Iklan atas - New

Teori dan Sifat Kepemimpinan Dalam Bidang Kesehatan


Teori kepemimpinan saat ini mengamali perkembngan yang cukup pesat, perdebatan bahwa pemipin itu dilahirkan ataukah diciptakan atau keduanya berjalan terus bukan hanya dalam teori kepemimpinan secara keseluruhan tetapi itu juga terjadi dalam implementasinya dalam bidang kesehatan. demikian halnya sifat dan karakteristik yang dimiliki oleh seorang pemimpin, para pakar mempunyai pandangan berbeda yang sifatnya saling complementary sampai pada saat teori kontemporer kepemimpinan saat ini.

Teori Kepemimpinan

kebanyakan pihak dalam kepemimpinan organisasi menyetujui bahwa teori utama kepemimpinan adalah : ciri, gaya kepemimpinan dan kontigensi (kadang disebut gaya kepemimpinan situasional).

meskipun demikian, gaya kepemimpinan dan teori kontigensi yang mendominasi literatur saat ini, sementara teori sifat secara umum telah diberhentikan karena masalah teoritis, metodologi dan praktis yang terlibat dalam mengidentifikasi dan mendukung daftar sifat secara konsisten (warrick, 1981)

Gaya Kepemimpinan

gaya kepemimpinan diartikan sebagai cara atau gaya dalam menyiapkan arah, motifasi orang dalam mencapai tujuan, gaya kepemimpinan ini berketerkaitan dengan model perilaku yang digunakan oleh seoang pemimpin ketika berkerja dengan orang lain. gaya kepemimpinan merujuk pada cara dimana seorang pemimpin berinteraksi dengan bawahannya.

Teori dan gaya kepemimpinan

1. kepemimpinan otokratis

gaya kepemimpinan otokratis berasumsi bahwa individu individu dimotifasi oleh kekuatran eksternal seperti kekuasaan, kewenangan dan kebutuhan persetujuan. semua keputusan dibuat oleh pemimpin dan kebutuhan persetujuan, semua keputusan dibuat oleh pemimpin cenderung menggunakan paksaan, sanksi dan arahan untuk mengubah perlaku pengikut untuk mecapai hasil. pemimpin otokratis cenderung mensentralisasi dan penghargaan untuk mengatur bawahannya. 

2. kepemimpinan demokratis

berbeda dengan gaya kepemimpinan otokratis, gaya kepemimpinan ini berpendapat bahwa indifidu-indifidu di motifasi oleh kekuatan internal bukan ekuatan eksternal. dengan demikian, indifidu-indifidu tersebut ingin memperoleh tugas. pemimpin menggunakan peranan paertisipasi dan majority rule melakuakan pekerjaan dalam menjacapi tujuan

kepemimpinan demokratis beroriantasi pada manusia dan memberikan bimbingan kepada para bawahannya. gaya kepemimpinan ini menekankan pada tanggung jawab dan kerjasama yang baik. gaya kepemimpinan demokratis mendelegasikan otoritas atau kewenangan yang dimiliki oleh pemimpin kepada orang lain dan mendorong lahirnya partisipasi dari karyawan.

3. kepemimpinan laizzes fair

gaya kepemimpinan laizizes fair ini memiliki pandangan bahwa individu individu tetap perlu dimotifasi oleh kekuatan dan dorongan internal dan individu individu cenderung untuk diberi kesempatan untuk mengambil keputusan sendiri tentang bagaiman melakukan dan menyelesaikan pekerjannya.

gaya kepemimpinan ini menekangkan bahwa pemimpin tidak memfasilitasi dan tidak menyiapkan bimbingan dan arahan, hanya sedikit kekuasaan dan memberi banyak kebabasan dan kewenangan kepada para bawahannya untuk mengambil keputusan dan menjalangkan program yang sudah ada. pemimpin hanya merupakan simbol dan biasanya tidak memiliki keterampilan teknis. semua pekerjaan dan tanggung jawab harus dilakukan oleh bawahannya sendiri.

Kepemimpinan transformasional dan transaksional

perkembangan selanjutnya mengenai teori kepemimpinan adalah minculnya kepemimpinan transaksional dan trasformasional, kepemimpinan trasnsaksional ini mempunyai ciri perancangan tujuan tugas, penyediaan sumber daya dan penghargaan terhadap kinerja. selanjutnya kepemimpinan transformasinal merupakan perluasan dari kepemimpinan transsaksional, yaitu lebih dari sekedar pertukaran dan kesepakatan, 

Posting Komentar

0 Komentar