliputi pelaksanaan ANC terpadu, Koordinasi faskesdas-rujukan, GSI, pembentukan Tim Waspada Risti dan GEBRAK.
3.      Peningkatan ketrampilan (Skill) dilaksanakan melalui kegiatan Pelatihan  tenaga   kesehatan, Pelaksanaan Kelompok Belajar  Bidan ( KEJAR BIDAN ), refreshing, review dan simulasi ketrampilan. 
4.      (Pemantauan capaian program: Pemantauan Wilayah Setempat, Pembinaan Pencatatan & Pelaporan).
5.      Kegiatan pemberdayaan masyarakat dilaksanakan melalui Pemantapan kemitraan bidan dan dukun bayi, Pengembangan Kelas Ibu Hamil, Pemantapan P4K (Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan
Komplikasi),
6.      Pembentukan Tim Waspada Risti Tingkat Kecamatan dan Desa, AMP (Audit Maternal Perinatal) Sosial, Pemberdayaan organisasi massa & wanita dalam AKI serta pendampingan semua ibu hamil resiko tinggi oleh kader.

PERAN YANG DI HARAPKAN
Peran yang di harapkan pada proses advokasi AKI yaitu :
1.      Adanya kedekatan, antara pemangku kebijakan agar dapat dengan mudah menyuarakan, memberikan saran, memberikan masukan demi tercapainya angka kematian ibu yang rendah dan hampir mendekati angka 0 dan peningkatan fasilitas layanan kesehatan lainnya.
2.      Adanya kepercayaan, dengan adanya kepercayakan kita mampu memberikan alternatif solusi dengan mudah demi tercapainya angka kematian ibu yang rendah dan hampir mendekati angka 0 dan peningkatan fasilitas layanan kesehatan lainnya.
3.      Adanya kepedulian, ketika kepedulian ada maka simpati kepada masalah kematian ibu akan di perhatikan sehingga program program yang di tawarkan pun akan tercapai dan sistem pengawasan yang baik.
Semua Peran yang di harapkan oleh advokator akan berujung kepada demi tercapainya Dukungan Kebijakan, Sumber daya, Fasilitas/kemudahan, Keterlibatan langsung oleh sasaran advokasi yang telah di jelaskan.
WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN ADVOKASI
Adapun waktu dan tempat pelaksanaan advokasi ini yaitu
Tempat  : Depan Kantor Bupati Bojonegoro Jl. P. Mas Tumapel No. 1, Bojonegoro - Jawa Timur
Waktu : Jam 08:00


MENYUSUN POA ADVOKASI AKI (KEMATIAN IBU)

POA ADVOKASI PENURUNAN ANGKA KEMATIAN IBU
ADVOKASI : PENURUNAN ANGKA KEMATIAN IBU
KABUPATENBOJONEGORO
PJ : Shinta Widya Puspita

DESKRIPTIF INTERVENSI
TUJUAN
TARGET
RINCIAN KEGIATAN
STRATEGI KEGIATAN
SUMBER DAYA
PERSONIL/INSTITUSI TERKAIT
SASARAN LANGSUNG
TEMPAT KEGIATAN
WAKTU
JENIS
ASAL
LANGSUNG
PENDUKUNG
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
Memberikan Orasi tentang fakta terkini serta dampak AKI

Memberikan pengetahuan tentang fakta terkini tentang AKI dan memberitahukan dampak dampak akibat AKI

Seluruh pengguna jalan yang ada di tempat lokasi advokasi
1. Persiapan:
-       Sarana dan prasarana (Pembuatan media, surat izin, surat undangan,ATK)
2. Pelaksanaan:
   Pengkondisian
Pembukaan oleh korlap orasi
Pembagian brosur
Penutupan
Mahasiswa dan personil dari organisasi yang mendukung penurunan AKI
Tokoh Masyarakat, Kader
Para pemangku kebijakan dan masyarakat luas
Bojonegoro Jl. P. Mas Tumapel No. 1, Bojonegoro
Pukul 08:00 am
Alat : Pengeras Suara
Media:
Brosur
Spanduk
Karton
Lembaga kemahasiswaan dan organisasi pendukung
Melakukan negosiasi bersama pemkab kabupaten bojonegoro
Memberikan fakta terkini tentang AKI dan dampak AKI serta melakukan negosiasi terhadap alternatif solusi yang di tawarkan
Pemkab Kabupaten Bojonegoro
1. Persiapan:
Mmelakukan orasi setengah jam kemudian di lanjutkan dengan negosiasi
2. Pelaksanaan:
   Pengkondisian
Pembukan penyampaian aspirasi dan penunjukan data tentang AKI
Negosiasi
Tanya Jawab
Penutupan


Perwakilan Mahasiswa dan personil dari organisasi yang mendukung penurunan AKI
Tokoh Masyarakat, Kader
Para pemangku kebijakan terutama pemkab bojonegoro
Bojonegoro Jl. P. Mas Tumapel No. 1, Bojonegoro
Pukul 09:00 am
Media:
Data

Puskesmas dan Profil Kesehatan Bojonegoro


DAFTAR PUSTAKA
Dinas Kesehatan Kabupaten Bojonegoro. (2017). Tahun 2016.
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. (2016). Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2016. Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2016, 3511351(24), 47–83.
Kesehatan, K., & Indonesia, R. (n.d.). PROFIL KESEHATAN INDONESIA.
Sarwani, D., Nurlaela, S., Kesehatan, J., Fakultas, M., Dan, K., Kesehatan, I.-I., & Soedirman, U. J. (2008). Analisis Faktor Risiko Kematian Ibu (Studi Kasus di Kabupaten Banyumas). Universitas Jenderal Soedirman, 10.

Posting Komentar

0 Komentar